Anda di halaman 1dari 25

AKAD ISTISHNA’ (PSAK 104)

ISTISHNA’
 Akad jual beli
 Pemesanan pembuatan barang
 Kriteria dan persyaratan barang tertentu disepakati antara
pemesan (pembeli) dan pembuat (penjual)

Rp.100 M
(1) (2)

(4) (3)

(5)
Rp.130 M

2
Istishna’ (PSAK 104):
Pengertian:
Akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria
dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (pembeli/mustashni) dan
penjual (pembuat/shani)
Pembuatan barang :
“ Shani akan menyiapkan barang yang
dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah
disepakati dengan menyiapkan sendiri atau
melalui pihak lain (isthina’ paralel)”
3
KRITERIA BARANG PESANAN (PSAK 104)
1. Memerlukan proses pembuatan setelah akad
disepakati
2. Sesuai dengan spesifikasi pemesanan
(customized), bukan produk massal
3. Harus diketahui karakteristiknya secara umum
yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas,
dan kuantitasnya.

4
RUKUN DAN KETENTUAN AKAD ISTISHNA’
 Rukun istishna ada tiga yaitu:
1. Pelaku terdiri atas pemesan
(pembeli/mustashni’) dan penjual/shani’)
2. Objek akad berupa barang yang akan
diserahkan dan modal istishna’ yang
berbentuk harga
3. ijab kabul/serah terima

5
KETENTUAN SYARIAH
1. Pelaku, harus cakap hukum dan baligh
2. Objek akad:

a. Ketentuan tentang pembayaran


1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya.

2. Harga yang telah ditetapkan dalam akad tidak boleh


berubah
3. Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan
4. Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan utang

b. Ketentuan tentang barang


1. Barang pesanan harus jelas spesifikasinya.
2. Barang pesanan diserahkan kemudian
6
3. Waktu dan penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan.
4. Barang pesanan yang belum diterima tidak boleh
dijual
5. Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang
sejenis sesuai kesepakatan.
6. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai
dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar
(hak memillih) untuk melanjutkan atau membatalkan
akad.
7. Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai
kesepakatan, hukumnya mengikat, tidak boleh
dibatalkan sehingga penjual tidak dirugikan karena ia
telah menjalankan kewajibannya sesuai kesepakatan.

7
3. Ijab kabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela diantara
pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal,
tertulis, melaluikorespondensi atau menggunakan cara-
cara komunikasi modern.

8
BERAKHIRNYA AKAD ISTISHNA’

1. Dipenuhinya kewajiban secara normal oleh


kedua belah pihak.
2. Persetujuan bersama kedua belah pihak
untuk menghentikan kontrak;
3. Pembatalan hukum kontrak. Hal tersebut
dilakukan jika muncul sebab yang masuk
akal untuk mencegah dilaksanakannya
kontrak penyelesaiannya.

9
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL (PSAK 104)
 1. Biaya perolehan istishna’ terdiri atas:
a. Biaya lansung yaitu: Bahan baku dan
tenaga kerja langsung untuk membuat
barang pesanan atau tagihan
produsen/kontraktor pada entitas untuk
istishna’ paralel.
b. Biaya tidak langsung adalah biaya overhead
termasuk biaya akad dan praakad.
c. Khusus untuk istishna’ paralel: seluruh
biaya akibat produsen/kontraktor tidak
dapat memenuhi kewajiban jika ada.
10
 Biaya prolehan/pengeluaran selama
pembangunan atau tagihan yang diterima dari
produsen/kontraktor akan diakui sebagai aset
istishna dalam penyelesaian :
 Db. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
 Cr. Persediaan, kas, utang, dan lain-lain xxx
Beban pra akad diakui sebagai beban tangguhan
dan diperhitungkan sebagai biaya istishna jika
akad disepakati. Jika akad tidak disepakati maka
biaya tersebut dibebankan pada periode berjalan:
Db. Biaya pra akad ditangguhkan xxx
Cr. Kas xxx
11
Jika akad disepakai, maka dicatat:
Db. Beban Istihna’ xxx
Cr. Biaya pra akad ditangguhkan xxx
Jika akad tidak disepakati, maka dicatat:
Db. Beban xxx
Cr. Biaya pra akad ditangguhkan xxx

2. Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum


tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan
potongan, maka potongan tersebut sebagai
pengurang pendapatan istishna’

12
3. Pengakuan pendapatan dapat diakui dengan 2
Metode:
a. Metode persentase penyelesaian:
Sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan
seiring dengan proses penyelesaian berdasarkan
akad istishna’
b. Metode akad selesai:
Sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan
ketika proses penyelesaian pekerjaan telah
dilakukan.

Metode yang disarankan PSAK 104 adalah:


menggunakan metode persentase penyelesaian
kecuali jika estimasi persentase penyelesaian akad dan
biaya penyelesaiaanya tidak dapat ditentukan secara
rasional maka digunakan metode akad selesai.

13
4. Untuk metode persentase penyelesaian, pengakuan
pendapatan dilakukan sejumlah bagian nilai akad yang
sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan
tersebut diakui sebagai pendapatan istishna’ pada peride
bersangkutan.

% Penyelesaian = Biaya yang telah dikeluarkan


Total biaya untu penyelesaian

Pengakuan pendapatan = % penyelesaian x Nilai akad

Pengakuan margin = % penyelesaian x Nilai margin

Nilai margin = Nilai akad – Total Biaya


14
ISTISHNA’ - PENDAPATAN
 Pengakuan pendapatan Istishna’:

1. Metode persentase penyelesaian


 Pendapatan diakui sebanding dengan persentase penyelesaian
 Bagian margin keuntungan diakui secara proporsional dengan
pendapatan

2. Metode akad selesai


 Pendapatan dan keuntungan (kerugian) diakui pada saat akad
selesai

15
5. Untuk metode % penyelesaian, bagian margin keuntungan
istishna’ yang diakui selama periode pelaporan
ditambahkan kepada aset istishna’ dalam penyelesaian.
Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan margin
keuntungan:
Db. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
(sebesar margin keuntungan)
Db. Beban istishna xxx
(sebesar biaya yang telah dikeluarkan)
Cr. Pendapatan Istishna xxx
(Sebesar pendapatan yang harus diakui diperiode
berjalan)
6. Untuk metode % penyelesaian, pada akhir periode harga
pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang
dikeluarkan sampai periode tersebut.

16
7. Untuk metode akad selesai tidak ada pengakuan
pendapatan, harga pokok dan keuntungan sampai
dengan pekerjaan telah dilakukan. Sehingga
pendapatan diakui pada periode dimana pekerjaan
telah selesai dilakukan.
8. Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya
perolehan istishna akan melebihi pendapatan
istishna’ maka taksiran kerugian harus segera diakui.
9. Pada saat penagihan baik metode % penyelesaian
atau akad selesai, maka jurnal:
Db. Piutang Istishna’ xxx
(sebesar nilai tunai)
Cr. Termin Istishna’ xxx
(termin istishna’ akan disajikan sebagai akun
pengurang dari akun aset istishna’ dalam penyelesaian)
17
10. Pada saat penerimaan tagihan, maka dijurnal:
Db. Kas (sebesar uang yang diterima) xxx
Cr. Piutang Usaha xxx

11. Penyajian, penjual menyajikan dalam laporan keuangan,


hal-hal sebagai berikut:
a. Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’
sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli
akhir.
b. Termin istishna’ yang berasal dari transaksi istishna’
sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada
pembeli akhir.

18
ISTISHNA’ TANGGUH
 Metode persentase penyelesaian
 Margin keuntungan diakui sebesar nilai tunai istishna’
tangguh (sesuai penyelesaian)
 Nilai akad – nilai tunai  diamortisasi secara
proporsional selama masa akad (periode pelunasan)

 Metode akad selesai


 Margin keuntungan diakui sebesar nilai tunai istishna’
tangguh
 Nilai akad – nilai tunai  diamortisasi secara
proporsional selama masa akad (periode pelunasan)

19
Perbedaan jurnal istishna tangguhan dengan istishna yang
dibayar tunai:
1. Jurnal pengakuan margin keuntungan pembuatan barang
adalah:
Db. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
(sebesar margin keuntungan)
Db. Beban istishna
(sebesar biaya yang dikeluarkan) xxx
Cr. Pendapatan Istishna xxx
(sebesar pendapatan yang harus diakui diperiode
berjalan)

20
Jurnal pengakuan pendapatan selisih antara nilai akad dan
nilai tunai pada saat penandatanganan akad:
Db. Piutang istishna’ xxx
(sebesar selisih nilai tunai dan nilai akad)
Cr. Pendapatan Istishna’ tangguh
Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih
nilai tunai dan nilai akad:
Db. Pendapatan Istishna’ tangguh xxx
(secara proposional periode)
Cr. Pendapatan akad istishna’ tangguh xxx
Db. Piutang Istishna’ xxx
(sebesar kas yang diterima)
Cr. Kas xxx

21
AKUNTANSI UNTUK PEMBELI
1. Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian
sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan
sekaligus mengakui utang istishna’ kepada penjual:
Db. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
Cr. Utang pada penjual xxx

2. Aset istishna yang diperoleh dengan pembayaran tangguh;


Db. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
(sebesar nilai tunai)
Db. Beban istishna xxx
Cr. Utang kepada penjual xxx

22
3. Beban istishna tangguhan diamortisasi secara
proposioanal sesuai dengan porsi pelunasan utang
istishna;
Jurnal:
Db. Beban Istishna’ xxx
Cr. Beban Istishna tangguh xxx
4. Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena
kelalaian atau kesalahan penjual:
Db. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx
Cr. Kerugian aset istishna xxx
5. Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena
tidak sesuai dengan spesifikasi.
Db. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx
Cr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx

23
6. Jika pembeli menerima barang pesanan karena tidak
sesuai dengan spesifikasi.
Db. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx
(nilai wajar)
Db. Kerugian xxx
Cr. Aset istishna dalam penyelesaian xxx
(biaya perolehan)
7. Penyajian, pembeli menyajikan dalam laporan keuangan
hal-hal sebagai berikut:
a. Utang istishna sebesar tagihan dari produsen atau
kontraktor.
b. Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:
i. % penyelesaian dari kontrak penjualan kepada
pembeli akhir, jika istishna paralel, atau
ii. Kapitalisasi biaya perolehan, jika istihna.

24
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai