Anda di halaman 1dari 10

PEMBERDAYAAN EKONOMI PETANI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN, DAN PETERNAKA
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
KOLAKA
2019
Pengertian Pemberdayaan

Konsep pemberdayaan berkembang dari realitas individu atau


masyarakat yang tidak berdaya baik dalam aspek pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, modal usaha yang mengakibatkan
ketergantungan, ketidakberdayaan, dan kemiskinan. Pemberdayaan
adalah upaya serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.
Pemberdayaan petani menurut Kepala Badan SDMP dilakukan dengan
5 (lima) jurus yakni:
1. Kegiatan agrisbisnis harus berorientasi pasar (kuantitas, kualitas,
dan kontinuitas);
2. Usaha agribisnis harus menguntungkan dan comparable dengan
usaha lainnya;
3. Agribisnis merupakan kepercayaan jangka panjang;
4. Kemandirian dan daya saing usaha;
5. Komitmen terhadap kontrak usaha.
Pemberdayaan kelembagaan petani meliputi :

1. Petani sub sisten tradisional yang telah berubah menjadi


petani moderen berwawasan agribisnis difasilitasi untuk
membentuk kelembagaan petani melalui proses partisipatif
dan “bottom-up”;

2. Untuk membentuk kelembagaan petani yang kokoh, perlu


disusun suatu instrumen pemberdayaan kelompok tani.
Pemberdayaan usahatani meliputi kegiatan:

1. Fasilitasi kelompok usaha tani yang tidak feasible dan tidak bankable melalui

bantuan langsung masyarakat untuk mengembangkan usaha agribisnis;

2. Mendorong kelompok usaha tani yang tidak feasible dan tidak bankable menjadi

usaha yang feasible tetapi belum bankable;

3. Fasilitasi kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum bankable dengan Kredit

Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan Kredit Usaha Rakyat untuk

mengembangkan usaha agribisnis;

4. Mendorong kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum bankable menjadi

usaha yang feasible dan bankable;

5. Untuk mendukung kelompok usaha tani yang feasible dan bankable, Pemerintah

perlu menciptakan iklim usaha yang kondusif agar investasi domestik dan

investasi asing masuk ke sektor agribisnis.


Tantangan Di Era Globalisasi
Menurut Saragih (1998), makna terdalam era globalisasi dalam
strukturperekonomian adalah perdagangan bebas. Dalam
perdagangan bebas berarti ada persaingan. Dalam globalisasi
tersebut yang akan bersaing adalah barang sekunder, yaitu produk
agroindustri di Indonesia bahan baku untuk industri tersedia, tetapi
yang menjadi kendala adalah penggunaan dan penguasaan teknologi
modern yang memperkuat agribisnis, atau penekanan masalah yang
dihadapi dalam era globalisasi adalah pada peningkatan SDM (
termasuk bagi para petani dan nelayan kecil).
Beberapa alasan lain untuk memperkuat pilihan
pada agribisnis, adalah:
1. tersedianya bahan baku yang tersedia,
2. akan memperluas daya tampung tenaga kerja di
sektor pertanian dan pedesaan, dan
3. pengembangan agrobisnis dalam skala kecil
lebih mudah diarahkan untuk lebih bersahabat
dengan lingkungan (daripada industri besar),
sehingga dapat menekan kerusakan lingkungan.
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Petani
Menurut Suharto, terdapat strategi pemberdayaan masyarakat yang meliputi 5 (lima)
aspek penting yang dapat dilakukan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat,
khususnya melalui pelatihan dan advokasi terhadap masyarakat miskin, yaitu:

1. Motivasi

2. Peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan

3. Manajemen diri

4. Mobilisasi sumberdaya

5. Pembangunan dan pengembangan jejaring

• Lebih lanjut, dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat, kelima aspek


pemberdayaan tersebut dapat dilakukan melalui 5 (lima) P Strategi pemberdayaan
yaitu: Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan dan Pemeliharaan :
Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat

Indikator keberhasilan pemberdayaan meliputi:


1. Sasaran
2. Teknik
3. Tujuan
THANK’S

Anda mungkin juga menyukai