Topik 4-Sistem Gerak Tubuh

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

SISTEM GERAK TUBUH

Oleh : M Raihan Yusuf


PENGANTAR
 Tubuh atau bagian-bagian tubuh dapat bergerak karena adanya sistem
otot (latin - muskulus) sebagai alat gerak aktif dan sistem tulang (latin –skelet)
sebagai alat gerak pasif. Dalam tubuh, otot dapat menggerakkan tulang karena
otot terdiri atas sel-sel otot yang mempunyai elemen kontraktil (aktin - myosin)
dan dipersarafi oleh saraf motorik.Tulang-tulang yang membentuk kerangka
tubuh terhubung satu dengan lainnya melalui berbagai bentuk persendian.
Kerangka tubuh dapat menopang tubuh (terhadap tarikan gravitasi) karena
sifatnya yang keras namun lentur, dan hubungan satu tulang dengan
tulang lainnya distabilkan oleh adanya otot-otot yang melekat padanya (origo –
insersio).
 Kestabilan posisi dan gerak tubuh atau anggota tubuh dapat terjadi
karena persarafan motorik pada otot bekerja untuk
mengendalikan tonusdan kontraksi otot. Satu akson saraf
motorik dengan beberapa sel otot yang dipersarafinya disebut satuan
motorik (motor unit). Persarafan motorik mengendalikan tonus otot melalui
proses reflex regang otot (muscle stretch reflex) yang pusat
integrasinya di medulla spinalis, sedangkan pengendalian kontraksi
otot yang menghasilkan gerakan tubuh/bagian tubuh, pusat integrasinya
adalah area motorik di korteks serebrum
PERTANYAAN
 Jelaskan berbagai jenis otot serta karakteristiknya masing-
masing dalam kaitannya dengan fungsinya.
 Jelaskan sistem saraf yang berperan dalam sistem motorik dari
korteks hingga ke taut saraf-otot.
 Jelaskan proses kontraksi otot rangka mulai dari adanya impuls
di saraf motorik hingga relaksasi kembali.
 Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kontraksi
otot. (termasuk metabolisme otot)
 Jelaskan apa yang dimaksud dengan kontraksi isotonik dan
kontraksi isometrik.
 Jelaskan substansi yang menyusun tulang dan fungsinya.
 Jelaskan klasifikasi tulang dan sendi.
 Jelaskan proses pertumbuhan dan remodeling tulang.
 Jelaskan jenis-jenis sistem pengungkit yang dapat ditemukan
pada sistem gerak.
JENIS-JENIS OTOT

Otot rangka :
 Otot rangka adalah otot yang menempel pada tulang yang berfungsi untuk memfasilitasi pergerakan
kerangka kita.
Otot polos
 Otot juga kadang-kadang dikenal sebagai otot tidak sadar karena ketidakmampuan kita
untuk mengontrol gerakannya, atau tanpa striasi karena tidak memiliki penampilan
bergaris seperti otot rangk
Otot Jantung
 Jenis otot ditemukan yang hanya pada dinding jantung. Ini memiliki kesamaan
dengan otot rangka dalam hal itu lurik dan dengan otot-otot polos dalam
kontraksi yang tidak berada di bawah kendali kesadaran.
SISTEM SARAF MOTORIK

Saraf motorik membawa sinyal dari


otak dan sumsum tulang belakang ke otot dan
kelenjar di seluruh tubuh

Sinyal dari urutan neuron pertama


menyeberangi celah yang disebut sinapsis untuk
mencapai neuron motorik bagian bawah, neuron
urutan kedua yang membentang dari batang otak
ke otot-otot tubuh
KONTRAKSI OTOT RANGKA

• Penerimaan impuls
1. Pusat otak mengirim rangsang melalui saraf motorik
2. Eksitasi senyawa Asetilkolin di celah neuromuscular
3. Tersebarnya ion kalsium
4. Kalsium menempel pada troponin menyebabkan aktin dan
myosin berikatan menjadi kontraksi otot
5. Jaringan otot memendek
6. Kalsium kembali lepas ke plasma sel dan menyebabkan
relaksasi sel
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRAKSI
OTOT
 Treppe/twitch contraction
 Keadaan dimana otot mengalami peningkatan kekuatan karena otot berkontraksi berulang kali yang
disebabkan oleh meningkatnya ion Kalsium di serabut otot
 Wave summation / Frequency Summation
 Keadaan dimana otot mengalami peningkatan kekuatan yang lebih besar karena belum selesainya kontraksi
otot yang disebabkan oleh frekuensi rangsangan terhadap otot yang belum selesai bekerja, sehingga
menjadi tumpeng tindih
 Tetanus
 Keadaan dimana otot mengalami kontraksi maksimal secara terus menerus (kejang) yang disebabkan oleh
Clostridium tetani yang menghasilkan toksik tetanospasmin
 Fatigue
 Keadaan dimana otot mengalami penurunan aktivitas (kelelahan) yang disebabkan diantaranya seperti :
1. Berkurangnya ATP, Kreatin Pospat, dan Glikogen
2. Bertumpuknya Asam laktat
3. Terhalangnya pembuluh darah karena terjepit otot
Treppe/twitch contraction Tetanus

Wave summation / Frequency


Summation Fatigue
KONTRAKSI ISOTONIK DAN ISOMETRIK
• Kontraksi Isotonik adalah kontraksi yang disebabkan
memanjang atau memendeknya otot-otot

• Kontraksi Isometrik adalah kontraksi dimana otot-otot tidak


memanjang atau memendek sehingga tidak tampak suatu
gerakan yang nyata
SUBSTANSI PENYUSUN TULANG.
 Osteogenik (atau Sel Osteoprogenitor)
 Berasal dari sel mesenkim.

 Satu-satunya sel tulang (bukan kartilago) yang dapat membelah

 Terdapat di: periosteum, endosteum dalam, dan di kanal dalam


tulang yang mengandung pembuluh darah.
 Osteoblas
 Menyintesis dan menyekresi serat kolagen dan komponen organik
yang menyusun matriks ekstraseluler tulang.
 Memulai proses kalsifikasi (Proses kristalisasi garam mineral dan
pengerasan tulang).
 Membantu perubahan osteoid (matriks organik) menjadi tulang.

 Tidak melakukan pembelahan sel.

 Terdapat di: sekitar keliling matriks ekstraseluler


 Osteosit
 Melaksanakan metabolisme dan pertukaran zat-zat dengan darah.
 Sel utama penyusun jaringan tulang
 Tidak melakukan pembelahan sel.
 Sel tulang dewasa.
 Memelihara kandungan protein dan mineral pada matriks di
sekitarnya (melarutkan dan membentuk matriks)
 Membantu penyembuhan tulang yang rusak
 Dapat berubah menjadi sel osteoblas atau osteogenik.

 Osteoklas
 Penggabungan dari 50 sel monosit (berukuran lebih besar)
 Melepaskan asam dan enzim proteolitik untuk melarutkan matriks.
 Melaksanakan pengembangan, pemeliharaan, dan perbaikan
tulang dalam meresorpsi protein dan mineral matriks ekstraseluler.
 Mengatur kadar kalsium dalam darah (osteolysis/resorption, dipicu
hormon tiroid-paratiroid).
 Sel target untuk pengobatan terapi tulang. Contoh: Kasus
osteoporosis.
 Terkonsentrasi di: Endosteum.
JENIS TULANG DAN SENDI
 Tulang panjang
tulang panjang memiliki panjang yang lebih besar dari lebarnya. Tulang
panjang memiliki beberapa epifisis dan cenderung berbentuk agak
melengkung untuk dapat menyerap tekanan lebih baik. Bentuk tulang yang
lurus akan memudahkan terjadinya fraktura. Tulang-tulang yang
merupakan tulang panjang memiliki panjang yang bervariasi, mulai dari
femur (tulang paha), tibia dan fibula (tulang kaki), humerus (tulang lengan
atas), ulna dan radius (tulang lengan bawah), hingga phalanges (tulang jari
tangan dan kaki).
 Tulang pendek
tulang pendek memiliki panjang yang hampir sama seperti lebarnya. Tulang
pendek terdiri dari lapisan luar tulang yang padat dengan jaringan spons di
dalamnya. Sebagian tulang karpal dan tarsal (pergelangan tangan dan
kaki) adalah tulang pendek.
 Tulang pipih
tulang pipih tersusun atas lapisan spons (disebut Diploë) yang diapit oleh
dua lapisan tulang padat (disebut cortex). Tulang pipih memberikan
perlindungan yang relatif lebih banyak dan memberikan banyak ruang
untuk pelekatan otot. Tulang kranial yang melindungi otak, serta sternum
 Tulang ireguler
tulang irreguler memiliki bentuk kompleks sesuai fungsi masing-
masing dan tidak dapat dikelompokkan dalam kategori mana pun.
Contohnya adalah tulang vertebra (tulang belakang), tulang pinggul,
beberapa tulang wajah, dan calcaneus.
 Tulang sesamoid (sesamoid = mirip biji wijen)
berkembang di dalam tendon yang mengalami banyak gesekan dan
tekanan seperti pada telapak tangan dan tumit. Pengecualian
adalah dua patellae (tempurung lutut) dan tulang pada tendon
quadrisep femoris. Fungsi tulang sesamoid adalah menggerakkan
tendon untuk meningkatkan keuntungan mekanik pada tuas,
sehingga mengurangi kerusakan berlebihan pada tendon.
 Tulang sutural (Wormian bones) (sutur = jahitan)
Tulang sutural adalah tulang yang terdapat pada sambungan tulang
kranial tertentu. Jumlah tulang sutural dapat berbeda-beda pada
tiap individu.
JENIS SENDI
 1. Berdasarkan pergerakan yang dapat dihasilkan
(makin bebas, sendi makin lemah):
 A. Sinartrosis:
 sendi yang tidak dapat digerakkan. Dapat berupa sendi berfibrosa
atau berkartilago
 B. Amfiartrosis:
 sendi yang dapat digerakkan dengan limitasi. Dapat berupa sendi
berfibrosa atau berkartilago
 C. Diartrosis:
 sendi yang dapat digerakkan secara bebas. Seluruh sendi diartrosis
adalah sendi bersinovial
 2. Berdasarkan organisasi anatomis:
 A. Berfibrosa
 B. Berkartilago
 C. Bertulang
 D. Bersinovial
PERTUMBUHAN TULANG KERAS (OSIFIKASI)
 Terbagi menjadi:
 1. Intramembranous ossification/dermal ossification Proses pembentukan
tulang yang sederhana, biasanya terjadi di lapisan dalam dermis, terjadi
pada tulang pipih di tengkorak. Mesenkim berdiferensiasi langsung menjadi
osteoblas dan memulai sekresi osteoid. (osteoid = matriks tulang yang
belum mengalami kalsifikasi)
Proses:
 Sel-sel mesenkim bergabung, dan berdiferensiasi menjadi sel-sel osteogenik
lalu menjadi osteoblas. Tempatnya disebut dengan pusat ossifikasi. Osteoblas
menyekresi matriks ekstraseluler.
 Terjadi kalsifikasi, yaitu kalsium dan garam mineral lain yang terdeposit dan
matriks ekstraseluler mengeras.
 Matriks ekstraseluler lalu berkembang menjadi trabekula dalam membentuk
substansi spons yang di rongganya terdapat banyak pembuluh darah.
 Selama pembentukan trabekula, mesenkim terkondensasi di pinggir tulang dan
berkembang menjadi periosteum.
 2. Endochondral ossification
 Matriks kartilago hialin yang sudah ada sebelumnya terkikis dan digantikan oleh
osteoblas dan menyekresi osteoid.
Proses pembentukan kartilago, yaitu :
 mesenkim yang berkembang menjadi kondroblas yang menyekresi matriks
ekstraseluler kartilago.
 Terjadi perkembangan kartilago, yaitu kondroblas yang terendam dalam matriks
berkembang menjadi kondrosit yang mengalami pembelahan. Kartilago mengalami
pemanjangan (pertumbuhan interstisial) dan juga mengalami penebalan akibat
perkembangan perikondrium. Sebagian kondrosit mengalami kalsifikasi, dan
sebagian lain mati dan berubah menjadi lakuna.
 Pembentukan pusat osifikasi terjadi. Pembuluh darah masuk melalui perikondrium
dan menstimulus sel osteogenik menjadi osteoblas. Dalam tahap ini juga
perikondrium berkembang menjadi periosteum, dan osteoblas mulai mendeposit
matriks ekstraseluler tulang (bukan kartilago), dan terjadi pembentukan substansi
spons (trabekula)
 Pembentukan rongga medula terjadi, osteoklas menghancurkan bagian terdalam
trabekula pada substansi spons menjadi rongga medula. Tulang bertambah
diameternya melalui pertumbuhan appositional (penambahan matriks oleh
osteoblas di periosteum)
 Pembentukan pusat ossifikasi kedua, yakni penulangan pada bagian epifisis

 Pembentukan kartilago articular dan cakra epifisis. Kartilago hialin yang menutupi
epifisis (ujung tulang) menjadi kartilago articular (untuk sendi). Sedangkan kartilago
hialin di antara epifisis dan diafisis menjadi cakra epifisis (pusat pemanjangan
tulang).
 Pada cakra epifisis saat pubertas, osteoblas (di sisi diafisis) lebih cepat membentuk
SISTEM PENGUNGKIT PADA TUBUH MANUSIA

 Pengungkit adalah batang yang kaku ,


berputar pada suatu aksis
 Fulcrum (aksis) adalah titik tumpu, aksis
rotasi
 “momen arm” adalah jarak tegak lurus dari
aksi gaya ke aksi rotasi
TIPE PENGUNGKIT
 Pengungkit Tipe I
 • Titik penyokong terletak di antara gaya dan beban • Gaya dan beban
mempunyai arah yang sama • Contoh: articulatio atlantooccipitalis 9
 Pengungkit Tipe II
 Beban dan gaya terdapat pada sisi yang sama terhadap titik penyokong
 Arah beban dan gaya bertentangan
 Lengan gaya lebih panjang daripada lengan beban 10
 Pengungkit Tipe III
 Beban & gaya terdapat pada sisi yang sama terhadap titik penyokong
 Arah gaya dan beban berlawanan
 Lengan gaya lebih pendek daripada lengan beban
 Pengungkit jenis ini banyak terdapat pada tubuh manusia, contoh:
articulatio humero-ulnaris ; gaya berupa otot-otot flexor seperti m.
brachialis, sedangkan beban ialah berat lengan bawah
SUMBER
 http://www.sridianti.com/3-macam-otot-dan-
fungsinya.html
 http://staff.ui.ac.id/system/files/users/sasanthy.k
usumaningtyas/material/k-
5mekanismegeraksistemmuskuloskeletal2007.pdf
 Sherwood, Lauralee. Human Physiology: From
Cells to Systems. Australia: Thomson/Brooks/Cole,
2007.
 TORTORA, G. J., & GRABOWSKI, S. R.
(1996). Principle of human anatomy and
physiology. HarperCollins.

Anda mungkin juga menyukai