Anda di halaman 1dari 19

ASKEP SISTITIS

(CYTITIS)

Oleh
KELOMPOK 1
DEFINISI
• Sistitis adalah inflamasi kandung kemih.
Inflamasi ini dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri (biasanya Escherichia coli) yang
menyebar dari uretra atau karena respon
alergik atau akibat iritasi mekanis pada
kandung kemih. (Ethel Stoane, 2003)
ETIOLOGI
1. Bakteri (Eschericia coli)
2. Jamur dan virus
3. Infeksi ginjal
4. Prostat hipertropi (urine sisa)
PATOFISIOLOGI
Bakteri masuk ke kandung kemih
berkembang di kandung kemih
peradangan penekanan saraf,
peningkatan ransangan kontraksi otot, leukosit
meningkat nyeri, spasme otot,
frekuensi kemih meningkat, piuria
MANIFESTASI KLINIK
1. Disuria (nyeri waktu berkemih)
2. Peningkatan frekuensi berkemih
3. Perasaan ingin berkemih
4. Adanya sel-sel darah putih dalam urin
5. Nyeri punggung bawah atau suprapubic
6. Demam yang disertai adanya darah dalam
urine pada kasus yang parah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada kasus infeksi kandung kemih
pemeriksaan yang biasa dilakukan
berdasarkan literatur adalah ;
• 1. Pemeriksaan urine lengkap
• 2. Pemeriksaan USG abdomen
• 3. Pemeriksaan photo BNO dan BNO IVP
PENATALAKSANAAN
1. MEDIKAMETOSA
pengobatan meliputi cairan yang adekuat, analgesic vesika
urinaria, seperti fenazopiridin (Pyridium), dan terapi antimikroba.

2. PENDIDIKAN PASIEN
Karena sistitis dapat disebabkan oleh bakteri feses, maka dapat
dianjurkan instruksi pasien dalam hygiene perineum. Setelah
suatu defekasi, feses harus dibersihkan dari anus dengan arah ke
posterior dan jaringan dibuang. Lipatan jaringan kedua kemudian
digunakan untuk membersihkan ostium uretra, peningkatan
pembersihan introitus vagina dengan sabun dan air atau larutan
providon-yodium mungkin bermanfaat.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Biasanya pasien mengeluh nyeri dan rasa panas pada saat berkemih.
2. Riwayat penyakit sekarang:
• Adanya disuria, polakisuria, nokturia, rasa tidak enak di daerah
suprapubis, nyeri tekan pada palpasi di daerah suprapubis.
• Adanya gejala sistemik berupa pireksia, kadang-kadang menggigil; sering
lebih nyata pada anak-anak, kadang-kadang tanpa gejala atau tanda-tanda
infeksi lokal dari traktus urinarius.
3. Riwayat penyakit dahulu:
• Kaji riwayat ISK sebelumnya.
• Kaji apakah pasien menderita diabetes, karena biasanya lebih sering
terjadi pada penderita diabetes.
• Pada wanita, kaji apakah pernah menggunakan kontrasepsi atau
diafragma, karena penyakit ini dapat meningkat pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi atau diafragma yang tidak terpasang dengan
tepat.
DIAGNOSA
1. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri
pada kandung kemih.
2. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan,
frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan
dengan Inflamasi pada kandung kemih.
3. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses
penyakit.
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode
pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
INTERVENSI
1. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri
pada kandung kemih.
Tujuan:Setelah di lakukan tindakan keperawatan
pasien memperlihatkan tidak adanya tanda-tanda
infeksi.
• Kriteria Hasil:
• Tanda vital dalam batas normal
• Nilai kultur urine negative
• Urine berwarna bening dan tidak bau
• Intervensi:
1. Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C.
• Rasional: Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh.
2. Catat karakteristik urine.
• Rasional: Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari
hasil yang diharapkan.
3. Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi.
• Rasional: Untuk mencegah stasis urine.
4. Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi.
• Rasional: Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.
5. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.
• Rasional: Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih
6. Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
• Rasional: Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra.
2. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan
frekuensi dan atau nokturia) yang berhubungan
dengan Inflamasi pada kandung kemih.
• Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien
dapat mempertahankan pola eliminasi secara adekuat.
• Kriteria Hasil:
• Klien dapat berkemih setiap 3 jam.
• Klien tidak kesulitan pada saat berkemih.
• Klien dapat BAK dengan berkemih.
• Intervensi:
1. Ukur dan catat urine setiap kali berkemih.
Rasional: Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk
mengetahui input/out put.
2. Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam
Rasional: Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam
vesika urinaria.
3. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
Rasional: Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
4. Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal.
Rasional: Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.
5. Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman.
Rasional: Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.
3. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses
penyakit.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurang.
• Kriteria Hasil:
• Pasien mengatakan/tidak ada keluhan nyeri pada
saat berkemih.
• Kandung kemih tidak tegang.
• Pasien nampak tenang.
• Ekspresi wajah tenang.
• Intervensi:
1. Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau
meringankan nyeri.
Rasional: Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi.
2. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang
dapat di toleran.
Rasional: Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat
merilekskan otot-otot.
3. Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi.
Rasional: Untuk membantu klien dalam berkemih.
4. Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.
Rasional: Analgetik memblok lintasan nyeri.
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit,
metode pencegahan, dan instruksi perawatan di
rumah.
• Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
klien tidak memperlihatkan tanda- tanda gelisah.
• Kriteria hasil :
• Klien tidak gelisah
• Klien tenang
• Intervensi:
1. Beri support pada klien.
• Rasional: Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya
kepada Tuhan YME.
2. Beri penjelasan tentang penyakitnya.
Rasional: Agar klien mengerti.
3. Kaji tingkat kecemasan:
Rasional: Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan
klien.
4. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
Rasional: Agar klien mempunyai semangat dan mau empati
terhadap perawatan dan pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai