Anda di halaman 1dari 22

OLEH: KELOMPOK 12

ANIK YULIANTY
INTAN CAHAYA PUTRI
SONIATI ISABELLA
 Neonatus adalah masa kehidupan pertama di
luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar
dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim
a. Faktor Kehamilan

1) Kehamilan kurang bulan


2) Kehamilan dengan penyakit DM
3) Kehamilan dengn gawat janin
4) Kehamilan dengan penyakit kronis ibu
5) Kehamilan dengan pertumbuhan janin
terhambat
6) Infertilitas
b. Faktor pada Partus
1) Partus dengan infeksi intrapartum
2) Partus dengan penggunaan obat sedatif

c. Faktor pada Bayi


1) Skor apgar yang rendah
2) BBLR
3) Bayi kurang bulan
4) Berat lahir lebih dari 4000gr
5) Cacat bawaan
6) Frekuensi pernafasan dengan 2x
observasi lebih dari 60/menit
 Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada
usia kehamilan kurang atau sama dengan 37
minggu, tanpa memperhatikan berat badan
lahir. (Donna L Wong 2004)
 Bayi premature adalah bayi yang lahir
sebelum minggu ke 37, dihitung dari mulai
hari pertama menstruasi terakhir, dianggap
sebagai periode kehamilan memendek.
(Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996)
 a. Faktor Maternal
 Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit
kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi
dimana uterus tidak mampu untuk menahan
fetus, misalnya pada pemisahan premature,
pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
 b. Faktor Fetal
 Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi
antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996).
a. Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit
otot dan lemak sub kutan
b. Kepala dan badan disporposional
c. Kulit tipis dan keriput
d. Tampak pembuluh darah di abdomen dan
kulit kepala
e. Lanugo pada extremitas, punggung dan
bahu
f. Telinga lunak dengan tulang rawan min dan
mudah terlipat
g. Labia dan clitoris tampak menonjol
h. Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki
 Bayi yang prematur mudah mengalami hipotermia.
Tindakan yang harus dilakukan adalah segera
menghangatkan bayi dalam inkubator atau melalui
penyinaran lampu.
 Cara lain yang sangat sederhana dan mudah
dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan
bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan
telungkup di dada ibu agar terjadi kontak langsung
dngan ibu. Untuk menjaga tubuh bayi tetap hangat,
tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian
(merupakan teknologi tepat guna baru) disebut
sebagai metode kanguru. Sebaiknya ibu
menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
 Bayi prematur rentan terjadi hipotermi yang biasanya
kemudian akan mengalami hipoglikemia, sehingga
bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering
mungkin. Bila bayi tidak menghisap, diberi infus
glukosa 10% sebanyak 60-80ml/kg per hari.
 Hipotermia adalah kondisi dimana suhu
tubuh < 360C atau kedua kaki dan tangan
teraba dingin.
 Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia
diperlukan termometer ukuran rendah (low
reading termometer) sampai 250C. Disamping
sebagai suatu gejala, hipotermia dapat
merupakan awal penyakit yang berakhir
dengan kematian.
 Etiologi dan factor presipitasi dari hipotermia
antara lain : prematuritas, asfiksia, sepsis,
kondisi neurologik seperti meningitis dan
perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak
adekuat setelah kelahiran dan eksposure
suhu lingkungan yang dingin.
 a) Hipotermia sedang (suhu tubuh 320C -
<360C ), tanda-tandanya antara lain : kaki
teraba dingin, kemampuan menghisap lemah,
tangisan lemah dan kulit berwarna tidak rata
atau disebut kutis marmorata.
 b) Hipotermia berat (suhu tubuh < 320C ),
tanda-tandanya antara lain : sama dengan
hipotermia sedang, dan disertai dengan
pernafasan lambat tidak teratur, bunyi
jantung lambat, terkadang disertai
hipoglikemi dan asidosisi metabolik.
 c) Stadium lanjut hipotermia, tanda-tandanya
antara lain : muka, ujung kaki dan tangan
berwarna merah terang, bagian tubuh lainnya
pucat,kulit mengeras, merah dan timbul
edema terutama pada punggung, kaki dan
tangan (sklerema)
1. Hipotermi sedang
 Ganti pakaian dingin dan basah dengan
pakaian hangat
 Bila ada ibu/pengganti ibu, KMC/perawatan
bayi lekat bila tidak ada ibu
 Hangatkan dengan alat pemancar
panas/incubator
 Cek suhu alat penghangat dan suhu ruangan,
berikan ASI peras
 Hindari paparan panas yang berlebihan dan
sering ubah posisi
 ASI lebih sering
 Minta ibu mengenalai kegawatan dan segera
cari pertolongan bila ada
2. Hipotermi berat
 Hangatkan tubuh bayi
 Jika 1 jam suhu tidak naik, rujuk segera
 Pertahankan kadar gula darah
 Anjurkan ibu menjaga bayi tetap hangat
selama perjalanan rujukan
 Lakukan rujukan segera
 Hipoglikemia merupakan konsentrasi glukosa
dalam darah berkurangnya secara abnormal yang
dapat menimbulkan gemetaran, keringat dan
sakit kepala apabila kronik dan berat, dapat
menyebabkan manifestasi susunan saraf pusat
(Kamus Kedokteran Dorland : 2000).
 Hipoglikemia neonatorum adalah masalah pada
bayi dengan kadar glukosa darah kurang dari 40
-45mg/dl (Sudarti dkk: 2010). Keadaan dimana
bila kadar gula darah bayi di bawah kadar rata-
rata bayi seusia dan berat badan aterm (2500 gr
atau lebih) < 30mg/dl dalam 72 jam pertama,
dan < 40mg/dl pada hari berikutnya.
1. Berkurangnya persediaan dan menurunnya
produksi glukosa
Neonatus yang mempunyai resiko untuk
keadaan ini :
 Janin yang mengalami pertumbuhan janin
terhambat(PJT) atau kecil masa kehamilan
 Bayi prematur atau pun lebih bulan
 Neonatus yang mengalami penundaan
pemberian asupan
 Neonatus yang menderita asfiksia perinatal
 Neonatus dengan hipotermia dan atau stress
dingin
2. Peningkatan pemakaian glukosa
(hiperinsulinisme)
Neonatus yang berisiko untuk keadaan ini :
 IDM-BMK (besar masa kehamilan)
 Neonatus dengan polisitemia
 Neonatus yang menderita eritroblastosis
fetalis (isoimunisasi Rh-berat)
 Neonatus dengan sindrom Beckwith-
Wiedemann
 Neonatus dengan nesidioblastosis atau
adenoma pankretik
 Malposisi kateter UA
 Bayi dari ibu dengan dibetes melitus (IDM)
 Neonatus yang besar untuk massa kehamilan (BMK)
 Bayi prematur dan lebih bulan
 BBLR yang KMK/bayi kembar dapat terjadi penurunan
cadangan glikogen hati dan lemak tubuh
 Bayi sakit berat karena meningkatnya kebutuhan
metabolisme yang melebihi cadangan kalori
 Neonatus yang sakit atau stress (sindrom gawat
napas, hipotermia)
 Bayi dengan kelainan genetik/gangguan metabolik
(penyakit cadangan glikogen, intoleransi glukosa)
 Neonatus puasa
 Neonatus dengan polisitemia
 Neonatus dengan eritroblastosis
 Obat-obat maternal misalnya steroid, beta
simpatomimetik dan beta blocker
 Menghindari faktor resiko yang dapat dicegah,
contohnya hipotermia
 Pemberian makan enteral merupakan tindakan
preventif tunggal paling penting
 Jika bayi tidak mungkin menyusui, mulailah
pemberian minum dengan menggunakan sonde
dalam waktu 1-3 jam setelah lahir
 Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau
nilai glukosanya sampai asupannya penuh dan 3x
pengukuran normal sebelum pemberian minum
berada diatas 45 mg/dL
 Jika ini gagal, terapi intravena dengan glukosa
10% harus dimulai dan kadar glukosa dipantau
 Koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg dengan
dekstrosa 10% = 2 cc/kg dan diberikan melalui
intravena selama 5 menit dan diulang sesuai
keperluan
 Infus tak terputus (continual) glukosa 10% dengan
kecepatan 6-8 mg/kg/menit harus dimulai
 Pemantauan glukosa ditempat tidur (bed side) secara
sering diperlukan untuk memastikan bahwa neonatus
mendapatkan glukosa yang memadai
 Ketika pemberian makan telah dapat ditoleransi dan
nilai pemantauan glukosa di tempat tidur (bed side)
sudah normal maka infus dapat diturunkan secara
bertahap. Tindakan ini mungkin memerlukan waktu
24-48 jam atau lebih untuk menghindari kambuhnya
hipoglikemia
 Tanpa kejang, bolus intravena 200 mg/BB (2
ml/kgBB) glukosa 10%
 Ada kejang, larutan glukosa 10-25%, dosis total
1-2 gr/kgBB, dilanjutkan infus glukosa 4-8
mg/kgBB/menit
 Hipoglikemi berulang, infus glukosa 15-20%, bila
tidak mencukupi beri hidrokortison 2,5
mg/kgBB/12 jam atau prednison 1 mg/kgBB/24
jam
 Pemeriksaan gula darah sampai kadar diatas 40
mg/dl kemudian pemeriksaan dilanjutkan tiap 4-
6 jam
 Bila gula darah normal terapi dihentikan
 Berikan ASI

Anda mungkin juga menyukai