Anda di halaman 1dari 18

SA 510: PERIKATAN AUDIT

DALAM TAHUN PERTAMA

Mengatur mengenai prosedur audit serta tanggung jawab auditor yang


berhubungan dengan saldo awal dalam perikatan audit tahun pertama.

Pengertian Perikatan Audit Tahun Pertama berdasarkan SA 510 adalah:


Laporan keuangan untuk periode lalu tidak diaudit, atau
Laporan keuangan untuk periode lalu diaudit oleh auditor pendahulu.

Berkaitan dengan Saldo Awal, SA 510 mengatur beberapa prosedur


audit yang harus dilakukan oleh auditor pengganti. Yang pertama,
auditor harus membaca laporan keuangan terkini, jika ada, dan laporan
auditor pendahulu, jika ada, untuk informasi yang relevan dengan saldo
awal, termasuk pengungkapan.
Kemudian, auditor juga diharuskan untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat tentang apakah saldo awal mengandung kesalahan
penyajian material dan berdampak terhadap laporan keuangan periode
berjalan, dengan :

1. Menentukan apakah saldo akhir periode lalu secara benar telah


dipindahkan ke periode berjalan atau, jika tepat ,telah disajikan kembali

2. Menentukan apakah saldo awal telah mencerminkan penerapan kebijakan


akuntansi yang semestinya

3. Mereviu kertas kerja auditor pendahulu untuk memperoleh bukti yang


terkait dengan saldo awal, jika laporan keuangan tahun lalu telah diaudit

4. Mengevaluasi apakah prosedur audit yang dilakukan dalam periode


berjalan menyediakan bukti yang relevan dengan saldo awal; atau
Melakukan prosedur audit spesifik untuk memperoleh bukti yang terkait
dengan saldo awal
Jika auditor memperoleh bukti audit bahwa saldo awal mengandung
kesalahan penyajian yang dapat secara material berdampak terhadap
laporan keuangan periode berjalan, auditor harus melakukan
prosedur audit tambahan yang diperlukan dalam kondisi tersebut
untuk menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan periode
berjalan

Jika auditor menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian tersebut


ada dalam laporan keuangan periode berjalan, auditor harus
mengomunikasikan kesalahan penyajian tersebut kepada tingkat
manajemen yang semestinya dan pihak yang bertangung jawab
atas tata kelola berdasarkan SA 450, “Pengevaluasian atas
Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit”.
Paragraf 8 SA 510 menyatakan bahwa:

Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup dan


tepat tentang apakah kebijakan akuntansi yang tercermin dalam
saldo awal telah diterapkan secara konsisten dalam laporan
keuangan periode berjalan, dan apakah perubahan kebijakan
akuntansi telah dicatat dengan tepat serta disajikan dan diungkapkan
secara memadai sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
Jika laporan keuangan periode lalu telah diaudit oleh auditor
pendahulu dan terdapat modifikasi terhadap opini, auditor harus
mengevaluasi dampak atas hal yang menyebabkan modifikasi
tersebut terhadap penilaian risiko kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan periode berjalan berdasarkan SA 315,
“Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian
Material Melalui Pemahaman Entitas dan Lingkungannya”.
Jika auditor menyimpulkan bahwa saldo awal mengandung
kesalahan penyajian yang material terhadap laporan keuangan
periode berjalan, dan dampak kesalahan penyajian tersebut tidak
dicatat dengan tepat, atau tidak disajikan atau diungkapkan
dengan memadai, maka auditor harus menyatakan opini wajar
dengan pengecualian atau opini tidak wajar (HRD).

Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat yang berkaitan dengan saldo awal, auditor harus
menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak
menyatakan pendapat
Dalam sektor publik, mungkin saja terdapat pembatasan peraturan
perundang-undangan atas informasi yang dapat diperoleh auditor
pengganti dari auditor pendahulu.

Sebagai contoh, jika suatu entitas sektor publik sebelumnya telah


diaudit oleh auditor yang ditunjuk berdasarkan peraturan
perundang-undangan (sebagai contoh, Auditor BPK atau pihak
berkualifikasi lainnya yang ditunjuk atas nama Auditor BPK)
diprivatisasi, maka akses ke kertas kerja atau informasi lainnya yang
dapat disediakan oleh auditor yang ditunjuk berdasarkan peraturan
perundang-undangan kepada auditor yang baru ditunjuk, yang
berada dalam sektor swasta, mungkin dibatasi oleh peraturan
perundang-undangan tentang kerahasian.
Dalam situasi yang di dalamnya komunikasi tersebut dibatasi, bukti
audit mungkin perlu diperoleh melalui cara lain dan, jika bukti audit
yang cukup dan tepat tidak dapat diperoleh, maka auditor perlu
mempertimbangkan dampaknya terhadap opininya.

Jika auditor yang ditunjuk menurut peraturan perundangundangan


melakukan outsource suatu audit atas entitas sektor publik ke
kantor akuntan publik, dan menunjuk suatu kantor akuntan publik
selain kantor akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan
entitas sektor publik dalam periode lalu, hal ini tidak dianggap
sebagai perubahan auditor bagi auditor yang ditunjuk.
STANDAR AUDIT 520
PROSEDUR ANALITIS

Standar Audit (SA) 520 mengatur tentang penggunaan prosedur analitis


oleh auditor sebagai pengujian substantive. SA ini juga mengatur
tanggung jawab auditor untuk melakukan prosedur analitis pada tahap
akhir audit yang akan membantu auditor pada waktu merumuskan
suatu kesimpulan keseluruhan atas laporan keuangan.
Prosedur analitis menurut SA 520 berarti pengevaluasian terhadap
informasi keuangan yang dilakukan dengan cara analisis hubungan
antara data keuangan dan data nonkeuangan. Prosedur analitis
mencakup investigasi sebagaimana yang diperlukan atas fluktuasi atau
hubungan teridentifikasi yang tidak konsisten dengan informasi relevan
lain, atau yang berbeda dari nilai yang diharapkan dalam jumlah yang
signifikan
Tujuan dari prosedur analitis adalah:

1. Untuk mendapatkan bukti audit relevan dan andal ketika


menggunakan prosedur analitis substantif

2. Untuk merancang dan melaksanakan prosedur analitis


mendekati akhir audit yang membantu auditor dalam
merumuskan kesimpulan keseluruhan apakah laporan
keuangan konsisten dengan pemahaman auditor
terhadap entitas.
PADA WAKTU MERANCANG DAN MELAKSANAKAN
PROSEDUR ANALITIS SUBSTANTIF, AUDITOR HARUS:

1. Menentukan kecocokan prosedur analitis substantive untuk asersi yang tersedia,


dengan memperhitungkan risiko kesalahan penyajian material yang ditentukan,
dan pengujian rinci, jika ada, untuk asersi-asersi tersebut;
2. Mengevaluasi keandalan data yang dijadikan rasio oleh auditor untuk
mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio, dengan
memperhitungkan sumber, komparabilitas, serta sifat dan relevansi informasi
yang tersedia, dan pengendalian atas penyusunannya
3. Mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio dan mengevaluasi
apakah ekspektasi tersebut telah cukup tepat untuk mengidentifikasi kesalahan
penyajian yang, baik secara individu atau ketika diagregasikan dengan kesalahan
penyajian lainnya, dapat menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan
4. Menentukan jumlah perbedaan antara jumlah tercatat dengan nilai yang
diharapkan yang dapat diterima tanpa memerlukan investigasi lebih lanjut
PROSEDUR ANALITIS SUBSTANTIF

• Prosedur substantif yang dilakukan oleh auditor pada tingkat asersi dapat berupa pengujian
detail, prosedur analitis substantif, atau kombinasi keduanya. Keputusan tentang prosedur
audit yang akan dilakukan dibuat berdasarkan efektivitas dan efisiensi, termasuk terkait
penggunaan prosedur analitis substantif.
• Auditor dapat meminta keterangan kepada manajemen tentang ketersediaan dan keandalan
informasi yang diperlukan untuk menerapkan prosedur analitis substantive
• Prosedur analitis substantif pada umumnya lebih dapat diterapkan pada transaksi dengan
volume besar yang cenderung dapat diprediksi sepanjang waktu.. Namun, ketepatan
prosedur analitis tertentu akan bergantung pada penilaian auditor atas seberapa efektif
prosedur tersebut akan mendeteksi suatu kesalahan penyajian, yang dapat mengakibatkan
terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan.
• Prosedur analitis substantif sering kali menggunakan rasio perdagangan yang diakui secara
luas untuk menyediakan bukti yang mendukung kewajaran jumlah yang tercatat, contohnya
adalah marjin laba.
• Jenis prosedur analitis yang berbeda menyediakan tingkat keyakinan yang berbeda.
• Penentuan ketepatan prosedur analitis substantif tertentu dipengaruhi oleh sifat asersi dan
penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian material.
• Prosedur analitis substantif dapat dianggap tepat ketika pengujian detail dilakukan atas
asersi yang sama.
KEANDALAN DATA

Keandalan data dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, serta bergantung pada kondisi
ketika data tersebut diperoleh. Oleh karena itu, hal-hal di bawah ini relevan ketika
menentukan apakah suatu data dapat diandalkan untuk tujuan perancangan prosedur
analitis substantif:
 Sumber informasi yang tersedia. Informasi mungkin lebih dapat diandalkan ketika
informasi tersebut diperoleh dari sumber independen di luar entitas
 Komparabilitas informasi yang tersedia.
 Sifat dan relevansi informasi yang tersedia.
 Pengendalian terhadap penyusunan informasi yang dirancang untuk memastikan
kelengkapan, keakurasian, dan kevaliditasan.

Auditor dapat mempertimbangkan untuk menguji efektivitas operasi pengendalian, jika


relevan, terhadap penyiapan informasi entitas yang digunakan oleh auditor dalam
melakukan prosedur analitis substantif sebagai respons terhadap risiko yang dinilai.
Ketika pengendalian tersebut efektif, auditor memiliki keyakinan yang lebih besar atas
keandalan informasi dan, oleh karena itu, juga atas hasil prosedur analitis. Keefektivitasan
operasi pengendalian terhadap informasi nonkeuangan sering kali dapat diuji bersamaan
dengan pengujian pengendalian lainnya
Pengevaluasian Tentang Apakah
Ekspektasi Telah Cukup Tepat?
Hal-hal yang relevan dengan evaluasi auditor tentang apakah ekspektasi
dapat dikembangkan dengan cukup tepat untuk mengidentifikasi suatu
kesalahan penyajian yang dapat mengakibatkan laporan keuangan
disajikan salah secara material, mencakup:
 Keakurasian prediksi hasil yang diharapkan dari prosedur analitis
substantif.
 Tingkat informasi yang dapat diagregasi. Prosedur analitis substantif
dapat menjadi lebih efektif jika diterapkan terhadap informasi
keuangan pada unit-unit operasi secara individu atau terhadap laporan
keuangan komponen dari entitas yang memiliki diversifikasi usaha,
daripada ketika diterapkan terhadap laporan keuangan entitas secara
keseluruhan.
 Ketersediaan informasi, baik informasi keuangan maupun informasi
non-keuangan. Jika informasi tersebut tersedia, maka auditor juga
dapat mempertimbangkan keandalan informasi tersebut
Perbedaan Antara Jumlah Tercatat
dengan Nilai yang Diharapkan yang
Dapat Diterima

Penentuan auditor tentang jumlah perbedaan dari ekspektasi yang


dapat diterima tanpa investigasi lebih lanjut dipengaruhi oleh
materialitas dan kekonsistensian dengan tingkat keyakinan yang
diinginkan, juga dengan memperhitungkan kemungkinan bahwa
kesalahan penyajian, baik secara individual atau ketika
diagregasikan dengan kesalahan penyajian yang lain, dapat
menyebabkan laporan keuangan disajikan salah secara material.
PROSEDUR ANALITIS YANG MEMBANTU
KETIKA MEMBENTUK KESIMPULAN
KESELURUHAN
• Penentuan auditor tentang jumlah perbedaan dari ekspektasi yang dapat diterima
tanpa investigasi lebih lanjut dipengaruhi oleh materialitas dan kekonsistensian
dengan tingkat keyakinan yang diinginkan, juga dengan memperhitungkan
kemungkinan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual atau ketika
diagregasikan dengan kesalahan penyajian yang lain, dapat menyebabkan laporan
keuangan disajikan salah secara material.
• Prosedur Analitis yang Membantu ketika Membentuk Kesimpulan Keseluruhan
• Kesimpulan yang diperoleh dari hasil prosedur analitis yang dirancang dan
dilaksanakan untuk menguatkan kesimpulan yang dapat dibuat selama audit
laporan keuangan individual komponen atau unsur-unsur laporan keuangan. Hal
ini membantu auditor untuk membentuk kesimpulan yang layak sebagai basis bagi
opini auditor.
• Hasil prosedur analitis tersebut dapat mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian
yang sebelumnya tidak disadari. Auditor harus mengubah penilaian risiko
kesalahan penyajian material dan memodifikasi prosedur audit yang telah
direncanakan lebih lanjut sesuai dengan risiko tersebut.
Investigasi Hasil Prosedur Analitis
 Bukti audit yang relevan dengan respons manajemen
dapat diperoleh dengan mengevaluasi respons tersebut
dengan memperhitungkan pemahaman auditor atas
entitas dan lingkungannya, serta dengan bukti audit lain
yang diperoleh selama proses pelaksanaan audit.
 Kebutuhan untuk melaksanakan prosedur audit lainnya
dapat muncul ketika, sebagai contoh, manajemen tidak
mampu menyediakan penjelasan, atau penjelasan
bersama dengan bukti audit yang relevan dengan
respons manajemen, dipandang oleh auditor tidak
cukup.

Anda mungkin juga menyukai