Anda di halaman 1dari 60

Posisi Strategis Indonesia

Sebagai Poros Maritim Dunia


Oleh:
Dr. rer.nat Nandi, S.Pd, MT., M.Sc.
nandi@upi.edu

Disampaikan pada Seminar Nasional dan ASEAN GEOSMART COMPETITION


Diselenggarakan oleh BEM HMP Geografi UPI

Bandung, 2018
Tujuan
1. Dapat memahami silabus materi baru mata pelajaran geografi
tentang kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia sebagai poros
maritim dunia.
2. Dapat memahami materi baru mata pelajaran geografi tentang
kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia sebagai poros maritim
dunia.
Pokok bahasan
• Silabus mata pelajaran geografi kurikulum nasional dan revisi silabus
terbaru
• Indonesia sebagai poros maritim dunia
Tinjauan materi baru pelajaran geografi
sma kelas xi
pada silabus kurikulum nasional
Kompetensi Dasar
• Memahami kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia sebagai
poros maritim dunia.
• Menyajikan contoh hasil penalaran tentang posisi strategis wilayah
Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam bentuk peta, tabel,
dan/atau grafik.
Materi Pembelajaran
POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA
• Letak, luas, dan batas wilayah Indonesia.
• Karakteristik wilayah daratan dan perairan Indonesia.
• Perkembangan jalur transportasi dan perdagangan internasional di
Indonesia.
• Potensi dan pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia.
KEGIATAN PEMBELAJARAN*
Observing
Mengamati
• Peserta didik membaca buku teks geografi dan buku referensi untuk
mengidentifikasi letak, luas, dan batas wilayah Indonesia, karakteristik
wilayah daratan daratan dan perairan Indonesia, perkembangan jalur
transportasi dan perdagangan di Indonesia serta potensi pengelolaan
sumber daya kelautan Indonesia, dan/atau
• Peserta didik mengamati tayangan video yang menggambarkan
kekayaan potensi geografi Indonesia dan daya tarik potensi wisata
laut Indonesia

*dan atau disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan


questioning

Menanya
• Peserta didik bertanya tentang letak, luas, dan batas wilayah
Indonesia, karakteristik wilayah daratan daratan dan perairan
Indonesia, perkembangan jalur transportasi dan perdagangan di
Indonesia serta potensi pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia,
dan/atau
• Peserta didik bertanya tentang isi tayangan video yang
menggambarkan kekayaan potensi geografi Indonesia dan daya tarik
potensi wisata laut Indonesia.
Experimenting/gathering information

Mengumpulkan Informasi/Mencoba
• Peserta didik mencari data dan informasi tentang letak, luas, dan
batas wilayah Indonesia, karakteristik wilayah daratan daratan dan
perairan Indonesia, perkembangan jalur transportasi dan
perdagangan di Indonesia serta potensi pengelolaan sumber daya
kelautan Indonesia, dan/atau
• Peserta didik berdiskusi tentang isi tayangan video yang
menggambarkan kekayaan potensi geografi Indonesia dan daya tarik
potensi wisata laut Indonesia.
Association

Menalar/Mengasosiasi
• Peserta didik menganalisis keterkaitan letak, luas, dan batas wilayah
Indonesia, karakteristik wilayah daratan daratan dan perairan
Indonesia, perkembangan jalur transportasi dan perdagangan di
Indonesia serta potensi pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia
yang diarahkan untuk mendukung Indonesia sebagai poros maritim
dunia, dan/atau
• Peserta didik membuat laporan tentang isi tayangan video yang
menggambarkan kekayaan potensi geografi Indonesia dan daya tarik
potensi wisata laut Indonesia.
Communication

Mengomunikasikan
• Peserta didik menyajikan artikel tentang keterkaitan letak, luas, dan
batas wilayah Indonesia, karakteristik wilayah daratan daratan dan
perairan Indonesia, perkembangan jalur transportasi dan
perdagangan di Indonesia serta potensi pengelolaan sumber daya
kelautan Indonesia yang diarahkan untuk mendukung Indonesia
sebagai poros maritim dunia, dan/atau
• Peserta didik mempresentasikan laporan tentang isi tayangan video
yang menggambarkan kekayaan potensi geografi Indonesia dan daya
tarik potensi wisata laut Indonesia.
Geografi di kurikulum 2013 (revisi)
• Pengembangan= Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran geografi pada
jenjang SMA menjadi:
• Kompetensi Inti (KI) yang dirumuskan sejak awal dan setiap kelas memiliki
KI yang terdiri dari KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial), KI-3
(pengetahuan), dan KI-4 (keterampilan)
• Spiritual : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
• Sosial : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Geografi di kurikulum 2013 (revisi)
• Pengetahuan: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
• Keterampilan: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Materi pokok mata pelajaran geografi
Kelas XI
Alokasi waktu : 4 jam pelajaran/minggu
Posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia
• Bab I Identifikasi masalah
• Bab ii Poros maritim
• Bab ii Letak, luas, dan batas wilayah Indonesia.
• Bab iv Karakteristik wilayah daratan dan perairan Indonesia.
• Bab v Perkembangan jalur transportasi dan perdagangan internasional di
Indonesia.
• Bab vi Potensi dan pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia
Masalah: penyebab ketertinggalan indonesia
Konsep pembangunan yang keliru:
(1) berbasis daratan (land based development);
(2) pertumbuhan ekonomi dari ekspor komoditas mentah dan konsumsi;
(3) lemahnya industri dan peningkatan nilai tambah
(4) Transformasi struktur ekonomi yang gagal
(5) Mengandalkan modal asing tanpa transfer teknologi, dan sebagian besar
benefits jatuh pada pihak asing
(6) Buruknya infrastruktur dan suplai energi
(7) Penguasaan dan penerapan iptek rendah, dan
(8) Kebijakan fiskal dan moneter tidak menunjang perkembangan sektor riil
Masalah….
Cara dan etos yang lemah
(1) Kualitas sdm relatif rendah
(2) Mayoritas komponen bangsa minimalis
(3) Susah bekerjasama “sms”
(4) Too many cowboys than indians
(5) Ganti pemerintahan ganti kebijakan – kepemimpinan yang lemah
(6) Sistem sosial-politik gagal gagal ciptakan masyarakat meritrokrasi
Poros maritim
• Poros maritim ialah konsep keunggulan geo
strategis berbasis kekayaan bahari yang dimiliki
Indonesia untuk dijadikan sebagai produk
unggulan yang akan ditampilkan kepada dunia.
• Posisi sebagai Poros Maritim Dunia membuka
peluang bagi Indonesia untuk membangun
kerjasama regional dan internasional bagi
kemakmuran rakyat.
(Presiden Joko Widodo memaparkan visi
indonesia untuk menjadi negara poros maritim
dunia di ajang ktt asia timur di Nay Pyi Taw,
Myanmar, kamis 13 november 2014.)
Poros maritim
• gagasan poros maritim dunia juga memiliki implikasi penjabaran konsep
tersebut tidak hanya mengenai sektor perekonomian, namun juga
keseluruhan sudut pandang poleksosbudhankam.
• ide poros maritim memiliki potensi hambatan dalam implementasinya jika
tidak disandarkan kepada basis nilai budaya kemaritiman yang dimiliki oleh
masyarakat Indonesia. (Prof. Hamdani Harahap)
• poros martim akan berkonsekuensi logis pada keharusan untuk
meningkatkan sistem pertahanan negara, alokasi dana dan upaya
mengubah mindset penduduk Indonesia dari darat dan udara menjadi laut
• Dampak kebijakan berimbas pada pengalokasian anggaran seharusnya
dititikberatkan pada pembangunan infrastruktur dan sistem pertahanan
negara pada sektor bahari.
kebijakan umum pembangunan nasional
di sektor maritim
Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional, terdapat misi yang berhubungan
dengan sektor bahari yaitu
(1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; dan
(2) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional. Guna mewujudkan misi tersebut,
dicanangkan agenda prioritas bidang maritim berupa “Membangun Indonesia
dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan”. Sasaran yang ingin diwujudkan adalah menguatnya
keamanan laut dan daerah perbatasan dalam rangka menjamin kedaulatan dan
integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mengamankan
sumber daya alam dan Zona Ekonomi Ekslusif.
Arah kebijakan pembangunan dalam rangka
mencapai sasaran
• Meningkatkan pengawasan dan penjagaan, serta penegakan hukum di laut
dan daerah perbatasan;
• Meningkatkan sarana dan prasarana pengamanan daerah perbatasan;
• Meningkatkan sinergitas antar institusi pengamanan laut;
• Menyelesaikan penetapan garis batas wilayah perairan Indonesia dan ZEE;
• Melakukan pengaturan, penetapan dan pengendalian ALKI dan
menghubungkan dengan alur pelayaran dan titik-titik perdagangan
strategis nasional;
• Mengembangkan dan menetapkan Tata Kelola dan Kelembagaan Kelautan
untuk mendukung perwujudan negara maritim;
• Meningkatkan keamanan laut dan pengawasan pemanfaatan sumber daya
kelautan terpadu.
strategi pembangunan
• Meningkatkan operasi pengamanan dan keselamatan di laut dan wilayah perbatasan;
• Menambah dan meningkatkan pos pengamanan perbatasan darat dan pulau terluar
• Memperkuat kelembagaan keamanan laut
• Intensifikasi dan ekstensifikasi operasi bersama;
• Menyelesaikan penataan batas maritim (laut teritorial, zona tambahan dan zona ekonomi eksklusif) dengan 9 negara tetangga;
• Menyelesaikan batas landas kontinen di luar 200 mil laut;
• Melaporkan data geografis sumber daya kelautan ke PBB dan penamaan pulau;
• Menyempurnakan sistem penataan ruang nasional dengan memasukan wilayah laut sebagai satu kesatuan dalam rencana penataan ruang nasional/regional
• Menyusun Rencana Aksi Pembangunan Kelautan dan Maritim untuk penguasaan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan maritim bagi kesejahteraan rakyat;
• Mengembangkan sistem koordinasi pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan kelautan dan maritim;
• Pembentukan Badan Keamanan Laut untuk meningkatkan koordinasi dan penegakan pengawasan wilayah laut
• Peningkatan sarana prasarana, cakupan pengawasan, dan peningkatan kelembagaan pengawasan sumber daya kelautan;
• Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan; dan;
• Mengintensifkan penegakan hukum dan pengendalian Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing serta kegiatan yang merusak di laut.
Letak, luas, dan batas
wilayah Indonesia.
• Terletak diantara dua Samudra dan 2 Benua
• Sebagai negara kepulauan (archipelagic state) terdiri dari 17.508 (klaim sepihak),
13.466 pulau (BIG, 2012) dan 16.056 (UNCSGN, 2017) United Nations
Conferences on the Standardization of Geographical Names (UNCSGN) dan
United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN)
• Wilayah sepanjang 3.000 mil laut dari Sabang sampai Merauke
• Perairan kepulauan dan perairan pedalaman seluas lebih kurang lebih 2,7 juta
kilometer persegi atau sekitar 7O % dari luas wilayah NKRI
• Daratan seluas kurang lebih 1,9 juta kilometer persegi
• Zona Ekonomi Eksklusif lndonesia (ZEEI) seluas 3,1 kilometer persegi  luas
wilayah laut yurisdiksi nasional lndonesia menjadi 5,8 juta kilometer persegi
• Berbatasan dengan 10 negara: Malaysia, Singapura, India, Thailand, Vietnam,
Filipina, Palau, Papua Nugini, Timor Leste, dan Australia.
Laut dan Indonesia
POTENSI PEMBANGUNAN SUMBERDAYA PESISIR,
LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL
1. Sumberdaya yang dapat diperbaharui : (DKP)
- Perikanan (Tangkap, Budidaya, dan Pascapanen)
- Hutan Mangrove - Pulau-Pulau Kecil.
- Terumbu Karang
- Industri Bioteknologi Kelautan
2. Sumberdaya yang tak dapat diperbaharui:
- Minyak Bumi dan Gas
- Harta Karun. (DKP)
- Bahan Tambang dan Mineral lainnya
3. Energi Kelautan:
- Pasang Surut
- Gelombang
- Angin
- OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)
4. Jasa-Jasa Lingkungan
- Pariwisata
- Perhubungan dan Kepelabuhanan.
- Penampung (Penetralisir) Limbah
PERAN SEKTOR KELAUTAN DALAM
PEREKONOMIAN NASIONAL
• Kontribusi sektor kelautan nasional tahun 1998 baru mencapai 20,06%.
• Perbandingan kontribusi sektor kelautan di negara lain : Islandia (65%),
Cina (48%), Jepang (54%).
• Indonesia berada pada posisi 27 dari 35 negara maritim utama di dunia.
• Peran angkutan laut Indonesia masih terbatas  peran sarana angkutan
laut nasional dalam perdagangan internasional kurang dari 5%.
• Tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan laut baru mencapai 63,49%
dari potensi lestari.
• Keterbatasan peran Indonesia dalam pasar dunia di sektor perikanan.
• Potensi sumberdaya mineral belum dimanfaatkan secara optimal.
MENGAPA KAWASAN PESISIR
HARUS DIKELOLA DENGAN BAIK ?
 Kawasan pesisir sangat produktif dan mengandung
potensi pembangunan yang tinggi.
 85% kehidupan biota laut tropis bergantung pada ekosistem
pesisir (Odum and Teal, 1976; Berwick,1982)
 Coastal zone (6%of the world’s surface) comprising the
nearshore marine environments (I.e estuaries, coastal
wetlands, mangroves, coral reefs, continental shelves)
provides 43% of the world’s ecosystem goods and services
(Costanza, et.al, 1997)
 90% hasil tangkap ikan berasal dari laut dangkal/pesisir (FAO,
1998)

 Kawasan pesisir menerima dampak negatif berupa pencemaran,


sedimentasi, dan perubahan regim hidrologi akibat aktivitas manusia &
pembangunan di daratan.
 80% masyarakat pesisir masih miskin (BPS, 2000)
Lanjutan…

 Kawasan pesisir merupakan multiple-use zone :


- Kemudahan akses transportasi
- Lahan darat dan perairan yang subur
- Relatif mudah dan murah sebagai pembuangan limbah
- Kemudahan akses mendapatkan water cooling untuk
industri
- Keindahan Panorama

Oleh karena itu :


 50%-70% dari jumlah penduduk dunia (5,3 milyar)
tinggal di kawasan pesisir (Edgren, 1993)
 2/3 kota-kota besar dunia terdapat di wilayah
pesisir (Cicin-Sain dan Knecht, 1998)
INTEGRASI DAN KETERPADUAN
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN KELAUTAN TERPADU

Economic Political
• Urban Pressure Pressure
development
•Fisheries
• Navigation
Coastal •Aquaculture
• Port and
harbours Resources •Agriculture
development
•Mining
• Recreation
Rehabilitation Users Exploitation
• Human
settlement

• Industry site

Management
Measure
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL
Visi : “Sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai sumber
penghidupan yang lestari”.

Misi : Meningkatkan kualitas sumberdaya untuk mendorong pembangunan


ekonomi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan
melalui pemberdayaan masyarakat, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya
dan ruang, dengan memperhatikan prinsip-prinsip konservasi
STRATEGI IMPLEMENTASI

• PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PESISIR
• PENINGKATAN KUALITAS
SUMBERDAYA PESISIR
• PENGELOLAAN KONSERVASI DAN
TAMAN NASIONAL LAUT
• PENATAAN RUANG LAUT, PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL
• PENGELOLAAN PULAU-PULAU
KECIL
PENATAAN RUANG LAUT, PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL

ISU DAN PERMASALAHAN PENATAAN RUANG


WILAYAH PESISIR, LAUT DAN PPK

 Rendahnya Keterkaitan Antar Kawasan


Kesenjangan Wilayah
 Minimnya Perhatian Pembangunan thd
Pulau-pulau Kecil (khususnya perbatasan)
 Rendahnya Dukungan Prasarana Wilayah
 Tidak optimalnya kegiatan penataan ruang
 Keterbatasan Akses Informasi
PENTINGNYA PENATAAN RUANG
WILAYAH LAUT, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

TATA RUANG SEBAGAI ALAT PENGELOLAAN


KAWASAN PESISIR, LAUT DAN PULAU-PULAU KECIL

PERANAN TATA RUANG DI KAWASAN PESISIR, LAUT DAN


PULAU-PULAU KECIL DIMAKSUDKAN UNTUK MEMANFAATKAN
RUANG SECARA HARMONIS
ANTARA
PEMANFAATAN SUMBERDAYA SECARA TERPADU
UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
DAN
MELINDUNGI KELESTARIAN EKOSISTEM
TUJUAN PENATAAN RUANG KELAUTAN
NASIONAL
1. Mempersiapkan dukungan ruang bagi pengembangan kegiatan pemanfaatan SDA pesisir dan laut
serta fungsi perlindungan lingkungan.
2. Mempersiapkan wilayah pesisir dan laut untuk berperan dalam perkembangan global yang
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional.
3. Membantu mengurangi kesenjangan perkembangan antar-bagian wilayah nasional sesuai potensi
dan daya dukung lingkungan.
4. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat marjinal di wilayah
pesisir dan masyarakat pulau-pulau kecil.
5. Memperkuat akses antar bagian wilayah nasional sebagai negara kesatuan.
6. Memperkuat kesatuan wilayah nasional melalui kawasan perbatasan dengan negara lain.
7. Mempertahankan dan meningkatkan kelestarian lingkungan pesisir dan laut berfungsi lindung.
8. Memperbaiki dan merehabilitasi kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan di wilayah pesisir
dan laut dan memulihkan daya-dukung dan daya tampung lingkungan setempat.
STRATEGI PEMANFAATAN RUANG LAUT
NASIONAL
a. STRUKTUR RUANG LAUT NASIONAL.

b. PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL

c. PENGEMBANGAN GUGUS PULAU-PULAU KECIL

d. PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN


STRUKTUR RUANG LAUT NASIONAL
• Unsur Pembentuk Struktur Ruang Laut

• Pusat-pusat & Kawasan Strategis


• Simpul Perhubungan Laut
• Pertimbangan Perkembangan Wilayah Dan/Atau
Hankamnas

• Kepentingan Dalam Pemanfaatan Ruang Kelautan Nasional

• Pemanfaatan Potensi Sda Dan Jasa Lingkungan.


• Pelestarian Dan Pengendalian Kerusakan Dan
Penurunan Kualitas Lingkungan.
• Percepatan Perkembangan Wilayah Dalam
Kerangka Keseimbangan Pembangunan Nasional &
Kesatuan Wilayah Nasional
PETA STRUKTUR RUANG KELAUTAN NASIONAL
PETA RENCANA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT

LINTAS UTARA  Natuna – Batam – Kalbar; Sangihe Talaud – Sulut - Halmahera


LINTAS TENGAH  Bangka Belitung – Kalbar; Kaltim – Sulteng; Sulteng – Maluku – Papua
LINTAS SELATAN  Sumatera – Jawa – NTB – NTT - Papua
LINTAS UTARA-SELATAN  Jawa – Kalimantan; NTB & NTT – Sulawesi; NTT – Maluku & Papua
PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL

• Arahan Kawasan Lindung Laut


• Arahan Kawasan Budidaya
• Arahan Kawasan Strategis Laut Nasional
• Arahan Kawasan Andalan Laut
PETA KAWASAN LINDUNG LAUT NASIONAL
PETA KAWASAN ANDALAN KELAUTAN NASIONAL
13 (TIGA BELAS) KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
YANG POTENSIAL UNTUK DIKERJASAMAKAN:
NO KAWASAN LINGKUP WILAYAH PUSAT PENGEMBANGAN PERAIRAN (LAUT/TELUK/SELAT)
1. Sumatera Bagian Barat NAD, Sumut, Sumbar, Padang, Sabang, Bengkulu, Samudera Hindia (Sabang-Semeuleu,
Bengkulu, Lampung Lampung Nias, Mentawai, Bengkulu, lampung )
2. Selat Karimata-Laut Kalbar, Kep. Riau, Bangka Batam, Pontianak, Pangkal Batam, Natuna, Babel, Ketapang
Cina Selatan Belitung, Lampung Pinang
3. Selat Makassar-Laut Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulteng, Balikpapan, Makassar Pulau Laut, Tarakan-Nunukan
Sulawesi Sulsel Bontang-Mahakam, Tel Palu
Barat, Sulsel
4. Jawa Bagian Selatan Banten, Jabar, Jateng, DI Denpasar Banten, Cilacap, Pangandaran, Malang
Yogyakarta, Jatim, Bali Selatan, Selat Bali
5. Bali – Nusa Tenggara Bali, NTT, NTB Denpasar, Mataram, Kupang Bali, Lombok, Sawu-Sumba
6. Teluk Tolo-Kepulauan Sultra, Maluku Utara, Maluku Kendari Teluk Tolo, Laut Maluku, Laut Banda (Kep.
Sula-Laut Banda Banggai, Kep. Sula, Pulau Buru)
7. Teluk Bone Sultra, Sulsel Makassar, Kendari Teluk Bone, P. Buton, P.Muna Kep.Tukang
Besi, Kep.Bonerate
8. Teluk Tomini Sulut, Sulteng, Sultra Menado, Gorontalo Teluk Tomini, Kep Togean, Laut Sulawesi
9. Laut Sulawesi Sulut, Maluku Utara Menado, Ternate Laut Sulawesi, Laut Maluku
10. Laut Banda-Laut Maluku Ambon, Tual, Saumlaki Laut Banda, Kep Tanimbar
Arafura Kep Kai, Kep Aru
11. Papua Utara Papua Jayapura, Biak Tel. Cenderawasih dsk.,
Samudera Pasifik
12. Halmahera-Kepala Maluku Utara, Papua Ternate, Sorong P. Halmehara dsk., Raja Ampat
Burung-Teluk Bintuni Teluk Bintuni
13. Papua Selatan Papua, Maluku Merauke, Timika Laut Aru, Laut Arafura
PENGEMBANGAN GUGUS PULAU-PULAU KECIL

Mengelompokkan pulau-pulau kecil yang tersebar di wilayah NKRI berdasarkan lokasi


geografis dan kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya, politik dan keamanan.
Menetapkan pulau-pulau kecil yang berpotensi tinggi sebagai kawasan prioritas dengan
dukungan sarana dan prasarana wilayah.
Pengembangan kerjasama terpadu antar kawasan perairan, baik antar sektor ataupun
antar daerah. Kerjasama menyangkut penyediaan sarana prasarana, pengaturan
kegiatan di kawasan pulau-pulau kecil.
Meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju pulau-pulau kecil dengan cara peningkatan
peran sarana dan prasarana perhubungan
a.
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN
PULAU-PULAU KECIL DALAM MENOPANG
PEMBANGUNAN NASIONAL
• Konservasi: Taman Nasional Laut, Taman
Wisata Alam,Cagar Alam, dan Suaka
Margasatwa
• Budidaya Laut (mariculture)
• Industri perikanan tangkap terpadu
• Industri bioteknologi
• Pariwisata Bahari
• Pertanian dan Peternakan
• Industri ramah lingkungan
• Pendidikan dan Penelitian
 Prioritas pada Pulau-pulau Kecil
terluar
STRATEGI PENDAYAGUNAAN PPK

• Menyusun basis data bio-fisik, sosekbud, dan kelembagaan 92 pulau


terluar
• Menyusun rencana tata ruang, development plan dan investment plan
• Membuat Peraturan Pengelolaan khusus untuk pulau terluar
• Membangun infrastruktur dasar dan fasilitas pelayanan publik
• Dengan dana APBN/APBD, swasta, atau kombinasi keduanya
mengembangkan 8 program pembangunan ekonomi sesuai dengan
karakteristik masing-masing pulau atau gugusan pulau
Sambungan . . .

 Melakukan sosialisasi perlunya pengamanan pulau-


pulau kecil terluar kepada semua pihak terkait

 Perlu Pengembangan SDI


(Small Island Development
Index) yang Berbasis :

• Resources Based Economics


• Regional Economics
• Walfare Economics
• Sustainability
KEGIATAN-KEGIATAN
DI PULAU-PULAU KECIL

1. Konservasi
2. Budidaya Laut (Mariculture)
3. Kepariwisataan
4. Usaha Penengkapan dan Industri Perikanan Secara Lestari
5. Pertanian Organik dan Peternakan Skala rumah Tangga
6. Industri Teknologi Tinggi Non Ekstraktif
7. Pendidikan dan Pelatihan
8. Industri Manufaktur dan Pengolahan Sepanjang Tidak Merusak Ekosistem dan Daya
dukung Lingkungan
PENGEMBANGAN KERJASAMA
ANTAR KAWASAN

 Pengembangan kerjasama antar kawasan


dibutuhkan untuk mengelola kawasan dengan
karakteristik yang spesifik dan melibatkan antar
sektor dan antar wilayah (propinsi/kabupaten).

 Kerja sama antar kawasan diperlukan karena


besarnya potensi yang dapat dimanfaatkan serta
menyangkut kewenangan lintas kabupaten atau
lintas propinsi.
BENTUK KERJASAMA ANTAR KAWASAN

 Kerjasama Antar Daerah, meliputi kebijakan,


pengaturan pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan serta kerjasama ekonomi
 Membentuk suatu Badan Pengelola bersama dalam
rangka memanfaatkan potensi kelautan secara optimal
dan lestari.
 Koordinasi penyediaan sarana dan prasarana
pendukung
 Pengembangan Jaringan Investasi dan Informasi
Usaha di bidang kelautan dan perikanan
 Pengembangan Kemitraan Usaha
 Penyerasian kewenangan Pengelolaan wilayah
KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
SUMATERA BAGIAN BARAT
Lingkup Wilayah NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung
Pusat Pengembangan Sabang, Padang, Bengkulu, Bandar Lampung
Sub Pusat Meulaboh, Sinabang, Sibolga, Nias, Padang
Pengembangan Pariaman, Painan, Muara Siberut, Kep.
Mentawai, Arga Makmur, Liwa, Tapak Tuan,
Air Bangis

INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA


PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
INDIKASI KOMODITI/ PUSAT POLA
KEGIATAN PRODUK KEGIATAN KERJASAMA
Pengembangan 1. Ikan Pelagis 1. Sibolga Pembentukan Badan
Penangkapan Ikan Besar, 2. Padang Usaha Bersama
2. Ikan Pelagis Kecil 3. Sabang
4. Nias
5. Pd. Pariaman
Pengembangan 1. Budidaya Ikan, 1. Sinabang Pembentukan
Pembudidayaan 2. Budidaya 2. Sibolga keterkaitan hulu hilir
Ikan Rumput Laut 3. Air Bangis
produk perikanan
4. Pd. Pariaman
5. Kep. Mentawai
6. Painan
7. Argamakmur
8. Liwa
9. Bd. Lampung
Pengembangan 1. Wisata 1. Kepulauan Nias Pembentukan
Atraksi Wisata Petualangan Laut 2. Kepulauan keterkaitan antar
Bahari (Diving, Mentawai atraksi wisata
Snorkling) 3. Muara Siberut
2. Wisata Suaka 4. Pulau Enggano
Alam Laut
3. Wisata Pantai 5. Krakatau
4. Wisata Alam
Pengembangan 1. Internasional 1. Teluk Bayur Pembentukan
Industri Pelayaran 2. Nasional 2. Panjang keterkaitan antar
dan Pengangkutan pusat-pusat kegiatan
(perkotaan) dan atau
pasar
KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
SELAT KARIMATA – LAUT CINA SELATAN
Lingkup Wilayah Kalbar, Kep. Riau, Bangka - Belitung
Pusat Pengembangan Pontianak, Batam, Pangkal Pinang
Sub Pusat Pemangkat, Mempawah, Singkawang,
Pengembangan Ketapang, Natuna, Tarempa, Tanjung Pinang,
Tj. Balai Karimun, Tembilahan, Kuala Tungkal,
Muara Sabak, Palembang, Sungai Liat, Tj.
Pandan

INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA


PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
INDIKASI KOMODITI/ PUSAT POLA
KEGIATAN PRODUK KEGIATAN KERJASAMA
Pengembangan 1. Ikan Pelagis 1. Pemangkat Pembentukan Badan
Penangkapan Ikan Besar, 2. Tj. Pandan Usaha Bersama
2. Ikan Pelagis Kecil
3. Ketapang
3. Ikan Demersal 4. Tarempa
5. Teluk Batang
6. Sungai Liat
Pengembangan 1. Budidaya Ikan, 1. Pangkal Pinang Pembentukan
Pembudidayaan 2. Budidaya Kerang, 2. Tj. Pandan keterkaitan hulu hilir
Ikan 3. Budidaya 3. Sungai Liat
produk perikanan
Rumput Laut 4. Tj. Pinang
5. Muara Sabak
6. Kuala Tungkal
7. Tembilahan
Pengembangan 1. Wisata 1. Pontianak Pembentukan
Atraksi Wisata Petualangan Laut 2. Batam keterkaitan antar
Bahari (Diving, 3. Pangkal Pinang
atraksi wisata
Snorkling)
2. Wisata Suaka 4. Tj. Pandan
Alam Laut 5. Natuna
3. Wisata Pantai
Pengembangan 1. Internasional 1. Pontianak Pembentukan
Industri Pelayaran 2. Nasional 2. Batam keterkaitan antar
dan Pengangkutan pusat-pusat kegiatan
3. Regional 3. Palembang (perkotaan) dan atau
pasar
KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
SELAT MAKASSAR – LAUT SULAWESI
Lingkup Wilayah Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulteng, Sulsel
Pusat Pengembangan Balikpapan, Makassar
Sub Pusat Tarakan, Tj. Redeb, Bontang, Samarinda,
Pengembangan Muara Jawa, Batulicin, Kotabaru,
Banjarmasin, Barru, Pare-Pare, Mamuju, Palu,
Toli-Toli, Buol

INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA


PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
INDIKASI KOMODITI/ PUSAT POLA
KEGIATAN PRODUK KEGIATAN KERJASAMA
Pengembangan 1. Ikan Pelagis 1. Banjarmasin Pembentukan Badan
Penangkapan Ikan Besar, 2. Tarakan Usaha Bersama
2. Ikan Pelagis Kecil
3. Ikan Demersal
4. Ikan Lainnya
Pengembangan 1. Budidaya Ikan, 1.
Kotabaru Pembentukan
Pembudidayaan 2. Budidaya 2.
Muarajawa keterkaitan hulu hilir
Ikan Rumput Laut 3.
Bontang
produk perikanan
4.
Makassar
5.
Barru
6.
Pare-Pare
7.
Toli-Toli
8.
Mamuju
Pengembangan 1. Wisata 1.
Pulau Derawan Pembentukan
Atraksi Wisata Petualangan Laut (Tj. Redeb) keterkaitan antar
Bahari (Diving, 2. Balikpapan atraksi wisata
Snorkling) 3. Kep.
2. Wisata Suaka Kapoposang
Alam Laut 4. Pare-Pare
3. Wisata Cagar
Alam
4. Wisata Pantai
Pengembangan 1. Internasional 1. Makassar Pembentukan
Industri Pelayaran 2. Nasional 2. Balikpapan keterkaitan antar
dan Pengangkutan pusat-pusat kegiatan
3. Regional 3. Banjarmasin (perkotaan) dan atau
4. Samarinda pasar
KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
TELUK TOMINI
Lingkup Wilayah Sulut, Sulteng, Sultra, Gorontalo
Pusat Pengembangan Menado, Gorontalo
Sub Pusat Bitung, Kotamobagu, Tilamuta, Palu, Poso,
Pengembangan Togean, Luwuk, Banggai

INDIKASI KEGIATAN DALAM RANGKA


PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
INDIKASI KOMODITI/ PUSAT POLA
KEGIATAN PRODUK KEGIATAN KERJASAMA
Pengembangan 1. Ikan Pelagis 1. Gorontalo Pembentukan Badan
Penangkapan Ikan Besar, 2. Poso Usaha Bersama
2. Ikan Pelagis Kecil
3. Ikan Demersal
4. Ikan Lainnya
Pengembangan 1. Budidaya Ikan, 1.
Banggai Pembentukan
Pembudidayaan 2. Budidaya Kerang, 2.
Palu keterkaitan hulu hilir
Ikan 3. Budidaya Mutiara 3.
Poso
produk perikanan
4.
Tilamuta
5.
Togean
6.
Gorontalo
7.
Kotamobagu
8.
Bitung
Pengembangan 1. Wisata 1.
Menado Pembentukan
Atraksi Wisata Petualangan Laut (Bunaken) keterkaitan antar
Bahari (Diving, 2. Bitung atraksi wisata
Snorkling) 3. Togean
2. Wisata Suaka 4. Kep. Banggai
Alam Laut
3. Wisata Pantai
Pengembangan 1. Internasional 1. Bitung Pembentukan
Industri Pelayaran 2. Nasional 2. Gorontalo keterkaitan antar
dan Pengangkutan pusat-pusat kegiatan
3. Regional 3. Menado (perkotaan) dan atau
4. Luwuk pasar
POLA KERJASAMA MENURUT INDIKASI KEGIATAN DALAM
RANGKA PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR KAWASAN
DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAUT, PESISIR &
PULAU-PULAU KECIL
SEKTOR/SUB INDIKASI KEGIATAN KEGIATAN USAHA POLA ARAHAN PUSAT
NO.
SEKTOR JENIS KEGIATAN ARAHAN KEGIATAN TERKAIT KERJASAMA KEGIATAN
1. Perikanan
a.Perikanan Tangkap Pengembangan Penyediaan Armada 1. Industri Perikanan Pembentukan Pelabuhan
Penangkapan Ikan Penangkapan Ikan 2. Industri Pelayaran dan Badan Usaha Perikanan
(Orientasi Perairan Pengangkutan Bersama
Nusantara dan ZEEI) 3. Industri Perbaikan dan
Pemeliharaan Kapal
4. Hotel dan Restoran
b. Perikanan Budidaya Pengembangan Peningkatan mutu dan 1. Industri Perikanan Pembentukan Pusat
Pembudidayaan keragaman komiditi 2. Industri Pelayaran dan keterkaitan hulu Pengembangan
Ikan yang dibudidayakan Pengangkutan hilir produk Kawasan
3. Hotel dan Restoran perikanan
2. Pariwisata Pengembangan Pengembangan paket 1. Jasa Pendukung Wisata Pembentukan Daerah Tujuan
Atraksi Wisata wisata berdasarkan 2. Industri Pelayaran keterkaitan Wisata
atraksi-atraksi wisata 3. Hotel dan Restoran antar atraksi
unggulan (potensial) 4. Industri Rumah Tangga wisata
dalam suatu kawasan (Kerajinan)
3. Perhubungan Pengembangan Peningkatan rute 1. Jasa Pendukung Pembentukan Pelabuhan Primer
Industri Pelayaran pelayaran menuju Pelabuhan keterkaitan dan atau
dan Pengangkutan pusat-pusat kegiatan 2. Perdagangan dan Jasa antar pusat- Pelabuhan
atau pasar potensial pusat kegiatan Sekunder
(perkotaan)
PELUANG INVESTASI PADA SEKTOR PERIKANAN

PEMASARAN
SEKTOR DAN KOMODITAS
KEGIATAN USAHA ORIENTASI PELUANG
SUB SEKTOR (PRODUK/JASA)
PEMASARAN PASAR
1. Perikanan
a. Perikanan Tangkap  Ikan Pelagis Besar  Penangkapan Ikan (Armada  Domestik  Sedang
 Ikan Pelagis Kecil Penangkapan Ikan) (Nasional,  Tinggi
 Ikan Demersal  Industri Pengolahan Ikan Modern Regional, Lokal)
 Udang dan Crustacae (Pembekuan, Pengalengan)  Eksport (Asia,
 Industri Pengolahan Ikan Tradisional Eropa)
(Penggaraman, Pengasapan,
Pemindangan, Pengeringan)
b. Perikanan Budidaya  Udang Windu  Budidaya Tambak Udang Windu  Eksport (Asia,  Sedang
Tambak  Ikan Bandeng (Intensif, Semi Intensif) Eropa, Amerika)  Tinggi
 Budidaya Tambak Ikan Bandeng  Domestik
(Intensif, Semi Intensif) (Nasional,
 Industri Pengolahan Udang Windu Regional, Lokal)
(Pembekuan, Pengalengan)
 Budidaya Benih Udang dan Ikan
c. Budidaya Laut  Rumput Laut  Budidaya Rumput Laut  Eksport (Asia,  Sedang
 Ikan Kerapu, Betutu  Budidaya Laut Keramba Jaring Apung Eropa, Amerika)  Tinggi
 Industri Pengolahan Rumput Laut  Domestik
 Industri Industri Pengolahan Ikan (Nasional,
(Pembekuan) Regional, Lokal)
PELUANG INVESTASI PADA SEKTOR INDUSTRI MARITIM,
PARIWISATA DAN PERHUBUNGAN

PEMASARAN
SEKTOR DAN KOMODITAS
KEGIATAN USAHA ORIENTASI PELUANG
SUB SEKTOR (PRODUK/JASA)
PEMASARAN PASAR
2. Industri Maritim  Jasa Pemeliharaan dan  Jasa Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal  Domestik  Sedang
Perbaikan Kapal (Lokal)  Tinggi
3. Pariwisata
a. Pariwisata Alam  Wisata Petualangan Laut  Wisata Petualangan Laut (Diving, Snorkling)  Wisatawan  Sedang
(Ekowisata) (Diving, Snorkling)  Wisata Suaka Alam Laut Mancanegara  Tinggi
 Wisata Suaka Alam Laut  Wisata Cagar Alam Laut  Wisatawan
 Wisata Cagar Alam Laut  Wisata Taman Laut Nusantara
 Wisata Taman Laut  Jasa pendukung pariwisata (hotel, restoran,
kapal wisata dan peralatan pendukungnya,
biro wisata)
b. Pariwisata  Wisata Pantai  Wisata Pantai  Wisatawan  Sedang
Bahari (Pantai)  Wisata Alam  Wisata Alam Nusantara  Tinggi
 Jasa pendukung pariwisata (atraksi/hiburan,
perahu wisata, dan jasa pendukungnya
lainnya)
4. Perhubungan  Jasa Pengangkutan  Jasa Pengangkutan Penumpang Orang dan  Internasional  Sedang
(Pengangkutan) Penumpang Orang dan Barang  Domestik  Tinggi
Barang  Jasa Ekspedisi (Nasional,
 Jasa Ekspedisi  Industri Pergudangan Regional, Lokal)
 Industri Pergudangan
UPAYA PENINGKATAN PENATAAN RUANG
WILAYAH LAUT, PESISIR DAN PPK
 Penyusunan Peraturan dan
Kebijakan Perundang-undangan yg
Mendukung Terwujudnya Konsep
Penataan Ruang Laut
 Sinkronisasi Tata Ruang Daratan dan
Lautan shg Ada Penyelarasan dan
Tidak Tumpang Tindih
 Penataan Ruang Kawasan-kawasan
Strategis
 Pengembangan Metode dan
Pendekatan Penataan Ruang Laut
 Pembinaan dan Sosialisasi Penataan
Ruang Laut, Pesisir dan PPK
 Seminar dan Diskusi dengan
Stakeholders
INSTRUMEN DALAM WILAYAH PESISIR
DAN PULAU – PULAU KECIL

 Pedum Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil


 RUU Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
(dalam proses)
 Kepmen No. 41 Tahun 2000 tentang Pedoman
Pengelolaan Pulau – pulau Kecil yang Berkelanjutan
dan Berbasis Masyarakat
 Pedoman Umum Investasi Pulau – pulau Kecil (dalam
proses)
 RUU Pengelolaan Pesisir
 Keppres tentang Pengelolaan Pulau – pulau Kecil
di Wilayah Terluar dan Perbatasan (dalam proses)

Anda mungkin juga menyukai