CRS Katarak
CRS Katarak
Pasien datang ke poli RSUD Al-Ihsan dengan keluhan mata kanan buram
seperti melihat asap berkabut sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan
bertahap dan terus menerus menjadi semakin berkabut.
Keluhan menyebabkan pasien kesulitan melakukan aktivitas membaca.
Pasien menyangkal adanya penggunaan obat tetes mata yang
dipakai terus-menerus seperti cendoxitrol, cendostatrol ataupun polidex,
pasien mengaku menggunakan meminum jamu-jamuan dan obat warung
ketika merasa lelah.
Pasien menyangkal adanya nyeri mata, mata merah, mata berair,
penglihatan silau, bengkak dan menyangkal pernah mengalami adanya
benturan pada matanya. Pasien menyangkal memiliki riwayat kencing
manis,
dan darah tinggi. Pasien mengatakan baru pertama kali datang ke poli mata
, dan belum pernah mengobati keluhan pada matanya.
Pasien mengatakan di neneknya pernah memiliki ada yang keluha
n yang sama dengan dirinya. Pasien memiliki riwayat merokok selama kura
ng lebih 30 tahun.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat trauma: -
• Riwayat Penyakit Sistemik : -
o Riwayat Hipertensi: +
o Riwayat penyakit Diabetes Mellitus: -
o Riwayat kolesterol: -
Menengah-kebawah
PEMERIKSAAN FISIK
status generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign :
Tek. Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 75 kali/menit
Laju Napas : 20 kali/ menit
Suhu : Afebris
BB/TB : Tidak diukur
Penyakit Sistemik
Status Oftalmologikus Visus Dasar 0,15 PH: 0,3 F2 0,3 PH: 0,6 F2
TIO : Digital - -
Ortoforia Ortoforia
Duksi : baik
Versi : baik
Konjungtiva Bulbi Injeksi (-), hiperemis (+) Injeksi (-), hiperemis (-)
tampak selaput berbentuk
segitiga dari nasal dan apex
melewati limbus dan ditepi
kornea (pterigium grade I)
Diameter 3 mm 3mm
Conjungtiva tarsus Papil (-), folikel (-). Papil (-), folikel (-)
Conjungtiva bulbi Injeksi (-), hiperemis (-), Injeksi (-), hiperemis (-)
tampak selaput berbentuk
segitiga dari nasal dan apex
melewati limbus dan ditepi
kornea.
Conjungtiva bulbi Injeksi (-), hiperemis (-), Injeksi (-), hiperemis (-)
tampak selaput berbentuk
segitiga dari nasal dan apex
melewati limbus dan ditepi
kornea.
DIAGNOSIS KERJA
Katarak Sub Kapsularis Posterior OD + Katarak Senilis Insipien OS + HT +
Pterigium grade II OD
PENATALAKSANAAN
• Edukasi dan konseling tentang penyakit yang dialami pasien.
• Post operasi -> setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata atau
lensa tanam okuler.
• Kombinasi antibiotik dan steroid tetes mata 6x/hari hingga 4 minggu pasca
operasi.
• Lantevir 4 x ODS
• Eyefresh 4 x ODS
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Ad Bonam
• Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
• Quo ad Sanationam : Ad Bonam
ANATOMI LENSA
•Struktur transparan yang mentransmisikan da
n memfokuskan cahaya yang masuk ke mata.
•Bentuk biconvex, avascular, tranparant, jernih
•Lokasi: posterior iris, anterior vitreous humor
•Ukuran : diameter: 9-10 mm, tebal : 5 mm,
berat 255 mg
•Komposisi: air (65%), protein (35%)
Digantung oleh zanula zinii yang melekat p
ada suspensory ligament
Lapisan:
Capsul lensa anterior
Epitel
Coretx
Nucleus
Cortex
Capsul lensa posterior (karena pad
a lapisan ini tidak terdapat epitel, se
hingga lapisan lebih tipis, sehingga
lapisan lebih cembung)
Nutrisi : aqueous humor dan vitreous humor
Fungsi lensa :
•Meneruskan cahaya/sebagai media refraksi
cahaya ke retina
•Fungsi akomodasi
KATARAK
DEFINISI
Berdasarkan usia:
1. Subcapsular cataract
- Anterior subscapular cataract: berada dibawah kapsul lensa, diakibatkan oleh
metaplasia fibrosa dari epitel lensa.
- Posterior Subcapsular cataract: dibawah kapsul posterior, tampak seperti plak
bervakuola dan bergranulasi. Keluhan penglihatan seperti melihat cahaya mobil
datang atau sinar matahari yang terang.
3. Cortical cataract: melibatkan korteks anterior, posterior, dan ekuator. Kekeruhan ber
bentuk cuneiform atau radial-spoke-like.
Berdasarkan maturitasnya:
Penuaan usia diatas 50 tahun Degenerasi dan opasifikasi lensa sudah terben
tuk
Agregasi protein perubahan komposisi protein yang beragregasi membentuk kek
eruhan.
Pembentukan lensa fiber yang abnormal (fiber ini terbentuk saat germinal epitel le
nsa gagal untuk membentuk fiber normal seperti pada posterior subcapsular catar
act.
Fibrous metaplasia pada fiber lensa dapat terjadi pada complicated cataract
MANIFESTASI KLINIS
Indikasi bedah:
1. Penurunan fungsi penglihatan yang tidak dapat lagi ditoleransi pasien
karena mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Adanya anisometropia yang bermakna secara klinis.
3. Kekeruhan lensa menyulitkan pemeriksan segmen posterior.
4. Terjadi komplikasi terkait lensa seperti peradanagan atau glaukoma s
ekunder.
Kontraindikasi bedah:
Ekstraksi lensa utuh dengan menin mengeuarkan seluruh isi lensa bersama ka
ggalkan bagian posterior kapsul len psul.
sa Dapat dilakukan pada zonula zinn yang tela
Dilakukan pada pasien : h rapuh
Imatur kontraindikasi pada usia <40 tahun yang m
kelainan endotel, keratoplasti asih mempunyai ligament hialoidea kapsua
implantasi IOL posterior r.
implantasi sekunder IOL Penyulit : astigmata, glaucoma, uveitis, end
bedah glaucoma oftalmitis dan pendarahan.
Teknik operasi yang digunakan:
1. Anamnesis
-Keluhan berdenyut sampai muntah : curiga glaukoma
-Seperti ada yang mengganjal : normal (post hecting)
-Apakah ada sekret : radang
2. Status Mata
-Visus : perbaikan/tidak
-Coa : kedalaman
-Pupil
-Iris ada prolaps/tidak
Komplikasi operasi katarak:
1. Intraoperatif
-Ruptur kapsul posterior atau zonula 2. Pasca-operasi
-Trauma pada corpus siliaris atau iris -Kekeruhan kapsul posterior
-Masuknya materi nukleus lensa ke -Cystoid macular edema
vitreus -Edema kornea
-Dislokasi lensa intraokular posterior -Ruptur atau kebocoran luka
-Perdarahan suprakoroid -Ablasio retina
-Endoftalmitis, dapat terjadi dini atau
terlambat (4 minggu bahkan 9 bulan)
-Iritis persisten
FOLLOW UP