Anda di halaman 1dari 62

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH

SAKIT (IPKP)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT


EDISI 1
I. KELOMPOK STANDAR (ARK,HPK,AP,
PELAYANAN BERFOKUS PADA PAP,PAB,PKPO
PASIEN MKE)

(7 BAB)
STANDAR (PMKP,PPI,TKRS,
NASIONAL II. KELOMPOK STANDAR MFK, KKS, MIRM)
AKREDITASI MANAJEMEN RS
(6 BAB)
RUMAH
SAKIT III. SASARAN KESELAMATAN
ED 1 PASIEN SKP

PONEK
HIV/AIDS
IV. PROGRAM NASIONAL TB
PPRA
GERIATRI
V. INTEGRASI PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM IPK
PELAYANAN
P
PENERAPAN STANDAR IPKP
Seluruh Rumah Sakit

Snars I

Proses Pendidikan (+) Proses Pendidikan (-)

Sudah ditetapkan Belum ditetapkan

- Verifikasi (tiap tahun)


- Penetapan ulang sesuai
Sertifikat (3 thn/ 5 thn) Rekomendasi utk Kemenkes
KEMKES RI

KEMENTERIAN LAIN

TNI/POLRI
KEMENDIKNAS

SWASTA

PEMDA KAB/PROP
6 STANDAR , 21 ELEMEN PENILAIAN
GAMBARAN UMUM
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 3 & 4 tentang asas dan tujuan & tugas dan fungsi rumah sakit
GAMBARAN UMUM
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 22 menetapkan aturan tentang rumah sakit pendidikan

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


Pasal 23 menetapkan pengaturan tentang rumah sakit pendidikan yang diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Pemerintah (Nomor 93 Tahun 2015).
GAMBARAN UMUM

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 Pasal 1


butir 15 menjelaskan bahwa Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah
sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian,
dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan
kedokteran, pendidikan berkelanjutan, dan pendidikan kesehatan
lainnya secara multiprofesi.
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 Pasal 1
butir 16, 17, dan 18 menjelaskan pengertian rumah sakit pendidikan
utama, rumah sakit pendidikan afiliasi, dan rumah sakit pendidikan
satelit.
GAMBARAN UMUM

• PP No 93 Tahun 2015 PasaL 3: rumah sakit pendidikan memiliki fungsi pelayanan,


pendidikan, dan penelitian bidang kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain.
• PP No 93 Tahun 2015 Pasal 4 (1): dalam menjalankan fungsi pelayanan bidang
kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3, rumah sakit pendidikan bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan
terintegrasi dengan mengutamakan tata kelola klinis yang baik, perkembangan
ilmu dan teknologi kedokteran, kedokteran gigi, serta kesehatan lain berbasis bukti
dengan memperhatikan aspek etika profesi dan hukum kesehatan.
• PP No. 93 Tahun Pasal 9: jenis rumah sakit pendidikan, yaitu rumah sakit pendidikan
utama, rumah sakit pendidikan afiliasi, dan rumah sakit pendidikan satelit.
GAMBARAN UMUM
PMK No 1069 tahun 2008

• PMK 1069 tahun 2008


Bab. 16 Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan (IPKP)

No Standar EP
1 IPKP.1 3
2 IPKP.2 3
3 IPKP.3 2
4 IPKP.4 4
5 IPKP.5 4
6 IPKP.6 5

6 Std 21 EP

11
MAKSUD DAN TUJUAN STANDAR IPKP

Rumah sakit pendidikan harus mempunyai mutu dan keselamatan pasien yang lebih
tinggi daripada rumah sakit nonpendidikan.
Agar mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit pendidikan tetap terjaga maka
perlu ditetapkan standar akreditasi untuk rumah sakit pendidikan.
Pada rumah sakit yang digunakan sebagai rumah sakit pendidikan, akreditasi perlu
dilengkapi dengan standar dan elemen penilaian untuk menjaga mutu pelayanan
dan menjamin keselamatan pasien.
Standar IPKP.1

Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan pemilik dan pengelola dalam
pembuatan perjanjian kerja sama penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP.1

Keputusan penetapan rumah sakit pendidikan merupakan kewenangan kementerian yang


membidangi masalah kesehatan, setelah ada keputusan bersama dalam bentuk Perjanjian
Kerjasama dari pemilik dan pengelola rumah sakit dengan pimpinan institusi pendidikan.
Mengintegrasikan penyelenggaraan pendidikan klinis kedalam operasional rumah sakit
memerlukan komitmen dalam pengaturan antara lain waktu, tenaga, dan sumber daya.
Peserta pendidikan klinis selain mahasiswa kedokteran, termasuk juga trainee / fellow,
peserta pendidikan dokter spesialis, dan peserta pendidikan tenaga kesehatan profesional
lainnya.
Keputusan untuk mengintegrasikan pendidikan klinis kedalam operasional pelayanan RS
paling baik dibuat oleh jenjang pimpinan tertinggi yang berperan sebagai pengambil
keputusan di suatu rumah sakit bersama institusi pendidikan kedokteran, kedokteran gigi
dan profesi kesehatan lainnya yang didelegasikan kepada organisasi yang mengkoordinasi
pendidikan klinis.
Maksud dan Tujuan IPKP.1
Untuk penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit, maka para pihak harus mendapat informasi
lengkap tentang hubungan dan tanggung jawab masing-masing. Pemilik dan atau representasi pemilik
memberikan persetujuan terhadap keputusan tentang visi-misi, rencana strategis, alokasi sumber
daya, dan program mutu rumah sakit (lihat TKRS.1.1 sampai TKRS.1.3), sehingga dapat ikut
bertanggung jawab terhadap seluruh proses penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit yang harus
konsisten dengan visi-misi rumah sakit dan komitmen pada mutu dan keselamatan pasien serta
kebutuhan pasien.
Rumah sakit mendapat informasi tentang output dengan kriteria-kriteria yang diharapkan dari institusi
pendidikan dari pendidikan klinis yang dilaksanakan di rumah sakit untuk menjaga mutu pelayanan
dalam penyelenggaraan pendidikan klinis di rumah sakit.
Rumah sakit menyetujuI kuota dan kriteria penetapan peserta pendidikan dan harus dimasukan dalam
perjanjian kerjasama
Elemen Penilaian IPKP.1

1. Ada surat keputusan penetapan rumah sakit pendidikan yang masih


berlaku. (D)
2. Ada kerjasama antara rumah sakit dengan institusi pendidikan yang
sudah terakreditasi. (D)
3. Jumlah penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas rumah sakit
harus dicantumkan dalam perjanjian kerjasama. (D)
INSTRUMEN TELUSUR
Elemen penilaian IPKP.1 Telusur Skor

1. Ada penetapan rumah sakit D 1) Bukti tentang 10 TL


Keputusan/persetujuan dari pemilik 5 TS
pendidikan yang masih berlaku. atau wakil pemilik rumah sakit 0 TT
(D) 2) Bukti sertifikat penetapan RS
Pendidikan dari Kemenkes RI

2. Ada kerjasama antara rumah D Bukti tentang : 10 TL


1) daftar Institusi pendidikan yang 5 TS
sakit dengan institusi pendidikan kerjasama dengan RS 0 TT
yang sudah terakreditasi. (D) 2) perjanjian kerja sama antara RS
dengan institusi pendidikan yang
sudah terakreditasi
3) bukti sertifikat akreditasi institusi
pendidikan pada ad. 2)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 18


Elemen penilaian IPKP.1 Telusur Skor

3. Jumlah penerimaan peserta didik D Bukti tentang : 10 TL


1) Pernyataan dalam perjanjian 5 TS
sesuai dengan kapasitas rumah sakit kerjasama tentang pengaturan 0 TT
harus dicantumkan dalam perjanjian jumlah, jenis dan jenjang peserta
didik yang dapat diterima
kerjasama. (D) 2) Daftar peserta didik per-periode
per-bagian

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 19


PERJANJIAN KERJASAMA

RS PENDIDIKAN BIPARTIT
INSTITUSI PENDIDIKAN
UTAMA

RS PENDIDIKAN
UTAMA
RS PENDIDIKAN AFILIASI / TRIPARTIT
RS PENDIDIKAN SATELIT
INSTITUSI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT FK/FKG/STIKES

PKS
Standar IPKP.2

Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di


rumah sakit mempunyai akuntabilitas manajemen, koordinasi, dan prosedur
yang jelas.
Maksud dan Tujuan IPKP 2

Organisasi yang mengkoordinasi pendidikan klinis bertanggung jawab untuk


merencanakan, memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan program pendidikan
klinis di rumah sakit.
Organisasi yang mengkoordinasi pendidikan klinis melakukan penilaian berdasarkan
kriteria yang sudah disetujui bersama.
Organisasi yang mengkoordinasi pendidikan klinis harus melaporkan hasil evaluasi
penerimaan, pelaksanaan dan penilaian output dari program pendidikan kepada
pimpinan rumah sakit dan pimpinan institusi pendidikan.
Maksud dan Tujuan IPKP.2

• Unit fungsional yang mengoordinasi pendidikan di rumah sakit menetapkan


kewenangan, perencanaan, monitoring implementasi program pendidikan klinis,
serta evaluasi dan analisisnya.
• Kesepakatan antara rumah sakit dan institusi pendidikan kedokteran, kedokteran gigi,
dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya harus tercermin dalam organisasi dan
kegiatan organisasi yang mengoordinasi pendidikan di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP.2

Rumah sakit memiliki regulasi yang mengatur:


1). kapasitas penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas rumah sakit yang dican
tumkan dalam perjanjian kerja sama;
2). persyaratan kualifikasi pendidik/dosen klinis;
3). peserta pendidikan klinis di rumah sakit.
Rumah sakit mendokumentasikan daftar akurat yang memuat semua peserta pendidikan
klinis di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP.2
Rumah sakit harus mempunyai dokumentasi :
a.surat keterangan peserta didik dari institusi pendidikan;
b.ijazah, surat tanda registrasi, dan surat izin praktik yang menjadi persyaratan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
c.klasifikasi akademik;
d.identifikasi kompetensi peserta pendidikan klinis; dan
e.pencapaian kompetensi yang diinginkan.
Untuk setiap peserta pendidikan klinis dilakukan pemberian kewenangan klinis / UTW untuk
menentukan sejauh mana kewenangan yang diberikan secara mandiri atau di bawah supervisi.
Elemen Penilaian IPKP.2
Elemen Penilaian IPKP.2
1. Ada regulasi tentang pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan
pendidikan klinis yang telah disepakati bersama meliputi 1) sampai
dengan 3) di maksud dan tujuan. (R)
2. Ada daftar lengkap memuat nama semua peserta pendidikan klinis yang
saat ini ada di rumah sakit. (D)
3. Untuk setiap peserta pendidikan klinis terdapat dokumentasi yang berisi
data meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D)
INSTRUMEN TELUSUR
Elemen penilaian IPKP.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengelolaan R Regulasi tentang semua jenis 10 TL
dan pengawasan pelaksananaan pendidikan klinis yang ada di RS, -
pendidikan klinis yang telah yang mengatur tentang 0 TT
pengelolaan dan pengawasan
disepakati bersama meliputi 1)
proses pendidikan yang dibuat
sampai dengan 3) di maksud dan secara kolaboratif
tujuan. (R) (SK Komkordik/Timkordik)

2. Ada daftar lengkap memuat nama D Bukti tentang daftar lengkap 10 TL


semua peserta pendidikan klinis peserta peserta pendidikan klinis
yang saat ini ada di rumah sakit. terkini dari setiap institusi
5 TS
(D) pendidikan 0 TT

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 29


Elemen penilaian IPKP.2 Telusur Skor
Bukti kelengkapan dokumen peserta
3. Untuk setiap peserta pendidikan D 10 TL
pendidikan klinis meliputi : 5 TS
klinis terdapat dokumentasi yang 1) dokumentasi pendidikan PPDS dan 0 TT
PPDSS meliputi a) sampai dengan e)
berisi paling sedikit meliputi a)
2) dokumentasi selain pendidikan PPDS
sampai dengan e) di maksud dan dan PPDSS cukup dokumentasi a)
tujuan. (D) dan e) saja

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 30


KOMITE KOORDINASI PENDIDIKAN
 PP No. 93/2015
Ketua : RSP Utama
SK Komkordik berisi :
Wakil Ketua : Institusi Pendidikan Uraian tugas
tanggung jawab
Hak
Sekretaris : RSP Utama Wewenang
masa tugas

Institusi Jejaring RS
RSP Utama
Pendidikan Pendidikan

• Ruang sekretariat : RSP Utama


• Membuat program kerja tahunan
• Dibantu staf sekretariat Khusus  menangani kelengkapan proses pendidikan peserta
didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Standar IPKP.3

Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit disesuaikan


dengan jumlah staf yang memberikan pendidikan klinis, variasi dan jumlah
pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP.3

Pendidikan klinis di rumah sakit harus mengutamakan keselamatan pasien serta


memperhatikan kebutuhan pelayanan sehingga pelayanan rumah sakit tidak terganggu,
akan tetapi justru menjadi lebih baik dengan terdapat program pendidikan klinis ini.
Pendidikan harus dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan dalam rangka
memperkaya pengalaman dan kompetensi peserta didik, termasuk juga pengalaman
pendidik klinis untuk selalu memperhatikan prinsip pelayanan berfokus pada pasien.
 Variasi dan jumlah pasien harus selaras dengan kebutuhan untuk berjalannya program,
demikian juga fasilitas pendukung pembelajaran harus disesuaikan dengan teknologi
berbasis bukti yang harus tersedia.
 Jumlah peserta pendidikan klinis di rumah sakit harus memperhatikan jumlah staf
pendidik klinis serta ketersediaan sarana dan prasarana.
Elemen Penilaian IPKP.3

1. Ada perhitungan rasio peserta pendidikan dengan staf yang memberikan


pendidikan klinis untuk seluruh peserta dari setiap program pendidikan
profesi yang disepakati oleh rumah sakit dan institusi pendidikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. (D)
2. Ada dokumentasi perhitungan peserta didik yang diterima di rumah sakit
per-periode untuk proses pendidikan disesuaikan dengan jumlah pasien
untuk menjamin mutu dan keselamatan pasien. (D,W)
• Mahasiswa FK/FKG
• Spesialis FK - Puskesmas
• Sub-Spesialis FK
• Fellowship Trainee : RSUD,
RS Swasta
• Pendidikan FIK, Poltekes,
Pendidikan di RS • Praktik Kerja Lapangan
• PKL Nakes,
• Pelatihan Perawat, Nakes –
Nasional/regional
INSTRUMEN TELUSUR
Elemen penilaian IPKP.3 Telusur Skor
1. Ada perhitungan rasio peserta D Bukti tentang perhitungan ratio peserta 10 TL
pendidikan dengan staf yang pendidikan klinis dengan staf yang 5 TS
memberikan pendidikan klinis untuk memberikan pendidikan klinis. 0 TT
seluruh peserta dari setiap program  Koas : 1:5
pendidikan profesi yang disepakati oleh  PPDS : 1:3
rumah sakit dan institusi pendidikan  Perawat : 1:7
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (D)

D Bukti tentang : 10 TL
2. Ada dokumentasi perhitungan peserta
1) daftar jumlah peserta didik per periode, 5 TS
didik yang diterima di rumah sakit per berdasarkan perhitungan jumlah pasien 0 TT
periode untuk proses pendidikan RS/jumlah kasus yang memadai untuk proses
pencapaian kompetensi peserta didik.
disesuaikan dengan jumlah pasien untuk 2) perjanjian kerjasama dengan RS lain, bila
menjamin mutu dan keselamatan pasien. jumlah pasien RS tidak memadai
W  Komkordik/Timkordik
(D,W)  Kep Departemen
 Peserta didik

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 37


Standar IPKP.4

Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi


sebagai pendidik klinis dan mendapatkan kewenangan dari institusi
pendidikan dan rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP.4
• Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis telah mempunyai
kompetensi dan kewenangan klinis untuk dapat mendidik dan
memberikan pembelajaran klinis kepada peserta pendidikan klinis di
rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (lihat juga
KKS 10, KKS 13, dan KKS 16)
• Daftar staf yang memberikan pendidikan klinis dengan seluruh gelar
akademis dan profesinya tersedia di rumah sakit.
• Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis harus memenuhi
persyaratan kredensial dan memiliki kewenangan klinis untuk
melaksanakan pendidikan klinis yang sesuai dengan tuntutan tanggung
jawabnya. (lihat juga KKS 9, KKS 13, dan KKS 16)
Elemen Penilaian IPKP 4.
1. Ada penetapan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis dan
penetapan penugasan klinis serta rincian kewenangan klinis dari rumah
sakit. (R)
2. Ada daftar staf klinis yang memberikan pendidikan klinis secara
lengkap (akademik dan profesi) sesuai dengan jenis pendidikan yang
dilaksanakan di RS. (D,W)
3. Ada uraian tugas, tanggung jawab, dan juga wewenang untuk setiap
staf yang memberikan pendidikan klinis. (lihat juga KKS 10, KKS 13, dan
KKS 16) (D,W)
4. Ada bukti staf klinis yang memberikan pendidikan klinis telah
mengikuti pendidikan keprofesian berkelanjutan. (D)
INSTRUMEN TELUSUR
Elemen penilaian IPKP.4 Telusur Skor
1. Ada penetapan staf klinis yang R Regulasi tentang : 10 TL
memberikan pendidikan klinis dan 1) SK pendidik klinis/dosen 5 TS
penetapan penugasan klinis serta klinis/instruktur klinis dari RS 0 TT
rincian kewenangan klinis dari 2) SPK/RKK staf klinis dari RS
rumah sakit. (R) 3) SK penugasan dari institusi
pendidikan untuk seluruh staf
pendidik klinis di RS

D Bukti tentang daftar staf klinis yang 10 TL


2. Ada daftar staf klinis yang memberi
memberikan pendidikan klinis lengkap 5 TS
kan pendidikan klinis secara lengkap dengan status kepegawaiannya. 0 TT
(akademik dan profesi) sesuai dengan
 Komkordik/Timkordik
W
jenis pendidikan yang dilaksanakan di  Kepala SDM
 staf klinis
RS. (D,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 42


Elemen penilaian IPKP.4 Telusur Skor
3. Ada uraian tugas, tanggung jawab, D Bukti tentang uraian tugas dan 10 TL
dan juga wewenang untuk setiap wewenang seluruh staf pendidik klinis 5 TS
staf yang memberikan pendidikan lengkap dari seluruh institusi 0 TT
pendidikan yg bekerja sama
klinis. (lihat juga KKS 10, KKS 13, dan
KKS 16) (D,W)
W  Komkordik/Timkordik
 Staf klinis

D Bukti sertifikat pelatihan/pendidikan 10 TL


4. Ada bukti staf klinis yang memberi
berkelanjutan staf klinis yang 5 TS
kan pendidikan klinis telah mengikuti memberikan pendidikan klinis. 0 TT
pendidikan keprofesian berkelanjutan.
(D)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 43


Standar IPKP.5

Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan staf klinis di rumah sakit.
Maksud dan Tujuan IPKP. 5

• Supervisi dalam pendidikan menjadi tanggung jawab staf klinis yang memberikan
pendidikan klinis untuk menjadi acuan pelayanan rumah sakit agar pasien, staf, dan
peserta didik terlindungi secara hukum.
• Supervisi diperlukan untuk memastikan asuhan pasien yang aman dan merupakan
bagian proses belajar bagi peserta pendidikan klinis sesuai dengan jenjang
pembelajaran dan level kompetensinya.
• Setiap peserta pendidikan klinis di rumah sakit mengerti proses supervisi klinis,
meliputi siapa saja yang melakukan supervisi dan frekuensi supervisi oleh staf klinis
yang memberikan pendidikan klinis. Pelaksanaan supervisi didokumentasikan dalam
log book peserta didik dan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis.
Maksud dan Tujuan IPPK. 5
Dikenal 4 (empat) tingkatan supervisi yang disesuaikan dengan kompetensi dan juga
kewenangan peserta didik sebagai berikut:
 Supervisi tinggi: kemampuan asesmen peserta didik belum sahih sehingga keputusan
dalam membuat diagnosis dan rencana asuhan harus dilakukan oleh PPA penanggung
jawab pelayanan (DPJP dan PPJA). Begitu pula tindakan medis dan operatif hanya boleh
dilakukan oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis harus dilakukan oleh DPJP &
PPJA;
 Supervisi moderat tinggi: kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih,
namun kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan yang
dibuat peserta didik harus disupervisi oleh DPJP & PPJA. Tindakan medis dan operatif
dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung (onsite) oleh DPJP.
Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dan diverifikasi dan divalidasi
oleh DPJP & PPJA;
Maksud dan Tujuan IPKP. 5
• Supervisi moderat: kemampuan melakukan asesmen sudah sahih, tetapi kemampuan
membuat keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan harus
mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kasus gawat darurat.
Tindakan medis dan operatif dapat dilaksanakan oleh peserta didik dengan supervisi
tidak langsung oleh DPJP (dilaporkan setelah pelaksanaan). Pencatatan pada berkas
rekam medis oleh peserta didik dengan verifikasi dan validasi oleh DPJP;
• Supervisi rendah: kemampuan asesmen dan kemampuan membuat keputusan sudah
sahih sehingga dapat membuat diagnosis dan rencana asuhan, namun karena belum
mempunyai legitimasi tetap harus melapor kepada DPJP. Tindakan medis dan operatif
dapat dilakukan dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP.
Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan validasi oleh DPJP.
Maksud dan Tujuan IPPK. 5
Penetapan tingkat supervisi peserta didik dilakukan oleh staf klinis yang
memberikan pendidikan klinis, setelah melakukan evaluasi kompetensi peserta
didik menggunakan perangkat evaluasi pendidikan yang dibuat oleh institusi
pendidikan.
Beberapa alat evaluasi antara lain;
• Bed site teaching
• Mini Clinical Evaluation Exercise for trainee (Mini-CEX)
• Case Based Discusion (CBD)
• Directly Observed Procedural Skill (DOPS)
• Procedure Based Assesment (PBA)
Elemen Penilaian IPKP.5

1.Ada tingkat supervisi yang diperlukan oleh setiap peserta pendidikan klinis di rumah
sakit untuk setiap jenjang pendidikan. (R)
2.Setiap peserta pendidikan klinis mengetahui tingkat, frekuensi, dan dokumentasi untuk
supervisinya. (D,W)
3.Ada format spesifik untuk mendokumentasikan supervisi yang sesuai dengan kebijakan
rumah sakit, sasaran program, serta mutu dan keselamatan asuhan pasien. (D)
4.Ada batasan kewenangan peserta pendidikan yang mempunyai akses dalam mengisi
rekam medis. (lihat juga MIRM 13.4) (D)
INSTRUMEN TELUSUR
Elemen penilaian IPKP.5 Telusur Skor
1. Ada tingkat supervisi yang R Regulasi tentang tingkat supervisi utk 10 TL
diperlukan oleh setiap peserta semua tingkat dan jenis peserta - -
pendidikan klinis di rumah sakit pendidikan klinis, termasuk penetapan 0 TT
untuk setiap jenjang pendidikan. (R) frekwensi supervisi untuk setiap
pendidik klinis

D Bukti Informasi untuk peserta 10 TL


2. Setiap peserta pendidikan klinis
pendidikan klinis ttg tingkat,frekwensi 5 TS
mengetahui tingkat, frekuensi, dan dan cara supervisi 0 TT
O Tanda pengenal untuk tingkat supervisi
dokumentasi untuk supervisinya.
setiap peserta pendidikan klinis
(D,O,W)
W Peserta pendidikan klinis

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 51


Elemen penilaian IPKP.5 Telusur Skor
3. Ada format spesifik untuk D Bukti adanya buku log terisi lengkap 10 TL
mendokumentasikan supervisi yang untuk setiap peserta didik dengan 5 TS
sesuai dengan kebijakan rumah format yang disesuaikan dengan 0 TT
kebutuhan supervise setiap jenis
sakit, sasaran program, serta mutu
pendidikan
dan keselamatan asuhan pasien. (D)
W  Komkordik/Timkordik
 Staf klinis
 Peserta didik klinis
D Bukti pelaksanaan verifikasi seluruh 10 TL
4. Ada batasan kewenangan peserta
berkas rekam medis yang diisi oleh 5 TS
pendidikan yang mempunyai akses PPDS oleh DPJP dengan bukti ttd DPJP 0 TT
dalam mengisi rekam medis. (lihat juga
• Peserta didik
W
MIRM 13.4) (D,W) • Staf klinis RS

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 52


Standar IPKP.6

Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit
dan pelayanan yang diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
Maksud dan tujuan IPPK.6
• Dalam pelaksanaannya program pendidikan klinis tersebut senantiasa menjamin mutu
dan keselamatan pasien. Rumah sakit memiliki rencana dan melaksanakan program
orientasi dengan menerapkan konsep mutu dan keselamatan pasien yang harus
diikuti oleh seluruh peserta pendidikan klinis serta mengikutsertakan peserta didik
dalam semua pemantauan mutu dan keselamatan pasien.
• Orientasi peserta pendidikan klinis minimal mencakup :
a) program rumah sakit tentang mutu dan keselamatan pasien (lihat juga TKRS 4; TKRS 4.1; TKRS 5;
TKRS 11; dan TKRS 11.2);
b)program pengendalian infeksi (lihat juga PPI 5);
c) program keselamatan penggunaan obat (lihat juga PKPO 1);
d)sasaran keselamatan pasien.
Elemen Penilaian IPKP 6
1. Ada program orientasi peserta pendidikan staf klinis dengan materi orientasi yang
meliputi a) sampai dengan d) mengenai maksud dan tujuan (lihat juga KKS 7 EP 1).(R)
2. Ada bukti pelaksanaan dan sertifikat program orientasi peserta pendidikan klinis.
(D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan dan dokumentasi peserta didik yang diikutsertakan dalam
semua program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit. (D,W)
4. Ada pemantauan dan evaluasi bahwa pelaksanaan pendidikan klinis tidak menurun
kan mutu dan keselamatan pasien yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali
setahun yang terintegrasi dengan program mutu dan keselamatan pasien. (D) (lihat
TKRS 1.2 dan TKRS 5 EP 3)
5. Ada survei mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit atas
dilaksanakannya pendidikan klinis sekurang-kurangnya sekali setahun. (D,W)
INSTRUMEN TELUSUR
Elemen penilaian IPKP.6 Telusur Skor
1. Ada program orientasi peserta R Regulasi tentang Program orientasi 10 TL
pendidikan staf klinis dengan materi meliputi : - -
orientasi yang meliputi a) sampai 1) program rumah sakit tentang mutu 0 TT
dengan d) mengenai maksud dan dan keselamatan pasien
tujuan (lihat juga KKS 7 EP 1). (R) 2) program pengendalian infeksi (lihat
juga PPI 5);
3) program keselamatan penggunaan
obat (lihat juga PKPO 1);
4) sasaran keselamatan pasien.

2. Ada bukti pelaksanaan dan sertifikat


D Bukti pelaksanaan orientasi dan 10 TL
dokumen pelaksanaan (TOR, materi, 5 TS
program orientasi peserta pendidikan narasumber daftar hadir peserta) 0 TT
klinis. (D,W)
W  Peserta didik

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 57


Elemen penilaian IPKP.6 Telusur Skor
3. Ada bukti pelaksanaan dan D 1) Bukti pelaksanaan program 10 TL
dokumentasi peserta didik yang peningkatan mutu dan keselamatan 5 TS
diikutsertakan dalam semua pasien. 0 TT
2) Bukti penugasan peserta didik yang
program peningkatan mutu dan
diikut sertakan dalam program
keselamatan pasien di rumah sakit. peningkatan mutu dan keselamatan
(D,W) pasien
3) Bukti evaluasi keterlibatan peserta
didik
W  Peserta didik
4. Ada pemantauan dan evaluasi bahwa D Bukti evaluasi 1 tahun sekali untuk 10 TL
pelaksanaan pendidikan klinis tidak menyatakan bahwa dengan adanya 5 TS
menurunkan mutu dan keselamatan pasien pelaksanaan pendidikan tidak 0 TT
yang dilaksanakan sekurang-kurangnya menurukan mutu dan keselamatan
sekali setahun yang terintegrasi dengan pasien di RS (angka kepatuhan
program mutu dan keselamatan pasien
identifikasi pasien,cuci tangan, dll)
(lihat TKRS 1.2 dan TKRS 5 EP 3). (D)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 58


Elemen penilaian IPKP .6 Telusur Skor
Bukti pelaksanaan survei dan analisis
5. Ada survei mengenai kepuasan D 10 TL
terhadap kepuasan pasien dikaitkan 5 TS
pasien terhadap pelayanan rumah dengan kehadiran/keterlibatan peserta 0 TT
didik di RS.
sakit atas dilaksanakannya pendi
dikan klinis sekurang-kurangnya W  Pasien
 Keluarga
sekali setahun. (D,W)

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 59


Sisdik berorientasi
HARMONISASI SISTEM PENDIDIKAN & pada outcome
PELAYANAN KESEHATAN DENGAN Memperbaiki &
Meningkatkan
PENDEKATAN AHS Derajat
Kesehatan
KONTEKS NASIONAL Masyarakat

Sistem Pendidikan Sistem kesehatan


Sistem Pendidikan dan memperkuat Sistem yang terintegrasi
Sistem Kesehatan Kesehatan Nasional dengan sistem
pendidikan
Kolaborasi
Pendidikan Kesiapan Pelayanan
Kolaborasi Pelayanan
Profesi Kes PRACTICE
9 Konsep Dasar RSP Pelayanan Kesehatan
Nakes PLAN AHS
RSPU,RSPA,RSPJ yang Optimal
Rencana Penempatan
TEACHING Tenaga Kesehatan
HOSPITAL Multiprofesi
Tenaga Kesehatan AHS di wilayah/propinsi
Saat ini dan akan (Dinkes, PKM, RSUD)
datang

Pendidikan
UNIVERSITY Sarjana Kes
COM FK, FKM,
FKp, FF, FKG

Sistem Kesehatan KEBUTUHAN


terfragmentasi
dari Sistem Sisdik berorientasi KESEHATAN NASIONAL
Pendidikan pada output
TERIMA KASIH
REFERENSI
• UU no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 22-23
• UU no 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
• PP no 93 Tahun 2015 tentang rumah sakit Pendidikan
• UU no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
• UU no 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
• Permenkes 1069 tahun 2008 tentang rumah sakit Pendidikan
• Permenkes 2052 tahun 2011 tentang izin dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
• Permenkes no 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
• Peraturan KKI terkait registrasi dan pendidikan kedokteran
• Pedoman Klasifikasi dan Standar rumah sakit Pendidikan Depkes 2009
• Standar MPE JCI edisi 4
• Standar MPE JCI edisi 5

Anda mungkin juga menyukai