Anda di halaman 1dari 21

Pengawasan dan Pengendalian

Vektor dan BP di TPM

Jurusan Kesehatan Lingkungan


Poltekkes Kemenkes Semarang
Pengendalian Vektor

Adl semua kegiatan atau tindakan yg ditujukan


untuk menurunkan populasi vektor serendah
mungkin shg keberadaannya tdk lagi berisiko utk
terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu
wilayah atau menghindari kontak masyarakat dgn
vektor shg penularan penyakit tular vektor dapat
dicegah
Pengendalian vektor dan BP di TPM

Meliputi :
1. Binatang Arthropoda
2. Molusca
3. Binatang pengerat
4. Binatang/ serangga lainnya
penyebab/pembawa penyakit
Pengawasan Vektor dan BP
di Transportasi

Binatang/vektor yang sering


ditemui di
TPM antara lain :
Tikus
Kecoa
Nyamuk
Lalat
Vektor dan BP di TPM

1. Tikus
Untuk mengetahui ada tidaknya
tikus antara lain:
Dropping
Runways
Growing
Borrow
Bau tikus hidup
ditemukannya bangkai tikus
2. Kecoa
Jenis kecoa yang banyak terdapat di
Indonesia :
Periplaneta americana, Periplaneta
australasiae, Supella longipalpa

Untuk mengetahui ada tidaknya kecoa


antara lain:
bau di area atau makanan yang
diinjaknya
Sayap yang terlepas
Telur kecoa
Kotoran kecoa
3. Nyamuk
Jenis : Aedes aegypti, culex,
mansonia, Anopheles

Untuk mengetahui ada tidaknya


nyamuk antara lain:
Larva pada penampungan air
Ditemukan keberadaan nyamuk
dewasa
Penyakit yang Ditimbulkan
oleh Binatang/Vektor
di TPM
Menurut International Health
Regulation (2005), Public Health
Emergency Of International
Concern (PHEIC) adalah suatu
kejadian luar biasa yang dapat
menjadi ancaman kesehatan bagi
negara lain
Setiap kejadian yang merupakan PHEIC
Sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
1. Berdampak/berisiko tinggi bagi
kesehatan masyarakat
2. KLB atau sifat kejadian tidak diketahui
3. Berpotensi menyebar secara
International
4. Berisiko terhadap perjalanan ataupun
perdagangan
Penyakit yang ditimbulkan oleh
binatang/vektor yang dapat menyebabkan
PHEIC :
Tikus : Pes paru, Demam Lassa
 Kecoa : diare, disentri, virus hepatitis A,
polio pada anak-anak
 Nyamuk : Yellow Fever, West Nile Fever,
Demam Berdarah Dengue (DHF)
 Lalat : Kolera
Pengendalian vektor di TPM di
lakukan antara lain:

Pengendalian Non Kimia


Pencegahan secara fisik agar TPM tidak
menjadi tempat perindukan vektor dengan
upaya yang dilakukan yaitu:
Mengisolasi tempat vektor berkembang biak
Memodifikasi habitat vektor sehingga tidak
menjadi habitat vektor atau tempat yang tidak
di sukai vektor di transportasi.
Pengendalian secara lingkungan
yaitu dengan menciptakan kondisi faktor
risiko lingkungan yang bersih sehingga
vektor tidak akan betah berada di
lingkungan tersebut
 Pengendalian secara mekanis:
Menggunakan bednets, perangkap,
penutup makanan
 Pengendalian secara biologi
Menggunakan organisme hidup untuk
pengendalian larva, seperti :
 Ikan yang makan larva (misalnya, nila,
ikan mas, guppies)
 Bakteri (bacillus thuringiensis
israelensis) yang menghasilkan racun
terhadap larva dan Pakis mengambang
bebas yang mencegah pembiakan, dan
lain‐lain
Pengendalian Secara Kimia
pengendalian yang memakai
bahan kimia insektisida, baik yang
sifatnya menolak (reppelent) dan
menarik (attractant)
Bahan kimia yang dipakai untuk
pengendalian vektor :
hidrokarbon berkhlor (khlordane,
dieldrin, heptaklor, lindane)
organopospat majemuk (diazinon,
malathion, dan ronnel)

Metode :
penyemprotan atau pemaparan
Pemaparan :
diklorovos, propoxur, kepone yang
diformulasikan dalam bentuk pasta

Reppelent :
pyretrin dan dikloros

Penyemprotan :
khlordane, malathion atau ronnel,
diazinon, dieldrin atau lindane
Tujuan pengendalian vektor :

1. Menurunkan populasi vektor serendah


mungkin secara cepat sehingga
keberadaannya tidak lagi berisiko untuk
terjadinya penularan penyakit
2. Menghindari kontak dengan vektor
sehingga penyakit yang ditularkan
melalui vektor tersebut dapat dicegah
Tujuan pengendalian vektor :

3. Meminimalkan gangguan yang


disebabkan oleh binatang atau
serangga pengganggu

Anda mungkin juga menyukai