Anda di halaman 1dari 55

Demam Dengue

Tutor : dr. Dana Nur P, Sp.A(K).Mkes


Moderator: dr. Rachmanto HAS, Sp.A.
Anita Indah Fitrianti – 1102013034
FK YARSI

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO - JAKARTA


06/08/2018- 13/10/2018
Identitas
• Nama : An. I.M
• Usia : 5 Tahun 7 Bulan
• Tanggal lahir : 13 Januari 2013
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Nomer CM : 4055XX
• Pendidikan : Taman Kanak-Kanak
• Agama : Islam
• Suku : Aceh
• Tanggal masuk RS : 08 Agustus 2018
Anamnesis
Keluhan Utama : Demam

Pasien datang ke IGD RS Keluhan disertai dengan mual, Keluhan tidak disertai dengan
Gatot Subroto dengan keluhan muntah lebih kurang tiga kali adanya perdarahan pada
demam sejak 2 hari sebelum berisi makanan dan cairan. tempat lain seperti pada
masuk rumah sakit. Demam Pasien juga mengeluh batuk (gusi, hidung, kulit, muntah
dirasakan timbul mendadak dan pilek. Batuk disertai darah, dan buang air besar
dan suhu badan naik turun dengan dahak berwarna berwarna hitam). Keluhan
namun tidak sampai pada suhu bening, dan tidak terdapat nyeri saat buang air kecil dan
yang normal. Demam darah. Nafsu makan pasien nyeri perut disangkal.
dirasakan turun jika diberi obat juga menurun sejak dua hari Kemudian pasien di rawat di
penurun panas seperti sebelum masuk rumah sakit Rumah Sakit Gatot Subroto
paracetamol. Demam tidak namun minum air pasien masih karena keluhan demam
disertai dengan kejang. mau. tersebut.
Anamnesis LANJUTAN

Pasien pernah mengalami kejang saat


demam sebanyak empat kali yaitu pada
Pasien pernah dirawat saat usia pasien dua tahun lima bulan,
disalah satu rumah sakit usia dua tahun tujuh bulan, usia dua
umum di daerah Jakarta tahun sembilan bulan, usia tiga tahun
Pusat dikarenakan sembilan bulan. Sejak usia pasien dua
pasien mengalami tahun sebelas bulan hingga saat ini,
demam berdarah dan pasien rutin mengkonsumsi obat asam
pasien dirawat selama valproate dengan dosis 3 x 3,8 cc per
satu minggu. hari. Pasien telah didiagnosa epilepsi oleh
dokter Spesialis Anak. Pasien rutin kontrol
dan minum obat teratur.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah di rawat di salah satu rumah sakit umum di Jakarta
Pusat satu tahun yang lalu dikarenakan demam berdarah.
• Pasien pernah mengalami kejang saat demam sebanyak empat kali
yaitu pada saat usia pasien dua tahun lima bulan, usia dua tahun
tujuh bulan, usia dua tahun sembilan bulan, usia tiga tahun sembilan
bulan. Dan didiagnosa epilepsi oleh dokter Sp.A.
Riwayat Penyakit Keluarga dan lingkungan sekitar
Tidak ditemukan seseorang yang mengalami demam di lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan tempat tinggal pasien.
Riwayat pribadi/sosial/lingkungan
Pasien adalah anak kandung,anak pertama dari satu bersaudara. Pasien
tinggal bersama dengan orangtua. Lingkungan sekitar rumah bersih, tapi
tetangga kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. Menguras baik air
di rumah sekali dalam seminggu dan menutup tempat penampungan air.
Genangan air di lingkungan rumah yaitu terdapat air selokan. Lingkungan
rumah belum pernah dilakukan fogging.

Riwayat Pengobatan:
Paracetamol syrup
Asam Valproat syrup 3 x 3,8 cc
Riwayat Kehamilan
Keadaan kesehatan ibu selama kehamilan baik, ibu tidak mengalami sakit ataupun mengonsumsi
obat selain obat dari dokter. Antenatal care dilakukan oleh Ibu secara rutin setiap bulan ke dokter
Spesialis Kandungan.

Riwayat Kelahiran
• Persalinan : spontan pervaginam • Riwayat kuning : Tidak ada
• Ditolong oleh : Dokter • Riwayat Kejang : Tidak ada
• Tempat lahir : Rumah Sakit • Masa Gestasi : 40 minggu
• Berat badan lahir : 3500 gram • Kelainan bawaan : Tidak ada
• Panjang badan lahir: 50 cm • Keadaan Lahir : Langsung
• Lingkar kepala lahir : 33 cm menangis, kulit kemerahan, bergerak aktif. Anak
cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Riwayat Perkembangan
Motorik kasar
• Menegakkan kepala : 4 bulan
• Membalik badan : 6 bulan
• Merangkak : 6 bulan
• duduk : 8 bulan
• Berdiri : 13 bulan
• Berjalan : 14 bulan
Bahasa
• Bicara : 12 bulan
Motorik halus dan kognitif
• Menulis : sudah bisa
• Membaca : sudah bisa

Kesan : Perkembangan anak sesuai usia, tidak ada keterlambatan


Riwayat makanan

Umur ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim


0-2 bulan ASI
2-4 bulan ASI
4-6 bulan ASI
6-8 bulan ASI √ √ √
8-10 bulan ASI √ √ √
10-12 bulan ASI √ √ √
Riwayat makanan
Jenis makanan Frekuensi
(diatas usia 1 tahun)
Nasi 7 hari dalam seminggu @ 3 x sehari @ setengah – satu
centong nasi
Sayuran 7 hari dalam seminggu @ 3 x sehari @ 2 sendok sayur / 1 x
makan
Daging 3 hari dalam seminggu @ 1 x sehari @ 1 potong / 1 x makan
Ikan 3 hari dalam seminggu @ 1 x sehari @ 1 potong / 1 x makan
Telur 2 hari dalam seminggu @ 2 x sehari @ 1 butir / 1 x makan
Tahu 2 hari dalam seminggu @ 1 x sehari @ 1 potong / 1 x makan
Tempe 2 hari dalam seminggu @ 1 x sehari @ 1 potong/ 1 x makan
Susu 2 x sehari, susu formula @ 2 sendok makan susu bubuk

Kesan : kualitas dan kuantitas pemberian makanan cukup


Riwayat Imunisasi
VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)
BCG 1 bln
DPT/DT 2 bln 4 bln 6 bln 2 thn
POLIO 0 bln 2 bln 4 bln 6 bln 2 thn
CAMPAK 9 bln
HEPATITIS B 0 bln 2 bln 3 bln 4bln

Kesan: Imunisasi dasar lengkap, imunisasi lain tidak diberikan


Data Orangtua
Data Orangtua Ayah Ibu
Usia 41 tahun 33 tahun
Pernikahan ke Pertama Pertama
Usia saat menikah 35 tahun 27 tahun
Pendidikan Sekolah Menengah D3 Keperawatan
Atas
Pekerjaan Wiraswasta Perawat
Agama Islam Islam
Suku bangsa Aceh Batak
Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada
Kosanguinitas Tidak ada Tidak Ada
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : compos mentis
• Tekanan Darah : 100/60 mmHg
• Nadi : 115x/menit, regular, isi cukup, equel di ke-4 ekstremitas
• Pernapasan : 24x/menit, regular, tipe pernafasan abdominothorakal
• Suhu : 38°C, per axilla
Pemeriksaan Fisik (Lanjutan)
Status Gizi
• Berat badan : 27 kg
• Panjang badan : 121 cm

Menurut kurva CDC 2000 untuk anak Laki-laki 2-20 tahun :


• Berdasarkan BB/U = 27 : 20 x 100 % = 135 % (obesitas)
• Berdasarkan TB/U = 121 : 114 x 100 % = 106 % (tinggi baik)
• Berdasarkan BB/TB = 27 : 23 x 100 % = 117 % (gizi lebih)

• Kesan : Status gizi lebih dan perawakan sesuai dengan usia.


Kepala
• Bentuk : Bulat, simetris, normocephal
• Rambut : Hitam, tidak mudah di cabut
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflex
cahaya (+/+), kelopak mata tidak edem, tidak
cekung, lensa jernih
• Telinga : Normotia, simetris, liang lapang, serumen tidak ada
• Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, pernapasan
cuping Hidung tidak ada, sekret ada
• Mulut : Bibir tidak kering, sianosis (-), faring hiperemis,
tonsil T1-T1.
Leher
• Bentuk : Simetris
• Trakhea : Di tengah
• KGB : Tidak teraba
• Tiroid : Tidak teraba
• JVP : Tidak dinilai
Thorax
• Dinding toraks : lesi tidak ada, benjolan tidak ada, tidak retraksi (-),
pergerakan dinding dada simetris
• Paru : tidak ada nyeri, pergerakan dinding dada simetris, suara napas
vesikuler, tidak ada ronki dan wheezing.
• Jantung : bunyi jantung I-II murni reguler, tidak ada murmur dan gallop.
Abdomen
• Inspeksi : Datar, tidak ada distensi
• Auskultasi : Bising usus normal
• Palpasi :
Dinding perut: supel, nyeri tekan tidak ada, asites tidak ada
Hati : tidak teraba membesar
Limpa : tidak teraba membesar
Ginjal : tidak teraba, ballotement negative.
• Perkusi : timpani pada keempat kuadran
• Anus dan rectum : tidak dilakukan
• Genitalia eskterna : tidak dilakukan
• Ekstremitas : bentuk normal, akral hangat, tidak sianosis,
CRT<3 detik,tidak ada edema, Uji Torniquet 
rumple leed (-)
Refleks
Tonus Otot : Normotonus
Refleks Fisiologis
• Refleks Biseps : +/+ Refleks Patella : +/+
• Refleks Achilles : +/+ Refleks Triseps : +/+
Refleks Patologis
• Refleks Hoffmann-Trommer : -/- Refleks Babinski : -/-
• Refleks Oppenheim : -/- Refleks Chaddock : -/-
Tanda Rangsang Meningeal
• Kaku Kuduk : negatif Brudzinski I : negatif
• Kernig sign : negatif Brudzinski II : negatif
• Laseque sign: negatif
Pemeriksaan Penunjang
RSPAD Gatot Soebroto Tanggal 08/08/2018 di IKA lantai 2

JENIS HASIL Nilai Rujukan


PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Hematologi
Rutin
Hemoglobin 12,9 11,5 – 13,5 g/dL
Hematokrit 37 34-40 %
Eritrosit 4,7 3,9-5,3 juta/µL
Leukosit 7620 5.500-15.500/µL
Trombosit 127000* 150.000-400.000/
µL
MCV 78 75-87 fL
MCH 28 24-30 pg
Resume
Pasien diantar ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Gatot
Subroto dengan keluhan demam yang dirasakan sejak dua hari sebelum
masuk rumah sakit. Demam timbul mendadak dan suhu tubuh naik turun
namun tidak sampai dengan suhu yang normal. Demam dirasakan turun jika
pasien di beri obat penurun panas seperti paracetamol. Keluhan disertai
dengan muntah sebanyak tiga kali berisi makanan dan air. Pasien juga
mengalami batuk dengan dahak berwarna jernih dan disertai adanya pilek.
Nafsu makan pasien juga menurun sejak dua hari sebelum masuk rumah
sakit.
Resume
Pasien pernah mengalami kejang saat demam sebanyak empat kali
yaitu pada saat usia pasien dua tahun lima bulan, usia dua tahun tujuh bulan,
usia dua tahun sembilan bulan, usia tiga tahun sembilan bulan. Sejak usia
pasien dua tahun sebelas bulan hingga saat ini, pasien rutin mengkonsumsi
obat asam valproate dengan dosis 3 x 3,8 cc per hari. Pasien didiagnosis
epilepsi oleh dokter Spesialis Anak, serta rutin kontrol dan minum obat teratur.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital: suhu tubuh yaitu 38
ºC per axilla. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan faring hiperemis dan
hasil rumple leed negatif, tidak ada akral dingin, dan tidak ada tanda
perdarahan.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan trombosit
127000 /µl tanpa disertai peningkatan hematokrit.
Diagnosis Banding
• Demam Dengue + Faringitis akut et causa viral infection + epilepsi
• Demam Berdarah Dengue + Faringitis akut et causa viral infection +
epilepsi

Diagnosis kerja
• Demam Dengue + Faringitis akut et causa viral infection + epilepsi

Anjuran Pemeriksaan
• Pemeriksaan darah serial (Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit)
• Pemeriksaan Imunoserologi Anti Dengue IgG/IgM mulai hari ke 3-5.
Terapi
• Non Medikamentosa : -Diet kalori 1800 kkal/hari
• Medikamentosa : - IVFD D5 ¼ NS 1000 ml/ 24 jam
- Inj. Paracetamol 3 x 300 mg iv
- Inj. Cefotaxime 3 x 600 mg iv
- Cetirizine syrup 1 x 5 cc po
- Lafydryl syrup 3 x 5 cc po
- Asam Valproate syrup 3 x 7,5 ml po
Prognosis

• Ad vitam : ad bonam
• Ad functionam : ad bonam
• Ad sanationam: ad bonam
Jenis 10-08-2018 11-08-2018 Nilai Rujukan
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hematologi
Lengkap
Hemoglobin 12,7 12,6 11.5 – 13,5 g/dL
Hematokrit 38 37 34-40 %
Eritrosit 4,8 4,6 3,9 – 5,3 juta/µL
Leukosit 4530 * 3700 * 5.500-15.500/µL
Trombosit 85000 * 64000 * 150.000-400.000/
Hitung jenis:
 Basofil 0 0 0-1 %
 Eusinofil 1 0 1-3 %
 Neutrophil 31 * 28* 50-70%
 Limfosit 46 * 57* 20-40 %
 Monosit 22 * 15* 2-8 %
MCV 80 79 75-87 Fl
MCH 27 27 24-30 pg
MCHC 34 34 31-37g/dL
RDW 12.40 12,10 11,5-14,5 %
Jenis Pemeriksaan 12-08-2018 Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 12,8 11.5 – 13,5 g/dL
Hematokrit 37 34-40 %
Eritrosit 4,7 3,9 – 5,3 juta/µL
Leukosit 3670 5.500-15.500/µL
Trombosit 73000* 150.000-400.000/
Hitung jenis:
 Basofil 0 0-1 %
 Eusinofil 1 1-3 %
 Neutrophil 10 50-70%
 Limfosit 79* 20-40 %
 Monosit 10* 2-8 %
MCV 78 75-87 Fl
MCH 27 24-30 pg
MCHC 35 31-37g/dL
RDW 12,30 11,5-14,5 %
IMUNOSEROLOGI
Anti Dengue IgG/IgM
 Anti Dengue IgM Negatif Negatif
 Anti Dengue IgG Positif* Negatif
FOLLOW UP
09 Agustus 2018
S : Orang tua pasien mengatakan demam naik A : Demam Dengue
turun, demam turun setelah diberikan
Faringitis akut
paracetamol. Mual dan muntah tidak ada. Batuk
berdahak dan pilek dengan secret jernih. Epilepsi
keluhan kejang tidak ada. BAB dan BAK tidak
ada keluhan.
O : Keadaan umum: tampak sakit sedang, P : Rencana terapi:

Kesadaran: compos mentis • IVFD D5 ¼ NS 1000 ml/ 24 jam

TD: 100/60 mmHg, HR: 90x/mnt, RR: 24x/mnt S: • Makan biasa 1800 kal/hari
36.8oC. • Inj Paracetamol 3 x 300 mg iv
Kepala : Normochepale, • Inj. Cefotaxime 3 x 600 mg iv
Mata: Tidak cekung, sklera tidak ikterik -/-, • Lafidryl syrup 3 x 5 ml po
konjungtiva tidak anemis -/-.
• Cetirizine syr 1 x 5 cc po
• THT: Normotia, Nafas Cuping Hidung (-) darah
(-) sekret (+) , T1/T1 tenang, faring hiperemis • Asam valproate 3 x 7,5 mg po
FOLLOW UP
10 Agustus 2018
S :Orang tua pasien mengatakan demam naik A : Demam Dengue
turun, demam turun setelah diberikan
Faringitis akut
paracetamol. Mual dan muntah tidak ada. Batuk
berdahak dan pilek sudah berkurang. keluhan Epilepsi
kejang tidak ada. BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
O : Keadaan umum: tampak sakit sedang, P : Rencana terapi:

Kesadaran: compos mentis • IVFD D5 ¼ NS 1000 ml/ 24 jam

TD: 100/60 mmHg, HR: 80x/mnt, RR: 24x/mnt S: • Makan biasa 1800 kal/hari
36.3oC. • Inj Paracetamol 3 x 300 mg iv
Kepala : Normochepale, • Inj. Cefotaxime 3 x 600 mg iv
Mata: Tidak cekung, sklera tidak ikterik -/-, • Lafidryl syrup 3 x 5 ml po
konjungtiva tidak anemis -/-.
• Cetirizine syr 1 x 5 cc po
• THT: Normotia, Nafas Cuping Hidung (-) darah
(-) sekret (+) , T1/T1 tenang, faring hiperemis • Asam valproate 3 x 7,5 mg po
FOLLOW UP
11 Agustus 2018
S :Orang tua pasien mengatakan demam naik A : Demam Dengue
turun, demam turun setelah diberikan
Faringitis akut
paracetamol. Mual dan muntah tidak ada. Batuk
berdahak dan pilek sudah berkurang. keluhan Epilepsi
kejang tidak ada. BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
O : Keadaan umum: tampak sakit sedang, P : Rencana terapi:

Kesadaran: compos mentis • IVFD D5 ¼ NS 1000 ml/ 24 jam

TD: 100/60 mmHg, HR: 80x/mnt, RR: 24x/mnt S: • Makan biasa 1800 kal/hari
36.5oC. • Inj Paracetamol 3 x 300 mg iv
Kepala : Normochepale, • Inj. Cefotaxime 3 x 600 mg iv
Mata: Tidak cekung, sklera tidak ikterik -/-, • Lafidryl syrup 3 x 5 ml po
konjungtiva tidak anemis -/-.
• Cetirizine syr 1 x 5 cc po
• THT: Normotia, Nafas Cuping Hidung (-) darah
(-) sekret (+), T1/T1 tenang, faring hiperemis • Asam valproate 3 x 7,5 mg po
FOLLOW UP
12 Agustus 2018
S :Orang tua pasien mengatakan anak sudah A : Demam Dengue
tidak demam, Mual dan muntah tidak ada. Batuk
Faringitis akut
berdahak dan pilek sudah berkurang. keluhan
kejang tidak ada. BAB dan BAK tidak ada Epilepsi
keluhan.
O : Keadaan umum: tampak sakit sedang,
P : Rencana terapi:
Kesadaran: compos mentis
• IVFD D5 ¼ NS 1000 ml/ 24 jam
TD: 100/60 mmHg, HR: 80x/mnt, RR: 24x/mnt S:
36.3oC. • Makan biasa 1800 kal/hari

Kepala : Normochepale, • Inj Paracetamol 3 x 300 mg iv

Mata: Tidak cekung, sklera tidak ikterik -/-, • Inj. Cefotaxime 3 x 600 mg iv
konjungtiva tidak anemis -/-. • Lafidryl syrup 3 x 5 ml po
• THT: Normotia, Nafas Cuping Hidung (-) darah • Cetirizine syr 1 x 5 cc po
(-) sekret (+) , T1/T1 tenang, tidak hiperemis
• Asam valproate 3 x 7,5 mg po
FOLLOW UP
13 Agustus 2018
S :Orang tua pasien mengatakan anak sudah A : Demam Dengue
tidak demam, Mual dan muntah tidak ada.
Faringitis akut
Batuk berdahak dan pilek sudah berkurang.
keluhan kejang tidak ada. BAB dan BAK tidak Epilepsi
ada keluhan.
O : Keadaan umum: tampak sakit sedang,
P : Rencana terapi:
Kesadaran: compos mentis
• IVFD D5 ¼ NS 1000 ml/ 24 jam
TD: 100/60 mmHg, HR: 80x/mnt, RR: 24x/mnt S:
36.3oC. • Makan biasa 1800 kal/hari

Kepala : Normochepale, • Inj Paracetamol 3 x 300 mg iv

Mata: Tidak cekung, sklera tidak ikterik -/-, • Inj. Cefotaxime 3 x 600 mg iv
konjungtiva tidak anemis -/-. • Lafidryl syrup 3 x 5 ml po
• THT: Normotia, Nafas Cuping Hidung (-) darah • Cetirizine syr 1 x 5 cc po
(-) sekret (+) , T1/T1 tenang, faring tidak
• Asam valproate 3 x 7,5 mg po
hiperemis
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue,
• Pada demam berdarah dengue terjadi perembesan plasma
yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.
• Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah
demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/ syok
ETIOLOGI
• Demam dengue dan demam berdarah dengue  oleh virus dengue, yang
termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae.
• Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2. DEN-3 dan DEN-4 yang
semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah
dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3
merupakan serotype terbanyak.
TRIAS EPIDEMIOLOGI

Gambar: Trias Epidemiologi DBD


PATOGENESIS
• Nyamuk Aedes spp yang sudah terinfeksi virus dengue, setelah masuk
ke dalam tubuh manusia, virus dengue akan menuju organ sasaran yaitu
sel kuffer hepar, endotel pembuluh darah, nodus limpaticus, sumsum
tulang serta paru-paru.
• Secara Invitro, antibodi terhadap virus dengue terdiri dari antibodi
netralisasi atau neutralizing antibody yang memiliki serotipe spesifik yang
dapat mencegah infeksi virus, dan antibody non netralising serotype
yang mempunyai peran reaktif silang dan dapat meningkatkan infeksi
yang berperan dalam pathogenesis DBD dan DSS
• Terdapat 2 teori imunopatogenesis DBD dan DSS yaitu infeksi sekunder
dan antibody dependent enhancement (ADE).
• Dalam teori infeksi sekunder disebutkan, bila seseorang mendapatkan
infeksi sekunder oleh satu serotipe virus dengue, akan terjadi proses
kekebalan terhadap infeksi serotipe virus dengue tersebut untuk jangka
waktu yang lama. Tetapi jika orang tersebut mendapatkan infeksi
sekunder oleh serotipe virus dengue lainnya, maka akan terjadi infeksi
yang berat  akan teraktifasi dan memproduksi IL-1, IL-6, tumor necrosis
factor-alpha (TNF-A) dan platelet activating factor (PAF); akibatnya akan
terjadi peningkatan (enhancement) infeksi virus dengue.
Pada teori ADE disebutkan, jika terdapat antibodi spesifik terhadap jenis
virus tertentu, maka dapat mencegah penyakit yang diakibatkan oleh virus
tersebut, tetapi sebaliknya apabila antibodinya tidak dapat menetralisasi
virus, justru akan menimbulkan penyakit yang berat.

ada teori moderator yang menyatakan bahwa makrofag yang terinfeksi virus
dengue akan melepas berbagai mediator seperti interferon, IL-1, IL-6, IL-12,
TNF dan lain-lain, yang bersama endotoksin bertanggungjawab pada
terjadinya sok septik, demam dan peningkatan permeabilitas kapiler
MANIFESTASI KLINIS

Gambaran Klinis Demam Dengue:


Penyakit demam akut berdurasi 2-7 hari dengan dua atau
lebih manifestasi berikut:
- Sakit kepala
- nyeri retro-orbital
- Mialgia
- Artralgia
- ruam
- manifestasi perdarahan.
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran Klinis Demam Berdarah Dengue
Sebuah kasus dengan gejala klinis demam dengue
Ditambah
Kecenderungan perdarahan dibuktikan oleh satu atau lebih dari yang berikut:
1. Uji tourniquet positif
2. Petechiae, ekimosis atau purpura
3. Perdarahan dari mukosa, saluran pencernaan, tempat suntikan atau tempat lain
Ditambah
Trombositopenia (<100.000 sel per milliliter kubik)
Ditambah
Bukti kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas pembuluh darah, dimanifestasikan oleh satu atau
lebih dari yang berikut:
1. Kenaikan hematokrit rata-rata untuk usia dan jenis kelamin ≥
20%
2. Lebih dari 20% penurunan hematokrit setelah penggantian volume dibandingkan awal.
3. Tanda-tanda kebocoran plasma (efusi pleura, asites, hipoproteinemia)
MANIFESTASI KLINIS

Gambaran Klinis Dengue Syok Syndrom


Semua kriteria di atas untuk DHF dengan bukti kegagalan peredaran
darah dimanifestasikan oleh:
- denyut nadi cepat dan lemah dan
- tekanan nadi sempit (mmHg) atau hipotensi
- kulit dingin dan berkeringat dan gelisah.
Perjalanan Alamiah Penyakit
Fase Febris
Fase Kritis
- kenaikan suhu secara tiba-tiba, - fase kritis 3-4 hari setelah
bifasik, berlangsung 2-7 hari. onset demam. Fase Konvalesens
- Terdapat nyeri kepala, - Kebocoran plasma dan - Fase ini biasanya setelah 6-7
kemerahan dan ruam. peningkatan hemokonsentrasi hari demam dan berlangsung
- terdapat nyeri retro-orbital, menyebabkan hipotensi. selama 2-3 hari.
nyeri otot, nyeri sendi atau
- Hemostasis abnormal dan - Masa penyembuhan yang lebih
tulang.
- Ruam mungkin maculopapular kebocoran plasma lama terjadi pada beberapa
biasanya muncul setelah 3 menyebabkan syok, pasien dengan syok berat,
atau 4 hari demam umumnya perdarahan, akumulasi cairan keterlibatan organ dan
memudar pada akhir fase di rongga pleura dan perut. komplikasi lain yang mungkin
demam. - Periode kebocoran plasma memerlukan perawatan
biasanya berlangsung selama khusus.
36-48 jam
KLASIFIKASI Demam typical
Tes tourniquet (+)
Demam Dengue Perdarahan spontan +/-
(Demam Klasik)
Trombosit ≤ 100000
Kenaikan hematokrit ≥ 20 %
DBD Derajat I

Perdarahan spontan + DBD


DBD Derajat II Derajat I

Tekanan nadi < 20 mmHg


DBD Derajat III D TDS < 90 mmHg
Kulit lembab, dingin, lemah
S
DBD Derajat IV S
Nadi Tidak terukur, TD tidak terukur
Pemeriksaan Laboratorium

• Pemeriksaan diagnostik yang sensitif, spesifik, dan cepat


mempermudah penatalaksanaan terhadap pasien
dengue
• Pemeriksaan serologi ditujukan untuk deteksi antibodi
dengue sesuai dengan indikasinya serta pemeriksaan
darah lengkap sebagai penunjang diagnosa mengingat
gejala klinik yang hampir sama dengan infeksi lain.
• Pemeriksaan darah lengkap (full blood count) 
- Ht meningkat ≥ 20% dari normal.
- Trombosit < 100.000/mm3
- Leucopenia
• Peningkatan enzim hati (SGOT, SGPT)
• Secara klinik DBD yang berat berhubungan dengan
turunnya trombosit dan meningkatnya hemokonsentrasi.
• Kualitas kegunaan pemeriksaan serologi di daerah endemis
perlu dinilai mengingat potensi reaksi silang.
• Sulit membedakan infeksi primer dari infeksi sekunder.

Metode Pemeriksaan:
1. Tehnik ELISA untuk IgM dan IgG Dengue
2. Tehnik ELISA (rapid test) untuk NS1 pada infeksi akut
dengue
3. RT-PCR untuk virus dengue dalam plasma (viral load) dan
spesifik terhadap subtipe Dengue.
4. Tehnik immunofluorescence untuk identifikasi virus Dengue
dengan menggunakan Antibodi monoklonal pada sel yang
terinfeksi.
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana pada Demam Dengue (DD)
Tatalaksana pada demam dengue bersifat simptomatik dan suportif.
• Istirahat total dianjurkan selama fase akut.
• Gunakan spons dingin / hangat untuk menjaga suhu di bawah 38,5 C
• Antipiretik dapat digunakan untuk menurunkan suhu tubuh. Pada anak-anak,
dosis parasetamol dihitung per 10 mg / Kg berat badan per dosis. Dosis
parasetamol dapat diulang pada interval 6 jam tergantung demam.
• Terapi cairan oral dan elektrolit dianjurkan untuk pasien dengan berkeringat
berlebih atau muntah.
• Pasien harus dipantau selama 24 hingga 48 jam setelah mereka menjadi
afebris.
PENATALAKSANAAN

Bagan 1. Algoritma penggantian volume untuk pasien dengan tingkat DBD Grade I & II
Bagan 2. Algoritma penggantian volume pada pasien DBD Grade III
Bagan 3. Algoritma penggantian
volume untuk pasien dengan tingkat
DBD Grade IV
PENCEGAHAN
1. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 2. Foging focus dan foging massal
• Melakukan metode 3M (menguras, menutup, dan • Foging focus dilakukan 2 siklus dengan radius 200 m
menyingkirkan tempat perindukan nyamuk) minimal dengan selang waktu 1 minggu
1 kali seminggu bagi tiap keluarga • Foging masal dilakukan 2 siklus diseluruh wilayah
• 100% tempat penampungan air sukar dikuras diberi suspek KLB dalam jangka waktu 1 bulan
abate per 3 bulan • Obat yang dipakai : Malation 96EC atau Fendona
• ABJ (Angka Bebas Jentik) diharapkan mencapai 95 % 30EC dengan menggunakan Swing Fog

3. Penyelidikan Epidemiologi
• Dilakukan petugas puskesmas yang terlatih dalam
waktu 3 x 24 jam setelah menerima laporan kasus.
• Hasil dicatat sebagai dasar tindak lanjut
penanggulangan kasus
4. Penyuluhan perorangan/kelompok untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat
5. Kemitraan untuk sosialisasi penanggulangan DBD.
Analisis Kasus
Anamnesis: demam sejak
2 hari SMRS, ruam (-), Etiologi: virus dengue Tatalaksana:
manifestasi perdarahan (-) IVFD D5 ¼ NS 1000 ml/ 24 jam
Inj Paracetamol 3 x 300 mg iv
Inj. Cefotaxime 3 x 600 mg iv
Pf: TTV: suhu: 38C, Uji
Torniquet  rumple leed Demam Dengue
(-)

PP: Trombosit 127000/µl


Sanitasi Di daerah sekitar tempat tinggal
pasien terdapat lingkungan yang
tidak bersih dan disertai adanya
aliran air dari selokan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai