Anda di halaman 1dari 15

SPONDYLOSIS Meutia Rizki Innayah

12/328476/KU/14864
Foto vertebrae lumbosacral, AP, lateral dan oblique view,
kondisi cukup, hasil:
•Tak tampak soft tissue swelling
•Kelengkungan vertebrae lumbosacral melurus
•Tak tampak listhesis
•Trabekulasi tulang baik
•Corpus dan pedicle intact
•Tak tampak diskontinuitas tulang
•Tampak multiple osteofit VTh 11-12 dan VL 1-5, bridging
(+), tak tampak subchondral sclerotic
•Tak tampak penyempitan maupun pelebaran DIV dan FIV

KESAN:
•Spondylosis thoracolumbales
•Spasme musculus intervertebralis lumbalis
33 COLUMNA VERTEBRALIS:
7 VERTEBRA CERVICAL
12 VERTEBRA THORACAL
5 VERTEBRA LUMBAL
5 VERTEBRA SACRAL
4 VERTEBRA COCCYGEAL
VERTEBRA NORMAL
1. Transverse process
2. Pedicle
3. Superior articular process
4. Pars interarticularis (isthmus)
5. Lamina
6. Inferior articular process
7. Spinous process.
8. Interlaminar space
9. Intervertebral disc
10. Scotty dog sign
• Spondylosis adalah penyakit degeneratif tulang belakang.
• Proses degenerasi progresif pada diskus intervertebralis 
menyempitnya jarak antar vertebra  terjadinya osteofit,
penyempitan kanalis spinalis dan foramen intervertebralis dan
iritasi persendian posterior.
• Rasa nyeri disebabkan oleh terjadinya osteoartritis dan tertekan
radiks oleh kantong durameter yang mengakibatkan iskemik dan
radang.
SPONDYLOSIS LUMBALIS
• Kondisi ini lebih banyak menyerang pada wanita.
• Faktor resiko:
•Usia > 40 tahun
•Obesitas
•Duduk dalam waktu yang lama
•Kebiasaan postur yang jelek
SPONDYLOSIS LUMBAL
• Spondylosis lumbal seringkali merupakan hasil dari osteoarthritis atau
spur tulang yang terbentuk karena adanya proses penuaan atau
degenerasi.
• Proses degenerasi umumnya terjadi pada segmen L4 – L5 dan L5 – S1.
• Komponen-komponen vertebra yang seringkali mengalami spondylosis:
•Diskus intervertebralis
•Facet joint
•Corpus vertebra
•Ligamen (terutama ligamen flavum)
PERUBAHAN DEGENERATIF PADA TULANG BELAKANG
• Dehidrasi dan kolaps nukleus pulposus
• Penonjolan ke semua arah dari anulus fibrosus
• Anulus mengalami kalsifikasi
• Perubahan hipertrofik terjadi pada pinggir tulang korpus
vertebra, membentuk osteofit atau spur atau taji
• Penyempitan rongga intervertebra  sendi intervertebra dapat
mengalami subluksasi  menyempitkan foramen intervertebral
• Osteofit  menyempitkan foramen intervertebral
PERUBAHAN PATOLOGIS PADA CORPUS VERTEBRAE
• Adanya lipping  perubahan mekanisme diskus yang menghasilkan penarikan dari
periosteum dari annulus fibrosus.
• Dekalsifikasi pada corpus  faktor predisposisi terjadinya brush fracture.
• Ligamentum intervertebralis memendek dan menebal terutama pada daerah yang
sangat mengalami perubahan.
• Selaput meningeal, durameter dari spinal cord membentuk suatu selongsong
mengelilingi akar saraf dan menimbulkan inflamasi karena jarak diskus membatasi
canalis intervertebralis.
• Perubahan patologis pada sendi apophysial yang terkait dengan perubahan pada
osteoarthritis.
• Osteofit terbentuk pada margin permukaan articular dan penebalan kapsular 
penekanan pada akar saraf dan mengurangi lumen pada foramen intervertebralis.
PERUBAHAN PATOLOGI YANG TERJADI PADA DISKUS
INTERVERTEBRALIS
• Annulus fibrosus menjadi kasar, collagen fiber cenderung
melonggar dan muncul retak pada berbagai sisi
• Nucleus pulposus kehilangan cairan
• Tinggi diskus berkurang
• Perubahan ini  proses degenerasi pada diskus  bisa ada
tanpa tanda-tanda dan gejala
TANDA DAN GEJALA
• Nyeri di daerah punggung dan bokong
• Keterbatasan gerak pada regio lumbal
• Pemeriksaan neurologis  tanda-tanda sisa dari prolaps diskus
yang lama misalnya tidak adanya refleks fisiologis).
• Tanda-tanda stenosis spinal
• Neurologic claudication  lower back pain, nyeri tungkai,
numbness (kesemutan) saat berdiri dan jalan  membaik saat
duduk dan posisi supine.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
• Foto polos lumbosakral  arah anteroposterior, lateral dan oblique  melihat
keabnormalan pada tulang.
• Mielografi  tindakan invasif dengan memasukan cairan berwarna medium ke kanalis
spinalis sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat  untuk penyakit yang
berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor atau abses.
• CT scan  terbaik untuk mengevaluasi adanya penekanan tulang dan terlihat juga struktur
yang lainnya  ukuran dan bentuk canalis spinalis, recessus lateralis, facet joint, lamina,
morfologi discuss intervertebralis, lemak epidural dan ligamentum clavum.
• MRI memberikan gambaran yang lebih jelas dari CT scan.
• Electromiography/Nerve conduction study (NCS)  pemeriksaan saraf pada lengan dan
kaki  melihat adanya kerusakan pada saraf, lama terjadinya kerusakan saraf (akut/kronik),
lokasi terjadinya kerusakan saraf, tingkat keparahan dari kerusakan saraf dan memantau
proses penyembuhan dari kerusakan saraf.
X-RAY:
Dapat menilai:
• Penyempitan ruang discus intervertebralis
• Perubahan kelengkungan vertebrae dan penekanan saraf
• Osteofit/Spur formation di anterior ataupun posterior vertebrae
• Pemadatan Corpus vertebrae
• Porotik (Lubang) pada tulang
• Vertebrae tampak seperti bambu (Bamboo Spine)
• Sendi sacroiliaca tidak tampak atau kabur
• Celah sendi menghilang

Anda mungkin juga menyukai