02 TINJAUAN PUSTAKA
03 LAPORAN KASUS
04 ANALISA KASUS
05 KESIMPULAN DAN
SARAN
PENDAHULUAN
FAKTOR RESIKO
Usia, paritas, ras, gizi, genetik, iklim, sosioekonomi, DM, hiperplasentosis,
hidrop fetalis, molahidatidosa, riwayat pre-eclampsia, kehamilan pertama, usia lebih
dari 40 tahun dan remaja, obesitas, kehamilan multipler, diabetes gestasional, riwayat
diabetes, penyakit ginjal, lupus, atau rheumatoid arthritis.
ETIOLOGI
a) Tekanan darah sistolik antara 140-160 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-110
mmHg
b) Proteinuria minimal (< 2g/L/24 jam)
c) Tidak disertai gangguan fungsi organ
TATALAKSANA
3. DIURETIK
Indikasi pemberian diuretikum :Edema paru, payah jantung kongestif, edema anasarka
KONSERVATIF
- Indikasi : Kehamilan < 37 minggu tanpa disertai tanda dan gejala impending eclampsia
- Berikan : 1. Pemberian anti kejang
2. Antihipertensi
3. Induksi Maturasi Paru : deksametason 2 x 16 mg iv/24 jam selama 48 jam
4. Terminasi kehamilan : Bila pasien tidak inpartukehamilan dipertahankan, bila penderita
inpartu, persalinan dilakukan sesuai dengan indikasi
Lakukan : - Terminasi
TERMINASI
KOMPLIKASI
Dilakukan autoanamnesis
pada pasien tanggal 30
September 2019 jam 19:00 WIB.
Keluhan Tambahan : -
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
RIWAYAT
02 PENYAKIT Ayah pasien memiliki penyakit hipertensi
KELUARGA
05 RIWAYAT KB
Pasien belum pernah menggunakan KB.
STATUS GENERALIS
1 Oktober 2019
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
fetal distress/IUGR
HELLP Syndrome
oligohidramnion
. Belum dalam persalinan
CARA - Induksi sesuai protokol setelah 30 menit terapi
MELAKUKAN medisinal
Syarat induksi : BISHOP SCORE >5 Pada
TERMINASI Pasien : BISHOP SCORE < 5
SLIDE
persalinan dilakukan secara sectio caesar.
. Sudah dalam persalinan
CARA
- Kala I fase aktif dilakukan amniotomi, bila 6 jam
MELAKUKAN
setelahnya tidak terjadi pembukaan lengkap maka dilakukan
TERMINASI
sectio caesar.
- Kala II dilakukan ekstraksi vakum atau dengan forceps
Pada pasien ini setelah dilakukan terapi konservatif (seperti
MgSO4, antihipertensi, dll) tidak mengalami perbaikan dan pasien
merupakan primigravida maka dari itu diperlukan persalinan dengan
metode sectio caesar yang bertujuan untuk mencegah perdarahan.
AWESOME
SLIDE
CARA PENCEGAHAN PEB
- Perbaikan nutrisi dengan diet rendah garam dan tinggi protein, suplementasi kalsium, magnesium, seng dan
asam linoleat.
- Intervensi farmakologi dengan anti hipertensi, diuretik, teofilin, dipiridamol, asam asetil salisilat, heparin,
antioksisan, ketanserin, dll.
- Pemberian kalsium 1,5-2,0 gram/hari di dalam diet selama kehamilan, terutama di daerah kurang asupan
kalsium dan aspirin dosis rendah sebesar 75 mg/hari dimulai sejak sebelum usia kehamilan 20 minggu
- Pemberian MgSO4 IV maupun IM untuk mencegah kejang pada eklamsia
- Ibu penderita PEB dan eklamsia harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi sesudag mendapat
loading dose MgSO4.
KEMUNGKINAN PEB TERULANG
pasien ini memiliki kemungkinan terjadinya PEB di kehamilan.
3. Penanganan PEB pada kasus ini sudah tepat dan cepat sesuai dengan
tatalaksana PEB.
SARAN