Anda di halaman 1dari 12

7 Unsur Kebudayaan

Drs. Apip Ruhamdani, M.Pd.


Pengertian

Kebudayaan atau budaya berasal dari kata Sansakerta BUDDHAYAH


yang merupakan bentuk plural dari BUDHI, yang berarti akal. Ki Hajar
Dewantoro mengartikan kebudayaan sebagai hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh yang kuat yaitu kodrat (alam) dan masyarakat
(jaman) untuk mengatasi rintangan-rintangan dan kesukaran-kesukaran di
dalam hidup dan penghidupannya untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan.

Prof. Kuncaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan laku


manusia yang diatur oleh tata-laku, dan harus didapat melalui belajar tersusun
dalam kehidupan bermasyarakat. Mungkin ada ratusan definisi yang disusun
oleh para ahli budaya, berasal dari berbagai-bagai bangsa dan daerah dan
yang inti maknanya hampir tak berbeda.
Yang termasuk unsur budhi ialah : CIPTA, RASA, dan KARSA.

CIPTA. Manusia selalu ingin lebih tahu daripada yang telah dimiliki terutama
mengenai rahasia-rahasia alam kehidupan. Manusia selalu harus menjawab
apa-apa yang menjadi pertanyaan yang timbul pada dirinya. Maka untuk
memenuhinya menggerakan DAYA CIPTANYA atau pikirannya sehingga timbul
yang kita sebut pengetahuan.

RASA. Manusia dikudratkan memiliki perasaan yang menginginkan keindahan.


Maka rasa itulah yang menimbulkan adanya KESENIAN.

KARSA. Daya penggerak daripada kedua unsur tadi adalah karsa (kehendak).
Karsa itulah yang mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar
mencapai kebahagiaan.

KARYA adalah hasil kerja dari cipta, rasa, dan karsa buah daripada kerja itu
disebut kebudayaan.
Kebudayaan dapat dibagi dalam:
1. Kebudayaan materiil (kebudayan benda)
2. Kebudayaan kerohanian.

Kebudayaan materiil berujud benda seperti alat-alat music, arca, dsb.


Kebudayaan kerohanian sifatnya abstrak, tidak berujud tidak bisa diraba dan
dilihat karena berhubungan khusus dengan rasa.

Sebagai contoh kita ambil alat musik, umpamanya seruling. Secara benda alat, jelas
adalah budaya benda dibuat dari bambu dengan ukuran-ukuran tertentu. Akan tetapi
setelah dibunyikan, suara yang keluar dari alat itu benar-benar menyentuh rasa dan
alam jiwa. Jadi juga merupakan kebudayaan rohaniah. Begitu pula mengenai arca.
Dibuatnya dari kayu atau batu, salahsatu benda alami. Tetapi ukiran-ukiran dan
bentuk yang ditatahkan kepada benda alamiah itu setelah dilhat dengan seksama
menyentuh batiniah yang membangkitkan rasa keindahan pada diri kita.
Contoh lain kita bias mengambil suatu lukisan. Pelukis dari lukisan itu bila
menjual lukisannya akan menerima uang yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya (materiil). Tetapi uang yang dibayarkan untuk lukisan
itu sangat jauh nilainya bila dibandingkan dengan nilai benda-benda yang
dipakai untuk membuat lukisan itu. Bahkan hasil karya dari berbagai-bagai
pelukis tidak akan sama nilainya bila diukur dengan materi hasil penjualan.
Karena ukuran yang utama ialah keindahan dari lukisan itu, yang setelah
dilihat dengan mata menyentuh dan menggerakan batin pembeli, sehingga
salah satu unsure budhinya yaitu rasa indah (estetis) bangkit karenanya

Dengan demikian jelas kirasanya bahwa penilaian tinggi rendahnya


budaya suatu bangsa tidak diukur hanya karena besar kecilnya secara
materil, tetapi unsur lainnya ikut pula menentukan (bahkan sebagian besar)
seperti : kepribadian, cara-cara hidup, dll.
Prof. Kuncaraningrat membagi unsur-unsur itu menjadi tujuh
(7) buah yaitu :

•Sistem religi dan upacara-upacara religious.


Setiap religi yang bersumber kepada kepercayaan (geloof) dan
keyakinan (overtuiging) masing-masing mempunyai tata
upacaranya.
•Organisasi kemasyarakatan.
Dimana pun dan pada manusia bagaimanapun, mereka tetap
mempunyai system dan organisasi hidup bermasyarakat.
•Sistem pengetahuan.
Akal fikiran manusia menghasilkan ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh tiap kelompok manusia yang beda hanya pada
tingkatannya saja.
• Bahasa.
Alat komunikasi budaya, hubungan social, dan
pengungkapan kehidupan rohaniah manusia adalah bahasa.
Tanpa bahasa sukar bagi manusia untuk dapat
menghasilkan sesuatu. Setiap kelompok manusia
bagaimanapun keadaannya memiliki bahasa.

•Kesenian.
Sebagai hasil fikiran dan karya manusia untuk memenuhi
keinginannya akan keindahan terdapat sama dimana-mana.
•Sistem mata pencaharian.
Untuk memenuhi kebutuhan pokoknya manusia mempunyai
tata cara dalam melaksanakan mata pencahariannya.
•Teknologi dan peralatan.
Sebagai alat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia
menciptakan peralatan-peralatan hasil teknologi masing-
masing, seperti bumerang hasil karya cipta penduduk asli
Australia, dan Apollo hasil pemikiran manusia modern.

Disebabkan adanya komunikasi antar manusia dan antar budaya, sifat dan
wujud dari unsur-unsur itu selalu berubah, tetapi ada unsur-unsur yang lambat
menerima perubahan-perubahan seperti tata upacara religi. Ada lagi yang
cepat seperti teknologi. Hal ini dikarenakan kebudayaan itu tidak bisa statis
tetapi selalu berubah dinamis sesuai dengan dinamika kehidupan dan
peningkatan daya-cipta manusia yang mempunyainya. Lagipula komunikasi
budayalah yang merupakan syarat bagi perkembangan dan dinamika
kebudayaan masing-masing kelompok.
, Kebudayaan pun mempunya ujud yang dapat dibagi 3 (tiga).

•Wujud cita atau rangkaian idiil


Wujud ini sifatnya abstrak karena tempatnya ada di dalam akal-fikiran.
Kita mengetahuinya didalam gagasan-gagasan, norma-norma, nilai-nilai,
peraturan-peraturan, dan terdapat dalam karya-karya tulisan. Wujud cita
inilah yang menjadi pengatur dan pengolah tata laku manusia. Kepada
ujud ini termasuk pula adat-istiadat, karena adat ikut pula mengatur
perilaku lainnya.
•Wujud kelakuan atau system social
Disebut wujud kelakuan karena mengenai kelakuan berpola daripada
manusia, yaitu terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berhubungan,
bergaul satu sama lain, dari saar ke saat menurut pola-pola tertentu yang
landasannya adalah adat tata kelakuan. Wujud ini adalah kongkrit
sifatnya, dapat difoto/didokumentasi. Dalam lapangan studi wujud ini
digarap oleh bidang behavioral sciences yaitu lmu tentang perilaku
manusia seperti : sosiologi, antropologi
•Wujud fisik
Yaitu hasil fisik dari seluruh aktivitas, perbuatan dan karya manusia yang
terlihat, teraba oleh kita. Tetapi bagaimanapun karena kebudayaan adalah
hasil totalitas dari akal, budhi, pikiran, daya cipta, dan perbuatan manusia,
maka dengan wujud tidak terpisah-pisah satu sama lain berhubungan dan
pengaruh-mempengaruhi dan pula saling memerlukan. Begitu pula dalam
conteks kehidupan manusia yang selalu complex, maka dalam lapangan
studi-pun bidang-bidang ilmu menggarap kadang-kadang suatu kesatuan
dari wujud itu dan umpamanya ilmu ekonomi menggarap wujud kelakuan
dan fisik dan pada jaman modern sekarang menggarap pula bidang
idealnya. Ilmu purbakala menggarap wujud fisik tetapi selalu membuat
referensi terhadap wujud ideal yang melatarbelakangi hasil fisik itu.

Ada tempatnya dalam wujud cita. Fungsinya mengatur perilaku manusia,


disebut pula adat tata kelakuan. Contohnya adat mengatur bagaimana
seharusnya kita makan secara sopan, bagaimana duduk menghadapi
orang tua dsb.
Adat dapat dibagi dalam tingkat-tingkat :
•Tingkat nilai budaya.
Sifatnya abstrak dan dalam hal ini ide lah yang merencanakan apa yang
dianggap bernilai dalam kehidupan kemasyarakatan. Sebetulnya rencana
ini kadang-kadang tidak rasional. Umpamanya orang-orang Indonesia
menganggap suka bekerja sama secara gotong royong dan solider adalah
bernilai. Padahal dalam kenyataan kemajuan lahiriah umumnya tercapai
dengan bersaing. Orang Barat menganggap usaha sendiri (individual)
adalah bernilai tinggi. Tetapi dapatkah segala sesuatu dilakukan
sendirian?
•Tingkat normative.
Norma-norma harus diketahui umpamanya dalam hubungan antara
atasan dengan bawahannya bagaimana sikap dan tutur-kata. Begitu pula
didalam tingkatan pancakaki keluarga. Tingkat norma lebih luas dan
beragama daripada tingkat nilai.
•Sistem hukum (baik adat maupun tertulis).
Hokum mengenai dan pula meliputi sektor-sektor kehidupan dan yang
jelas daerah beserta batas-batasnya. Undang-undang di dalam suatu
lingkungan masyarakat sangat banyak jumlah dan ragamnya.
•Aturan-aturan khusus.
Hal ini fungsinya mengatur aktivitas-aktivitas yang jelas dan terbatas
ruang lingkupnya, umpamanya peraturan lalu lintas, aturan sopan santun
seperti harus berpakaian menutup badan di muka umum, pakaian dalam
resepsi dll.

Anda mungkin juga menyukai