Evalua
Investi si
Verifi gasi
Analis kasi
Pertan is
Obser yaan
vasi
Pengumpulan Informasi Dalam Penugasan Audit
• Di antara berbagai hal untuk dipertimbangkan adalah keindependenan dan kualifikasi dari pen
yedia bukti audit. Sebagai contoh, bukti audit nyata dari pihak ketiga yang independen lebih an
dal daripada bukti audit dari organisasi yang sedang di audit. Bukti audit fisik biasanya lebih an
dal dari pada represntasi dari individu.
• Auditor internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil penugasan audit pada analisis dan ev
aluasi yang sesuai. Prosedur anlitis menyediakan sarana yang efektif dan efisien untuk mengakse
s dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan auditor internal.
Sumber informasi dapat
diklasifikasikann sebagai
Informasi internal
berikut: Informasi internal-eksternal
Informasi eksternal-internal
Informasi eksternal
Kertas Kerja
• Kertas Kerja Audit (KKA) harus mendokumentasikan dengan jelas dan lengkap, dapat dalam bentuk yang ses
uai dengan organisasi dan dapat dalam bentuk kertas, disket, pita magnetik, film, atau media yang lain.
• Penyusunan dokumentasi kertas kerja audit harus lengkap dan jelas, rapi, sistematis, pengamanan KKA harus
memadai, informatif.
3. Penyimpanan kertas kerja audit perlu dipisahkan menjadi arsip kini dan arsip permanen
4. Bukti atau dokumen asli KKA harus dipelihara dan bila dibutuhkan oleh pengendalian maka harus dibuat sa
linannya
Penugasan Spesifik
Fungsi audit internal adalah membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan
menjabarkan secara operasional perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan atas hasil au
dit.
Penugasaan Penugasan
Assurance Consulting
(Assurance (Consulting
Engagement) Engagement)
Penugasan Audit IT
• Definisi audit teknologi informasi menurut Ron Weber (Information System Control & Audit, 1999) adalah
proses pengumpulan dan evaluasi fakta untuk menentukan apakah sistem computer yang digunakan telah dap
at melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan orga
nisasi secara efektif, serta menggunakan seuber daya yang dimiliki secara efisien.
• Audit TI, bertujuan untuk mengevaluasi dan memperbaiki efektivitas proses-proses manajemen risiko, control
dan good governance. Dengan audit TI, suatu perusahaan dapat didorong melakukan perencanaan serta peng
embangan secara lebih terarah dan terfokus sesuai dengan tujuannya.
c. Segregation of Functions
Statistik dan Sampling
• Bidang statistik fokus terhadap informasi yang dihitung dari data sample.
• Sampling digunakan secara luas dalam audit, quality control, riset pasar, dan studi analitis dari operasi bisnis.
Scatter Diagram
• Dalam kasus ini, Mabes Polri telah menahan 4 tersangka. Tiga di antaranya adalah bos BSM Bogor, yaitu M
Agustinus Masrie selaku Kepala Cabang Utama BSM Bogor, Haerulli Hermawan selaku Kepala Cabang Pe
mbantu BSM Bogor, dan John Lopulisa selaku accounting officer BSM Bogor. Satu tersangka lagi adalah d
eveloper bernama Iyan Permana. Iyan merupakan pengusaha properti.
• Dalam kasus ini, Mabes Polri telah menahan 4 tersangka. Tiga di antaranya adalah bos BSM Bogor, yaitu M
Agustinus Masrie selaku Kepala Cabang Utama BSM Bogor, Haerulli Hermawan selaku Kepala Cabang Pe
mbantu BSM Bogor, dan John Lopulisa selaku accounting officer BSM Bogor. Satu tersangka lagi adalah d
eveloper bernama Iyan Permana. Iyan merupakan pengusaha properti
Lanjutan...
• BSM melaporkan kejahatan perbankan di cabangnya di Bogor bulan lalu kepada Bareskrim Mabes Polri, setela
h mengetahui tindak pidana itu dari hasil audit internal. BSM pun berjanji akan menyelesaikan pembiayaan t
erhadap nasabah dan memenuhi tanggung jawab terhadap berbagai pihak terkait.
Pembahasan Contoh Kasuss...
• Solusi yang bisa diambil untuk peristiwa tersebut, menyoroti dua bagian yang sepertinya ada miss disini, yaitu
pengawasan BI selaku bank sentral di Indonesia, dan juga bagian internal bank tersebut. Dimana kedua bagia
n ini harus dilakukan evaluasi kinerja, yaitu kualitas, kredibelitas, dan moral dari SDM bank; juga untuk regul
ator bank di Indonesia untuk lebih di atur mekanisme pengawasannya.
• Benang merah dari kasus kredit fiktif ini adalah dari kurangnya pengawasan di internal bank dan ada kelemah
an dari system pengendalian didalam bank yang dimanfaatkan dengan baik oleh oknum internal bank untuk
melakukan tindakan kecurangan atau Fraud dan hampir saja kasus ini tidak terungkap ke public. Juga untuk
Bank Indonesia, selaku pemegang kebijakan perbankan di Indonesia sebaiknya lebih memperketat aturan di s
ector kredit bank dan di sector-sektor lain yang sekiranya masih memiliki kelemahan yang pada suatu saat kele
mahan system tersebut dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab, harapannya
dengan kejadian ini semoga dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar kejadian seperti ini tidak terja
di lagi kedepannya
Lanjutan...
• . Juga kepada pihak yang berwajib dalam hal ini adalah kepolisian, agar mengusut kasus ini dengan mendetail
da memberikan hukuman yang setimpal tanpa pilih kasih kepada pelakunya, agar dikemudian hari oknum ya
ng ingin melakukan tindakan kecurangan ini berpikir dua kali sebelum melakukan aksinya. Disini juga saya
mengusulkan untuk pihak bank agar memperbarui system pengendalian internalnya, menurut Committee of
Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO).
• Sebaiknya lebih memperhatikan transaksi-transaksi yang terjadi transaction risk dimana risiko ini timbul akibat
kejahatan Fraud, kesalahan Error, dan ketidakmampuan menyerahkan produk atau jasa dan mengolah inform
asi. Juga harap memperhatikan Compliance Risk dimana risiko ini terjadi karena pelanggaran atas penyimpan
gan dari undang-undang, peraturan,ketentuan, prosedur dan kebijakan intern atau standar etika bank.