Interaksi Obat-Reseptor
Interaksi Obat-Reseptor
Berdasarkan fungsinya
• Reseptor katalitik: ENZIM
• Reseptor pembawa sifat genetik: DNA
Penamaan Reseptor
Tergantung ligand endogen yang terikat
Interaksi obat-reseptor terjadi melalui dua tahap,
yaitu:
1. Interaksi molekul obat dengan reseptor
spesifik. Interaksi ini memerlukan afinitas.
2. Interaksi yang dapat mengakibatkan
perubahan konformasi makromolekul protein
sehingga timbul respon biologis. Interaksi ini
memerlukan efikasi (aktivitas intrinsik),
Kemampuan molekul obat untuk mengubah
konformasi reseptor sehingga dapat
menimbulkan respon biologis
OBAT
+
RESEPTOR
1. Hydrogen bond
Memiliki kekuatan ikatan 1-5 Kcal/mol.
Efektif hanya pada jarak sangat dekat
(kurang dari 3 Å)
2. Electrostatic bond
Ionic bond, ion-dipole bond, and dipole-
dipole bond. Bonding strength: 1-7 Kcal/mol
MACAM IKATAN
OBAT-RESEPTOR
MACAM IKATAN
OBAT-RESEPTOR
3. Charge-Transfer Complexes
Terjadi pada gugus donor elektron dan gugus
akseptor elektron. Donor elektron akan
memindahkan sebagian muatan kepada
akseptor elektron.
Contoh:
Untuk interkalasi obat anti malaria dengan
DNA parasit.
MACAM IKATAN
OBAT-RESEPTOR
MACAM IKATAN
OBAT-RESEPTOR
4. Hydrophobic bond
Terjadi pada senyawa hidrokarbon dalam
media air. Rantai hidrofob akan saling mendekat
dan berinteraksi.
Protein, selain distabilkan oleh ikatan
hidrogen juga dapat membentuk interaksi
hidrofobik akibat rantai hidrofob dari asam amino
penyusunnya.
TEORI INTERAKSI
OBAT-RESEPTOR
A. TEORI KLASIK
Crum, Brown, dan Fraser (1869); aktivitas
biologis suatu senyawa merupakan fungsi dari
struktur kimianya dan tempat obat berinteraksi
pada sistem biologis mempunyai sifat yang khas.
Langley (1878); memperkenalkan konsep
reseptor
Ehrlich (1907); obat tidak dapat berefek tanpa
mengikat reseptor
Respon biologis dapat terjadi jika ada interaksi antara
sisi reseptor dengan molekul asing (obat) yg sesuai.
Reseptor dan obat merupakan struktur yang saling
mengisi.
TEORI INTERAKSI
OBAT-RESEPTOR
B. OCCUPANCY THEORY
Clark (1926); satu molekul obat akan
menempati satu sisi resetor. Obat harus diberikan
dalam jumlah berebih agar efektif selama proses
pembentukan kompleks
TEORI INTERAKSI
OBAT-RESEPTOR
Efek biologis yang dihasilkan tergantung pada jumlah
reseptor, respon maksimum (Em) akan diberikan bila
semua reseptor ditempati oleh molekul obat.
Besar efek biologis yg dihasilkan secara langsung sesuai
dengan jumlah reseptor spesifik yg ditempati oleh
molekul obat.
Respon biologis yg terjadi stl pengikatan obat-reseptor
dapat merupakan:
Rangsangan aktivitas (efek agonis)
pengurangan aktivitas (efek antagonis)
TEORI INTERAKSI
OBAT-RESEPTOR
Ariens (1954) dan Stephenson (1956) membagi interaksi
obat-reseptor menjadi dua tahap yaitu:
Pembentukan kompleks obat-reseptor (afinitas)
Menghasilkan respon biologis yg dinamakan aktivitas
instrinsik (Ariens) dan efikasi (Stephenson)
Setiap molekul obat harus memiliki afinitas dan efisiensi
untuk menimbulkan respon biologis
Afinitas: ukuran kemampuan obat
mengikat reseptor. Afinitas sangat
tergantung struktur molekul obat dan sisi
reseptor
Efikasi (aktivitas intrinsik): ukuran
kemampuan obat untuk memulai
timbulnya efek. Efikasi merupakan
karakteristik dari agonis
Efek biologis = Aktivitas intrinsik x
(kompleks obat-reseptor)
TEORI INTERAKSI
OBAT-RESEPTOR
C. TEORI KECEPATAN
Paton (1961); efek biologis obat setara dengan
kecepatan ikatan obat-reseptor, dan bukan dari
jumlah reseptor yang didudukinya.
Tipe kerja obat ditentukan oleh kecepatan
asosiasi dan disosiasi kompleks obat-reseptor
bukan dari pembentukan kompleks O-R yang stabil
.
TEORI INTERAKSI
OBAT-RESEPTOR
Agonis : asosiasi dan disosiasi besar
Antagonis : asosiasi sangat besar, disosiasi
sangat kecil
Fakta: banyak senyawa bloker (antagonis) punya efek
rangsangan sebelum menimbulkan efek pemblokan.
Jika reseptor yang diduduki o/ molekul obat masih
relatif sedikit, kecepatan asosiasi O-R maksimum sehingga
timbul efek rangsangan singkat.
Bila jumlah reseptor yang diduduki molekul obat
cukup banyak maka kecepatan asosiasi O-R turun sampai di
bawah kadar minimum untuk menimbulkan respon biologis
shg terjadi efek pemblokan
TEORI INTERAKSI
OBAT-RESEPTOR
D. INDUCED THEORY
Diusulkan oleh Koshland u/ menerangkan ttg
ikatan enzim-substrat.
Reseptor tidak harus berada pada konformasi yg
sesuai u/ berikatan dg obat.
Obat akan menginduksi perubahan konformasi
reseptor yg berorientasi pada daerah ikatan
essensial
.
TEORI INTERAKSI
OBAT-RESEPTOR