Anda di halaman 1dari 5

Ret wahyu ultari

nim. 858.778.716
KEGIATAN BELAJAR 4:
PENILAIAN RANAH AFEKTIF
Menurut Krathwohl (dalam Bronlund and Linn, 1990), ranah afektif terdiri atas lima
level yaitu :
 Receiving meruakan keinginan siswa untukmemperhatikan suatu gejala atau
stimulus misalnya aktifitas dalam kelas, buku atau musik,
 Responding merupakan pertisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang
dipelajari,
 Valuing merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai keyakinan, atau
sikap dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen,
 Organization merupakan kemampuan siswa untuk mengorganisasi nilai yang satu
dengan nilai yang lain,
 Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini
siswa sudah memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai
waktu tertentu hingga menjadi poa hidupnya.
Karakteristik yang penting dalam ranah
afektif
 Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen seerti dikutip oleh Mardapi (2004), sikap didefinisikan sebagai
predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara postif atau negatif terhadap suatu objek,
situasi, konsep atau orang.
 Minat
Menurut Getzel (dalam Mardapi, 2004) minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui
pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktifitas, pemahaman
dan keterapilan untuk tujuan perhatian dan pencapaian.
 Konsep Diri
Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan diri
sendiri (Smith dalam Mardapi, 2004)
 Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang pembuatan tindakan atau perilaku yang
dianggap baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam Mardapi, 2004)
Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif

Menurut Emeson (dalam Nasution dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat
dilakukan dengan cara :
 Pengamatan langsung, yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan
tingkah laku siswa terhadap sesuatu, benda, orang, gambar atau kejadian.
 Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
Pernyataan tersebut digunakan sebagai pancingan.
 Angket atau kuisioner,, meruakan suatu perangkat pertanyaan atu isia,
 Teknik Proyektil, merupakan tugs atau pekerjaan atau objek yang belum
pernah dikenal siswa.
Langkah-Langkah Pengembangan
Instrumen Afektif
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menentukan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam
instrumen
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrumen
9. Mengadministrasikan instrumen

Anda mungkin juga menyukai