Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

PADA ANAK
Oleh : Rizky Dianita Segarahayu.,M.Psi.,Psikolog.
MASA BAYI
(2 MINGGU PERTAMA – 2 TAHUN)

 Masa bayi disebut sebagai periode vital karena kondisi fisik dan
mental bayi menjadi pondasi kokoh untuk perkembangan dan
pertumbuhan selanjutnya.
 Bayi yang baru lahir dan sehat dengan cepat akan belajar adaptasi
dengan lingkungan luar.
 Respons bayi menurut Kartini dan Kartono terbagi menjadi dua
yaitu respons positif dan respons negatif.
 Respons positif berwujud gerak menuju stimulus atau perangsang,
seperti mendengarkan, meraih, menjangkau, memegang, senyum,
tertawa, merangkak mendekati objek, meracau gembira, dll.
 Respons negatif berwujud pada gerakan menjauhi atau menghindar
stimulus, seperti gerak menolak, mundur terkejut, menangis,
merengek, takut, menolak, dan menjauhi suatu objek.
Kontrol bayi terhadap badannya

 Setelah bayi lahir sampai dengan usia dua minggu, bayi akan
meneruskan tingkah lakunya seperti janin dalam rahim, yaitu
melengkung dan melingkarkan tubuh serta anggota tubuhnya.
 Pada usia 3 minggu, bila bayi ditelungkupkan, bayi akan
berusaha mengangkat kepala dan dagunya dari atas kasur.
 Setelah usia 8 minggu, bayi sudah bisa mengontrol postural,
yaitu kontrol teradap sikap badan dan kepalanya dengan
menegakkan badan dan menggerak-gerakkan kepala.
 Pada usia 12 minggu, bayi mampu menggerakkan kepala dalam
posisi duduk.
Tugas Bayi
 Bulan ke-1 dan 2 : melihat, mendengar, mencium/membau,
merasakan dengan segenap inderanya.
 Bulan ke-3 dan 4 : menegakkan dan menggerakkan kepala
 Bulan ke-5 dan 6 : telungkup dan menggeserkan badan.
 Bulan ke- 7 : duduk
 Bulan ke – 8 : merangkak
 Bulan ke – 9 dan 10 : mengangkat badan dan bangkit berdiri
 Bulan ke-11 : merambat dan jalan dengan
bantuan/berpegangan.
 Bulan ke-12 : berdiri sendiri dan berjalan tanpa bantuan.
Perkembangan fisik

 Secara umum perkembangan fisik bayi dibagi kedalam 5 macam


yaitu:
1. Perkembangan motorik dan gerak refleks  Gangguan
motorik pda bayi antara lain disebabkan oleh kerusakan sistem
saraf pusat, serebral palsy, poliomyelitis yang menyebabkan
kelumpuhan karena ada kerusakan pada sumsum tulang
belakang, dan kurang stimulasi sehingga terjadi atrofi
(melisut, kelemahan, bahkan kelumpuhan).
2. Kemampuan merangkak
3. Kemampuan duduk
4. Kemampuan berdiri dan berjalan
5. Keterampilan memanipulasi tangan
Kehidupan Emosional Bayi

 Perkembangan kehidupan emosional bayi sudah terbina sejak ia masih


berupa janin dalam kandungan ibunya yaitu berlangsung melalui unitas
kehidupan psikis diantara ibu dan janinnya.
 Jika sang ibu mengalami gangguan emosional yang sangat kuat saat masa
kehamilan dan menolak kehadiran janinnya, hal tersebut akan berdampak
pada iklim psikologis janin sehingga akan tumbuh menjadi anak yang rentan
mengalami gangguan emosional. Begitu sebalikanya.
 Jika ibu menyesali dan membenci bayinya setelah masa kelahiran, biasanya
bayi akan mengalami kesukaran untuk menyusu, gangguan pencernaan,
menderita kolik, dan lebih sering rewel.
 Empati sangat dibutuhkan pada periode usia 0 – 4 tahun karena akan
memberikan warna dasar pada kehidupan emosional anak untuk sepanjang
hidupnya.
 Setiap bayi mendambakan belaian, dukungan, dan sentuhan yang
menimbulkan perasaan senang dari ayah dan ibu untuk mendukung
kehidupan psikologis emosional bayi.
Kesulitan Pada Periode Menyusu

 Kesukaran menyusu pada bayi ada yang ditimbulkan oleh faktor fisiologis
dan psikogenis.
 Faktor fisiologis seperti : alergi pada makanan dan susu tertentu, kelemahan
alat pencernaan, dan terkena penyakit tertentu.
 Faktor psikogenis seperti: kondisi psikis/kejiwaan ibunya yang kurang
mapan. Kecemasan dan konflik batin ibu dapat mengganggu fungsi normal
dari kelenjar susu.
 Bentuk kesulitan menyusu pada bayi:
1. Penolakan terhadap air susu
2. Agresi oral ex. Menggigit puting ibu
3. Keengganan menyusu
4. Kecenderungan untuk tidur lelap
5. Kegelisahan di waktu tidur karena kurang kenyang
6. Rewel yang kronis
7. Tangisan bayi yang terus menerus.
Reaksi Sensoris Bayi

 Daya penglihatan bayi mula-mula belum berfungsi dengan baik dan belum
terkoordinasi. Berikut adalah perkembangan penglihatan bayi menurut
Kartini dan Kartono.
1. Usia 5 hari : bayi mampu mengikuti gerak seberkas cahaya.
2. Usia 3 w : mampu mengikuti sejenak gerak suatu benda
3. Usia 5 w : mampu mengikuti benda yang bergeral secara
horisontal
4. Usia 1,5 bulan : mampu menanggapi pandangan orang dewasa.
5. Usia 9 W : mampu mengikuti benda yang bergerak secara
vertikal dan mulai mengenali ayah dan ibunya.
6. Usia 14 – 15 w : mampu membedakan anggota keluarga sendiri
dari orang asing.
7. Usia 2 tahun : mampu menggunakan mata sama
terampilanya dengan kemampuan orang dewasa.
Perkembangan Bahasa Bayi

 Tangis bayi merupakan alat komunikasi dan alat


pengekspresian kehidupan batiniahnya.
 Pada usia 4-5 bulan biasanya bayi akan melakukan cooing
atau mengoceh. Ketika bayi diajak bercanda bayi sudah
bisa merespons.
 Pada usia 5-6 bulan biasanya bayi mulai berbicara dengan
bermacam bunyi dengan suara tinggi- rendah.
 Pada usia 9-10 bulan, biasanya bayi mulai menggunakan
suku kata yang diulang seperti ma-ma, pa-pa, mam-mam,
uk-uk, dst sebagai usaha untuk menunjukkan benda.
MASA PRA SEKOLAH
(2 – 5 TAHUN)

 Beberapa ciri khas perkembangan anak masa pra sekolah adalah:


1. Bersifat egosentris-naif
2. Mempunyai relasi sosial dnegan benda dan manusia yang sifatnya
sederhana
3. Ada kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan
sebagai satu totalitas  oleh karena itu penghayatan anak
diekspresikan secara bebas, spontan, dan jujur dalam setiap
mimik gerak, dan bahasanya. Anak tidak bisa berbohong dan
berpura-pura
4. Sikap hidup yang fisiognomis  anak secara langsung
memberikan sifat konkrit dan nyata. Oleh karena itu, anak sering
bercakap dengan kucing, kelinci, dan boneka.
Sifat Egosentris Naif

 Seseorang yang egosentris memandang dunia luar dari


pandangan sendiri sesuai dengan dunia pengertian sendiri
dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit.
 Anak masih sangat dipengaruhi oleh naluri yang sangat
sederhana, sehingga ia tidak mampu menyelami perasaan
dan pikiran orang lain.
 Anak belum mampu memahami arti suatu peristiwa, belum
mampu menempatkan diri dalam kehidupan orang lain,
dan menganggap dirinya sebagai pusar dari dunia ini.
Masa Kritis dan Trotzalter Pertama

 Periode tritzaler adalah fase negatif anak yang berumur 2-4


tahun ingin melepaskan diri dari pengaruh ibunya.
 Pada saat itu anak mulai mengenal aku atau egonya dan
sadar akan kemampuannya sendiri.
 Anak ingin menjadi diri sendiri dan mandiri serta bertingkah
sesuai dengan kemauan sendiri. Anak menjadi keras kepala
dan tidak patuh pada perintah dan ajakan ibunya.
 Masa menentang disebut juga sebagai masa transisi yaitu
masa peralihan dari satu masa pertumbuhan melompat
pada masa perkembangan lainnya dan pada umumnya
ditandai oleh ledakan-ledakan tingkah laku yang kuat.
Arti Bermain Bagi Anak

 Berikut ini adalah manfaat dari bermain bagi anak:


1. Permainan merupakan sarana penting untuk mensosialisasikan anak
menjadi anggota suatu masyarakat artinya agar anak bisa mengenal
orang lain.
2. Dalam permainan dan situasi bermain anak bisa mengetes dan
mengukur kemampuan serta potensi diri sendiri.
3. Dalam situasi bermain anak bisa menampilkan fantasi, bakat, dan
kecenderungannya. Anak laki berman mobil dan perempuan bermain
boneka.
4. Di tengah permainan anak belajar menghayati macam-macam emosi.
5. Permainan menjadi alat pendidikan karena permainan bisa memberikan
asa kepuasan, kegembiraan, dan kebahagiaan pada diri anak.
6. Permainan memberikan kesempayan untuk mengenal aturan,
mematuhi norma dan larangan, dan bertindak jujur serta loyal.
Arti Bahasa Bagi Anak

 Berikut ini adalah arti bahasa bagi anak:


1. Alat untuk mengungkapkan pikiran dan bentuk
tertentu.
2. Alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
3. Alat untuk mengembangkan fungsi tanggapan,
perasaan , fantasi, inteletual, dan kemauan.
4. Alat untuk menghayati pengertian dan peristiwa di
masa lalu, kini, dan masa depan.
MASA SEKOLAH
(6 – 12 TAHUN)

 Pada masa ini, peraturan sekolah, otoritas guru, disiplin kerja, cara
belajar, kebiasaan bergaul, dan tuntutan sekolah menghiasi
kehidupan anak dan kemampuan anak untuk melewati semua itu
akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak.
 Teori Meumann menjelaskan mengenai 3 fase perkembangan fungsi
pengamatan, yaitu:
1. Fase sintesis fantasi (7-8th) : anak melihat suatu permasalahan
berdasarkan keseluruhan permukaan yang sederhana.
2. Fase analisa (8-9th) : anak mulai melihat ciri-ciri dan detail dari
permasalahan yang dihadapi. Pemikirannya sudah mulai rasional.
3. Fase sintesa logis (+-12th) : anak mulai memahami benda dan
peristiwa serta mengaitkan satu dengan yang lainnya dan
mengambil kesimpulan.
Kehidupan Emosional Anak

 Mengenai perasaan religius anak dapat diajari dengan


gambaran surga, neraka, dan Tuhan.
 Kecemasan merupakan suatu hal yang wajar yang
dimiliki oleh setiap orang. Kecemasan yang dialami
oleh anak biasanya terkait dengan pelajaran dan kasih
sayang orang tua atau pemenuhan keinginannya.
 Menakuti anak merupakan suatu bentuk untuk
menimbulkan fobia atau ketakutan akan hal yang
tidak wajar/riil.
MASA PUBERTAS
(12 – 17 TAHUN)

 Merupakan periode perkembangan transisi dari


masa kanak-kanak hingga masa awal dewasa yang
dimasuki pada usia kira-kira 10 - 12 tahun dan
berakhir pada usia 18-22 tahun.
 Masa remaja bermula dengan perubahan fisik yang
cepat, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual. Pada periode ini kematangan
fungsi jasmaniah biologis mulai berkembang,
seperti kelenjar kelamin, testis, dan ovarium
(kelamin primer), sedangkan kelami sekunder
(payudara, pinggul membesar, dan tumbuh jakun).
 Pada masa ini pencapaian kemandirian dan identitas
sangat menonjol, pemikiran semakin logis, abstrak,
dan idealistis, dan semakin banyak waktu yang
diluangkan diluar keluarga.
 Individu mulai dapat mengungkapkan
ketidaksetujuan atau ketidakcocokan akan
pendapatnya, seperti cita-cita, karir, nilai-nilai
hidup, dst.
 Menurut Hurlock, memiliki 3 tahap yaitu:
 Praremaja (11/12 -13/14 th) : disebut sebagai fase negativisme, yaitu
fase yang sukar untuk anak dan orangtua.

• Remaja awal (13/14 – 17 th) : terjadi perubahan fisik yang sangat cepat
dan mencapai puncaknya. Terjadi juga ketidakseimbangan emosional dan
ketidakstabilan dalam banyak hal. Remaja mencari identitas diri .

• Remaja lanjut (17 – 20/21 th) : ingin selalu menjadi pusat perhatian,
menonjolkan diri, idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat
dan mempunyai energi yang besar, ingin memantapkan identitas
diri, dan mencapai ketidakketergantungan.
 Menurut Stanley Hall masa remaja
merupakan masa badai dan tekanan (storm
and stress).
 Menurut Erick Erikson, masa remaja
merupakan masa terjadinya krisis identitas
atau pencarian identitas diri.
 Penampilan fisik menjadi hal utama &
penting.
 Permasalahan fisik terjadi apabila real tidak
sama dengan fisik ideal.  remaja yang
kurang PD, distres, punya pikiran berlebihan
ttg penampilan, depresi, rendahnya self
esteem, perilaku maladaptif, dan penggunaan
OOT & Alkohol.
Daftar Pustaka
 Kartono, Kartini. (2001). Psikologi Perkembangan Anak.
Jakarta: Mandar Maju.

Anda mungkin juga menyukai