Anda di halaman 1dari 35

PERTEMUAN III

BAKTERI DAN FUNGI

Disusun Oleh:
Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si
BAKTERI DAN FUNGI

Bakteri  Mahkluk hidup yang memiliki sel


procaryotes, ukurannya sangat kecil (dalam
ukuran mikron) dan tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.

Fungi  Mahluk hidup yang tergolong ke


dalam eukariot. Umumnya memiliki banyak
sel, tetapi ada yang hanya memiliki satu sel
yaitu golongan ragi

Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 2


BENTUK MIKROBA

• Batang (Basil) • Bulat (kokus) • Spiral

Escherichia coli Neisseria gonorrhoeae Spirilium sp.


SEJARAH MIKROBA SEBAGAI AGEN
PENYEBAB PENYAKIT

Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 4


TEORI MIKROBA SEBAGAI
PENYEBAB PENYAKIT
Belajar dari proses Fermentasi:
Aktivitas mikroba dapat merubah secara fisik dan kimiawi
pada bahan-bahan organik

Streptococcus lactis Rhizopus sp. Acetobacter xylinum


ORANG PERTAMA MELIHAT TEORI
MIKROBA SEBAGAI PENYEBAB
PENYAKIT

 Agostino Bassi Penyakit Pada Ulat Sutra


(1834)
ORANG PERTAMA MEMBUKTIKAN
TEORI MIKROBA SEBAGAI
PENYEBAB PENYAKIT

 Pencucian Alat-alat Pembedahan


menggunakan Asam Karbol atau Fenol

 Menurunkan angka kematian dan


infeksi pada tindakan pembedahan

 Joseph Lister (1860)  Awal tindakan sterilisasi, disenfeksi


Ahli Bedah Inggris dalam melakukan tindakan medis
ORANG PERTAMA MEMBUKTIKAN
TEORI MIKROBA SEBAGAI
PENYEBAB PENYAKIT

 Menemukan Bakteri Penyebab


penyakit anthraks di dalam darah
hewan yang sakit
 Membiakan Bakteri Penyebab
Anthraks pada media buatan

 Menginokulasikan biakan Bakteri


pada heawan yang sehat yang
menyebabkan hewan sakit dan mati

 Mengisolasikan kembali bakteri yang


diinokulasikan tadi dari darah
heawan dan hasilnya cocok dengan
 Robert Koch (1876)
Dokter Bagsa Jerman bakteri yang dia temukan
sebelumnya
STREPTOCOCCUS VIRIDANS
 Termasuk dalam Bakteri
Gram Positif (berwarna
biru/ungu)
 Berbentuk bulat
tersusun dalam bentuk
rantai
 Paling umum pada
saluran pernapasan
Ket:
• Pengamat Mikroskopis
bagian atas
• Bentuk morfologi  Menjaga keadaan
• Sifat gram (+)
• 10/29/2019
Metode Pewarnaan Gram normal selaput mukosa
Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 10
STAPHYLOCOCUS EPIDERMIS

 Hidup pada kulit dan


membran mukosa
manusia
 Berbentuk kokus,
dan berdiameter 0,5
– 1,5 µm

Ket:
 Bakteri fakultatif
• Pengamat Mikroskopis
• Bentuk morfologi  Dapat menyebabkan
• Sifat gram (+)
• 10/29/2019
Metode Pewarnaan Gram
infeksi oportunistik
Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 11
PITYROSPORUM OVALE
 Flora normal di kulit
kepala, hidung,
kelopak mata, lipatan
nasolobial dan dada
 Berbentuk oval
seperti botol,
berukuran 1-2 x 2-4
mm
Ket:
• Pengamat Mikroskopis  Jamur penyebab
• Bentuk morfologi
utama ketombe
10/29/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 12
CANDIDA ALBICANS

 Flora normal di usus


kecil bagian atas
dan Vagina

 Berbentuk seperti
telur (ovoid) dengan
diameter 3-5 µm
Ket:  Jamur penyebab
• Pengamat Mikroskopis
• Bentuk morfologi
kandidiasis
10/29/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 13
PENYAKIT SIPILIS PADA IBU
HAMIL

Penyebab:

 Bakteri Treponema
pallidum

 Seks Bebas

 Sering berganti
pasangan
SISTEM IMUNITAS

Melindungi dan
menditeksi tubuh
dari:
• Virus
• Bakteri
• Fungi
• Parasit
Memusnakan:
• Toxi
• Casinogen
Sistem Imunitas
• Polusi
29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 15
FUNGSI SISTEM IMUN

1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit.

2. Menghancurkan dan menghilangkan


mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk
ke dalam tubuh.

3. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak


untuk perbaikan jaringan.

4. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.


29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 16
AKTIVITAS BERKAITAN DENGAN SISTEM
PERTAHANAN

1. Petahanan terhadap patogen penginvasi.

2. Pengeluaran sel-sel yang rusak.

3. Identifikasi dan destrksi sel abnormal/ mutan


yang berasal dari dalam tubuh

4. Respon imun yang tidak sesuai yang


menimbulkan alergi

5. Penolakan sel sel jaringan asing

29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 17


SEL-SEL EFEKTOR PADA
SISTEM IMUN

1. Neutrofil : Sel fagositik yang dapat memakan dan


menghancurkan bahan-bahan yang tidak perlu
2. Eosinofil: Mengeluarkan zat-zat kimiawi yang menghancurkan
cacing parasit dan berperan manifestasi alergi.
3. Limfosit :
a. Limfosit B : berubah menjadi sel plasma yang
mengeluarkan antibodi yang secara tidak langsung destruksi
zat asing
b. Limfosit T : Berperan dalam imunitas seluler degan
destrUksi langsung melalui cara nonfagosit
4. Monosit: berubah menjadi makrofag

29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 18


29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 19
TAHAP RESPON IMUN

1. Deteksi & mengenali benda asing

2. Komunikasi dgn sel lain untuk berespons

3. Rekruitmen bantuan & koordinasi


respons

4. Destruksi atau supresi penginvasi

29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 20


ISTILAH DALAM IMUNOLOG

Antigen : Sebuah zat yang merangsang


respon imun, terutama dala menghasilkan
antibodi.
Antibodi : glikoprotein dengan struktur tertentu
yang disekresi dari limfosit-B
Sel B : limfosit yang memainkan peran penting
pada imunitas humoral
Sel T : limfosit yang memainkan peran penting
imunitas seluler .

29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 21


TYPE IMUNITAS TUBUH

Pertahanan
Fisik

Pertahanan
Biokimia
Non Spesifik
(alamiah)
Pertahanan
Humoral

Pertahanan
Sistem Imun
Selular

Pertahanan
Humoral
Spesifik
(adaptif)
Pertahanan
29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si Selular 22
SISTEM IMUNITAS NONSPESIFIK

Sistem Imunitas Nonspesifik (alami) merupakan


kekebalan tubuh yang diperoleh sejak lahir,
tidak memiliki target, terjadi beberapa menit
sampai jam.

Dapat mendeteksi adanya benda asing &


melindungi tubuh dari kerusakan yang
diakibatkannya, namun tdk dpt mengenali
benda asing yang masuk ke dalam tubuh

29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 23


SISTEM IMUNITAS NONSPESIFIK

1. Pertahanan Fisik/Mekanik
 Pertahanan fisik umumnya melindungi tubuh dari
penyakit yang berasal dari lingkungan atau luar
tubuh kita. Pertahanan ini merupakan
perlindungan pertama pada tubuh kita.
 Contohnya: Kulit, Selaput lendir, silia saluran
nafas, batuk, dan bersin dapat mencegah kuman
patogen yang masuk ke dalam tubuh.
29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 24
SISTEM IMUNITAS NONSPESIFIK

2. Pertahanan Biokimia
Pertahanan yang berupa zat-zat kimia yang
akan menangani mikroba yang lolos dari
pertahanan fisik

Contohnya: pH asam yang dikeluarkan oleh


kelenjar keringat, Asam Lambung yang
diproduksi oleh lambung, air susu, dan saliva
29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 25
29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 26
Sistem Imunitas Nonspesifik

3. Pertahanan Humoral
 Pertahanan yang melibatkan molekul-molekul yang
larut untuk melawan mikroba.
 Contohnya:
1. INF (Interfenon)  Protein yang menginduksi
protein antivirus
2. Defensin/Kataisidin  Dapat membunuh Mikroba
3. Sistem Komplemen  Membunuh mikroba
pathogen
29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 27
Sistem Imunitas Nonspesifik

4. Pertahanan Selular
Pertahanan yang melibatkan sel-sel imun
untuk melawan microba
Contohnya: Sel-sel yang ditemukan
disirkulasi darah dan ada juga yang
dijaringan. (Sirkulasi darah : Noutrofil, Basofil,
Eusinofil, Monosit) (Jaringan : Sel makrofag,
dan Sel NK).
29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 28
SISTEM KEKEBALAN SPESIFIK

Atau sistem kekebalan adaptif dapat


menghancurkan patogen yang lolos dari
sistem kekebalan non-spesifik
Mencakup:
(1)kekebalan humoral → produksi antibodi
oleh limfosit B (sel plasma)
(2)kekebalan selular → produksi limfosit T
yg teraktivas
29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 29
SISTEM KEKEBALAN HUMORAL

Antigen (Ag) merangsang sel B berubah


menjadi sel plasma yg memproduksi
antibodi (Ab).

Ab disekresi ke darah atau limfa ∼ lokasi


sel plasma yg teraktivasi; semua Ab akan
mencapai darah ⇒ gamma globulin =
imunoglobulin (Ig)

29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 30


29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 31
TERBENTUKNYA ANTIBODI

29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 32


RESPONS PRIMER

1. Vaksin disuntikkan ke dalam tubuh seseorang.


2. Kuman tidak dapat membuat sakit karena telah
dimatikan/dilemahkan. Namun, komponen antigen yang
dibawanya dapat merangsang pembentukan antibodi yang
akan melawan kuman.
3. Salah satu Limfosit B di dalam tubuh seseorang akan
mengenali antigen di dalam vaksin.
4. Limfosit B memperbanyak diri dan membentuk “klon” sel-
sel B yang mirip.
5. Sel-sel (limfosit) B “klon” berubah menjadi sel plasma
atau sel B memori.
6. Sel plasma menghasilkan antibodi yang sudah “dilatih”
untuk mengikatkan diri dengan bakteri atau virus yang
pernah dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksin.

29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 33


RESPONS SEKUNDER

1. Seseorang terinfeksi kuman secara alami (alamiah).


2. Kuman langsung dikenali oleh Sel B memori yang
sudah terbentuk sebelumnya.
3. Sel B memori memperbanyak diri dengan cepat.
4. Sel B memori berubah menjadi sel plasma.
5. Sel plasma menghasilkan antibodi dalam jumlah
besar yang dapat mengikatkan diri secara cepat
dengan kuman dan memusnahkan kuman tersebut.

29/10/2019 Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 34


Nelky Suriawanto, S.Si., M.Si 35

Anda mungkin juga menyukai