Anda di halaman 1dari 39

Sofia Mawaddah, SST.M.

Keb
• Semua ibu hamil berpotensi mempunyai risiko, terjadinya komplikasi dalam
persalinan yang berdampak kepada 5D/5K, yaitu: Kematian (Death),
Kesakitan (Disease), Kecacatan (Disability), Ketidaknyamanan (Discomfort),
Ketidakpuasan (Dissatisfaction) baik pada ibu maupun pada bayi baru lahir.
• Pemberian asuhan antenatal yang baik dapat membantu dalam menurunkan
angka kematian ibu (Yulifah & Yuswanto, 2009).
• APA YANG DIMAKSUD DENGAN Asuhan antenatal adalah pemeriksaan
kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang
dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan Asuhan antenatal yang
dilakukan di masyarakat dinamakan asuhan kebidanan komunitas
Manajemen Asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah- langkah
alamiah dan sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujuan
mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar
yang berlaku dan dilakukan dengan kerja sama dengan ibu, keluarga dan
masyarakat (Yulifah & Yuswanto, 2009).
• Pelayanan antenatal, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan
(SPK).
• Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan
fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan).
• Dalam penerapannya terdiri atas timbang berat badan dan ukur
tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, skrining
status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tata laksana kasus,
temu wicara (konseling).
1. Identifikasi ibu hamil
kunjungan rumah memberikan penyuluhan dan memotivasi
ibu, suami dan anggota keluarga mendorong ibu
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan
• satu kali selama trimester pertama (sebelum 14 minggu),
• satu kali selama trimester kedua (antara minggu ke-14 sampai
minggu ke 28),
• dua kali selama trimester ketiga (antara minggu ke-28 sampai
36 dan sesudah minggu ke-36).
• Salah satu tujuan utama dari kunjungan pertama antenatal
adalah untuk mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan,
bidan juga harus mengkaji status kesehatan untuk mengetahui
masalah medis, masalah psikososial atau masalah potensial
yang mungkin saja terjadi pada ibu. harus dapat membina
hubungan kepercayaan dengan ibu, mempersiapkan ibu dalam
persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
melahirkan, melakukan skrining dan pendeteksian penyakit,
serta pendeteksian secara dini dan penatalaksanaan
komplikasi
3. Pemeriksaan Abdomen

Pemeriksaan palpasi dengan teknik Leopold, bertujuan untuk


menentukan umur kehamilan dan mengetahui presentasi janin.
a. Leopld I
b. Leopold II
c. Leopold III
d. Leopold IV
Periksa dengar menggunakan stetoskop monoral atau dopler,
untuk mendengarkan denyut jantung janin
Denyut jantung janin dapat di dengar pada usia 10-12 minggu
dengan menggunakan dopler (rata- rata 120-160 denyut/menit),
dan dapat di dengar pada minggu ke 17-20 dengan
menggunakan monoral.
4. Pengelolaan anemia dalam kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan serta rujukan semua kasus anemia
5. Pengelolan dini hipertensi dalam kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah
pada kehamilan , tanda gejala pre eklamsi lainnya serta
mengambil tindakan yang tepat serta merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinannya bersih dan aman, persiapan transportasi dan
biaya untuk merujuk, apabila terjadi terjadi kegawatdaruratan.
• Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan
yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter
spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
Asuhan Intranatal di Komunitas Persalinan adalah proses yang alami yang
ditandai oleh terbukanya serviks, diikuti dengan lahirnya bayi dan plasenta
melalui jalan lahir (Depkes, 2001) APA YANG DIMAKSUD
DENGANManajemen asuhan intranatal di komunitas merupakan suatu
pendekatan yang berpusat kepada suatu ondividu di masyarakat yang
membutuhkan kemampuan analisis yang tinggi dan cepat terutama yang
herhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai, dan budaya setempat. Dengan
memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai standar, diharapkan
dapat membantu menurukan angka kematian ibu dan bayi akibat
perdarahan pada saat persalinan.
• Adapun tujuan dari dilaksanakannya asuhan intranatal di rumah:
1) Memastikan persalinan telah dilaksanakan
2) Memastikan persiapan persalinan bersih, aman dan dalam suasana yang
menyenangkan
3) Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan
• Agar tujuan tersebut dapat tercapai ada 5 hal penting yang perlu
didiskusikan dengan ibu dan keluarga yaitu sebagai berikut:
• 1) Membuat perencanaan persalinan yang perlu ditetapkan
yangmencakup unsur- unsur berikut: tempat persalinan, tenaga
penolong persalinan, cafa menjangkau tempat persalinan,
pendamping persalinan, biaya yang dibutuhkan, siapa yang
mengurus keluarga pada saat ibu bersalin, rencana metode
kontrasepsi yang akan digunakan
• 2) Membuat rencana pengambilan keputusan pada keadzan gawat
darurat, apabila pengambil keputusan utama tidak ada ditempat
• 3) Mengatur sistem transportasi apabila terjadi kegawatdaruratan
4) Mempersiapkan peralatan untuk melahirkan
• Pemilihan persalinan di rumah diambil dengan pertimbangan:
• 1) Setiap ibu memiliki hak dan kepuasan atas dirinya
• 2) Ada beberapa ibu yang diperbolehkan untuk bersalin di rumah
• 3) Mengharapkan kualitas yang lebih tinggi
• 4) Anak lebih mendapatkan kasih sayang, suami lebih bebas
mengekspresikan perasaannya
• 5) Persalinan di rumah didukung keluarga, dalam lingkungan yang dikenal,
tempat mereka merasa memiliki kendali terhadap tubuhnya
• 6) Lingkungan rumah sendiri menimbulkan rasa tenang dan tenteram pada
ibu yang akan melahirkan
• 7) Berdasarkan perbandingan dengan pengalaman melahirkan di rumah
sakit, kurang memiliki sentuhan pribadi yang penuh dengan peraturan dan
staf yang sibuk Selain memiliki beberapa pertimbangan yang menguntung
persalinan dirumah juga mempunyai beberapa kerugian,diantaranya ialah
ketika proseskelahiran mengalami kesukaran, pertolongan lebih lanjut tidak
dapat segera diberikan.
• beberapaindikasi dan syarat yang harus dipenuhi, diantaranya :
• 1) Multipara. Jika persalinan bayi pertama tidak ada kesulitan, melahirkan bayi
berikutnya di rumah dapat diizinkan
• 2) Selama melakukan asuhan antenatal tidak didapati adanya kelainan atau penyakit
yang akan menyulitkan proses persalinan.
• 3) Jauh dari tempat pelayanan kesehatan (tinggal di pemukiman pedesaan) (Safrudin &
Hamidah, 2009).
c. Syarat Persalinan di Rumah
1) Adanya bidan terlatih dalam melakukan pertolongan persalinan
2) Bidan harus memberikan penjelasan tentang seluruh proses persalinan dan
kemungkinan komplikasi
3) Bidan dipanggil, bilamana ibu mulai mersakan kontraksi atau air ketuban pecah
4) Tersedianya ruangan hangat, bersih dan sehat
5) Ibu mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil dan kartu KIA
6) Tersedianya sistem rujukan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri
7) adanya kesepakatan atau informed consent antara bidan dengan ibu/ keluarga
8) Tersedianya alat transportasi untuk merujuk
9) Tersedianya peralatan yang lengkap dan berfungsi
Persiapan Persalinan di rumah
1) Persiapan Penolong
a) Kemampuan. Mengingat pentingnya dan risiko yang dihadapi,
bidan harus mempunyai kemampuan yang cukup terampil, cepat
berpikir, cepat menganalisis, cepat menginterpretasi tanda dan
gejala, cepat menyusunkonsep, dan mempunyai pengetahuan serta
pengalaman
b) Keterampilan. Bidan harus memiliki keterampilan yang cukup
banyak dalam segala perawatan, pertolongan, dan pesalinan
c) Kepribadian, yang dimaksud dengan kepribadian adalah
kesehatan jasmani dan rohani dalam segala aspek, yang
merupakan organisasi yang dinamis yang akan selalu mengalami
perubahan dan perkembangan,aspek- aspek tersebutialah
fisik,maturitas,mental, emosi dan sikap (Safrudin & Hamidah, 2009)
• 2) Persiapan Keluarga
• a) Keluarga telah mengambil keputusan bahwa persalinan dilakukan di
rumah, keluarga memberikan masukan atau ide/ mampu memberikan
dukungan yang diperlukan
• b) Kegiatan rumah tangga secara rinci perlu dibahas untuk membentuk
jaringan kerja, yaitu sp yang mengurus anak-anak yang lain

• 3) Persiapan Rumah dan Tempat Pertolongan Persalinan


• a) Situasi dan kondisi yang perlu diketahui oleh keluarga: apakah rumah
cukul hangat dan aman? Apakah tersedia ruangan yang akan digunakan
untuk menolong persalinan? Apakah tersedia air mengalir? Apakah
kebersihan cukup terjamin? Apakah tersedia telepon atau media komunikasi
lainnya
• b) Rumah harus sudah dilakukan pengecekan sebelum usia kehamilan 37
minggu, persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya: ruangan sebaiknya
cukup luas, adanya penerangan yang cukup, tempat nyaman, tempat tidur
yang layak untuk pertolongan persalinan
• 4) Persiapan Peralatan
• a) Persiapan untuk pertolongan persalinan: waskom, sabun cuci,
handuk kering dan bersih, selimut, pakaian ganti, pembalut,
kain pel, lampu
• b) Persiapan untuk bayi: handuk bayi, tempat tidur bayi, botol
air panas untuk menghangatkan alas, pakaian bayi, selimut
bayi (Yulifah & Yuswanto, 2009).
• Asuhan Persalinan Kala I Bertujuan untuk memberikan pelayanan
kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan yang bersih
dan aman Bidan perlu mengingat konsep tentang konsep sayang ibu,
rujuk bila partograf melewati garis waspada atau ada kejadian
penting lainnya
• Asuhan Persalinan Kala II Bertujuan memastikan proses persalinan
aman, baik untuk ibu maupun bayi. Bidan dapat mengambil
keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan
• Asuhan Persalinan Kala III Bidan sebagai tenaga penolong harus
terlatih dan terampil dalam melakukan manajemen aktif kala III Hal
penting dalam asuhan persalinan kala III adalah mencegah kejadian
perdarahan, karena penyebab salah satu kematian pada ibu.
• Asuhan Persalinan Kala IV Asuhan persalinan yang mencakup pada
pengawasan satu sampai dua jam setelah plasenta lahir.
Pengawasan/observasi ketat dilakukan pada hal-hal yang menjadi
perhatian pada asuhan persalinan kala IV
• Asuhan pada Kegawatdaruratan Persalinan di Komunitas
• 1) Jangan menunda untuk melakukan rujukan
• 2) Mengenali masalah dan memberikan instruksi yang tepat
• 3) Selama proses merujuk dan menunggu tindakan selanjutnya
lakukan pendampingan secara terus menerus
• 4) Lakukan observasi Vital Sign secara ketat
• 5) Rujuk segera bila terjadi Fetal Distress
• 6) Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat
riwayat kasus dengan singkat (Yulifah & Yuswanto, 2009).
1. Asuhan saat persalinan
Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan
memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan berlangsung.
2. Persalinan yang aman
Melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
3. Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat
Melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
4. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
Mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama,
dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar
persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
• Persiapan Bidan
1) Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai,
memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan .
2) Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman
3) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang
diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan
dan kelahiran bayi.
4) Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya.
siapkan dan sertakan dokumentasi asuhan yang telah diberikan.
5) Memberikan asuhan sayang ibu, seperti memberi dukungan
emosional, membantu pengaturan posisi ibu, memberikan cairan dan
nutrisi, memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi
secara teratur, serta melakukan pertolongan persalinan yang bersih
dan aman dengan teknik pencegahan infeksi.
• Persiapan Rumah dan Lingkungan
Ruangan harus memiliki pencahayaan penerangan yang cukup,
ranjang sebaiknya diletakkan ditengah-tengah ruangan agar
mudah didekati dari kiri maupun kanan
perlu disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir
dengan memastikan bahwa ruangan bersih, hangat, pencahayaan
yang cukup dan bebas dari tiupan angin. Apabila lokasi tempat
tinggal ibu di daerah pegunungan atau yang beriklim dingin,
sebaiknya sediakan minimal 2 selimut, kain atau handuk yang
kering dan bersih untuk mengeringkan dan menjaga kehangatan
tubuh bayi.
 Persiapan Alat
1) Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi, bidan harus
memastikan semua peralatan sebelum dan sesudah memberikan
asuhan.
2) Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan sebelum menolong
persalinan dan melahirkan bayinya.
3) Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan bersih dan siap
pakai, partus set, peralatan untuk melakukan penjahitan atau
laserasi jalan lahir dan peralatan untuk rersusitasi sudah dalam
keadaan desinfeksi tingkat tinggi atau steril.
 Persiapan Ibu dan Keluarga
Persalinan adalah saat yang menegangkan bahkan dapat menjadi
saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk
mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang
menegangkan dapat dilakukan dengan asuhan sayang ibu selama
proses persalinan.
• Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh
tenaga kesehatan.
• Bidan di komunitas dapat memberikan asuhan kebidanan
selama masa nifas melalui kunjungan rumah, yang dapat
dilakukan pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam
setelah persalinan, membantu proses pemulihan ibu dan
memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusat
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas,
memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara
umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan
bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
1. 6-8 jam Postpartum
• Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
• Pemantauan keadaan umum ibu
• Melakuakan hubungan antara ibu dan bayi (Bonding
Attachment)
• Pemberian ASI awal
2. 6 hari Postpartum
• Memastikan involusi berjalan dengan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus, tidak ada tanda-tanda perdarahan abnormal, tidak
ada bau

• Menilai adanya tanda-tanda terjadinya infeksi pada masa
nifas
• Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
• Memastikan ibu mendapatkan makanan yang bergizi
• Memastikan ibu menyusui dengan baikdan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
3. III 2 Minggu Postpartum
• Sama seperti di atas (asuhan pada 6 hari postpartum)
4. IV 6 Minggu Postparum
• Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialaminya
• Memberikan konseling mengenai imunisasi, senam nifas serta
KB secara dini
• Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian,
penyuluhan dan konseling. Dalam memberikan asuhan
kebidanan di rumah, bidan dan keluarga diupayakan dapat
berinteraksi dalam suasana yang rileks dan kekeluargaan.
• , pada pelaksanaannya bisa cukup unik, sehingga bidan akan
memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan keahlian
berpikir secara kritis
a. Perencanaan Kunjungan Rumah
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada perawatan postpartum
di rumah, sebaiknya Bidan :
Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-
48 jam setelah kepulangan klien ke rumah.
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan
rumah.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
d. Rencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat dan
perlengkapan yang akan digunakan.
e. Pikirkan cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan
mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga.
f. Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan dalam memberikan asuhan kepada klien.
g. Buatlah pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
h. Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.
Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan
pada saat melakukan kunjungan rumah. Bagaimanapun bidan
harus tetap waspada. Tindakan kewaspadaan ini, dapat meliputi
:
a. Mengetahui dengan jelas alamat lengkap arah rumah klien.
b. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat,
perhatikan keadaan di sekitar lingkungan rumah klien sebelum
kunjungan diadakan untuk mengidentifikasi masalah potensial
yang kemungkinan akan muncul.
c. Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan
dan beri kabar kepada rekan anda segera setelah kunjungan
selesai.
d. Bawalah telepon selular dan yakinkan batere telepon selular
anda telah diisi ulang.
e. Membawa cukup uang dan uang recehan untuk menelepon dari
telepon umum jika diperlukan.
f. Menyediakan senter khususnya untuk kunjungan malam hari.
g. Sebaiknya memakai tanda nama pengenal dan kenakan
sepatu yang pantas dan nyaman, serta hindari memakai
perhiasan yang mencolok.
h. Waspada terhadap bahasa tubuh yang diisyaratkan dari
siapa saja yang ada selama kunjungan.
i. Tunjukkan perasaan menghargai di setiap kesempatan.
j. Saat perasaan tidak aman muncul, segeralah akhiri kunjungan
• Kelompok Postpartum Salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu
nifas.Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan-
permasalahan yang timbul masa nifas.
• 1) Program Ibu Nifas Kunjungan pada ibu nifas dan neonatus, ASI eksklusif,
tablet tambah darah dan vitamin A
• 2) Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan
kunjungan pada ibu nifas dan neonatus Data yang dibutuhkan antara lain :
jumlah ibu nifas; kebiasaan atau tradisi setempat; permasalahan pada masa
nifas; sumber daya masyarakat; dan penentu kebijakan
• 3) Mengatur Strategi Pendekatan dengan keluarga ibu, tomas, togam, kepala
desa dan kader sebagai pengambil keputusan dan penentu kebijakan sangat
diperlukan untuk mewujudkan suatu kelompok ibu nifas
• 4) Perencanaan Buat usulan atau proposal yang didalamnya memuat tentang
latar belakang dan tujuan dari pembentukan kelompok Perencanaan meliputi
kegiatan yang kan dilakukan, tempat dan waktu, anggaran, serta peserta
• 5) Pelaksanaan Jadikan contoh (Role Model) orang sebagai penentu kebijakan
dan lakukan diskusi untuk membentuk susunan organisasi.Bidan dapat berperan
sebagai narasumber, kemudian buat rencana tindak lanjut
• 6) Evaluasi Dilakukan pada akhir masa nifas, setelah kunjungan ke-4. Pastikan
bahwa tujuan akhir dari pembentukan kelompok benar-benar tercapai, ibu dan
bayi sehat, serta nifas berjalan normal
1. Asuhan segera bayi baru lahir
Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek penting asuhan segera
bayi baru lahir
a. Memantau pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit sekali
b. Jaga agar bayi tetap kering dan hangat dengan cara ganti handuk
atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut serta
pastikan kepala bayi telah terlindung baik.
2. Asuhan bayi baru lahir
Asuhan yang diberikan dalam waktu 24 jam. Asuhan yang diberikan
adalah:
a. Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna dan aktifitas
b. Pertahankan suhu tubuh bayi
1
• 1) Hindari memandikan minimal 6 jam dan hanya setelah itu
jika tidak terdapat masalah medis serta suhunya 36,5C
atau lebih.
2) Bungkus bayi dengan kain yang kering/hangat
3) Kepala bayi harus tertutup

c. Pemeriksaan fisik bayi


Butir-butir penting pada saat memeriksa bayi baru lahir
1) Gunakan tempat yang hangat dan bersih
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa, gunakan sarung
tangan, dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.
3) Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah mulai dari kepala
sampai jari-jari kaki.
4) Jika ada factor resiko dan masalah minta bantuan lebih lanjut jika di
perlukan.
5) Rekam hasil pengamatan.
d. Identifikasi bayi
Merupakan alat pengenal bayi agar tidak tertukar.

e. Perawatan lain
1) Lakukan perawatan tali pusat
2) Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi pulang ke rumah
beri imunisasi Hepatitis B.
3) Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua.
4) Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi
5) Beri ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam
6) Pertahankan bayi agar selalu dekat ibu.
7) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering.
8) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
9) Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
10) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi.
11) Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/infeksi.
12) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit/menyusu urang baik.
• Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan dengan masalah perubahan
dalam ukuran fisik seseorang. Sedangkan perkembangan
(development) berkaitan dengan pematangan dan penambahan
kemampuan (skill) fungsi organ atau individu
• Mengapa Deteksi Dini Perlu
a. Kualitas generasi penerus tergantung kualitas tumbuh
kembang anak, terutama batita (0-3 tahun) merupakan
masa perkembangan otak.
b. Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi (ditemukan) sejak
dini, terutama sebelum berumur 3 tahun, supaya dapat segera di
intervensi (diperbaiki)
c. Bila deteksi terlambat, maka penanganan terlambat,
penyimpangan sukar diperbaiki
• Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
A. Aspek Pertumbuhan:
1) Timbang berat badannya (BB)
2) Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
3) Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
B. Aspek Perkembangan:
1) Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan)
2) Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar),
penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat),
C. Aspek Mental Emosional:
1) KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
2) CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek Lis Deteksi Dini Autis
3) GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas)
• Tujuan KB Tujuan Umum adalah meningkatka kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga
dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang
menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
a. Tujuan Khusus KB adalah:
• 1) Meningkatkan kesadaran masyarakat/ keluarga dalam penggunaan alat kontrasepsi
2) Menurunkan angka kelahiran bayi
• 3) Meningkatkan kesehatan masyarakat/ keluarga dengan cara penjarangan kelahiran
b. Sasaran Kb Pasangan yang harusnya diberi pelayanan KB, diantaranya:
1) Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alasan pribadi
2) Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran demi kesehatan ibu dan anak. Jarak
kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari 3 tahun.
3) Mereka yang ingin membatasi jumlah anak
4) Keluarga yang dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi:
a. Ibu yang mempunyai penyakit menahun/ mendadak (kronis/ akut).
b. Ibu yang berusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun
c. Ibu yang mempunyai lebih dari 5 anak
d. Ibu yang mempunyai riwayat kesulitan dalam persalinan, bayi lahir mati, seksio sesaria
berulang dan komplikasi lain
e. Keluarga yang memiliki anak-anak dengan gizi buruk
f. Ibu yang telah mengalami keguguran berulang
g. Kepala keluarga tidak mempunyai pekerjaan tetap
h. Keluarga dengan rumah tinggal yang sempit
i. Keluarga dengan taraf pendidikan yang rendah, pengetahuan
tentang pemeliharaan kesehatan sangat sedikit

c. Manfaat KB
1) Manfaat untuk Ibu
a) Perbaikan kesehatan fisik
mencegah kehamilan yang berulangkali dalam jangka waktu yang terlalu singkat dan
mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah, mudah terserang penyakit infeksi,
kelelahan
b) Peningkatan kesehatan mental dan emosi yang memungkinkan adanya cukup waktu untuk
mengasuh anak yang lain, beristirahat, menikmati waktu luang, dan melakukan kegiatan lain.
2) Manfaat untuk Anak yang Akan Dilahirkan
a) Tumbuh secara wajar selama dalam kandungan
b) Setelah lahir mendapat pemeliharaan dan asuhan yang cukup dari ibunya
3) Manfaat untuk Anak yang Lainnya
• a) Perkembangan fisik yang lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang
cukup dari sumber yang tersedia
• b) Perkembangan mental dan emosi yang lebih baik karena pemeliharaan yang lebih
banyak dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak
• c) Pemberian kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber pendapatan
keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup
4) Manfaat untuk Ayah
a) Memperbaiki kesehatan fisik karena tuntutan atas tenaga fisik tidak terlalu berat untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang lebih baik
b) Memperbaiki kesehatan mental dan emosi karena berkurangnya kecemasan dan
mempunyai lebih banyak waktu luang untuk beramah tamah bersama keluarga
5) Manfaat untuk Seluruh Keluarga
a) Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosi setiap anggota keluarga
b) Satu keluarga yang direncanakan dengan baik memberi contoh yang nyata bagi
generasi yang akan datang
c) Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
mendapatkan pendidikan
d) Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat member sumbangan yang lebih
banyak untuk kesejahteraan lingkungan
• Asuhan kebidanan pada lansial ebih berfokus kepada wanita
dengan menopause. Menopause adalah berhentinya mens secara
pemanen. Prefiks men- diambil dari kata Yunani men yang
mempunyai arti siklus menstruasi; -pause,kata Latin,memiliki arti
berhentinya proses. Margaret Lock mengemukakan bahwa istilah
menopause sebaiknya dibatasi pada peristiwa actual- akhir
menstruasi- dan bahwa menopause menggambarkan,bukan suatu
kondisi, tetapi lebih pada perubahan fisiologis dan psikologis yang
terjadi pada masa tertentu dalam kehidupan wanita (Varney, 2007)
Klimakterium, sebutan untuk periode transisi secara
keseluruhan,didefinisikan sebagai fase proses penuaan yang dilewati
wanita selama tahap reproduktif ke non reproduktif. Pra menopause
adalah bagian dari klimakterium sebelum terjadi menopause
sebelum terjadi menopause –masa ketika siklus menstruasi cenderung
menjadi tidak teratur dan selama waktu tersebut wanita mungkin
mengalami gejala klimakterium hot flash (kemerahan yang terasa
panas).
• Pasca menopause adalah fase setelah menopause dengan titik akhir
hingga gejala hilang atau hingga akhir kehidupan. Perimenopause
adalah istilah yang digunakan untuk beberapa tahun sebelum dan
setelah berhentinya mens(Varney, 2007).
• Tugas bidan di komunitas pada wanita dengan menopause
a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien
b. Menentukan diagnosis,prognosis,prioritas dan kebutuhan asuhan
c. Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
e. Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan yang telah diberikan
f. Membuat rencana tindaklanjut bersama klien
g. Membuat catatan dan laporan asuhan

Anda mungkin juga menyukai