Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA SEBAGAI

IDEOLOGI
Outline

Pancasila dan Pancasila dan


Ideologi Dunia Agama Pengertian Filsafat
PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA

Liberalisme Pancasila Sosialisme


Sebagaimana lazimnya sebuah ideologi,
liberalisme juga dibangun atas
keyakinan tertentu tentang hakikat
Liberalisme manusia.

Dalam liberalisme, manusia dipandang


sebagai makhluk bebas, rasional, dan
mampu memperbaiki diri sendiri.
Kebebasan manusia
adalah nilai utama dari
liberalisme Manusia adalah makhluk bebas dan
bermartabat mulia yang kebebasan serta
kemuliaan martabatnya tak dapat diganggu
oleh siapapun.
Ajaran Moral Liberalisme Ajaran Politik Liberalisme Ajaran Ekonomi
Liberalisme
1. Pengakuan atas hak asasi 1. Adanya pengakuan 1. Adanya prinsip laisses-fair
manusia. terhadap hak-hak politik yang menginginkan
2. Kekerasan terhadap [hak berserikat, pengaturan minimum dan
manusia tak dapat berkumpul, dan kebebasan maksimum bagi
diterima. berpendapat]. kepentingan individu.
3. Menjunjung tinggi 2. Membatasi kekuasaan 2. Pengakuan atas hak-hak
toleransi beragama. pemerintah melalui ekonomi dan kesejahteraan
4. Memandang manusia pembagian kekuasaan dan individu.
sebagai makhluk rasional batasan waktu. 3. Mengutamakan
beserta pengetahuan dan 3. Liberalisme pada mulanya perekonomian swasta,
kepentingannya. memandang negara mekanisme pasar, & sistem
sebagai ‘penjaga perdagangan bebas.
ketertiban’. 4. Berusaha mewujudkan
cita-cita welfare state
[negara kesejahteraan]
Sosialisme lahir sebagai reaksi atas krisis
sosial akibat industrialisasi dan cara
produksi liberal-kapitalis pada abad ke-19
Sosialisme
Sistem ekonomi kapitalis yang digerakkan oleh
prinsip persaingan bebas dalam mencari
keuntungan pribadi telah menempatkan kaum
Pertentangan kelas [antara buruh [selanjutnya disebut kaum proletar]
kaum borjuis vs kaum proletar] berada dalam posisi lemah dan terbelenggu
merupakan sebuah dihadapan para pemilik modal [selanjutnya
‘keniscayaan’ dalam terminologi disebut kaum borjuis]
sosialisme. Negara bahkan di
pandang sebagai ‘kepanjangan
tangan’ dari kaum pemilik
modal [menurut Karl Marx]
Ajaran Moral Sosialisme Ajaran Politik Sosialisme Ajaran Ekonomi
Sosialisme
1. Manusia pada dasarnya 1. Demokrasi berjalan dalam 1. Penghapusan/pembatasan
makhluk kreatif dan dapat format ‘sistem satu partai’. hak milik pribadi atas alat-
memperoleh kebahagiaan 2. Tidak diperlukan alat produksi.
serta kepuasan melalui penyaluran kepentingan 2. Perlindungan bagi kaum
kerja bersama. kelas dan tidak ada buruh terhadap
2. Manusia tergantung satu kelompok ekonomi yang penghisapan. Pemberian
sama lain, tidak hanya bersaing. hak bagi kaum buruh untuk
dalam materi namun juga 3. Perekonomian di atur ikut menentukan kebijakan
budaya dan spiritual. dengan prinsip persamaan, perusahaan.
3. Manusia dibentuk oleh sehingga partai-partai 3. Pengawasan negara
lingkungan. politik tak lagi diperlukan. terhadap perusahaan-
4. Keadilan sosial dalam Cukup satu partai saja. perusahaan monopoli.
sosialisme dipandang Pembagian hasil produksi
sebagai persoalan oleh negara.
distribusi.
Sekilas Perbandingan Pancasila
dengan kedua ideologi tersebut
Jika Liberalisme mengutamakan kebebasan
individu, maka Pancasila lebih menuntut
Perbandingan terwujudnya keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara aspek individualitas
dan aspek sosialitas manusia.
Pemahaman terhadap
pentingnya Pancasila serta Perbedaan Pancasila dan Sosialisme
rivalitasnya dengan ideologi lain, tampaknya lebih pada penekanan terhadap
mengimplikasikan tanggung dimensi hakiki manusia. Jika sosialisme
jawab bagi semua bangsa mengutamakan sisi sosial manusia,
Indonesia agar terus memahami, liberalisme mengutamakan sisi individualitas
menghayati, dan mewujudkan manusia, maka Pancasila mencari
Pancasila dalam kehidupan keseimbangan di antara keduanya.
berbangsa dan bernegara.
Pancasila dan Agama
Negara adalah organisasi yang dibentuk
oleh manusia untuk tujuan bersama.
Sekilas hubungan Negara memiliki wewenang untuk
menegakkan aturan demi ketertiban dan
negara & agama kesejahteraan warga negaranya
“Agama adalah respon manusia terhadap
kenyataan yang dianggap ilahi, yang di
wujudkan dalam pembentukan perserikatan
orang percaya, upacara-upacara,
perumusan isi kepercayaan, pengembangan
cara hidup pribadi & kegiatan sosial yang
dianggap layak dihadapan ilahi itu.”

[Bambang S. Sulasmono, 2015]


Pandangan Pancasila tentang Hubungan Negara dan
Agama
Indonesia bukan negara agama Indonesia bukan negara ateis
Dalam sejarah perumusan Pancasila, Sejalan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
Indonesia dengan sila Ketuhanan Yang Maha maka negara Indonesia menolak paham
Esa menolak konsepsi negara agama. ateisme. Sila pertama tersebut menegaskan
bahwa bangsa Indonesia percaya akan adanya
Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa mengakui Tuhan Yang Maha Esa.
keberadaan agama & fungsi pentingnya bagi
pemeluknya masing-masing, namun Bahkan kemampuan bangsa Indonesia untuk
menghendaki agar negara tidak mencampuri mendirikan negara Republik Indonesia juga
hubungan masing-masing orang dalam diyakini sebagai berjat dan rahmat dari Tuhan
kelompoknya sendiri, dengan Tuhan. Yang Mahakuasa [Alinea III, Pembukaan UUD
Tegasnya, sila Ketuhanan Yang Maha Esa 1945]. Jelas bahwa keyakinan itu bertentangan
tidak mengacu kepada agama tertentu. dengan paham yang tidak mempercayai adanya
Tuhan.
Indonesia Menganut Pembedaan Fungsi dalam Semangat Kerjasama antara
Negara dan Agama
1. Negara tidak memasukkan agama ke dalam dirinya, dan juga agama tidak mencaplok
negara menjadi wilayah bawahannya.
2. Negara menghormati agama dengan karakteristiknya sendiri.
3. Hukum negara tidak diangkat dari atau dibuat berdasarkan hukum agama tertentu.
4. Tidak ada agama yang diangkat menjadi agama negara, yaitu agama satu-satunya yang
harus dianut seluruh rakyat.
5. Negara membantu rakyatnya dalam kehidupan beragama, berdasarkan pandangan
bahwa kehidupan beragama adalah suatu jalan bagi manusia untuk memperoleh
kebahagiaan religius, sedangkan kebahagiaan religius merupakan suatu segi
kesejahteraan yang menjadi tujuan negara.
6. “[1] Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, [2] Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”
[Pasal 29 UUD 1945]
Pengertian Filsafat Berasal dari kata “philein”
[mencintai] dan “sofia”
[kebijaksanaan]
Tentang Filsafat Orang yang mempelajari filsafat
sebenarnya mempelajari segala
sesuatu mengenai kebijaksanaan
Namun, istilah “ilmiah” dalam [dan cinta]
periode Yunani berbeda
dengan periode sekarang. Tradisi berfilsafat pertama kali
Ilmiah pada periode Yunani dijumpai dalam tradisi Yunani. Pada
berkaitan dengan argumentasi awal kehadirannya, filsafat Yunani
dan refleksi, sedangkan ditandai dengan mentalitas berpikir.
pengertian ilmiah pada masa Terutama berpikir secara ilmiah.
kini mengacu pada
metodologi.
Pengandaian/Contoh Filsafat Berdasarkan watak dan fungsinya

1. “Sebagai seorang pedagang, filsafat 1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan
saya adalah meraih keuntungan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya
sebanyak-banyaknya”. diterima secara tidak kritis (arti informal).
2. “Saya sebagai seorang prajurit TNI, 2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran
filsafat saya adalah mempertahankan terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat
tanah air Indonesia ini sampai titik dijunjung tinggi (arti formal).
darah terakhir”. 3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan
3. “Pancasila merupakan dasar filsafat gambaran keseluruhan (arti komprehensif).
negara yang mewarnai seluruh 4. Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta
peraturan hukum yang berlaku”. penjelasan tentang arti kata dan konsep (arti
4. “Sebagai seorang wakil rakyat, maka analisis linguistik).
filsafat saya adalah bekerja untuk 5. Filsafat adalah sekumpulan problematik yang
membela kepentingan rakyat”. mendapat perhatian manusia dan dicari
jawabannya oleh ahli-ahli filsafat (arti aktual-
fundamental).
Filsafat adalah studi tentang seluruh
Selanjutnya tentang fenomena kehidupan & pemikiran
Filsafat.. manusia secara kritis

Filsafat tidak di dalami dengan


melakukan eksperimen dan
“All men by nature have desire percobaan, namun dengan
to know” mengutarakan masalah secara persis
[Aristoteles] dan mencari solusi untuk itu

Manusia adalah makhluk yang


senantiasa berpikir. Proses berfilsafat
adalah proses berpikir, tetapi tidak
semua proses berpikir adalah proses
berfilsafat

Anda mungkin juga menyukai