1
Agenda
3. PSAK 45
2
Akuntabilitas dan Transparansi - Public Sector
Prioritas tujuan
Tujuan entitas pelaporan
nirlaba – bukan keuangan
laba pencapaian Karakteristik unik (akuntabilitas vs.
program • pengguna LK decision usefulness)
entitas
• tidak ada
kepemilikan,
kontribusi
Kebutuhan accounting
framework and practice
yang berbeda
5
Entitas Nirlaba
6
Standar Akuntansi Nirlaba
2 Amerika Serikat Standar lokal (bagian dari US GAAP) Reporting dan Kontribusi diatur khusus, namun masih menjadi bagian
US GAAP
3 Australia Standar lokal – AAS (IFRS-Based) AAS - mengacu pada IFRS reduced form – public
4 Belanda Mengacu ke standar lokal + Guideline for Mengacu pada local standar dilengkapi dengan pedoman laporan
Annual Reporting 640 : NPO tahunan
5 Brasil Resolução CFC N.º 1.409/12 Pedoman khusus mengacu pada standar lokal
6 Cina Private Non-Profit Organization Accounting Standar stand alone
System
7 Filipina Standar lokal – PFRS (IFRS-Based atau IFRS Standar lokal
for SME-Based)
8 Hong Kong Standar lokal / HFRS (IFRS-Based) Standar lokal
9 India Technical Guide on Accounting of NPO Pedoman khusus mengacu pada standar lokal
10 Inggris Standard of Recommended Practice (SORP) Pedoman akuntansi untuk masing-masing jenis entitas
11 Jerman Standar lokal Tidak ada penjelasan standar khusus
12 Kanada Accounting Standard for NPO atau IFRS Standar khusus hanya menjelaskan hal khusus, hal umum mengacu
standar umum
13 Malaysia Standar local Standar lokal
14 Pakistan Guideline for Accounting NGOs/NPOs Pedoman khusus mengacu pada standar lokal
15 Rusia Regulation on Accounting (PBU 1/2008) Pedoman khusus mengacu pada standar lokal
16 Selandia Baru PBE Standard (IPSAS-Based) Standar khusus berbasis IPSAS berlaku mulai 2015
17 Singapura Standar lokal (IFRS-Based) atau Charities Standar lokal atau standar khusus charity
Accounting Standar
18 Thailand TNPAE Standar lokal untuk entitas non publik
9
Penerapan Standar Akuntansi Nirlaba
10
Dana atau Aset Bersih Entitas Nirlaba
• Tidak terikat
Dana dapat digunakan untuk keperluan entitas nirlaba tanpa
dibatasi oleh peraturan yang mengikat. Entitas lebih leluasa untuk
melakukan pengeluaran bagi jenis kontribusi ini.
• Terikat sementara
Kontribusi yang masuk dalam terikat sementara disebabkan oleh
tujuan yang terbatas untuk periode tertentu. Beberapa lembaga
menggunakan batasan waktu hingga 5 tahun sebelum ditarik atau
dialihkan ke jenis tidak terikat (Ruppel, 2007).
• Terikat permanen
Karakteristik jenis ini mengharuskan entitas nirlaba untuk
mengalokasikan ke jenis aset tertentu, menjaga secara permanen
dan membolehkan mengambil manfaat darinya, contohnya adalah
wakaf. Hasil dari investasinya dapat diklasifikasikan sebagai tidak
terikat atau terikat sementara.
11
INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR
ACCOUNTING STANDARD
12
IPSASB
• Tujuan
– Meningkatkan manajemen keuangan
– Meningkatkan akuntabilitas dan transparannsi
• Melalui
– Pelaporan keuangan dan non keuangan untuk pemerintah
dan organisasi yang terkait dengan pemerintah
• Mendukung:
– Kegiatan benchmarking pelaporan keuangan
– Penelitian dan pendidikan
– Kegiatan sharing knowledge antara auditor, stakeholder
13
Produk IPSASB
14
Accrual based IPSASB
15
IPSAS
16
IPSAS
17
IPSAS
18
ORGANISASI NIRLABA
PSAK 45
19
Standar Akuntansi Nirlaba PSAK 45
Hanya mengatur • PSAK 45 dan PSAK untuk
jenis-jenis laporan Organisasi nirlaba dengan
keuangan dan akuntabilitas publik signifikan
ilustrasi masing- • PSAK 45 dan SAK ETAP untuk
masing laporan Organisasi Nirlaba dengan
akuntabilitas publiknya tidak
signifikan
Dikembangkan
Harus diterapkan
dengan
mengadoposi pada PSAK bersamaan dengan
PSAK atau SAK ETAP
SFAS 117 45
21
Nir Laba – PSAK 45
30
Klasifikasi Aset Neto
31
Tujuan Laporan Aktivitas
• Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai :
– pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva
bersih,
– hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,
– bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program
atau jasa,
• Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak
lainnya untuk:
– mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
– menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan
jasa,
– menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan Aktivitas
35
Laporan Arus Kas
49
Bentuk-Bentuk Organisasi Nirlaba
• Organisasi nirlaba
– Yayasan
– Lembaga Swadaya Masyarakat
– Organisasi masa dan politik
• Instansi Pemerintah atau bagian dari instansi pemerintah.
• Lembaga independen non pemerintah: Otoritas Jasa
Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, Badan Penyelenggara Ibadah
Haji
• Badan Layanan Umum dan BLU Daerah rumah sakit,
universitas
50
Organisasi Nirlaba
51
Pelaporan Yayasan
52
Pelaporan Yayasan
• Yayasan yang wajib diaudit menurut UU No. 28 tahun 2004 tentang Perubahan
atas UU No. 16 tahun 2001 adalah yayasan yang menerima bantuan negara,
luar negeri, atau pihak lain sebesar lebih dari 500 juta atau memiliki aset di
luar harta wakaf lebih dari 20 milyar.
• Yayasan tersebut harus menyusun laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku dan ikhtisar laporan tersebut harus diumumkan dalam
surat kabar.
• Hasil audit disampaikan kepada pembina yayasan dan ditembuskan kepada
menteri dan instansi terkait.
• Undang-Undang Pajak Penghasilan menempatkan yayasan sebagai salah satu
bentuk badan yang merupakan subjek pajak.
• Atas surplus yayasan dikenakan pajak penghasilan.
• Namun, khusus untuk yayasan pendidikan, jika hasil usaha digunakan untuk
melakukan investasi, maka surplus tersebut tidak dikenakan pajak. Untuk
tujuan ini yayasan wajib menyampaikan surat pemberitahuan pajak, walaupun
dalam satu tahun pajak mungkin tidak ada pajak yang dibayarkan.
53
Akuntansi Yayasan
• Mengikuti ketentuan dalam PSAK 45 dalam pelaporan dan SAK ETAP atau
PSAK tergantung akuntabilitasnya.
• Pengurus dan anggota tidak berhak atas ekuitas yayasan sehinggaa ekuitas
yayasan disebut aset bersih.
• Aset bersih dikategorikan aset neto tidak terikat, terikat temporer dan
tidak terikat.
• Laporan keuangan: laporan aktivitas, laporan posisi keuangan (neraca),
laporan perubahan aset neto, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.
• Jika dalam yayasan tersebut tidak ada pemisahan aset neto karena semua
tidak terikat maka dapat disajikan hanya aset neto.
• Pencatatan mengikuti jenis usaha yayasan.
54
Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS)
55
Akuntansi Ormas
• Mengikuti ketentuan dalam PSAK 45 dalam pelaporan dan SAK ETAP atau
PSAK tergantung akuntabilitasnya.
• Pengurus dan anggota tidak berhak atas ekuitas ORMAS sehinggaa ekuitas
ORMAS disebut aset bersih.
• Aset neto dikategorikan aset neto tidak terikat, terikat temporer dan tidak
terikat.
• Laporan keuangan: laporan aktivitas, laporan posisi keuangan (neraca),
laporan perubahan aset neto, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.
• Jika dalam yayasan tersebut tidak ada pemisahan aset neto karena semua
tidak terikat maka dapat disajikan hanya aset neto.
• Pencatatan mengikuti jenis usaha ORMAS.
• Terdapat penggunaan hasil usaha yang dimiliki
56
AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM
57
Dasar Hukum
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 68-69:
• Rencana kerja dan anggaran (RKA), LK dan kinerja BLU disusun dan disajikan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan dan
kinerja kementerian negara/Lembaga/pemerintah daerah.
• Pendapatan dan belanja BLU dalam RKA tahunan dikonsolidasikan dalam RKA
kementerian negara /lembaga/pemerintah daerah.
• Pendapatan yang diperoleh BLU merupakan pendapatan negara/daerah.
• Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLU yang
bersangkutan.
Pengertian
Psl 2 PP 23/2005
Karakteristik BLU
Persyaratan teknis
Persyaratan
Persyaratan substantif BLU, BLU diatur oleh
keuangan/administratif diatur
fungsi dasar pelayanan publik Kementerian/Lemb
oleh Menteri Keuangan
aga teknis
Penetapan BLU
ya
Usulkan Teliti Penetapan
memenuhi Usulkan
BLU Persyaratan ya penuh BLU Penuh
diteruskan
tidak teknis
Teliti
Persyaratan ya
Tidak diusulkan tidak administrasi
sebagian
Tdk tidak
Penetapan
diusulkan
BLU bertahap
Tdk
disetujui
Pencabutan BLU
Perbandingan BLU & Satker lain
Perbandingan BLU & BUMN
BLU BUMN
URAIAN Satker Biasa
(PP 23 th 2005) (UU 19/2003)
Anggaran Bagian dari RKA K/L Bagian dari RKA K/L Bukan merupakan RKA K/L
RKA RBA Rencana Kerja Perusahaan
SPI
APIP SPI
Pengawas internal (APIP) Pengawas eksternal Pengawas eksternal
Pengawasan/ Pengawas eksternal (BPK) Dewas Dewan Komisaris
Pemeriksaan
Standar Akuntansi
Perencanaan dan Anggaran
Dokumen pelaksanaan
RBA yang disetujui anggaran disahkan oleh
sebagai dasar untuk Menteri
membuat dokumen Keuangan/pejabat
pelaksanaan anggaran. pengelolaan keuangan
daerah
Dokumen pelaksanaan
anggaran merupakan
Dokumen pelaksanaan
lampiran dari perjanjian
anggaran menjadi dasar
kerja antara pimpinan
penarikan dana dari
BLU dengan
APBN/APBD
kementerian/kepala
daerah
Sumber Pendapatan
Alokasi APBN
BLU tidak
Rekening dapat
BLU dapat
Pengelolaan bank BLU melakukan
Penarikan melakukan Keuntungan
kas dibuka di investasi
dana investasi dari
berdasarkan bank jangka
APBN jangka pendek investasi
praktek umum panjang
dengan dalam rangka pendapatan
bisinis yang oleh kecuali atas
SPM cash BLU.
sehat pimpinan ijin Menkeu/
management.
BLU kepala
daerah.
Pengeloaan Piutang dan Utang
• BLU dapat memberikan piutang terkait dengan • BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan
kegiatannya. kegiatan operasionalnya/perikatan peminjaman
• Piutang dikelola sesuai dengan praktek bisnis dengan pihak lain
yang sehat • Utang dikelola sesuai dengan praktek bisnis
• Piutang dapat dihapus secara berjenjang sesuai yang sehat
dengan kewenangan. • Utang jangka pendek untuk belanja operasional
• Kewenangan penghapusan piutang diatur oleh • Utang jangka panjang untuk belanja modal
Menkeu/kepala daerah • Perikatan peminjaman sesuai dengan jenjang
kewenangan yang diatur oleh Menkeu/kepala
daerah
• Pembayaran utang merupakan tanggungjawab
BLU
PIUTANG UTANG
Pengelolaan Barang
Pengadaan barang berdasarkan prinsip efisien dan ekonomis sesuai dengan
praktek bisnis yang sehatdapat dibebaskan seluruhnya atau sebagian dari
ketentuan yang berlaku bila terdapat alasan efektivitas dan efisiensi
Kewenangan pengadaan barang secara berjenjang berdasarkan nilai yang
diatur oleh Menkeu/kepala daerah.
Barang inventaris dapat dialihkan dan dihapuskan oleh BLU dan dilaporkan
secara berkala kepada menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah.
BMN Yang Dikelola Oleh BLU Merupakan Bagian Dari BMN Kementerian
Negara/Lembaga Yang Akan Dikonsolidasikan Menjadi BMN Kementerian
Negara/Lembaga
Barang Inventaris BLU Dapat Dialihkan Dan/Atau Dihapuskan Kepada Pihak Lain
Dengan Cara Dijual, Dipertukarkan, Dihibahkan Berdasarkan Pertimbangan
Ekonomis Dan Dilaporkan Secara Berkala Kepada K/L
82
Standar Akuntansi
PMK76/PMK.05/2013
Transaksi
Keuangan
Konsolidasian Pertanggungjawaban
Standar Standar
Akuntansi Akuntansi
SAP SAK
LRA LO
Neraca Neraca
CaLK LAK
CaLK
LK – K/L
UU No. 1/2004
PP No.23 Konsolidasi PP No.8
Lampiran
Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAK
Laporan Realisasi
Anggaran/Laporan Operasional;
Neraca;
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Arus Kas;
Laporan Kinerja
Rekonsiliasi
Lampiran/
LAP. KEU Dikonsolidasikan LAP. KEU
BLU K/L
Laporan Keuangan BLU yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan menjadi lampiran
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
(PASAL 2 PERDIRJEN 67/PB/2007)
BLU selaku pengelola kekayaan negara yang tidak dipisahkan adalah entitas akuntansi dan wajib
menyusun laporan keuangan yang disusun berdasarkan Stándar Akuntansi Pemerintahan.
(PASAL 3 PERDIRJEN 67/PB/2007)
Laporan Keuangan BLU – Konsolidasi KL
SPM
Kas Kas (Operasional)
Pengesahan
(Operasional )
Penyampaian
KPPN
KONVERSI
COA – PMK 91
COA - BLU
Neraca
Neraca
Kas,Piutang,Persediaan, Memo
Kas,Piutang,Persediaan, Penyesuaian
AT, Investasi, Utang
AT, Investasi, Utang
Depresiasi, Bad Debt, Tax
Depresiasi, Bad Debt, Tax
Aktiva Bersih
Aktiva Bersih
Sistem Akuntansi BLU
DIPA-APBN PAGU
Belanja
KL (PA)
LRA
SPM
LRA PA
Aplikasi LRA
BLU/KPA DIPA-PEND BELANJA
OPR
NERACA
SPM/SP2D
SPM/SP2D
PENGESAHAN
Rekening Oprasional BLU SPM Pengesahan
Pengel Pot
Belanja Penerimaan
KPPN LAK
Mapping LRA
SAP NERACA
Pelaporan BLU
Dit. APK
LK
Ringkasan,Face
UAPA
Ringkasan,Face
LK Ringkasan,Face
Keterangan Ringkasan
SAK
UAPPA-E1
SAP
LK LK
•
•
Sistem Akuntansi Keuangan BLU
•
Sistem Akuntansi Biaya BLU
Sistem akuntansi biaya BLU paling sedikit
mampu menghasilkan:
• informasi tentang harga pokok produksi;
• informasi tentang biaya satuan (unit cost) per unit
layanan; dan
• informasi tentang analisis varian (perbedaan antara
biaya standar dan biaya sesungguhnya).
BAB I PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
• Pedoman ini menjelaskan gambaran umum, jenis dan ilustrasi format laporan
keuangan, akuntansi pendapatan, akuntansi biaya, akuntansi aset, akuntansi
kewajiban, dan akuntansi ekuitas.
Sistem Akuntansi BLU
• Kebijakan Akuntansi
• Sub sistem Akuntansi
• Prosedur Akuntansi
• Bagan Akun Standar.
Laporan Keuangan
Jenis
• Kas dan setara kas
• Investasi jangka pendek
• Piutang usaha
• Piutang lain-lain
• Persediaan
• Uang Muka
• Biaya dibayar Dimuka
• Investasi jangka panjang
• Aset tetap
• Aset lainnya
Akuntansi Kewajiban
Pengertian
• utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan
aliran keluar sumber daya ekonomi BLU.
• Penyelesaian kewajiban: pembayaran, penyerahan aset, pemberian jasa dan
penggantian kewajiban dengan kewajiban lain
• hak residual BLU atas aset setelah dikurangi seluruh kewajiban yang dimiliki.
Ekuitas BLU terdiri atas ekuitas tidak terikat, ekuitas terikat temporer, dan ekuitas
terikat permanen.
Ekuitas
• Ekuitas tidak terikat ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu.
• Ekuitas terikat temporer ekuitas berupa sumber daya ekonomi yang
penggunaannya dan/atau waktunya dibatasi untuk tujuan tertentu dan/atau
jangka waktu tertentu oleh pemerintah atau donatur. Pembatasan tersebut dapat
berupa pembatasan waktu dan/atau pembatasan penggunaan ekuitas tersebut
oleh BLU
• Ekuitas terikat permanen ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya
dibatasi secara permanen untuk tujuan tertentu oleh pemerintah/donatur.
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
123
HASIL PEMERIKSAAN BPK 2008-2012
PEMERINTAH DAERAH
Sumber: IHPS BPK, Untuk tahun 2013, berdasarka datan Rakerna Akuntanasi 2014, WTP 65,WDP 19 dan 3 TMP
OPINI
LKP 2013
DASAR HUKUM
• Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai
Psl 1 kekayaan bersih
UU17/2003 • Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih
128
TUJUAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
PP 71
2010
130
PUSAP
(PASAL 6)
PMK No 238/PMK.05/2011
Tentang
PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENERAPAN BASIS AKRUAL
(PASAL 7)
ANGGARAN
KONSEPSI ANGGARAN DAN AKUNTANSI
BASIS KAS
Laporan
LRA SILPA/SIKPA
Perubahan SAL
AKUNTANSI
BASIS
AKRUAL Surplus/ Laporan
LO Perubahan Ekuitas Neraca
Defisit-LO Ekuitas
136
KOMPONEN LK – PP 71/2010
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
LAPORAN PERUBAHAN SAL
139
LAPORAN OPERASIONAL
LO menyediakan
Operasi keuangan secara menyeluruh yang
informasi mengenai Performace berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah
seluruh kegiatan dalam hal efisiensi, efektivitas dan kehematan
operasional perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi
keuangan entitas
pelaporan yang Memprediksi pendapatan LO yang akan diterima
penyajiannya Estimation untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam
disandingkan dengan periode mendatang dengan menyajikan laporan
periode sebelumnya secara komparatif
efektivitas
Output
(keluaran) Laporan
Operasional
efisien Input
(cost dari
program/
kegiatan)
ekonomi Laporan Kinerja
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL
Aset &
Pendapatan Beban Cost Kinerja
Kewajiban
Mengaitkan cost dengan kinerja
LAPORAN LAPORAN
EVALUASI KINERJA
KEUANGAN KINERJA
STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL
• Hak pemerintah • Penurunan manfaat
• Diakui sebagai ekonomi/potensi jasa
dalam periode
penambah ekuitas pelaporan
• Dalam tahun • menurunkan ekuitas
anggaran yg • berupa pengeluaran/
bersangkutan
Pendapatan-LO Beban (dari konsumsi
(dari kegiatan kegiatan aset atau timbulnya
• Tidak perlu
dibayar kembali operasional) operasional) kewajiban
• Pendapatan/Beban yg
• Sifatnya tidak rutin, bukan n operasi biasa
termasuk surplus/defisit
Kegiatan Non Pos Luar
• Tidak diharapkan
dari penjualan aset non Operasional Biasa sering/rutin terjadi
lancar dan penyelesaian • Di luar kendali/
kewajiban jangka panjang pengaruh entitas ybs
• Sifat & jumlah diungkap
dalam CalK
146
STRUKTUR DAN ISI
AKUNTANSI BEBAN
SURPLUS / DEFISIT LO
• Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan
kejadian luar biasa.
TRANSAKSI MATA UANG ASING
• Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang
rupiah.
• Jika tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dijabarkan
dalam mata uang rupiah dengan kurs tengah bank sentral pada tanggal
transaksi.
• Jika tidak tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dalam
mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi,
yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing
tersebut.
• Jika mata uang asing tersebut dibeli dengan menggunakan mata uang
asing\, maka:
a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan
dengan menggunakan kurs transaksi
b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam
rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral tanggal transaksi.
TRANSAKSI DALAM BENTUK BARANG DAN JASA
159
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
161
HUBUNGAN ANTAR LAPORAN
Laporan Finansial:
• LO Laporan Perubahan Ekuitas Neraca
KETERKAITAN LAPORAN
Surplus/Defisit LO 360 SILPA 1.450
Neraca
Aset 2.000
Kewajiban 640
Ekuitas 1.360
AKUNTANSI RUMAH SAKIT BLU
164
Akuntansi Rumah Sakit
STANDAR MANA
YANG DIGUNAKAN ??
SAK
PSAK & SAK
PSAK ETAP & PSAP
PSAK 45 ETAP
PSAK 45
165
Pedoman Akuntansi Rumah Sakit
166
Pedoman Akuntansi Rumah Sakit – BLU&D
167
Pedoman Umum
Bapepam
168
Tujuan Laporan Keuangan
175
Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan keuangan BLU rumah sakit disertai dengan lampiran:
a. Analisis laporan keuangan yang terdiri dari: Rasio
Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Rentabilitas;
b. Laporan aktivitas yang disajikan secara komparatif antara
proyeksi sebagaimana tercantum dalam RBA dengan
realisasi periode berjalan;
c. BLU rumah sakit dapat menyajikan lampiran lain sesuai
kebutuhan.
Kemenkes
176
Keterbatasan Laporan Keuangan
• Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah
lampau;
• Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak
pengguna.
• Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran;
• Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
• Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya
(formalitas); dan
• Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis
dan tingkat kesuksesan antar BLU rumah sakit.
Kemenkes
177
Aset
• Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh BLU rumah sakit sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh BLU rumah sakit.
• Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi
dari aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun
tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada rumah sakit.
Aset
Aset Lancar Aset Tetap Aset Lainnya
Kas dan setara kas Tanah Aset kerjasama
Investasi jangka pendek Gedung dan Bangunan operasi
Piutang pelayanan Peralatan dan Mesin Aset sewa
Piutang lain-lain Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset tak berwujud
Persediaan Konstruksi dalam Perngerjaa Aset lain-lain
Uang Muka Jumlah aset tetap
Akumulasi Penyusunan
178
Aset
179
Kewajiban
• Kewajiban adalah utang rumah sakit masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya rumah sakit yang mengandung manfaat ekonomi.
• Kewajiban jangka pendek diselesaikan kurang dari satu tahun.
• Kewajiban jangka panjang diselesaikan lebih dari satu tahun.
Aset
Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Pendek
Utang usaha • Kredit investasi
Utang pajak • Pinjaman jangka panjang
Biaya yang masih harus dibayar dari lembaga keuangan
Pendapatan diterima dimuka
Bagian lancar utang jangka
panjang
Utang jangka pendek lainnya
180
Kewajiban
181
Ekuitas
• Ekuitas adalah hak residual atas aset rumah sakit setelah dikurangi semua
kewajiban;
• Ekuitas adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk
tujuan tertentu oleh penyumbang atau hasil operasional rumah sakit.
• Ekuitas sebagai bagian dari pemilik (pemerintah) harus dilaporkan
sedemikian rupa, sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya
secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan standar akuntansi.
Ekuitas
Kewajiban Jangka Pendek
Ekuitas Awal
Surplus defisit tahun lalu
Surplus defisit tahun berjalan
Ekuitas Donasi
182
Ekuitas
183
Pendapatan
184
Pendapatan
185
Pendapatan
• Pendapatan usaha dari jasa layanan diakui ketika hasil suatu transaksi
yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan
sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada
tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.
• Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi
berikut ini dipenuhi:
– Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
– Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan;
– Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan
andal; dan
– Beban yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat
diukur dengan andal;
• Pengungkapan: Rincian jenis pendapatan pada catatan atas laporan
keuangan
186
Beban
• Beban adalah penurunan manfaat
ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar kas atau Beban
berkurangnya aset atau terjadinya Beban layanan
kewajiban yang mengkibatkan Beban umum dan administrasi
penurunan ekuitas. Beban lainnya
• Beban diakui pada saat timbulnya Rugi penjualan aset non lancar
beban tersebut sebesar jumlah yang Kerugian penurunan nilai
digunakan untuk pelayanan rumah Kerugian lainnya
sakit, jumlah yang telah dibayar, jumlah
yang harus dibayarkan jumlah yang
diestimasi atau sebesar jumlah yang
dialokasikan.
• Pengungkapan rincian beban dan
tambahan pengungkapan untuk
estimasi
187
Neraca
NERACA RSUD “X”
PER 31 DESEMBER 2011 dan 2012
ASET 2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ASET LANCAR xxx xxx xxx
ASET TETAP xxx xxx xxx
ASET KSO
ASET LAINNYA
TOTAL ASET XXX XXX XXX
KEWAJIBAN xxx xxx xxx
KEWAJIBAN JANGKA PENDEL xxx xxx xxx
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG xxx xxx xxx
TOTAL KEWAJIBAN xxx xxx xxx
EKUITAS xxx xxx xxx
TOTAL KEWAJIBAN + EKUITAS XXX XXX XXX
Akun Neraca
RSUD “X”
AKUN NERACA
ASET 2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ASET LANCAR xxx xxx xxx
Kas dan Setara Kas xxx xxx xxx
Investasi jangka pendek xxx xxx xxx
Piutang pelayanan xxx xxx xxx
Piutang lain-lain xxx xxx xxx
Persediaan xxx xxx xxx
Uang Muka xxx xxx xxx
Biaya dibayar di muka xxx xxx xxx
JUMLAH ASET LANCAR xxx xxx xxx
Akun Neraca
AKUN Neraca RSUD “X”
ASET 2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ASET TETAP xxx xxx xxx
Tanah xxx xxx xxx
Gedung dan Bangunan xxx xxx xxx
Peralatan dan Mesin xxx xxx xxx
Jalan, jaringan xxx xxx xxx
Aset tetap lain xxx xxx xxx
Konstruksi dalam pengerjaan xxx xxx xxx
JUMLAH ASET TETAP xxx xxx xxx
Akumulasi penyusutan xxx xxx xxx
NILAI BUKU ASET TETAP xxx xxx xxx
Aset KSO xxx xxx xxx
Aset lain-lain xxx xxx xxx
Akun Neraca
AKUN Neraca RSUD “X”
KEWAJIBAN 2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
Kewajiban Jangka pendek xxx xxx xxx
Hutang Usaha xxx xxx xxx
Hutang Pajak xxx xxx xxx
Biaya yang masih harus dibayar xxx xxx xxx
Pendapatan diterima di muka xxx xxx xxx
Bagian lancar utang jangka panjang xxx xxx xxx
Hutang jangka pendek lainnya xxx xxx xxx
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK xxx xxx xxx
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG xxx xxx xxx
JUMLAH KEWAJIBAN xxx xxx xxx
Akun Neraca
Lanjutan AKUN Neraca RSUD “X”
EKUITAS 2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
Ekuitas Awal xxx xxx xxx
Surplus /Defisit tahun lalu xxx xxx xxx
Surplus/Defisit tahun berjalan xxx xxx xxx
Ekuitas Donasi xxx xxx xxx
JUMLAH EKUITAS xxx xxx xxx
Laporan Operasional
LAPORAN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
PENDAPATAN xxx xxx xxx
PENDAPATAN USAHA JASA LAYANAN xxx xxx xxx
HIBAH/DONASI/SUMBANGAN NON
PEMERINTAH xxx xxx xxx
PENDAPATAN APBN/APBD xxx xxx xxx
PENDAPATAN USAHA LAINNYA xxx xxx xxx
TOTAL PENDAPATAN XXX XXX XXX
BEBAN
BEBAN LAYANAN xxx xxx xxx
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI xxx xxx xxx
BEBAN LAINNYA xxx xxx xxx
TOTAL BEBAN XXX XXX XXX
SURPLUS/DEFISIT XXX XXX XXX
PENYETORAN/PENARIKAN KAS NEGARA XXX XXX XXX
SURPLUS/DEFISIT TAHUN BERJALAN DILUAR XXX XXX XXX
PENDAPATAN APBN
Akun Pendapatan
AKUN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
PENDAPATAN xxx xxx xxx
PENDAPATAN USAHA JASA LAYANAN xxx xxx xxx
Pendapatan Usaha Rawat Jalan xxx xxx xxx
Pendapatan Usaha Rawat Inap xxx xxx xxx
Pendapatan Usaha Rawat Darurat xxx xxx xxx
HIBAH/DONASI/SUMBANGAN NON
PEMERINTAH xxx xxx xxx
PENDAPATAN APBN/APBD xxx xxx xxx
Operasional xxx xxx xxx
Investasi xxx xxx xxx
PENDAPATAN USAHA LAINNYA xxx xxx xxx
TOTAL PENDAPATAN xxx xxx xxx
Akun Beban
AKUN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
BEBAN xxx xxx xxx
BEBAN LAYANAN xxx xxx xxx
Beban Pegawai xxx xxx xxx
Beban pemakaian bahan/persediaan xxx xxx xxx
Beban Jasa Layanan xxx xxx xxx
Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx
Beban Langganan Daya dan Jasa xxx xxx xxx
Beban subsidi Pasien xxx xxx xxx
Beban penyusutan xxx xxx xxx
JUMLAH BEBAN LAYANAN xxx xxx xxx
Akun Beban
AKUN OPERASI RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI xxx xxx xxx
Beban Pegawai xxx xxx xxx
Beban Administrasi Perkantoran xxx xxx xxx
Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx
Beban Langganan Daya dan Jasa xxx xxx xxx
Beban Penyusutan xxx xxx xxx
Beban Amortisasi xxx xxx xxx
Beban Promosi xxx xxx xxx
Beban Premi Asuransi xxx xxx xxx
Beban Penyisihan Kerugian Piutang xxx xxx xxx
Beban Umum dan Administrasi lain xxx xxx xxx
TOTAL BEBAN UMUM & ADMINISTRASI XXX XXX XXX
Laporan Arus Kas
LAPORAN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
ARUS KAS NETTO DR AKT OPERASI xxx xxx xxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI XXX XXX XXX
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
ARUS KAS NETTO DR AKT INVESTASI xxx xxx xxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
ARUS KAS NETTO DR AKT PENDANAAN XXX XXX XXX
KENAIKAN NETTO KAS XXX XXX XXX
SALDO KAS AWAL XXX XXX XXX
SALDO KAS AKHIR XXX XXX XXX
Aktivitas Operasi
AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI xxx xxx xxx
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
Penerimaan Usaha dan jasa layanan xxx xxx xxx
Penerimaan Hibah xxx xxx xxx
Penerimaan APBN/APBD xxx xxx xxx
Penerimaan kas lainnya xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
Belanja Pegawai xxx xxx xxx
Belanja barang xxx xxx xxx
Penyetoran ke Kas negara xxx xxx xxx
Belanja lain-lain xxx xxx xxx
Aktivitas Investasi
AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI xxx xxx xxx
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
Hasil Penjualan Aset Tetap xxx xxx xxx
Perolehan Aset Lainnya xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
Perolehan Aset Tetap xxx xxx xxx
Perolehan Aset Tetap lainnya xxx xxx xxx
Aktivitas Pendanaan
AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN xxx xxx xxx
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
Perolehan Pinjaman xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
Pembayanan Pokok Pinjaman xxx xxx xxx
TERIMA KASIH
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
201