Anda di halaman 1dari 45

Tim Dosen

Kimia Dasar II/ Kimia Organik

1
 Pengertian stereokimia
 Isomer dan jenisnya
 Stereoisomer :
◦ Isomer geometri pada hidrokarbon tak jenuh
rantai terbuka : cis-trans dan E-Z
◦ Isomer geometri pada hidrokarbon jenuh rantai
terbuka: konformer goyang - eklips
◦ Isomer geometri pada hidrokarbon siklik : aksial
- ekuatorial dan cis-trans
◦ Isomer geometri pada hidrokarbon yang
mempunyai pusat kiral: enansiomer R-S ,
enansiomer + / - dan enansiomer d-l

2
 Stereokimia adalah studi mengenai molekul-
molekul dalam ruang tiga dimensi, yakni
bagaimana atom-atom dalam sebuah
molekul ditata dalam ruangan satu relatif
terhadap yang lain

3
4
 Variasi jenis & jumlah atom penyusun
molekul.
 Variasi urutan atom yang terikat satu sama
lain dalam suatu molekul.
 Variasi penataan atom penyusun molekul
dalam ruang 3 dimensi yang dikarenakan
ketegaran (rigidity) dalam molekul

5
 Isomer adalah suatu molekul dengan jumlah
dan jenis atom yang sama tetapi berbeda
susunan susunan atomnya
 Jenis: isomer struktural dan isomer geometrik

6
 Isomer struktural
◦ Jenis & jumlah atom penyusun molekul sama
◦ Variasi urutan atom yang terikat satu sama lain
dalam suatu molekul.
 Gugus fungsi sama, beda urutan atom saja
 Gugus fungsi berbeda  isomer fungsional
 Isomer geometrik
◦ Jenis, jumlah & urutan atom yang terikat satu sama
lain dalam suatu molekul sama
◦ Variasi penataan atom penyusun molekul dalam
ruang 3 dimensi yang dikarenakan ketegaran
(rigidity) dalam molekul.

7
8
9
 Stereoisomer adalah suatu molekul yang
mempunyai pelekatan atom yang sama tetapi
berbeda susunan atomnya diruangan 3
dimensi
 Dalam stereoisomer, atom yang
menghasilkan isomer berada pada
posisi yang sama namun memiliki
pengaturan keruangan yang berbeda
 Contoh: isomer geometrik

10
 Variasi penataan atom penyusun molekul
dalam ruang 3 dimensi yang dikarenakan
ketegaran (rigidity) dalam molekul
◦ Isomer geometri pada hidrokarbon tak jenuh rantai
terbuka.
◦ Isomer geometri pada hidrokarbon jenuh rantai
terbuka.
◦ Isomer geometri pada hidrokarbon siklik.
◦ Isomer geometri pada hidrokarbon yang
mempunyai pusat kiral

11
 Keterbatasan perputaran atom – atom yang
terikat pada masing – masing atom C pada
ikatan rangkap yang dikarenakan adanya
antaraksi antara orbital p membentuk
ikatan .

 Isomer geometri cis & trans


 Isomer geometri E & Z.
12
 cis = pada sisi yang
sama
 trans =
bersebrangan

13
14
15
16
 Gugus pada tiap atom C ikatan rangkap diberi
prioritas tinggi (1) atau rendah (2) menurut
aturan Chan-Ingold-Prelog
 Jika 1 dari kedua atom C ikatan rangkap
berada pada satu sisi  isomer Z (zusammen
= bersama)
 Jika 1 dari kedua atom C ikatan rangkap
berada pada sisi yang berbeda  isomer E
(entgegen = bersebrangan)

17
 Atom dengan nomor atom lebih tinggi
mempunyai prioritas lebih tinggi

18
 Isotop dengan nomor massa lebih tinggi
mempunyai prioritas lebih tinggi
D (H12) mempunyai prioritas lebih tinggi dari H11.
 Jika kedua atom identik maka atom berikutnya
digunakan untuk menentukan prioritas

19
 Atom dengan ikatan rangkap 2 atau 3
setara dengan 2 atau 3 kali ikatan tunggal

20
21
 Keterbatasan perputaran atom – atom yang
terikat pada masing – masing atom C.
 Rintangan perputaran atom – atom tidak
sebesar rintangan atom – atom yang terikat
pada atom C ikatan rangkap.
 Ikatan  masih memungkinkan atom – atom
yang terikat pada atom C untuk berputar
(molekul yang memiliki penataan dalam ruang
secara berlainan)  konformasi struktur atom
 conformational isomers (konfomer)
◦ Konfomer goyang (stagerred)
◦ Konfomer eklips.

22
23
24
E

eklips
eklips

goyang goyang goyang

25
d

b f

c e

26
 Keterbatasan perputaran atom – atom yang
terikat pada masing – masing atom C.
 Rintangan perputaran atom – atom tidak
sebesar rintangan atom – atom yang terikat
pada atom C ikatan rangkap, tetapi lebih
besar dari pada rintangan pada hidrokarbon
rantai terbuka karena pengaruh regangan
sudut.
 Ikatan  pada hibridisasi sp3 mempunyai
sudut 109,5o, beberapa ikatan siklik
mempunyai sudut ikatan tidak demikian.
 Besarnya rintangan akibat regangan
sebanding selisih sudut ikatan dengan 109,
5o.

27
 Siklopropana mempunyai sudut ikatan 60,
siklopentana 108.
 Molekul siklik besar hampir tidak ada
rintangan karena regangan
 Sikloheksana membentuk konformasi kursi
supaya sudut ikatan mendekati 109,5o.
 Dalam sikloheksana dikenal subtituen:
Aksial  ikatan pada salah satu hidrogen
terletak dalam bidang cincin
Ekuatorial  ikatan ke hidrogen lain yang
tegak lurus sumbu

28
29
30
Bentuk
setengah
Bentuk
E kursi
biduk

Bentuk
kursi

Energi potensial relatif dari konformasi-konformasi


sikloheksana
31
32
 Kiralitas adalah suatu keadaan yang menyebabkan
dua molekul dengan struktur yang sama tetapi
berbeda susunan ruang dan konfigurasinya.
 Atom yang menjadi pusat kiralitas dikenal dengan
istilah atom kiral.
 Atom kiral adalah atom yang mengikat gugus yang
semuanya berbeda.
 Bila dalam suatu molekul terdapat satu pusat kiral
maka akan terdapat dua stereoisomer dari senyawa
tersebut yang dikenal dengan istilah enantiomer.
◦ Sepasang enantiomer merupakan bayangan cermin satu
terhadap yang lainnya.
◦ Kedua enantiomer tidak bisa ditumpangtindihkan setelah
dilakukan operasi simetri apapun.
 Bila dalam satu molekul terdapat lebih dari satu
pusat kiral maka akan terdapat lebih dari satu
pasang enantiomer 
diastereoisomer/diastereomer 33
akiral kiral (enantiomer)

34
35
 Singkirkan kebelakang atom dengan
prioritas terendah.
 Beri skala prioritas 3 atom sisanya
 Gerakan dari prioritas tertinggi (1) ke
tengah (2) hingga terendah yang tersisa (3)
 Jika arah putaran searah jarum jam maka
disebut enantiomer rectus (R)
 Jika arah putaran berlawanan arah jarum
jam maka disebut enantiomer sinister (S)

36
37
 Pasangan enantiomer yang ditentukan
berdasarkan arah putaran terhadap bidang
cahaya terpolarisasi bidang.
 Enantiomer (+) memberikan putaran searah
bidang cahaya terpolarisasi bidang (putar
kekanan)
 sudut putaran bidang polarisasi radiasi
terpolarisasi linear setelah radiasi tersebut
melewati medium kiral disebut rotasi optik.
 Molekul yang memberikan rotasi optik
disebut optis aktif

38
 Enantiomer (+) mempunyai sudut rotasi optik
+.
 Enantiomer (-) mempunyai sudut rotasi optik -.
 Campuran enantiomer (+) & (-) dalam jumlah
yang sama disebut campuran rasemat yang
memberikan sudut rotasi optik 0.
 Untuk suatu campuran enantiomer dalam
jumlah yang berbeda, sudut rotasi optik
merupakan selisih jumlah kedua enantiomer.

39
[]tD = 100 
LC (1)
[]tD = rotasi jenis
 = sudut rotasi optik terukur
l = panjang tabung (mm)
C = konsentrasi sampel (g/100 mL)

Untuk sampel berupa larutan murni :


[]tD = 
Ld (2)
[]tD = rotasi jenis
 = sudut rotasi optik terukur
l = panjang tabung (mm)
d = berat jenis sampel
40
% kemurnian optik = []tD campuran / []tD enantiomer murni
[]tD campuran = rotasi jenis campuran pada suhu tertentu
[]tD enantiomer murni = rotasi jenis enantiomer murni pada suhu tertentu

41
 Ditentukan berdasarkan posisi OH pada
atom C kedua gliseraldehid berdasarkan
proyeksi Fischer.
 Jika OH berada disebelah kanan maka
disebut enantiomer dextro (d).
 Jika OH berada disebelah kiri maka disebut
enantiomer laevus (l).
 Struktur senyawa dengan lebih dari satu
pusat kiral tetapi strukturnya tidak kiral
disebut senyawa meso

42
43
44
 Gambarkan konfomer dari 2 butanol
 Dari senyawa berikut, mana yang
mempunyai pusat kiral ?
◦ 1-kloro butana
◦ 3-kloro-2-butanol
◦ 4-bromo-1-klorosikloheksena
◦ 1,3-dimetil benzena
 Gambarkan isomer R & S dari :
◦ 3-fenil-2-butanol
◦ Asam 2-amino-3-hidroksibutanoat

45

Anda mungkin juga menyukai