GULMA
GULMA
1. Simple perennial
yaitu gulma yang sebenarnya hanya berkembang biak dengan
biji, akan tetapi apabila bagian tubuhnya terpotong maka
potongannya akan dapat tumbuh menjadi individu baru.
Sebagai contoh Taraxacum sp. dan Rumex sp., apabila
akarnya terpotong menjadi dua, maka masing-masing
potongannya akan tumbuh menjadi individu baru. .
Macam-macam Gulma
2. Creeping perennial
yaitu gulma yang dapat berkembang biak dengan akar yang
menjalar (root creeping), batang yang menjalar di atas tanah
(stolon) atau batang yang menjalar di dalam tanah (rhizioma).
Yang termasuk dalam golongan ini contohnya Cynodon dactylon,
Sorgum helepense, Agropyron repens, Circium vulgare.
Beberapa diantaranya ada yang berkembang biak dengan umbi
(tuber), contohnya Cyperus rotundus dan Helianthus tuberosus.
Contoh gulma tahunan populair yang perkembangbiakan
utamanya dengan rhizoma adalah alangalang (Imperata
cylindrica).
Dengan dimilikinya alat perkembangbiakan vegetatif, maka
gulma tersebut sukar sekali untuk diberantas
Macam-macam Gulma
Berdasarkan habitatnya
Akar berakar serabut yang tumbuh menyamping dengan membentuk umbi yang
banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas, umbi tidak tahan kering selama
14 hari di bawah sinar matahari daya tumbuhnya akan hilang
Batang Batang tumbuh tegak,berbentuk tumpul atau segitiga
Daun Berbentuk garis, mengelompok dekat pangkal batang, terdiri dari 4-10 hela
i, pelepah daun tertutup tanah, helai daun berwarna hijau mengkilat
Bunga bunga bulir tunggal atau majemuk, mengelompok atau membuka, berwarn
a coklat, mempunyai benang sari tiga helai, kepala sari kuning cerah, tangk
ai putik bercabang tiga
Tinggi & Habitat dapat mencapai 50 cm tumbuh di tempat terbuka atau terlindung seperti d
i lahan pertanian, tepi jalan, tebing saluran irigasi, pinggiran hutan dan pari
t sampai ketinggian 1000 m dpl
Siklus hidup tumbuhan tahunan
Perkembangbiakan melalui biji, umbi akar dan rhizoma yang sangat sulit untuk dikendalikan se
cara mekanis
Kerugian yang diti dalam persaingan dengan tanaman budidaya menghasilkan zat allelopati y
mbulkan ang dapat meracuni atau menekan pertumbuhan tanaman budidaya
Macam-macam Gulma
Berdasarkan morfologinya
3. Gulma Golongan Berdaun Lebar
Gulma dari golongan ini pada umumnya tergolong tumbuhan dengan biji
berkeping dua (Dicotyledoneae) atau paku-pakuan (Pteridophyta).
Gulma golongan ini secara umum mempunyai daun lebar dengan tulang
daun berbentuk jaringan, menyirip atau menjari.
Gulma ini biasanya berbatang basah (herbaceous) seperti bayam duri
(Amaranthus viridis) dan krokot (Portulaca oleracea) atau berbatang
kayu (lignosus), seperti pada Lantana camara.
Batangnya berbeda dengan gulma golongan rumput dan teki, gulma
golongan ini batangnya bercabang dengan bunganya dapat berupa
bunga tunggal atau bunga majemuk yang biasanya termasuk bunga
sempurna.
Akar gulma golongan ini termasuk dalam sistem akar tunggang yang
berupa akar yang berkayu ataupun tidak
Macam-macam Gulma
Contoh : Morfologi gulma Ageratum conyzoides L.
Nama Umum babandotan, wedusan, bandotan (bahasa daerah), chick weed (bahasa Inggr
is)
Akar berupa akar tunggang dan berkayu
Daun daun berhadapan, bulat telur, segitiga hampir bulat telur, ujungnya lancip, t
epinya bergerigi danberbulu, bertangkai cukup
Bunga Bunga tidak menonjol keluar dengan selaput pelindung gundul atau berbul
u sedikit, bunga mengelompok berbentuk bongkol/cawan, setiap bulir terdi
ri dari 60-75 bunga, berwarna biru muda,putih atau violet, mahkota bunga
dengan tabung sempit
Buah buah berwarna putih (2-3,5 mm), keras bersegi 5, runcing, rambut sisik ada
5.
Tinggi & Habitat dapat mencapai 90 cm, dapat tumbuh di sembarang tempat terutama di te
mpat terbuka atau agak terlindung dan tidak tergenang air
Siklus hidup tumbuhan tahunan
Kerugian yang diti dapat mengeluarkan zat allelopati untuk meracuni dan menekan pertumbu
mbulkan han tanaman pesaing/kompetitor
Macam-macam Gulma
Berdasarkan asalnya
1. Gulma obligat (obligate weeds)
adalah gulma yang tidak pernah dijumpai hidup secara liar dan hanya
dapat tumbuh pada tempattempat yang dikelola oleh manusia, contoh
Convolvulus arvensis, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava
2. Gulma fakultatif (facultative weeds)
adalah gulma yang tumbuh secara liar dan dapat pula tumbuh
pada tempat-tempat yang dikelola oleh manusia. Contohnya
Imperata cylindrica, Cyperus rotundus Opuntia sp.
Macam-macam Gulma
Berdasarkan parasit atau tidaknya
1. Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus.
2. Gulma parasit
a. Gulma parasit sejati, contoh Cuscuta australis (tali putri).
Gulma ini tidak mempunyai daun, tidak mempunyai klorofil, tidak dapat
melakukan asimilasi sendiri, kebutuhan akan makannya diambil langsung dari
tanaman inangnya dan akar pengisapnya (haustarium) memasuki sampai ke
jaringan floem.
b. Gulma semi parasit, contohnya Loranthus pentandrus
Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi
sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan unsur hara lainnya diambil dari tanaman
inangnya dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan silem
c. Gulma hiperparasit, contoh Viscum sp
Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi
sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan hara lainnya diambil dari gulma semi
parasit, dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan silem
Menentukan Metode
Pengendalian Gulma
Berdasarkan Jenis & Sifat Biologi Gulma
Faktor-faktor yang berpengaruh:
1. Siklus Hidup dan perkembangbiakan gulma
Gulma semusim atau setahun yang memiliki siklus hidup pendek dan
berkembangbiak dengan membentuk biji akan efektif apabila dikendalikan secara
mekanis maupun secara kimia sebelum membentuk biji. Hal ini untuk mencegah
kemungkinan tumbuhnya biji gulma pada musim tanam berikutnya apabila
dikendalikan setelah menghasilkan biji sehingga pengendalian gulmanya tidak efektif.
Sedangkan gulma dua tahunan dan tahunan, selain dikendalikansebelum
menghasilkan biji juga dapat dikendalikan secara mekanis dengan membongkar
tanah untuk mengurangi jumlah dan menekan tumbuhnya organ perbanyakan
vegetatif gulma pada lahan pertanian
2. Morfologi Gulma
Golongan gulma berdaun lebar lebih peka dan efektif apabila dikendalikan secara
kimia menggunakan herbisida dibandingkan gulma golongan rumput maupun teki.
Hal ini dipengaruhi morfologi daun golongan gulma tersebut yang berdaun lebar
sehingga dengan aplikasi herbisida tajuknya akan lebih banyak menangkap
semprotan herbisida. Akibatnya pada golongan gulma berdaun lebar tersebut akan
lebih banyak terakumulasi bahan aktif herbisida dan lebih mudah mati terkena
aplikasi herbisida
Menentukan Metode
Pengendalian Gulma
Faktor-faktor yang berpengaruh:
3. Lokasi Gulma
Lokasi gulma tumbuh di lahan pertanian juga mempengaruhi penentuan cara
pengendalian gulmanya. Apabila lokasi tumbuhnya gulma pada lahan pertanian di
tempat yang sulit dijangkau oleh alat pengendalian gulma yang berukuran besar baik
secara mekanis maupun kimia maka pengendalian gulma dapat dilakukan dengan
cara mencabut atau mengored gulma.
Hal ini terutama jika tempat tumbuhnya gulma di seputar lubang tanam, di sekitar
tajuk tanaman dan di bedengan. Sedangkanapabila lokasi tumbuhnya gulma pada
lahan pertanian di tempat yang dapat dijangkau oleh alat pengendalian gulma yang
berukuran besar maka dapat dilakukan pengendalian dengan cara disiang dengan
cangkul ataupun disemprot dengan herbisida
Menentukan Metode
Pengendalian Gulma
Berdasarkan Berdasarkan Lokasi Tumbuhnya Gulma
Lahan Pertanian Belum Diolah
Mencangkul atau membajak gulma untuk merusakkan bagian gulma yang berada di
atas maupun di bawah tanah.
Aplikasi herbisida pra-pengolahan tanah dan setelah gulmanya mati baru dilanjutkan
dengan mencangkul atau membajak lahan agar pengendalian gulmanya dapat lebih
efektif
Catatan Penting:
Penggunaan herbisida dalam pengendalian gulma di lahan pertanian secara umum
setelah pengolahan tanah juga harus memperhatikan macam herbisidanya apakah
untuk aplikasi pratumbuh atau pasca-tumbuh tanaman. Aplikasi herbisida pratumbuh
dilakukan apabila tanaman sudah di tanam tetapi tanaman dan gulma belum
muncul/tumbuh di lahan. Sedangkan alikasi herbisida pasca-tumbuhnya dilakukan
apabila tanaman dan gulmanya sudah muncul atau tumbuh di lahan
Teknik Pengendalian Gulma
Preventif (pencegahan)
Cara ini terutama ditujukan terhadap species-species gulma yang sangat merugikan
dan belum terdapat tumbuh di lingkungan kita. Species gulma asing yang cocok
tumbuh di tempat-tempat baru dapat menjadi pengganggu yang dahsyat (eksplosif).
Misalnya kaktus di Australia, eceng gondok di Asia-Afrika
Cara-cara pencegahan masuk dan menyebarkan gulma baru antara lain adalah :
1. Dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi bijibiji gulma
2. Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang
3. Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput makanan ternak
4. Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan
5. Pembersihan ternak yang akan diangkut
6. Pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain sebagainya
Apabila hal-hal tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus
dicegah pula agar jangan sampai gulma berbuah dan berbunga. Di samping itu juga
mencegah gulma tahunan (perennial weeds) jangan sampai berbiak terutama dengan
cara vegetatif
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma secara fisik
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dengan menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu, bajak,
traktor dan sebagainya pada umumnya juga berfungsi untuk memberantas gulma.
Efektifitas alat-alat pengolah tanah di dalam memberantas gulma tergantung
beberapa faktor seperti siklus hidup dari gulma atau kropnya, dalam dan
penyebaran akar, umur dan ukuran investasi, macamnya krop yang ditanaman,
jenis dan topografi tanah dan iklim
4. Pembakaran
Pembakaran secara terbatas masih sering dilakukan untuk membersihkan
tempat-tempat dari sisa-sisa tumbuhan setelah dipangkas. Pada sistem
peladangan di luar Jawa cara ini masih digunakan oleh penduduk setempat.
Pembakaran umumnya banyak dilakukan pada tanah-tanah yang non pertanian,
seperti di pinggirpinggir jalan, pinggir kali, hutan dan tanah-tanah industri
Keuntungan : tidak terdapat efek residu pada tanah dan tanaman, insekta-
insekta dan hama-hama lain serta penyakit seperti cendawan-cendawan ikut
dimatikan.
Kerugian : bahaya kebakaran bagi sekelilingnya, mengurangi kandungan humus
atau mikroorganisme tanah, dapat memperbesar erosi, biji-biji gulma tertentu
tidak mati, asapnya dapat menimbulkan alergi dan sebagainya
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma secara fisik
5. Mulsa (mulching, penutup seresah)
Penggunaan mulsa dimaksudkan untuk mencegah agar cahaya matahari tidak
sampai ke gulma, sehingga gulma tidak dapat melakukan fotosintesis, akhirnya
akan mati dan pertumbuhan yang baru (perkecambahan) dapat dicegah.
Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mulsa antara lain jerami, pupuk hijau,
sekam, serbuk gergaji, kertas dan plastik.
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dengan sistem budidaya
Cara pengendalian ini jiga disebut pengendalian secara ekologis, oleh karena
menggunakan prinsip-prinsip ekologi yaitu mengelola lingkungan sedemikian rupa
sehingga mendukung dan menguntungkan pertanaman tetapi merugikan bagi
gulmanya.
1. Pergiliran Tanaman
Pergiliran tanaman bertujuan untuk mengatur dan menekan populasi gulma dalam
ambang yang tidak membahayakan. Contoh : padi – tebu – kedelai, padi –
tembakau – padi.
Tanaman tertentu biasanya mempunyai jenis gulma tertentu pula, karena
biasanya jenis gulma itu dapat hidup dengan leluasa pada kondisi yang cocok
untuk pertumbuhannya. Sebagai contoh gulma teki (Cyperus rotundus) sering
berada dengan baik dan mengganggu pertanaman tanah kering yang berumur
setahun (misalnya pada tanaman cabe, tomat, dan sebagainya).
Demikian pula dengan wewehan (Monochoria vaginalis) di sawah-sawah. Dengan
pergiliran tanaman, kondisi mikroklimat akan dapat berubah-ubah, sehingga
gulma hidupnya tidak senyaman sebelumnya
Teknik Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dengan sistem budidaya
2. Budidaya pertanaman
Penggunaan varietas tanaman yang cocok untuk suatu daerah merupakan
tindakan yang sangat membantu mengatasi masalah gulma. Penanaman rapat
agar tajuk tanaman segera menutupi ruang-ruang kosong merupakan cara yang
efektif untuk menekan gulma. Pemupukan yang tepat merupakan cara untuk
mempercepat pertumbuhan tanaman sehingga mempertinggi daya saing
pertanaman terhadap gulma. Waktu tanaman lambat, dengan membiarkan gulma
tumbuh lebih dulu lalu diberantas dengan pengolahan tanah atau herbisida. Baru
kemudian tanaman ditanam pada tanah yang sebagian besar gulmanya telah mati
terberantas
Kimiawi
Kelebihan
Hemat waktu
Tidak memerlukan banyak tenaga
Kekurangan
Akumulasi bahan kimia yang akan mematikan organisme dalam tanah
Menimbulkan resistensi tanaman apabila digunakan terus menerus
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Knapsack Sprayer
Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida memerlukan
alat penyebar herbisida pada gulma yang biasanya berupa knapsack
sprayer. Penggunaan knapsack sprayer tersebut terutama untuk
menyebarkan herbisida berbentuk larutan, emulsi dan bubuk yang
dibasahkan. Sedangkan herbisida yang berbentuk butiran atau debu dapat
diaplikasikan dengan tangan atau alat pembagi/penghembus sederhana
Nozel merupakan bagian paling ujung yang terletak pada tangkai pipa untuk
keluarnya hasil hembusan. Bagian nozlle ini merupakan yang terpenting dan
ada beberapa jenis yang dapat memberikan pola hembusan yang berbeda,
yaitu :
Nozel bentuk kipas datar yang dapat memberikan hasil hembusan bentuk
datar.
Nozel bentuk kerucut pegal, yang dapat meberikan hasil hembusan
lingkaran datar penuh
Nozel bentuk kerucut lubang tengah, yang dapat memberikan hasil
hembusan lingkaran, kosong bagian tengah
Salah satu cara kalibrasi sprayer yang sesuai bagi petani yang memiliki
keterbatasan peralatan dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-
langkah, sebagai berikut :
Siapkan sprayer yang masih cukup baik dan pilih jenis nozel sesuai
dengan kebutuhan, misalnya untuk penyemprotan dalam barisan
tanaman dapat digunakan nozel polijet warna biru dengan lebar
semprotan 1,5 meter
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Knapsack Sprayer
Siapkan sprayer yang masih cukup baik dan pilih jenis nozel sesuai
dengan kebutuhan, misalnya untuk penyemprotan dalam barisan
tanaman dapat digunakan nozel polijet warna biru dengan lebar
semprotan 1,5 meter
Isilah tangki sprayer dengan air bersih sebanyak 5 liter lalu pompa
sprayer tersebut sebanyak 10-14 kali sampai tekanan udara di dalam
tangki cukup penuh, yang ditandai oleh pemompaan sudah terasa cukup
berat.
Semprotkan 5 liter air bersih tersebut pada areal yang akan disemprot
sampai habis dengan kecepatan berjalan yang tetap serta pompa
sprayer secara periodik agar tekanan udara dalam tangki tetap penuh
(kira-kira sekali pompa setiap dua langkah).
Ukur panjang areal yang dapat disemprot dengan 5 liter air tersebut dan
kerjakan kegiatan diatas sebanyak 3 ulangan serta hitung panjang rata-
rata dan luasan areal yang dapat disemprot seperti dalam tabel berikut
ini
Alat Pengendalian Gulma Kimiawi
Knapsack Sprayer
Panjang dan Luasan Areal Penyemprotan dengan 5 Liter Air
Menggunakan Nozel Polijet Warna Biru
Ulangan Panjang (m) Luas (m2)
I 60 90
II 70 105
III 70 105
Rata-rata 66,7 100
15 liter x 5 liter
Volume Herbisisda =
500 liter