Anda di halaman 1dari 27

DEDUKSI,

ABDUKSI, DAN
INDUKSI
KELOMPOK 1
1. Dyah Ratri Adyatma 111811133020
2. Azizah Ayu Septiani 111811133113
3. Romadoni Kun Annisa 111811133122
4. Namira Salsabila Aprilia 111811133143
5. Fahreza Islamay Firdaus 111811133202

2
1
DEDUKSI
3
PENGERTIAN DARI BEBERAPA TOKOH

▰ ARISTOTELES ▰ QUINE(1982) ▰ HOFFMANN (1997)


Menurut Aristotle, yang Misi logika adalah Tugas dari logika deduktif
merupakan seorang pencarian kebenaran, adalah menegaskan
penemu deduksi, yaitu suatu usaha untuk validitas dari satu
deduksi memisahkan kebenaran yang mengarah
mengisyaratkan pernyataan yang benar ke kebenaran lainnya.
keberadaan kebenaran dan pernyataan yang
dan kepalsuan / salah.
kesalahan.

Deduksi itu jawabannya pasti dan jelas 4


PENGERTIAN

▰ Cara berpikir dimana dari pernyataan bersifat umum


ditarik kesimpulan bersifat khusus
▰ Menggunakan pola berpikir silogismus. Silogismus,
disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah
kesimpulan.

5
Kaidah utama dalam deduksi adalah jika premisnya benar,
maka kesimpulannya pasti benar.
Premis 1 : Semua manusia itu bisa mati.
Premis 2 : Socrates adalah seorang manusia.
Kesimpulan : Socrates bisa mati.

6
▰ Entailment : satu fakta yang mengarah ke fakta lainnya
▰ Argumen yang valid dalam deduksi adalah argumen
yang kebenaran premisnya menjamin (entail)
kebenaran dari kesimpulannya
▰ Validitas (validity) dan kebenaran (truth) itu tidak sama

7
Premis 1 : Semua manusia itu bisa mati.
Premis 2 : Socrates adalah seorang manusia.
Kesimpulan : Socrates adalah guru Plato
▰ Argumen tepat (correct), tetapi invalid karena mortalitas
tidak ada hubungannya dengan Plato. Hanyalah sebuah
kebetulan kesimpulan merupakan suatu kenyataan.

8
Jika Premis tidak menjamin kebenaran kesimpulan,
maka argumen akan menjadi buruk.
Premis 1 : Semua kucing adalah mamalia.
Premis 2 : Saya adalah mamalia.
Kesimpulan : Saya adalah kucing.
▰ Argumen di atas tidak valid karena premisnya tidak
entail kesimpulan.
9
▰ Argumen juga bisa valid namun tidak tepat.
Premis 1 : Semua manusia punya ekor.
Premis 2 : Budi adalah seorang manusia.
Kesimpulan : Budi memiliki ekor.
▰ Argumen di atas dapat dikatakan valid karena premis-
premisnya entail kesimpulan, tetapi tidak tepat dikarenakan
premisnya memiliki kesalahan
▰ Suatu argumen dikatakan ‘terdengar’ deduktif apabila terdapat
validitas dan semua premis benar.
10
KELEMAHAN

▰ Kesimpulan hanya bisa benar/salah, di mana kedua hal tersebut saling


bertolakbelakang.
▰ Alasan seperti ini tidak mampu mengarah ke penemuan pengetahuan yang belum
tertanam pada premis. Bahkan dalam beberapa kasus, premis dapat menjadi
tautologis
Premis 1 : Perilaku manusia itu rasional.
Premis 2 : Satu dari beberapa opsi lebih efisien dalam
mencapai tujuan.
Kesimpulan : Manusia yang rasional akan memilih opsi yang
mengarahkannya mencapai tujuan.
11
2
ABDUKSI
12
PENGERTIAN

▰ Metode abduksi dibuat dengan pendekatan


silogisme layaknya pendekatan deduktif,
namun pendekatan yang dipakai adalah untuk
membangun hipotesis dan menyimpulkan
hipotesis yang dikumpulkan tersebut.

13
ILUSTRASI

“ A diamati.
Jika A, maka B.”

14
CONTOH 1

▰ Di dalam iklan margarin (Blue Band), orang yang langsing akan


ditampilkan menggunakan margarin yang diiklankan.
▰ Dalam kasus ini, konsekuensi dari sebuah produk ditampilkan ->
bahwa Blue Band itu membuat makanan enak.
▰ Sebagai hasil, kita bisa mendapatkan sebuah kesimpulan abduktif
yaitu Blue Band adalah margarin dengan presentase “rendah-lemak”
(atributnya).

15
CONTOH 1

▰ Kita mengetahui bahwa Sam selalu mengendarai mobilnya dengan


sangat cepat jika sedang mabuk.
▰ Pada saat kita melihat Sam mengendarai mobilnya dengan cepat
maka kita berkesimpulan bahwa Sam mabuk.
▰ Tentunya hal ini belum tentu benar, mungkin saja dia sedang terburu-
buru atau dalam keadaan gawat darurat.

16
APLIKASI

▰ Dikarenakan merupakan bagian dari membangun hipotesis dari sebuah


kasus dan menyimpulkannya, maka abduksi digunakan sebagai tahap awal
penelitian. Peneliti berfokus pada bagaimana membangun hipotesis secara
general atau universal.
▰ Dapat dimanfaatkan pada penelitian kuantitatif, terutama :
-Exploratory Data Analysis (EDA)
-Exploratory Statistics (ES)

17
KESALAHAN

Dalam pendekatan abduksi, hipotesis disusun sebagai bagian


dari kemungkinan-kemungkinan, maka akan sangat mungkin bila
terjadi kesalahan. Namun, hipotesis yang dipilih dalam logika
abduksi harus bisa dijelaskan sesuai fakta pada objek masalah.

Penjelasan adalah satu kesatuan dengan prediksi. (James, 2002)

18
KESIMPULAN

▰ Pendekatan abduksi tidak perlu melakukan observasi langsung,


cukup melakukan verifikasi saja dan proses verifikasi tersebut bisa
terus berlanjut.
▰ Walaupun tidak perlu observasi langsung, namun hipotesis harus
melalui syarat ideal keilmiahan yang dapat diuji sebagai bagian dari
tanggung jawab keilmuan.

19
3
INDUKSI
20
PENGERTIAN

▰ Cara berpikir menarik suatu kesimpulan yang


bersifat khusus dari berbagai kasus yang bersifat
umum.
▰ Perbedaan Induksi dengan Deduksi terletak pada
kesimpulan yang umum namun lebih bersifat
luas.
21
LOGIKA

▰ Diperkenalkan oleh Francis Bacon sebagai bentuk perlawanan langsung


pada deduksi.
▰ Penggunaan deduksi cenderung mengambil proposisi (dalil) sebagai
pernyataan yang tegas, padahal kedua hal tersebut berada pada level
pengetahuan yang berbeda.
▰ Bagi Peirce, abduksi dan deduksi hanya memberikan proporsisi/dalil
saja. Sedangkan induksi menyediakan pernyataan sebagai dukungan
empiris.

22
CONTOH

▰ Premis 1 : Kambing punya mata (khusus)


▰ Premis 2 : Kucing punya mata (khusus)
▰ Premis 3 : Kambing dan kucing adalah binatang (khusus)
▰ Kesimpulan : Semua binatang mempunyai mata (umum)

23
KELEMAHAN

▰ Induksi tidak selalu memberikan kesimpulan yang absolut namun memberikan


kesimpulan yang sifatnya paling dekat kebenarannya atau yang paling
memungkinkan benar adanya.
▰ Terkadang, pernyataan yang diajukan pada premis yang menunjukkan keterkaitan
tidak bisa menghasilkan kesimpulan yang benar.
▰ Contoh:
▻ Premis 1 : Cobra adalah binatang yang berbisa (khusus)
▻ Premis 2 : Cobra merupakan ular (khusus)
▻ Kesimpulan : Semua ular adalah binatang yang berbisa (umum)
24
PERTANYAAN DISKUSI
1. Shania (Kel 5): Deduksi dan induksi apa perlu observasi? Jika tidak, bagaimana bisa
menghasilkan kesimpulan yg absolut?
2. Gardenia (Kel 9): Tadi deduksi, kesimpulannya ga absolut, bedanya sama induksi?
3. Riries (Kel 10): Dari ketiga metode, metode mana yang mendekati penarikan kesimpulan yg
absolut?
4. Arief (Kel 9): Bukankah verifikasi abduksi juga harus melalui observasi juga?
5. Nadia (Kel 10): Deduksi dan induksi pengaplikasiannya untuk apa?
6. Effie (Kel 2): Abduksi itu kan nggak berdasar observasi, mah gimana caranya kita
mendapatkan hasil yg valid kl nggak melewati observasi?
7. Ara (kel. 3): sebagai mahasiswas psikologi, metode mana yang paling cocok untuk digunakan?
25
Rafika (kel.8) adakah cara yang bisa mengubah
agar kesimpulan bisa absolut?
Nisa (kel. 7) biasanya ketiga metode tsb kapan
dan bagaimana dipergunakannya?

26
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai