7 RS Swasta
Medical error di Rumah
Sakit di Jawa Tengah (1999)
Prevalensi : 1,82 % – 88,84 %
ARI (anak):
Diagnostic error:
Error of commission = 1,8 %
Error of omission =
6,2 %
Therapeutic error:
Use of antibiotic:
Error of commission = 88,8 %
Error of omission = 0,9 %
Dose:
Error of commission = 48,7 %
Error of omission = 33,1 %
Frequency:
Error of commission = 15,6 %
Error of omission = 35,1 %
Pneumonia (dewasa):
Diagnostic error:
Error of commission = 67,7 %
Error of omission = 1,4 %
Therapeutic error:
Dose:
Error of commission = 8,2 %
Error of omission = 16,9 %
Frequency:
Error of commission = 53,2 %
Error of omission = 3,8 %
Appendectomy:
Diagnostic error (based
on pathological
anatomy):
Error = 84,4
%
Diagnostic error (based
on clinical sign):
Error = 19,5
%
Decubitus in
ICU/ICCU:
Prevalence = 37,3 %
Hasil studi ttg adverse
event di berbagai negara
- New York (1991) : 3.7 %
- Canada (2004) : 7.5 %
- Colorado (1999) : 3.3 %
- UK (2000) : 11 %
- France (2004) : 8.9 %
- Denmark (2001) : 9 %
- N Zealand (2001) : 13 %
- Australia (1994) : 13 %
- Indonesia (UGM,1999) : 1,8 % – 88.9
%.
15 RS dan 12 puskesmas
Tjahjono Kuntjoro
Pengertian Patient
Safety
Keselamatan pasien (patient safety) : reduksi dan
meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam
sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin
melalui pratik yang terbaik untuk mencapai
luaran klinis yang optimum. (The Canadian
Patient Safety Dictionary, October 2003)
Upaya upaya yang dirancang untuk mencegah
terjadinya “adverse outcomes” (hasil yang tidak
diharapkan, yang disebahkan bukan oleh kondisi
pasien) sebagai akibat “tindakan yang tidak
aman” atau “kondisi laten”
Penyebab terjadinya
kejadian tidak diharapkan
(KTD=Adverse event)
Tindakan yang tidak aman (unsafe act):
Human error:
Slips: error sebagai akibat kurang/teralihnya perhatian atau
salah persepsi)
Lapses: error yang terkait dengan kegagalan memori lupa/tdk
ingat)
Mistakes: Kesalahan yang terkait dengan proses mental dalam
assessment informasi yang tersedia, kesalahan dalam
merencanakan asuhan, kesalahan dalam menetapkan tujuan,
kesalahan dalam mengambil keputusan klinis
Violation (pelanggaran)
Sabotage (sabotase)
Kondisi laten (latent condition):
Sistem yang kurang tertata yang menjadi predisposisi
terjadinya error
(Reason, 1997)
Sumber daya yang tidak memenuhi persyaratan
Error dapat terjadi
dalam bentuk tindakan:
Melakukan yang semestinya
tidak dilakukan
(commission)
atau
Tidak melakukan yang
semestinya dilakukan
(omission)
Bagimana mewujudkan
keselamatan pasien
Tiga kegiatan yang saling melengkapi dalam
mewujudkan keselamatan pasien:
Preventing errors (mencegah
errors)
Making errors visible (membuat
errors mudah dikenali)
Mitigating the effects of errors
(meminimalkan akibat dari errors)
(Quality Interagency Coordination Task Force, 2000:
www.quic.gov/report/toc.htm)
Concept: Hazard and risk
Hazard:
A chemical, physical, or biological agent or a
set of conditions that has the potential to cause
harm
Hazard is a source of risk but not the risk perse
Risk:
A function of the nature of the hazard,
accessibility or avenues of contact (exposure
potential), characteristics of exposed
population (receptors), and the likelihood of
occurrence of exposures and consequences.
Proses manajemen risiko
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)
Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Risiko yang mungkin
terjadi pada sarana
pelayanan kesehatan
(McCaffrey & Hagg-Rickert, Risk Management
Risiko yangHandbook, pp 100-104,
terkait dengan 2004) pasien
pelayanan
Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis
Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga
kesehatan yang lain
Risiko yang terkait dengan sarana dan
prasarana
Risiko financial
Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait
dengan penggunaan kendaraan/alat
transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda
motor dsb)
Workshop 2
Lakukan identifikasi risiko yang
mungkin terjadi di rumahsakit
Safety
Selama mendapatkan
Intervensi medis
dan keperawatan ???
Safety dalam
Pembuangan limbah
Medis ?
Safety
Penyediaan obat
Dan pemeriksaan
penunjang
Safety Pelayanan
Sterilisasi alat
Pencucian linen
Penyediaan darah
Safety pelayanan
Penyediaan diit ???
Safety
Pada
saat bencana ???
Unit kerja:……………………
Unsafe acts
Ommision
Action
Background slips/failures
Management factors:
decision Workload Cognitive
Organizational Supervision failures
Process Communication (memory lapses
Equipment
Knowledge/ and mistakes)
ability Violation
Clinical risk
management
Manajemen risiko dalam pelayanan klinis
Clinical Risk Management adalah
meminimalkan risiko terhadap pasien :
dengan mengenal kesalahan atau
kemungkinan kesalahan selama mendapat
asuhan klinis,
mengenal faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap terjadi kesalahan/risiko,
belajar dari pengalaman terhadap setiap
adanya adverse event,
memastikan bahwa dilakukan tindakan untuk
mencegah terjadi kesalahan/risiko, dan
membangun sistem untuk mengurangi
terjadinya risiko.
Clinical risk
management
Suatu pendekatan
untuk mengenal
keadaan yang
menempatkan
pasien pada suatu
risiko dan tindakan
untuk mencegah
terjadinya risiko
tersebut (Sheenu
Jhawar, Mid Stafford
General Hospital,
UK )
Elemen struktur dari
manajemen risiko
Authority : siapa
yang bertanggung
jawab
Visibility: manager
maupun program-
programnya
Communication
Coordination
Accountability
Risk management team
(Victorian hospitals,
Australia)
Tim manajemen risiko terdiri dari Risk
Manager, Assistant Risk Manager dan
Health & Safety Manager.
Tim manajemen risiko:
Mempunyai peran memfasilitasi, mengkoordinasi,
memonitor kegiatan manajemen risiko baik klinis
maupun non-klinis dalam organisasi
Fungsi utama dalam menjalankan peran adalah
menyediakan dukungan, dan meningkatkan
kesadaran melalui pelatihan terhadap seluruh
karyawan ttg mengelola risiko
Tanggung jawab
Direktur mempunyai tanggung jawab dan akuntabilitas
thd keseluruhan manajemen risiko.
Direktur pelayanan medik bertanggung jawab terhadp
manajemen risiko pada tingkat operasional pelayanan
medis
Direktur keuangan bertanggung jawab terhadap risiko
keuangan
Semua manajer dan kepala departemen bertanggung
jawab terhadap manajemen risiko secara operasional
pada departemen yang dipimpinnya
Setiap manajer pada semua lini mendorong agar
karyawan peduli untuk mengenal dan melaporkan risiko,
seingga tindakan proaktif dapat dilakukan
Lingkup (strategi dan
kebijakan) manajemen
risiko
Strategi manajemen risiko:
Reaktif
Proaktif
Kebijakan dan prosedur untuk melaporkan
setiap insiden
Kebijakan dan prosedur menangani komplain
Informasi penanganan komplain bagi karyawan
Kebijakan dan prosedur untuk menangani
tuntutan
Kebijakan dan prosedur untuk mencegah
kejadian yang membahayakan (preventing
harm) dan meminimalkan risiko (patient safety)
Risk Management:
Proactive strategy
(Sheenu Jhawar, Mid Stafford General
Prosedur operasional untuk mengangkat
Hospital, UK ) dan mengarahkan
isu-isu risiko klinis yang mungkin terjadi melalui kejelasan
tanggung jawab dan kendali pada semua lini pelayanan.
Pemahaman terhadap tingkat dan proses pengambilan
keputusan sehingga tidak terjadi tumpang tindih
Pendekatan multidisiplin dalam mengelola risiko
Pelatihan orientasi bagi karyawan baru, terutama dalam
mengoperasikan peralatan medis/klinis
Kebijakan dalam pemeliharaan peralatan yang dikerjakan
secara konsisten
Kebijakan dalam:
fire safety,
infectious and non-infectious waste management,
infection control
occupational health
Audit klinis yang dilaksanakan secara teratur
dengan tindak lanjut yang nyata.
Pengelolaan dokumen rekam medik, pencatatan
medik yang akurat dan terjamin ketelursuran
Komunikasi dalam tim medis, tim keperawatan
terpelihara dengan baik
Serah terima dilakukan secara adekuat
Adanya komunikasi yang terdokumentasi antara staff
dan pasien/keluarga mengenadi keputusan
terapi/tindakan klinis
Dokumentasi spesifik keadaan-keadaan medis
tertentu, misalnya alergi, dsb, pada rekam medik,
yang secara legal ditandatangani
Risk Management: Reactive
strategy
Komplain dari pasien dan karyawan ditangani segera
dan optimal, dan dibuktikan dengan “consent” dari
semua pihak yang terkait
Tinjauan terhadap morbiditas dan mortalitas
dilakukan untuk mengenal faktor-faktor yang dapat
dicegah, dan menjamin bahwa pelayanan yang terbaik
diberikan
Jika terjadi tuntutan, dilakukan pendekatan untuk
mengenal akar masalah (root cause) dan dilakukan
dengan pendekatan budaya tidak menyalahkan
Adanya mekanisme untuk melaporkan terjadi adverse
incident baik klinis maupun non klinis, termasuk
kejadian near miss, dan dicatat dalam risk register
untuk audit dan analisis
Contoh strategi manajemen
risiko pada Victorian
hospitals (2001-2002)
Manajemen risiko diarahkan pada kejadian adverse
event yang dapat dicegah, dan membangun sistem
untuk mengenal, menganalisis, dan mengatasi faktor-
faktor yang mempunyai kontribusi terhadap
terjadinya adverse event
Pergeseran pendekatan dari fokus individu kepada
fokus pada kondisi yang melatar belakangi terjadinya
adverse event, investigasi diarahkan untuk mencari
peluang perbaikan dan menjamin keselamatan pasien
Strategi disusun berdasar key recommendations of
the Improving Patient Safety in Victorian Hospitals
report (the report), produced by the Department of
Epidemiology & Preventive Medicine, Monash
Medical School Monash University.
Lingkup program
manajemen risiko
(McCaffrey & Hagg-
Rickert,2003)
Patient care related risk
Medical staff related risk
Employee related risk
Property related risk
Financial risk
Other risk
Diskusi 1
Identifikasi
Kejadian/Potensi terjadinya
risiko
dan kesalahan sepanjang
jalan proses pelayanan pada
salah satu sistem mikro
(misal pelayanan farmasi,
pelayanan gawat darurat)
Risk
management
Risk analysis
Proses manajemen risiko
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)
Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Menetapkan
lingkup
manajemen
risiko
Contoh:
Patient care related risk
Risk
assessment:
Risk identification
Risk analysis
Risk evaluation
Risk
identification
(identifikasi
risiko)
Audits, complaints,
klaim dan incidents
Risk analysis
Severity analysis
&
Root Cause Analysis
Risk evaluation
Menetapkan apakah suatu
risiko memerlukan treatment
atau tidak
Jika ya, susun action plan
Pembahasan lebih
tajam tentang
Risk analysis
Pengertian
The development of qualitative and / or
quantitative estimate of risk based on
evaluation and mathematical techniques. (FAA
System Safety Handbook, Dec 2000)
The process by which hazards are identified
and analyzed for their likelihood of occurrence
and their potential severity. (GAIN, 2003.,
Guide to methods and tools for safety analysis
in air traffic management)
Risk = the expected loss per unit time or
activity
Yang dimaksud dengan risiko adalah kerugian
yang mungkin terjadi pada tiap unit waktu
atau kegiatan.
Analisis risiko merupakan upaya untuk
menentukan estimasi risiko secara kuantitatif
atau kualitatif berdasarkan tehnik-tehnik
evaluasi maupun matematis.
Analisis risiko merupakan proses untuk
mengenali bahaya (hazard) yang mungkin
terjadi dan bagaimana potensi kegawatan dari
bahaya tersebut
Lingkup risk analysis
Lookshazards to
determine:
What can happen
When it could happen
Audits, complaints,
Risk identification Claims and incidents
Severity analysis
Risk analysis RCA
Risk registers
Risk evaluation Action plan
Eliminate or minimize
Risk treatment risk
Fixing weakness
In systems
Severity
assessment
Selecting events for
investigation
Frequent
Probable
Possible
Unlikely
Rare
Probability
1. Extreme risk
2. High risk
Severity
3. Moderate risk
assessment
4. Low risk
Severity
Extreme
Major
Moderate
Minor
Minimal
Severity Assessment Category for Incidents
Severity
Probability Extreme Major Moderate Minor Minimal
Frequent 1 1 2 2 3
Probable 1 1 2 3 3
Possible 1 2 2 3 4
Uncommon 1 2 3 4 4
Rare 2 3 3 4 4
1 = extreme risk
2 = high risk
3 = moderate risk
4 = low risk
Root Cause
Analysis
Langkah RCA
investigasi kejadian,
rekonstruksi kejadian,
analisis sebab,
menyusun rencana tindakan, dan
melaporkan proses analisis dan
temuan.
Investigasi kejadian
menentukan masalah,
mengumpulkan bukti-bukti yang nyata,
melakukan wawancara,
meneliti lingkungan kejadian,
mengenali faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap timbulnya
kejadian,
menggambarkan rantai terjadinya
kejadian.
Rekonstruksi kejadian
mengenali kejadian-kejadian yang mengawali
terjadinya adverse event ataupun near miss,
melakukan analisis dengan menggunakan
pohon masalah untuk mengetahui kegiatan
atau kondisi yang menyebabkan timbul
kejadian,
lanjutkan sehingga dapat dikenali sistem
yang melatar belakangi timbulnya kejadian
atau sampai tidak beralasan lagi untuk
melanjutkan
Analisis penyebab
mengidentifikasi akar-akar penyebab:
Faktor manusia: kelalaian, incompetence,
sistem pengelolaan sumber daya
manusia termasuk reward system
Sistem breakdown, system failure,
system incapability
Sistem pengendalian
Sumber daya (fasilitas dan peralatan)
dan manajemen sumber daya
rumuskan pernyataan akar masalah
Masalah
Root Cause
Root cause
Susun rencana tindakan
menetapkan strategi yang tepat untuk
mengatasi penyebab yang diidentifikasi,
dan dapat diterima oleh pihak yang terkait
dengan kejadian.
Rencana tindakan disusun untuk tiap akar
penyebab kejadian dan pengukuran untuk
menilai efektifitas tindakan thd akar
penyebab
Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan
dalam organisasi
Catat dan laporkan
Catat proses dan alat yang
digunakan
Biaya yang dibutuhkan
Ringkasan kejadian
Proses investigasi dan analisis
Temuan
Memahami penyebab
kejadian
Kegagalan aktif (active failure):
pelanggaran yang sengaja dilakukan
oleh seseorang
Kondisi laten: breakdown dari proses
atau sistem:
Kurangnya pendidikan
Gagal mengikuti prosedur
7 Measure, collect and assess data on proximate and underlying causes See how to develop indicators
9 Identify which systems are involved (the root causes) Flow chart, cause effect diag, fmea, tree
analysis, barrier analysis
Occ : occurrence
SV : severity
DT : detectable
RPN: risk priority number
Diskusi
identifikasi event-
event yang berisiko
yang ada di
rumahsakit
memilih mana yang
paling prioritas
Pilih satu event
yang masuk
kategori
Coba 1
lakukan root cause
Root Cause analysis
Masalah
Root cause
Root cause
Root cause
Diskusi
Bagaimana kebijakan dan strategi untuk
risk management di rumahsakit
Bagaimana pengorganisasian risk
management di rumahsakit
Lakukan identifikasi kejadian “adverse
events” di instalasi rawat daruat
Lakukan severity assessment
Pilih salah satu proses pelayanan klinis
yang bermasalah, yang mungkin
membahayakan pasien
Lakukan analisis dengan FMEA atau RCA
Bahan bacaan
Risk Management Guidelines AS/NZS 4360.2004
American Society for Health Care Risk Management, Risk
Management Handbook, 2004
Hunter Area Health Service Clinical Governance Unit, Adverse
Event Management Program Overview, August 2003
FAA, FAASystem Safety Handbook, Dec. 2000
Gain., Guide to methods and tools for safety analysis in air
traffic management, 2003.
Hunter Area Health Service, Management of Clinical
Adverse Event, May 2003
Ward, S. E., Incident Investigation and Root cause Analysis,
JHQ, May/June 2005
JCAHO., Root Cause Analysis in Health Care, Joint
Commission, 2000
Burgmeyer, J., Failure Mode and Effect Analysis: An Application
in Reducing Risk in Blood Transfusion, Journal on Quality
Improvement, Vol 28, No.6, June 2002.
Beberapa definisi
Adverse event: injury caused by medical
management rather than by the underlying
condition of the patient
Medical error: the failure of a plan action to be
completed as intended (error of execution) or the
use of a wrong plan to achieve an aim (error of
plan)
Near miss: suatu kejadian atau situasi yang
sebenarnya dapat menimbulkan kecelakaan,
trauma atau penyakit tetapi belum terjadi karena
secara kebetulan diketahui atau upaya pencegahan
segera dilakukan
Event: operasi pada sisi
salah
r proses: persiapan operasi sampai dengan pelaksanaan operasi
Persiapan
OK Check ulang
Model-model kegagalan:
-kegagalan/kesalahan labelling pd ro foto Oleh dokter
-Kesalahan penulisan keputusan dokter pd RM operator
-Kesalahan dalam penyiapan pasien
-Tidak dilakukan check ulang oleh perawat
-Tidak dilakukan check ulang oleh dokter Pelaksanaan
-Operasi dilakukan oleh dokter yang bukan operasi
memiliki kompetensi yang dimaksud
Failure Cause Effects OCC SV DT RPN Design Design
Mode of of action/ Validati
failure failure Solution on
Kesalahan
Labelling ro
Kesalahan
menulis
keputusan dr
Kesalahan
persiapan
pasien
Kesalahan
persiapan
OK
Check ulang
tdk dilakukan
Bukan
kompetensi
nya
Occ : occurrence
SV : severity
DT : detectable
RPN: risk priority number