Anda di halaman 1dari 62

PENGENDALIAN

GULMA
GULMA

Gulma adalah salah satu dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Gulma adalah Tumbuhan yang tumbuhnya tidak dikehendaki


manusia karena mengganggu dan merugikan hasil tanaman yang di
budidayakan

Keberadaan gulma akan:


• P er sa i ng an y a ng t i ng g i d eng a n t a na ma n bu
didaya
• Menj a di r uma h i na ng y a ng da pa t meny eba b
k a n peny a k i t
• Meng ur a ng i mut u ha si l t a na ma n
• Meng ha mba t k el a nca ran a k t i vi t a s t a na ma n
Macam-macam Gulma

Berdasarkan siklus hidupnya

1. Gulma Setahun (Annual Weeds)


Yaitu gulma yang menyelesaikan hidupnya dalam waktu kurang
dari satu tahun atau paling lama satu tahun (mulai dari
berkecambah sampai memproduksi biji dan kemudian mati)
Walaupun sebenarnya mudah dikendalikan, tetapi kenyataannya
kita sering mengalami kesulitan, karena gulma tersebut
mempunyai beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek,
menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak dan masa dormansi
biji yang panjang sehingga dapat lebih bertahan hidupnya.
Di Indonesia banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun,
contohnya Echinochloa crusgalli, Monochoria vaginalis,
Limnocharis flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya.
Echinochloa crusgalli
Limnocharis flava
Monochoria vaginalis
Fimbristylis littoralis
Macam-macam Gulma

Berdasarkan siklus hidupnya

2. Gulma dua tahun (biennial weeds)


yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya lebih dari satu
tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun.
Pada tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif
menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua berbunga,
menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada periode roset gulma
tersebut sensitif terhadap herbisida.
Yang termasuk gulma dua tahun yaitu Dipsacus sylvestris,
Echium vulgare, Artemisia biennis.
Dipsacus sylvestris
Echium vulgare
Artemisia biennis
Macam-macam Gulma

Berdasarkan siklus hidupnya

3. Gulma tahunan (perennial weeds)


yaitu gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau mungkin
hampir tidak terbatas (bertahun-tahun).
Kebanyakan berkembang biak dengan biji dan banyak
diantaranya yang berkembang biak secara vegetatif.
Pada keadaan kekurangan air (di musim kemarau) gulma
tersebut seolah-olah mati karena bagian yang berada di atas
tanah mengering, akan tetapi begitu ada air yang cukup untuk
pertumbuhannya akan bersemi kembali. .
Cyperus rotundus
Macam-macam Gulma

Berdasarkan cara berkembang biaknya

1. Simple perennial
yaitu gulma yang sebenarnya hanya berkembang biak dengan
biji, akan tetapi apabila bagian tubuhnya terpotong maka
potongannya akan dapat tumbuh menjadi individu baru.
Sebagai contoh Taraxacum sp. dan Rumex sp., apabila
akarnya terpotong menjadi dua, maka masing-masing
potongannya akan tumbuh menjadi individu baru. .
Macam-macam Gulma

Berdasarkan cara berkembang biaknya

2. Creeping perennial
yaitu gulma yang dapat berkembang biak dengan akar yang
menjalar (root creeping), batang yang menjalar di atas tanah
(stolon) atau batang yang menjalar di dalam tanah (rhizioma).
Yang termasuk dalam golongan ini contohnya Cynodon dactylon,
Sorgum helepense, Agropyron repens, Circium vulgare.
Beberapa diantaranya ada yang berkembang biak dengan umbi
(tuber), contohnya Cyperus rotundus dan Helianthus tuberosus.
Contoh gulma tahunan populair yang perkembangbiakan
utamanya dengan rhizoma adalah alangalang (Imperata
cylindrica).
Dengan dimilikinya alat perkembangbiakan vegetatif, maka
gulma tersebut sukar sekali untuk diberantas
Macam-macam Gulma

Berdasarkan habitatnya

1. Gulma darat (terrestial weeds)


yaitu gulma yang tumbuh pada habitat tanah atau darat. Contoh
Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Cynodon dactylon,
Amaranthus spinosus, Mimosa sp. , dan lain sebagainya
2. Gulma air (aquatic weeds)
yaitu gulma yang tumbuh di habitat air.
a. Gulma air garam
b. Gulma air tawar
• Mengapung
• Tenggelam (melayang, akarnya ke dalam tanah, sebagian
tenggelam sebagian mengapung, tumbuh di tepian)
Macam-macam Gulma
Berdasarkan sistematikanya
1. Monocotyledoneae
gulma berakar serabut, susunan tulang daun sejajar atau
melengkung, jumlah bagian-bagian bunga tiga atau kelipatannya,
dan biji berkeping satu. Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus
rotundus, Cyperus dactylon, Echinochloa crusgalli, Panicum
repens
2. Dicotyledoneae
gulma berakar tunggang, susunan tulang daun menyirip atau
menjari, jumlah bagian-bagian bunga 4 atau 5 atau kelipatannya,
dan biji berkeping dua. Contohnya Amaranthus spinosus,
Mimosa sp., Euphatorium odoratum
3. Pteridophyta
berkembang biak secara generatif dengan spora. Sebagai contoh
Salvinia sp., Marsilea crenata
Macam-macam Gulma
Berdasarkan morfologinya
1. Gulma Golongan Rumput
mempunyai batang bulat atau tegak pipih dan berongga. Daun
soliter pada buku - buku, tersusun dalam dua deretan, berbentuk
pita, tepi daun rata, dan terdiri dari dua bagian yaitu helai daun
dan pelepah daun dengan lidah daun di antara dua bagian
tersebut. Bunganya dalam bentuk anak bulir, dapat bertangkai
atau tidak dengan tiap anak bulir terdiri atas satu atau lebih
bunga kecil
Macam-macam Gulma
Contoh : Morfologi gulma Cynodon dactylon L
Nama Umum suket grinting, jukut k Akar berupa akar serabut yang tu
awatan (bahasa daera mbuh menjalar dengan rimpa
h), bermuda grass (ba ng
hasa Inggris)
Batang berupa batang buluh Daun daun seperti garis, berlilin, te
samping, panjang, yan pinya kasar, dan ujungnya run
g tua berongga, ruas cing
buluh berseling antara
yang panjang dan pen
dek
Bunga bunga bulir ganda ter Tinggi dapat mencapai 40 cm
diri dari dua sampai b
eberapa cabang deng
an anak bulir berwarn
a putih lembayung
Habitat lahan pertanian, tepi j Siklus Hidup tumbuhan tahunan
alan, pinggiran hutan,
saluran irigasi, dan pa
rit
Perkembangbiakan melalui biji, stolon, da
n rhizome
Macam-macam Gulma
Berdasarkan morfologinya
2. Gulma Golongan Teki
Gulma golongan ini batangnya berbentuk segitiga, kadang-
kadang bulat dan tidak berongga. Daunnya tersusun dalam tiga
deretan tanpa lidah daun pada pertemuan pelepah dan helai
daun. Bunganya sering dalam bentuk bulir atau anak bulir yang
dilindungi oleh satu daun pelindung dengan buah pipih atau
berbentuk segitiga
Macam-macam Gulma
Contoh : Morfologi gulma Cyperus rotundus L.
Nama Umum suket teki, teki , mota (bahasa daerah), purple nutsedge (bahasa Inggris)

Akar berakar serabut yang tumbuh menyamping dengan membentuk umbi yang
banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas, umbi tidak tahan kering selama
14 hari di bawah sinar matahari daya tumbuhnya akan hilang
Batang Batang tumbuh tegak,berbentuk tumpul atau segitiga

Daun Berbentuk garis, mengelompok dekat pangkal batang, terdiri dari 4-10 hela
i, pelepah daun tertutup tanah, helai daun berwarna hijau mengkilat
Bunga bunga bulir tunggal atau majemuk, mengelompok atau membuka, berwarn
a coklat, mempunyai benang sari tiga helai, kepala sari kuning cerah, tangk
ai putik bercabang tiga
Tinggi & Habitat dapat mencapai 50 cm tumbuh di tempat terbuka atau terlindung seperti d
i lahan pertanian, tepi jalan, tebing saluran irigasi, pinggiran hutan dan pari
t sampai ketinggian 1000 m dpl
Siklus hidup tumbuhan tahunan

Perkembangbiakan melalui biji, umbi akar dan rhizoma yang sangat sulit untuk dikendalikan se
cara mekanis
Kerugian yang diti dalam persaingan dengan tanaman budidaya menghasilkan zat allelopati y
mbulkan ang dapat meracuni atau menekan pertumbuhan tanaman budidaya
Macam-macam Gulma
Berdasarkan morfologinya
3. Gulma Golongan Berdaun Lebar
Gulma dari golongan ini pada umumnya tergolong tumbuhan dengan biji
berkeping dua (Dicotyledoneae) atau paku-pakuan (Pteridophyta).
Gulma golongan ini secara umum mempunyai daun lebar dengan tulang
daun berbentuk jaringan, menyirip atau menjari.
Gulma ini biasanya berbatang basah (herbaceous) seperti bayam duri
(Amaranthus viridis) dan krokot (Portulaca oleracea) atau berbatang
kayu (lignosus), seperti pada Lantana camara.
Batangnya berbeda dengan gulma golongan rumput dan teki, gulma
golongan ini batangnya bercabang dengan bunganya dapat berupa
bunga tunggal atau bunga majemuk yang biasanya termasuk bunga
sempurna.
Akar gulma golongan ini termasuk dalam sistem akar tunggang yang
berupa akar yang berkayu ataupun tidak
Macam-macam Gulma
Contoh : Morfologi gulma Ageratum conyzoides L.
Nama Umum babandotan, wedusan, bandotan (bahasa daerah), chick weed (bahasa Inggr
is)
Akar berupa akar tunggang dan berkayu

Batang Batang bulat, tegak berbulu, bercabang, dan berongga

Daun daun berhadapan, bulat telur, segitiga hampir bulat telur, ujungnya lancip, t
epinya bergerigi danberbulu, bertangkai cukup
Bunga Bunga tidak menonjol keluar dengan selaput pelindung gundul atau berbul
u sedikit, bunga mengelompok berbentuk bongkol/cawan, setiap bulir terdi
ri dari 60-75 bunga, berwarna biru muda,putih atau violet, mahkota bunga
dengan tabung sempit
Buah buah berwarna putih (2-3,5 mm), keras bersegi 5, runcing, rambut sisik ada
5.
Tinggi & Habitat dapat mencapai 90 cm, dapat tumbuh di sembarang tempat terutama di te
mpat terbuka atau agak terlindung dan tidak tergenang air
Siklus hidup tumbuhan tahunan

Perkembangbiakan melalui biji

Kerugian yang diti dapat mengeluarkan zat allelopati untuk meracuni dan menekan pertumbu
mbulkan han tanaman pesaing/kompetitor
Macam-macam Gulma
Berdasarkan asalnya
1. Gulma obligat (obligate weeds)
adalah gulma yang tidak pernah dijumpai hidup secara liar dan hanya
dapat tumbuh pada tempattempat yang dikelola oleh manusia, contoh
Convolvulus arvensis, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava
2. Gulma fakultatif (facultative weeds)
adalah gulma yang tumbuh secara liar dan dapat pula tumbuh
pada tempat-tempat yang dikelola oleh manusia. Contohnya
Imperata cylindrica, Cyperus rotundus Opuntia sp.
Macam-macam Gulma
Berdasarkan parasit atau tidaknya
1. Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus.
2. Gulma parasit
a. Gulma parasit sejati, contoh Cuscuta australis (tali putri).
Gulma ini tidak mempunyai daun, tidak mempunyai klorofil, tidak dapat
melakukan asimilasi sendiri, kebutuhan akan makannya diambil langsung dari
tanaman inangnya dan akar pengisapnya (haustarium) memasuki sampai ke
jaringan floem.
b. Gulma semi parasit, contohnya Loranthus pentandrus
Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi
sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan unsur hara lainnya diambil dari tanaman
inangnya dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan silem
c. Gulma hiperparasit, contoh Viscum sp
Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi
sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan hara lainnya diambil dari gulma semi
parasit, dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan silem
Menentukan Metode
Pengendalian Gulma
Berdasarkan Jenis & Sifat Biologi Gulma
Faktor-faktor yang berpengaruh:
1. Siklus Hidup dan perkembangbiakan gulma
Gulma semusim atau setahun yang memiliki siklus hidup pendek dan
berkembangbiak dengan membentuk biji akan efektif apabila dikendalikan secara
mekanis maupun secara kimia sebelum membentuk biji. Hal ini untuk mencegah
kemungkinan tumbuhnya biji gulma pada musim tanam berikutnya apabila
dikendalikan setelah menghasilkan biji sehingga pengendalian gulmanya tidak efektif.
Sedangkan gulma dua tahunan dan tahunan, selain dikendalikansebelum
menghasilkan biji juga dapat dikendalikan secara mekanis dengan membongkar
tanah untuk mengurangi jumlah dan menekan tumbuhnya organ perbanyakan
vegetatif gulma pada lahan pertanian

2. Morfologi Gulma
Golongan gulma berdaun lebar lebih peka dan efektif apabila dikendalikan secara
kimia menggunakan herbisida dibandingkan gulma golongan rumput maupun teki.
Hal ini dipengaruhi morfologi daun golongan gulma tersebut yang berdaun lebar
sehingga dengan aplikasi herbisida tajuknya akan lebih banyak menangkap
semprotan herbisida. Akibatnya pada golongan gulma berdaun lebar tersebut akan
lebih banyak terakumulasi bahan aktif herbisida dan lebih mudah mati terkena
aplikasi herbisida
Menentukan Metode
Pengendalian Gulma
Faktor-faktor yang berpengaruh:
3. Lokasi Gulma
Lokasi gulma tumbuh di lahan pertanian juga mempengaruhi penentuan cara
pengendalian gulmanya. Apabila lokasi tumbuhnya gulma pada lahan pertanian di
tempat yang sulit dijangkau oleh alat pengendalian gulma yang berukuran besar baik
secara mekanis maupun kimia maka pengendalian gulma dapat dilakukan dengan
cara mencabut atau mengored gulma.
Hal ini terutama jika tempat tumbuhnya gulma di seputar lubang tanam, di sekitar
tajuk tanaman dan di bedengan. Sedangkanapabila lokasi tumbuhnya gulma pada
lahan pertanian di tempat yang dapat dijangkau oleh alat pengendalian gulma yang
berukuran besar maka dapat dilakukan pengendalian dengan cara disiang dengan
cangkul ataupun disemprot dengan herbisida
Menentukan Metode
Pengendalian Gulma
Berdasarkan Berdasarkan Lokasi Tumbuhnya Gulma
Lahan Pertanian Belum Diolah
 Mencangkul atau membajak gulma untuk merusakkan bagian gulma yang berada di
atas maupun di bawah tanah.
 Aplikasi herbisida pra-pengolahan tanah dan setelah gulmanya mati baru dilanjutkan
dengan mencangkul atau membajak lahan agar pengendalian gulmanya dapat lebih
efektif

Lahan Pertanian Setelah Adanya Tanaman


 Mencabut atau mengored gulma untuk gulma yang tumbuh pada tempat yang sulit
dijangkau alat berat maupun semprotan herbisida, seperti di seputar tanaman dan di
bedengan tanaman
 Gulma yang tumbuh ditempat yang dapat dijangkau alat berat maupun herbisida
seperti di saluran irigasi atau diparit antar bedengan tanaman dapat dikendalikan
secara mekanis maupun secara kimia. Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan
dengan cara menyiang gulma dengan cangkul sampai saluran irigasinya bersih dan
pengairan tanaman dapat lancar
Menentukan Metode
Pengendalian Gulma
Berdasarkan Berdasarkan Lokasi Tumbuhnya Gulma
Pada Saluran Irigasi
 Menggunakan herbisida dengan memperhatikan selektifitas herbisida dan kepekaan
tanaman budidayanya terhadap bahan aktif herbisidanya. Apabila herbisidanya
bersifat selektif dan tanaman budidaya tidak peka terhadap herbisida yang
diaplikasikan maka teknik pengendalian tersebut dapat dilakukan. Sebaliknya jika
herbisidanya bersifat non-selektif dan tanaman budidaya peka terhadap herbisida
yang diaplikasikan maka pengendalian dengan cara tersebut selain mematikan gulma
juga dapat mematikan tanaman yang dibudidayakan

Catatan Penting:
Penggunaan herbisida dalam pengendalian gulma di lahan pertanian secara umum
setelah pengolahan tanah juga harus memperhatikan macam herbisidanya apakah
untuk aplikasi pratumbuh atau pasca-tumbuh tanaman. Aplikasi herbisida pratumbuh
dilakukan apabila tanaman sudah di tanam tetapi tanaman dan gulma belum
muncul/tumbuh di lahan. Sedangkan alikasi herbisida pasca-tumbuhnya dilakukan
apabila tanaman dan gulmanya sudah muncul atau tumbuh di lahan
Teknik Pengendalian Gulma
Preventif (pencegahan)
Cara ini terutama ditujukan terhadap species-species gulma yang sangat merugikan
dan belum terdapat tumbuh di lingkungan kita. Species gulma asing yang cocok
tumbuh di tempat-tempat baru dapat menjadi pengganggu yang dahsyat (eksplosif).
Misalnya kaktus di Australia, eceng gondok di Asia-Afrika

Cara-cara pencegahan masuk dan menyebarkan gulma baru antara lain adalah :
1. Dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi bijibiji gulma
2. Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang
3. Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput makanan ternak
4. Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan
5. Pembersihan ternak yang akan diangkut
6. Pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain sebagainya

Apabila hal-hal tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus
dicegah pula agar jangan sampai gulma berbuah dan berbunga. Di samping itu juga
mencegah gulma tahunan (perennial weeds) jangan sampai berbiak terutama dengan
cara vegetatif
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma secara fisik
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dengan menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu, bajak,
traktor dan sebagainya pada umumnya juga berfungsi untuk memberantas gulma.
Efektifitas alat-alat pengolah tanah di dalam memberantas gulma tergantung
beberapa faktor seperti siklus hidup dari gulma atau kropnya, dalam dan
penyebaran akar, umur dan ukuran investasi, macamnya krop yang ditanaman,
jenis dan topografi tanah dan iklim

2. Pembabatan (pemangkasan, mowing)


Pembabatan umumnya hanya efektif untuk mematikan gulma setahun dan relatif
kurang efektif untuk gulma tahunan.
Efektivitas cara ini tergantung pada waktu pemangkasan, interval (ulangan) dan
sebagainya. Pembabatan biasanya dilakukan di perkebunan yang mempunyai
krop berupa pohon, pada halaman-halaman, tepi jalan umum, jalan kereta api,
padang rumput dan sebagainya.
Pembabatan sebaiknya dilakukan pada waktu gulma menjelang berbunga atau
pada waktu daunnya sedang tumbuh dengan hebat
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma secara fisik
3. Penggenangan
Penggenangan efektif untuk memberantas gulma tahunan. Caranya dengan
menggenangi sedalam 15 - 25 cm selama 3 - 8 minggu. Gulma yang digenangi
harus cukup terendam, karena bila sebagian daunnya muncul di atas air maka
gulma tersebut umumnya masih dapat hidup.

4. Pembakaran
Pembakaran secara terbatas masih sering dilakukan untuk membersihkan
tempat-tempat dari sisa-sisa tumbuhan setelah dipangkas. Pada sistem
peladangan di luar Jawa cara ini masih digunakan oleh penduduk setempat.
Pembakaran umumnya banyak dilakukan pada tanah-tanah yang non pertanian,
seperti di pinggirpinggir jalan, pinggir kali, hutan dan tanah-tanah industri
Keuntungan : tidak terdapat efek residu pada tanah dan tanaman, insekta-
insekta dan hama-hama lain serta penyakit seperti cendawan-cendawan ikut
dimatikan.
Kerugian : bahaya kebakaran bagi sekelilingnya, mengurangi kandungan humus
atau mikroorganisme tanah, dapat memperbesar erosi, biji-biji gulma tertentu
tidak mati, asapnya dapat menimbulkan alergi dan sebagainya
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma secara fisik
5. Mulsa (mulching, penutup seresah)
Penggunaan mulsa dimaksudkan untuk mencegah agar cahaya matahari tidak
sampai ke gulma, sehingga gulma tidak dapat melakukan fotosintesis, akhirnya
akan mati dan pertumbuhan yang baru (perkecambahan) dapat dicegah.
Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mulsa antara lain jerami, pupuk hijau,
sekam, serbuk gergaji, kertas dan plastik.
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dengan sistem budidaya
Cara pengendalian ini jiga disebut pengendalian secara ekologis, oleh karena
menggunakan prinsip-prinsip ekologi yaitu mengelola lingkungan sedemikian rupa
sehingga mendukung dan menguntungkan pertanaman tetapi merugikan bagi
gulmanya.
1. Pergiliran Tanaman
Pergiliran tanaman bertujuan untuk mengatur dan menekan populasi gulma dalam
ambang yang tidak membahayakan. Contoh : padi – tebu – kedelai, padi –
tembakau – padi.
Tanaman tertentu biasanya mempunyai jenis gulma tertentu pula, karena
biasanya jenis gulma itu dapat hidup dengan leluasa pada kondisi yang cocok
untuk pertumbuhannya. Sebagai contoh gulma teki (Cyperus rotundus) sering
berada dengan baik dan mengganggu pertanaman tanah kering yang berumur
setahun (misalnya pada tanaman cabe, tomat, dan sebagainya).
Demikian pula dengan wewehan (Monochoria vaginalis) di sawah-sawah. Dengan
pergiliran tanaman, kondisi mikroklimat akan dapat berubah-ubah, sehingga
gulma hidupnya tidak senyaman sebelumnya
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dengan sistem budidaya
2. Budidaya pertanaman
Penggunaan varietas tanaman yang cocok untuk suatu daerah merupakan
tindakan yang sangat membantu mengatasi masalah gulma. Penanaman rapat
agar tajuk tanaman segera menutupi ruang-ruang kosong merupakan cara yang
efektif untuk menekan gulma. Pemupukan yang tepat merupakan cara untuk
mempercepat pertumbuhan tanaman sehingga mempertinggi daya saing
pertanaman terhadap gulma. Waktu tanaman lambat, dengan membiarkan gulma
tumbuh lebih dulu lalu diberantas dengan pengolahan tanah atau herbisida. Baru
kemudian tanaman ditanam pada tanah yang sebagian besar gulmanya telah mati
terberantas

3. Penaungan dengan tumbuhan penutup (cover crops)


Mencegah perkecambahan dan pertumbuhan gulma, sambil membantu
pertanaman pokoknya dengan pupuk nitrogen yang kadang-kadang dapat
dihasilkan sendiri
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma secara biologis
Pengendalian gulma secara biologis (hayati) ialah pengendalian gulma dengan
menggunakan organisme lain, seperti insekta, fungi, ternak, ikan dan sebagainya
Pengendalian biologis yang intensif dengan insekta atau fungsi biasanya hanya
ditujukan terhadap suatu species gulma asing yang telah menyebar secara luas dan
ini harus melalui proses penelitian yang lama serta membutuhkan ketelitian. Juga
harus yakin apabila species gulma yang akan dikendalikan itu habis, insekta atau
fungi tersebut tidak menyerang tanaman atau tumbuhan lain yang mempunyai arti
ekonomis.
Pengendalian biologis dengan insekta yang berhasil ialah :
Kaktus Opuntia Spp.  Cactoblastis Cactorum, Salvinia Sp.  Cyrtobagous
Singularis, Eceng gondok (eichhornia crassipes)  kumbang penggerek neochetina
bruchi dan neochetina eichhorniae.
Pengendalian biologis dengan jamur atau fungi ialah:
eceng gondok  uredo eichhorniae , kiambang  myrothesium roridum dan kayu
apu  cerospora sp..
Di samping pengendalian biologis yang tidak begitu spesifik terhadap species-species
tertentu seperti penggunaan ternak dalam pengembalaan, kalkun pada perkebunan
kapas, ikan yang memakan gulma air dan sebagainya
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma secara kimiawi
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan
menggunakan herbisida.
Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang dapat digunakan untuk
mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara selektif maupun non
selektif.
Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa
pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian
gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas.
Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu
terhadap alam sekitar dan sebagainya. Sehubungan dengan sifatnya ini maka
pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-
cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil.
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma secara terpadu
Yang dimaksud dengan pengendalian gulma secara terpadu yaitu pengendalian
gulma dengan menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil yang sebaikbaiknya.
Walaupun telah dikenal beberapa cara pengendalian gulma antara lain secara
budidaya, fisik, biologis dan kimiawi serta preventif, tetapi tidak satupun cara-cara
tersebut dapat mengendalikan gulma secara tuntas. Untuk dapat mengendalikan
suatu species gulma yang menimbulkan masalah ternyata dibutuhkan lebih dari satu
cara pengendalian.
Cara-cara yang dikombinasikan dalam cara pengendalian secara terpadu ini
tergantung pada situasi, kondisi dan tujuan masingmasing, tetapi umumnya diarahkan
agar mendapatkan interaksi yang positif, misalnya paduan antara pengolahan tanah
dengan pemakaian herbisida, jarak tanam dengan penyiangan, pemupukan dengan
herbisida dan sebagainya, di samping cara-cara pengelolaan pertanaman yang lain.
Teknik Pengendalian Mekanis
Pengendalian gulma dengan cara dicabut
Pengendalian gulma dengan cara ini dapat dilakukan pada jenis
gulma semusim/ setahun dan dua tahunan sebelum gulma tersebut
menghasilkan biji. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
pemencaran biji gulma ke tempat lain dan mengurangi gulma yang
tumbuh di lahan dari biji gulma yang kemungkinan tertinggal di lahan.
Sedangkan untuk jenis gulma tahunan pencabutan gulma semacam
ini akan mengakibatkan terpotong atau tertinggalnya organ
perbanyakan vegetatif gulma tersebut di dalam tanah. Akibatnya
organ perbanyakan vegetatif gulmanya akan tumbuh lagi pada lahan
sehingga pencabutan jenis gulma tersebut menjadi berulang-ulang
dan pengendaliannya menjadi tidak efektif
Teknik Pengendalian Mekanis
Pengendalian gulma dengan cara dicabut
Teknik mencabut gulma dengan tangan ini sangat praktis, efisien
dan murah jika diterapkan pada suatu areal yang tidak begitu luas.
Caranya dengan mencabut secara langsung gulma yang tumbuh di
halaman, di seputar tanaman dan di bedengan. Cara ini dilakukan
pada tempat tumbuhnya gulma yang sulit untuk dijangkau alat
pengendalian yang berukuran besar dan di daerah yang cukup
banyak tenaga kerja. Pada lahan pertanian, cara pencabutan gulma
dengan tangan akan berhasil dengan baik apabila tanah dalam
kondisi yang basah atau jika tanah dalam kondisi yang kering dapat
diairi terlebih dahulu sampai kondisi tanahnya basah sehingga
gulma dapat mudah tercabut sampai akarnya. Pelaksanaan
pencabutan gulma dengan tangan sebaiknya dilakukan pada saat
sebelum gulma menghasilkan biji sehingga gulma tidak dapat
tumbuh lagi pada lahan tersebut pada musim tanam berikutnya.
Selain itu juga untuk mencegah terjadinya pemencaran biji gulma ke
tempat atau lahan pertanian yang lain
Teknik Pengendalian Mekanis
Pengendalian gulma dengan sabit
Caranya dengan mengayunkan sabit secara mendatar di atas
permukaan tanah yang ditumbuhi gulma berulang-ulang sampai
gulma terpotong pada pangkal batangnya dan rata dengan tanah.
Teknik pengendalian ini terutama untuk merapikan tumbuhnya
gulma pada halaman, taman atau lahan pertanian. Teknik memotong
gulma dengan sabit ini dapat mengurangi persaingan gulma dengan
tanaman pokok, tetapi hanya bersifat sementara sehingga harus
diulangi sesering mungkin minimal sebulan sekali pada musim
penghujan. Hal ini terutama jika teknik pemotongan gulma ini
dilakukan terhadap jenis-jenis gulma tahunan yang mempunyai
organ perbanyakan vegetatif yang mudah tumbuh kembali di lahan
tersebut. Teknik ini juga akan merangsang pertumbuhan jenis-jenis
gulma tahunan tersebut secara cepat misalnya pada alang-langa
dan teki. Selain itu teknik pengendalian gulma dengan cara ini harus
dilakukan secara hati-hati agar tidak sampai memotong tanaman
pokoknya atau tanaman yang dibudidayakan
Teknik Pengendalian Mekanis
Pengendalian gulma dengan cara dikored
Pengendalian gulma dengan cara dikored ini menggunakan alat
berupa kored dan sangat praktis dilakukan pada tempat yang tidak
dapat terjangkau dengan alat berat maupun herbisida terutama di
antara barisan tanaman atau pada bedengan. Pengendalian gulma
dengan cara ini juga hanya efektif pada jenis gulma
semusim/setahun dan dua tahunan dan tidak efektif pada jenis
gulma tahunan yang mempunyai organ perbanyakan vegetatif.
Pengkoredan jenis gulma tersebut hanya memotong bagian gulma
yang ada di atas tanah saja sehingga organ perbanyakan vegetatif
gulma yang berada di dalam tanah dapat tumbuh kembali di lahan
tersebut
Teknik Pengendalian Mekanis
Pengendalian gulma dengan cara dikored
Caranya dengan menekan kored pada tanah kemudian menariknya
dari arah depan ke belakang berulang kali sampai gulma terpotong
koret pada bagian pangkal batangnya dan lahan bersih dari gulma.
Penyiangan gulma dengan kored ini akan mudah dilakukan pada
kondisi lahan yang kering karena pada kondisi tanah yang basah
tanah akan lengket dan menempel pada kored. Hal ini akan
menghambat proses mengored gulmanya secara bersih dan merata.
Selain itu penyiangan gulma dengan kored ini akan efektif dilakukan
berulang-ulang sebelum gulma menghasilkan biji sehingga akan
mengurangi biji gulma yang tumbuh pada lahan tersebut dan
mencegah terjadinya pemencaran biji gulma ke tempat lain
Teknik Pengendalian Mekanis
Pengendalian gulma dengan cara dicangkul/dibajak
Pengendalian gulma dengan cara dicangkul atau di bajak
merupakan suatu usaha pengendalian yang cukup praktis pada jenis
gulma semusim/setahun, dua tahunan dan tahunan. Pengendalian
gulma dengan cara dicangkul atau dibajak dapat dilakukan pada
saat pengolahan tanah dan pada saat lahan sudah ada tanaman
budidayanya dapat dilakukan dengan cara penyiangan
menggunakan cangkul saja. Pengendalian gulma jenis
semusim/setahun dengan cara dicangkul atau dibajak ini cukup
dengan merusak/mencangkul bagian gulma yang berada di atas
tanah saja. Sedangkan untuk jenis gulma dua tahunan dapat
dilakukan dengan merusak/mencangkul bagian gulma yang ada di
atas tanah dan mahkotanya. Jenis gulma tahunan dapat dilakukan
dengan merusak/mencangkul bagian gulma yang berada di atas
tanah maupun di bawah tanah
Teknik Pengendalian Mekanis
Pengendalian gulma dengan cara dicangkul/dibajak
Pada gulma tahunan yang mempunyai organ perbanyakan vegetatif
juga dapat dikendalikan dengan cara mencangkul atau membajak
gulma terutama pada musim kering. Pencangkulan atau
pembajakan gulma tersebut akan mengakibatkan kerusakan bagian
gulma yang berada di atas dan di bawah tanah. Kegiatan
pencangkulan atau pembajakan gulma tersebut dilakukan sewaktu
pertumbuhan gulma tahunan masih cukup rendah atau relatif sedikit.
Tanah harus dicangkul sampai kedalaman 20-25 cm dan dibalik agar
organ perbanyakan vegetatif gulma menjadi kering terkena panas
matahari selama 1 minggu. Bongkahan-bongkahan tanah yang
besar akan melindungi organ perbanyakan vegetatif gulma dari terik
matahari sehingga harus dipecah lagi dengan cangkul.
Teknik Pengendalian Kimiawi
Herbisida menurut waktu aplikasinya:
1. Herbisida pra-pengolahan tanah
yaitu jenis herbisida yang diaplikasikan pada lahan pertanian sebelum
lahan tersebut diolah dan ditumbuhi berbagai jenis vegetasi termasuk
gulma, dengan tujuan untuk membersihkan lahan sebelum dilakukan
pengolahan tanah, contohnya herbisida berbahan aktif paraquat.
2. Herbisida pra-tanam
yaitu jenis herbisida yang diaplikasikan pada lahan pertanian setelah
dilakukan pengolahan tanah dan sebelum lahan tersebut ditanami,
dengan tujuan untuk mengendalikan dan mencegah biji maupun organ
perbanyakan vegetatif gulma yang terbawa dalam proses pembalikan
tanah ke permukaan tumbuh di lahan, contohnya herbisida berbahan
aktif triazin dan EPTC
Teknik Pengendalian Kimiawi
Herbisida menurut waktu aplikasinya:
3. Herbisida pra-tumbuh
yaitu jenis herbisida yang diaplikasikan pada lahan pertanian setelah
tanaman ditanam tetapi sebelum tanaman dan gulma tumbuh atau
muncul di lahan tersebut, dengan tujuan untuk menekan gulma yang
akan tumbuh atau muncul bersama-sama dengan tumbuhnya tanaman
budidaya, contohnya herbisida berbahan aktif nitralin
4. Herbisida pasca tumbuh
yaitu jenis herbisida yang diaplikasikan pada lahan pertanian setelah
tanaman budidaya tumbuh di lahan tersebut, dengan tujuan untuk
menekan pertumbuhan gulma yang tumbuh setelah tanaman budidaya
tumbuh sehingga pertumbuhannya tidak tersaingi oleh gulma,
contohnya herbisida berbahan aktif glyphosat dan dalapon pada karet
Teknik Pengendalian Kimiawi
Herbisida berdasarkan cara kerjanya:
1. Herbisida kontak
yaitu herbisida yang mematikan gulma dengan cara kontak dengan gulma
melalui absorbsi lewat akar maupun daun dan akan merusak bagian gulma
yang terkena langsung oleh herbisida tersebut dan tidak ditranslokasikan ke
organ bagian gulma yang lain, contohnya herbisida berbahan aktif asam
sulfat 70 %, besi sulfat 30 %, tembaga sulfat 40 % dan paraquat
2. Herbisida sistemik
yaitu herbisida yang mematikan gulma dengan cara ditranslokasikan ke
seluruh bagian gulma sehingga pengaruhnya luas. Herbisida ini mematikan
gulma dengan cara menghambat fotosisntesis, seperti herbisida berbahan
aktif triazin, substitusi urea dan amida, dengan cara menghambat respirasi
seperti herbisida berbahan aktif amitrol dan arsen, dengan cara
menghambat perkecambahan seperti herbisida berbahan aktif karbamat
dan tiokarbamat serta dengan cara menghambat pertumbuhan seperti
herbisida berbahan aktif 2, 4 D, dicamba dan picloram
Teknik Pengendalian Kimiawi
Herbisida berdasarkan selektifitasnya:
1. Herbisida selektif
yaitu herbisida yang bila dipalikasikan pada beberapa jenis tumbuhan
akan mematikan species tertentu gulma dan relatif tidak mengganggu
tanaman yang dibudidayakan misalnya herbisida berbahan aktif asm 2,
4 D yang mematikan gulma daun lebar dan relatif tidak mengganggu
tanaman serelia
2. Herbisida non-selektif
yaitu herbisida yang bila diaplikasikan pada beberapa jenis tumbuhan
melalui tanah atau daun dapat mematikan hampir semua jenis
tumbuhan termasuk tanaman yang dibudidayakan misalnya herbisida
berbahan aktif arsenikal, klorat dan karbon disulfida
Teknik Pengendalian Kimiawi
Herbisida berdasarkan sifat kimiawinya:
1. Herbisida anorganik
yaitu herbisida yang bahan aktifnya tersusun secara anorganik,
misalnya herbisida berbahan aktif amonium sulfanat, amonium sulfat,
amonium tiosianat, kalsium sianamida, tembaga sulfatnitrat- ferosulfat,
sodium arsenat, sodium tetraborat, sodium klorat, sodium klorida-nitrat
dan asam sulfurat
2. Herbisida organik
yaitu herbisida yang bahan aktifnya tersusun, misalnya herbisida
golongan nitrofenol+anilin, herbisida tipe hormon, herbisida berbahan
aktif asam benzoat+fenil asetat, amida, nitril, arilkarbamat, substitusi
urea, piridin, pirimidinurasil, triazin, amitrol dan gugusan organoarsenat
Teknik Pengendalian Gulma
Kelebihan VS Kekurangan
Mekanis
Kelebihan
 Tidak ada akumulasi bahan kimia dalam tanah
 Dapat menjangkau ke daerah yang dekat dengan tanaman
Kekurangan
 Memerlukan tenaga, waktu dan biaya yang banyak

Kimiawi
Kelebihan
 Hemat waktu
 Tidak memerlukan banyak tenaga
Kekurangan
 Akumulasi bahan kimia yang akan mematikan organisme dalam tanah
 Menimbulkan resistensi tanaman apabila digunakan terus menerus
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Knapsack Sprayer
Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida memerlukan
alat penyebar herbisida pada gulma yang biasanya berupa knapsack
sprayer. Penggunaan knapsack sprayer tersebut terutama untuk
menyebarkan herbisida berbentuk larutan, emulsi dan bubuk yang
dibasahkan. Sedangkan herbisida yang berbentuk butiran atau debu dapat
diaplikasikan dengan tangan atau alat pembagi/penghembus sederhana

Alat semprot herbisida atau knapsack sprayer mempunyai beberapa bagian


utama dan penting, seperti tangki, pompa penekan, tangkai pipa, pegangan,
nozel dan penyaring.
Tangki merupakan tempat untuk menampung larutan herbisida dan tempat
menerima tekanan pompa.

Pompa penekan berfungsi untuk memberi tenaga berupa tekanan udara


yang dapat yang dapat menghembuskan larutan herbisida dalam tangki
lewat pipa dan nozel.
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Knapsack Sprayer
Tangkai pipa berfungsi sebagai penghubung antara untuk keluarnya larutan
herbisida dari tangki menuju nozel.

Nozel merupakan bagian paling ujung yang terletak pada tangkai pipa untuk
keluarnya hasil hembusan. Bagian nozlle ini merupakan yang terpenting dan
ada beberapa jenis yang dapat memberikan pola hembusan yang berbeda,
yaitu :
 Nozel bentuk kipas datar yang dapat memberikan hasil hembusan bentuk
datar.
 Nozel bentuk kerucut pegal, yang dapat meberikan hasil hembusan
lingkaran datar penuh
 Nozel bentuk kerucut lubang tengah, yang dapat memberikan hasil
hembusan lingkaran, kosong bagian tengah

Penyaring berada pada bagian lubang pengisi tangki berfungsi untuk


menyaring air pelarut yang kotor sehingga tidak menyumbat nozel
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Knapsack Sprayer
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Knapsack Sprayer
Penyemprotan herbisida pada gulma menggunakan knapsack sprayer juga
perlu dilakukan kalibrasi sprayer terlebih dahulu. Tujuannya agar suatu
dosis herbisida yang telah ditetapkan dapat diaplikasikan secara merata ke
seluruh luasan areal yang telah ditargetkan. Sealain itu dengan kalibrasi
sprayer pengendalian gulmanya dapat berhasil dengan baik dan efektif
sehingga tidak akan terjadi pemborosan herbisida dan dapat mengurangi
terjadinya pencemaran lingkungan

Salah satu cara kalibrasi sprayer yang sesuai bagi petani yang memiliki
keterbatasan peralatan dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-
langkah, sebagai berikut :
 Siapkan sprayer yang masih cukup baik dan pilih jenis nozel sesuai
dengan kebutuhan, misalnya untuk penyemprotan dalam barisan
tanaman dapat digunakan nozel polijet warna biru dengan lebar
semprotan 1,5 meter
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Knapsack Sprayer
 Siapkan sprayer yang masih cukup baik dan pilih jenis nozel sesuai
dengan kebutuhan, misalnya untuk penyemprotan dalam barisan
tanaman dapat digunakan nozel polijet warna biru dengan lebar
semprotan 1,5 meter
 Isilah tangki sprayer dengan air bersih sebanyak 5 liter lalu pompa
sprayer tersebut sebanyak 10-14 kali sampai tekanan udara di dalam
tangki cukup penuh, yang ditandai oleh pemompaan sudah terasa cukup
berat.
 Semprotkan 5 liter air bersih tersebut pada areal yang akan disemprot
sampai habis dengan kecepatan berjalan yang tetap serta pompa
sprayer secara periodik agar tekanan udara dalam tangki tetap penuh
(kira-kira sekali pompa setiap dua langkah).
 Ukur panjang areal yang dapat disemprot dengan 5 liter air tersebut dan
kerjakan kegiatan diatas sebanyak 3 ulangan serta hitung panjang rata-
rata dan luasan areal yang dapat disemprot seperti dalam tabel berikut
ini
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Knapsack Sprayer
Panjang dan Luasan Areal Penyemprotan dengan 5 Liter Air
Menggunakan Nozel Polijet Warna Biru
Ulangan Panjang (m) Luas (m2)
I 60 90
II 70 105
III 70 105
Rata-rata 66,7 100

 Berdasarkan data rata-rata luasan areal yang dapat disemprot dengan 5


liter air tersebut, hitung volume air yang diperlukan untuk menyemprot
areal seluas 1 hektar dengan cara :
10000 m2
Volume Semprot = X 5 liter
1,5 m x 66,7 m
10000 m2
= X 5 liter
100 m2
= 500 liter
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Knapsack Sprayer
 Apabila dosis herbisida yang akan digunakan adalah 5 liter per hektar,
maka jumlah herbisisda yang harus dilarutkan ke dalam tangki sprayer
berkapasitas 15 liter larutan dapat dihitung dengan cara :

15 liter x 5 liter
Volume Herbisisda =
500 liter

= 150 ml herbisida / tangki


Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Pelaksanaan Penyemprotan herbisida
Pelaksanaan penyemprotan herbisida pada gulma di lahan pertanian harus
memperhatikan beberapa hal yaitu :
 Waktu penyemprotan harus tepat yaitu sebaiknya pada pagi hari (jam
08.00-10.00) setelah tidak terdapat embun pada gulma.
 Cuaca pada saat penyemprotan cukup cerah dan relatif tidak ada angin
yang terlalu kencang karena akan mempengaruhi hasil hembusan
larutan dari nozel pada gulma.
 Penyemprot herbisida harus memakai pakaian pelindung khusus
yang berlengan dan berkaki panjang, memakai sepatu boot, topi dan
pelidung muka (penutup hidung dan mulut), pada waktu menyemprot
herbisida.
 Hendaknya alat-alat yang digunakan untuk menyemprot herbisida dicuci
dengan bersih apabila akan digunakan untuk menyemprot pestisida
lain agar terhindar dari bahaya keracunan herbisida pada tanaman
 Bersihkan muka dan tangan dengan air dan bahan pembersih sampai
bersih sebelum beristirahat untuk makan dan minum
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Pelaksanaan Penyemprotan herbisida
Langkah-langkah dalam melakukan penyemprotan gulma menggunakan
herbisida agar diperoleh hasil yang efektif dan efisien sebagai berikut :
 Siapkan sprayer dan nozel yang akan digunakan untuk menyemprot
gulma di lahan pertanian sesuai kebutuhan.
 Lakukan kalibrasi terhadap sprayer yang akan digunakan dengan benar
dan sesuai dengan prosedur.
 Tentukan kebutuhan formulasi larutan herbisida yang dibutuhkan
berdasarkan luasan areal lahan pertanian yang akan disemprot
gulmanya dengan memperhatikan dosis dan volume semprot
herbisidanya pada kemasannya.
 Campurlah herbisida dengan pelarutnya sesuai dengan perhitungan dan
kebutuhan dalam wadah yang berukuran besar seperti drum secara
merata dan homogen.
 Masukkan campuran larutan herbisida ke dalam tangkai sampai penuh
sesuai dengan kapasitas tangki, kemudian tutup tangki dan pompa
tangki sebanyak 10-14 kali sampai tekanan udara dalam tangki penuh
(pemompaan terasa berat).
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Pelaksanaan Penyemprotan herbisida
 Naikkan sprayer ke punggung dan mulailah menyemprot gulma pada
lahan dengan mengatur posisi nozel setinggi 30-45 cm di atas
permukaan gulma serta arah penyemprotannya mengikuti atau searah
dengan arah angin.
 Lakukan penyemprotan dengan berjalan secara normal (biasa) pada
kecepatan yang konstan (seperti pada waktu kalibrasi sprayer)
 Lakukan pemompaan pada sprayer secara teratur (sekali setiap dua
langkah) agar tekanan udara dalam tangki tetap penuh.
 Lakukan penyemprotan sampai seluruh permukaan tanaman hembusan
larutan herbisida secara merata dan setelah larutan herbisida habis,
isilah kembali tangki sprayer sampai seluruh areal yang ditargetkan
tersemprot dengan merata.
 Apabila menyemprot dalam barisan tanaman, upayakan
kabut/hembusan semprotan tidak mengenai daun atau bagian batang
tanaman yang masih muda atau berwarna hijau.
 Lakukan penyemprotan ulang apabila turun hujan kurang dari 4 jam
setelah selesai menyemprot
Ambang Ekonomi

Pengendalian gulma dilakukan ketika gulma sudah mengganggu dan


merugikan tanaman yang dibudidayakan.
Akan tetapi tidak semua keberadaan gulma pada tanaman harus
dikendalikan karena belum tentu merugikan. Sehingga gulma yang
dikendalikan ketika sudah melewati batas ambang ekonomi.
Ambang ekonomi artinya bahwa perbandingan antara kerugian akibat
gangguan gulma sama dengan biaya pembelian pestisida untuk
mengendalikan gulma. Penentuan ambang ekonomi dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :

Biaya pembelian pestisida


Ambang Ekonomi (AE) =
Biaya kerugian akibat gulma

Anda mungkin juga menyukai