Anda di halaman 1dari 18

Addiction to Modern Gadgets and

Technologies Acroos Generation /


Kecanduan Teknologi dan Gadget Lintas
Generasi
PEMBIMBING:
dr.

Disusun oleh:
Ruddin T Satria, S.Ked (0100840)
 Teknologi dan gadget modern telah menjadi penentu
dominan dari status sosial ekonomi dan tidak hanya
dibatasi untuk remaja namun menyebar cepat di
seluruh generasi.
 Kecanduan teknologi dapat menyebabkan kerugian
yang signifikan dalam produktivitas serta masalah
dalam hubungan interpersonal.
 Kecanduan internet adalah manifestasi dari berbagai
depresi, kecemasan, gangguan kontrol impuls ataupun
patologis.
 Ada langkah-langkah rehabilitatif untuk memperbaiki
berlebihan internet.(1)
 Beberapa daftar teknologi dan gadget modern antara
lain adalah laptop, iPad, iPod, Video games, ponsel
pintar dan playstations.
 Orang tua sering mengeluh bahwa putra atau putri
mereka semakin kecanduan ponsel, bermain video
game dan menonton televisi sepanjang hari.
 Kecerdasan manusia yang berkembang sehingga
memilih gadget dan internet untuk berkomunikasi
secara mekanik melalui situs jejaring social.
 Yang secara langsung menggantikan interaksi antar
orang yang berguna untuk menjalin sebuah hubungan
yang harmonis.(1)
 Michael Condry seorang kepala operasi dan pengembang dari
perusahaan Sledgehammer Games mengatakan bahwa
“manusia telah menjadi budak gadget modern”.
 Orang-orang lebih memilih untuk menghabiskan akhir pekan
mereka dan waktu luang di rumah di depan gadget ini. Anak-
anak menghabiskan berjam-jam di depan laptop bermain
video game dan jejaring sosial.
 Bahkan pornografi, erotika, situs kencan dan permainan seks
yang dapat diakses hanya dengan sekali klik.
 Orang tua tidak sepenuhnya menyadari ketentuan filter
keluarga, pemilihan lokasi internet, dan pilihan saluran di
televisi. Akibatnya anak-anak sering terkena efek berbahaya
dari bahan-bahan tersebut (2)
 Anak-anak menjadi malas, tidak aktif dan lebih agresif.
Mereka kecanduan video game yang seringkali
mengandung bahan kekerasan ekstrim. Emosi lembut
kekanak-kanakan telah digantikan oleh kekasaran
kekerasan.
 Anak-anak tidak lagi menghormati orang tua mereka dan
lebih dari sering orang tua melihat anak-anak sebagai
pesaing mereka.
 Albert Einstein pernah menyatakan keprihatinan bahwa
teknologi akan melampaui interaksi manusia. Hari itu telah
tiba.(2)
 Pola kecanduan internet di berbagai generasi berbeda-beda
 Narsis atau memotret diri dan memposting gambar di
internet adalah tren baru di media sosial. Internet dibanjiri
dengan gambar model, aktor dan aktris yang meng-upload
foto-foto pribadi mereka untuk publik.
 Sebuah studi baru-baru ini telah menyelidiki hubungan
antara gangguan dalam memposting foto selfie, mengedit
foto dan gangguan kepribadian.
 Ini mempelajari hubungan antara self-objectification dan tiga
sifat (dikenal sebagai triad Gelap yaitu narsisme, psikopati
dan Machiavellianism).
 Studi ini menyimpulkan bahwa jumlah posting yang lebih
tinggi dari selfie di media sosial secara langsung terkait
dengan narsisme dan psikopati.(2)
 Baru-baru ini sebuah insiden di mana seorang remaja
bunuh diri karena kehilangan telepon genggamnya telah
mengguncang bangsa sampai ke akarnya. Diperbudak
oleh gadget menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan.
 Kita sering menyaksikan orang-orang menyeberang jalan
sibuk dan dipersimpangan rel kereta api mendengarkan
iPod atau berbicara melalui telepon. Hal ini telah
menyebabkan peningkatan jumlah kecelakaan.
 Sejumlah besar penelitian telah diarahkan dalam dekade
terakhir pada penggunaan ponsel dan pengaruhnya
terhadap pikiran dan tubuh manusia. Telah disimpulkan
bahwa pengguna ponsel yang berlebihan mungkin
mengalami peningkatan stres, gangguan tidur dan gejala
depresi klinis.(2)
 Gejala-gejala ini sangat menonjol pada orang dewasa muda,
 Gangguan Kecanduan Internet/Internet Addiction Disorder (IAD)
atau lebih sering disebut penggunaan internet
bermasalah/Problematic Internet Use (PIU) atau penggunaan
internet kompulsif/Compulsive Internet Use (CIU) atau iDisorder
sekarang dikenal sebagai gangguan umum generasi Y.
 Nomenklatur ini awalnya digunakan oleh Ivan Goldberg, M. D,. Di
tahun 1995.
 Beberapa waktu kemudian, ia mulai menggunakan istilah yang lebih
umum yang menunjukkan penggunaan internet berlenihan yang
tidak terkontrol.
 Dia menggunakan Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental
(DSM-IV) sebagai panduan untuk mendeskripsi IAD.
 Kurangnya standarisasi dalam mengidentifikasi PIU tampaknya
menjadi penghalang utama dalam mengklasifikasikan ini sebagai
gangguan psikiatris. (2 akhir)
 Gangguan kecanduan internet (IAD) belum tercantum ke
dalam DSM terbaru yaitu DSM-5, 2013 yang secara umum
digunakan oleh para pakar psikiatri di seluruh dunia.
 Jerald J. Block, seorang psikiater terkemuka mengamati
bahwa diagnosis kecanduan Internet adalah sulit karena
86% dari subyek penelitian disajikan dengan gejala yang
berkaitan dengan berbagai gangguan kesehatan mental
lainnya.
 Studi lain oleh Young menjelaskan bahwa pengguna
internet yang baru adalah orang-orang yang kecanduan
lebih dari pengguna biasa yang telah menggunakan
internet selama satu tahun. Sesuai dengan konsep bahwa
kecanduan internet dapat memudar dari waktu ke
waktu.(3)
 Anggota pendiri The Center for On-line Addiction
mengklaim kecanduan internet meliputi lima subtipe
utama dari gangguan kontrol perilaku dan dorongan yang
meliputi:
1. Kecanduan Cybersexual : cybersex dan cyberporn
2. Kecanduan Cyber-Relationship
3. Kecanduan perjudian online. Perbelanjaan atau day-
trading
4. Menjelajah website dan berbagai database pencarian
yang kompulsif dan berlebihan.
5. Kecanduan permainan komputer. (3)
 Joshua B. Grubbs, spesialis dalam Pola Perilaku adiktif,
menyatakan bahwa saat ini tidak ada satupun ketentuan umum
yang lazim mengenai kecanduan pornografi internet dan oleh
karena mendefinisikan penggunaan pornografi internet
sebagai kecanduan masihlah merupakan kontroversial.
 Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5)
tidak mengklasifikasikan pornografi internet sebagai suatu
kecanduan. Namun, hypersexuality disebutkan dengan bahasan
gangguan lain. Sementara pornografi disebutkan di dalam
DSM-5, pornografi tidak diidentifikasikan sebagai masalah
kesehatan mental.
 Kecanduan cyber-relationship didefinisikan sebagai masalah
impuls control di dalam gangguan kecanduan internet/ internet
addiction disorder (IAD), yang telah diartikan sebagai sebuah
kecanduan jejaring social dalam segala bentuk.(4 kalimat
pertama sambungan hal 3)
 Cyber-Relationship pada dasarnya adalah hubungan virtual
atau bentuk komunikasi antara dua orang.
 Istilah kecanduan atau pembiasaan sebagian besar telah
digantikan dengan istilah ‘ketergantungan’. Kecanduan ponsel
telah ditambahkan dalam daftar panjang penyalahgunaan zat
psikoaktif, alkohol dan tembakau di bawah ICD 10.
 Shambare et al, mengklaim bahwa penggunaan ponsel
mungkin adalah merupakan kecanduan non-obat terbesar pada
abad ke-21.
 Hasil penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi aspek
perilaku yang terkait dengan penggunaan berlebihan dari
ponsel jelas menunjukkan bahwa pada mahasiswa, serta
nonstudents, didapati penggunaan ponsel bermasalah dan
perilaku mereka dipenuhi sejumlah kriteria kecanduan. (4)
 Terdapat dua skala penilaian berdasarkan 20 kriteria.
 Problematic Use of Mobile Phones (PUMP) scale, and Mobile Phone
Problem Use Scale (MPPUS), memperkirakan prevalensi pengguna
internet di kalangan penduduk remaja Inggris dan ditemukan sekitar
10% diantara mereka berusia 11-14 tahun. Sedangkan di india
diperkirakan sekitar 39-44%. Sebaliknya prevalensi kecanduan internet
di korea adalah sebesar 4,9-10,7% dan telah menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang serius.
 Perilaku adiktif ini lebih umum pada kalangan wanita dibandingkan
pria. Wanita cenderung menggunakan ponsel untuk tujuan social
daripada pria.
 Sekitar 70% orang menggunakan ponsel mereka dalam 1 jam pertma
bangun di pagi hari. 56% dari subyek memeriksa ponsel mereka
sebelum tidur dan 51% memeriksa ponsel mereka terus- menerus
bahkan selama liburan.
 Sebuah studi di Mesir menunjukkan bahwa resiko penularan mikro-
organisme oleh staf medis melalui ponsel jauh lebih tinggi. (4
paragraph ke 2 dari akhir)
 Meskipun bukti substansial masih kurang, ada spekulasi bahwa terlalu
sering menggunakan ponsel dapat menyebabkan kanker, khususnya
kanker otak. Pada tahun 2011, Badan Internasional untuk Penelitian
Kanker dari Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan bahwa frekuensi
radio dapat menjadi factor terbentuknya bahan karsinogen pada tubuh
manusia.
 Sakit kepala, gangguan memori dan konsentrasi, kelelahan, pusing dan
gangguan tidur telah dikaitkan dengan penyakit yang disebabkan
radiasi.
 Pada tahun 2015, Taiwan melarang penggunaan ponsel di kalangan
balita dan di Perancis sendiri melarang dan menarik wifi bagi para
pengasuh balita.
 Kathy Scherer, seorang psikolog dari The University of Texas di Austin
menegaskan bahwa, 3% dari pengguna internet perguruan tinggi
sesuai dengan kriteria untuk pecandu Internet. Dalam studinya,
terdaftar 531 mahasiswa. Selanjutnya terungkap bahwa 2% dari Internet
kecanduan adalah siswa laki-laki(5)
 Sebuah penelitian di hongkong, 18% remaja dilaporkan menjadi orang yang
kecanduan internet.
 Beberapa berkomentar bahwa mereka yang kesepian dan tertekan lebih memilih
interaksu online daaripada tatap muka.
 Hal ini dapat menyebabkan hasil negatif yang cukup besar seperti perubahan
suasana hati dan gejala penarikan diri ketika mereka jauh dari internet.
 Mark. D Griffith mengusulkan enam kriteria untuk kecanduan internet:
1. Salience : penggunaan internet terhadap proses berpikir dan kehidupan pribadi
2. Mood Modification : konsekuensi dari menarik diri ke cyberworld untuk
membantu menghindari situasi sulit di dalam hidup.
3. Tolerance : meningkatnya penggunaan internet membantu untuk mencapai
tingkat dalam meningkatkan mood
4. Withdrawal symptoms : pengurangan penggunaan internet dan terdiri dari
gejala fisik seperti tremor, gangguan mood atau mudah marah.
5. Conflict : konflik inter oersonal terhadap ekerjaan, kehidupan social bahkan diri
sendiri.
6. Relapse : kambbuhnya perilaku adiktif yang diamati setelah melalui periode
control. (6)
 Kecanduan video game telah menarik perhatian beberapa decade
terakhir. Dengan kemajuan teknologi, ia telah mendapatkan proporsi
fenomenal.
 Andrew Doank, dengan latar belakang dalam penelitian
neuroscience harus berjuang dengan kecanduan internetnya yang
sangat besar dimana ia menghabiskan kira-kira 20.000 jam bermain
game selama rentang waktu sembilan tahun.
 Kecanduan telah menyebabkan hilangnya jam kerja yang berharga,
total kemalasan dan kelesuan. Namun kecanduan TV tidak
diklasifikasikan sebagai kondisi yang terpisah dalam DSM-IV.
 Technostress adalah dampak negatif dari teknologi modern
 Ada berbagai gejala bahwa orang mengalami technostress.
Beberapa di antaranya adalah sakit kepala, kelelahan mental, panik,
tak berdaya, insomnia, mudah tersinggung, marah dan frustrasi(7)
 Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tingkat kecemasan sosial
adalah prediktor dalam interaksi sosial online & IAD kecanduan
Cybersexual didefinisikan sebagai jenis IAD dimana pecandu
menghabiskan waktu berlebihan pada website untuk cybersex atau
cyberporn.
 Data menunjukkan bahwa sekitar 20% pecandu internet terlibat
dalam beberapa bentuk kegiatan seksual secara online
 Cyberchondria didefinisikan sebagai kecemasan yang disebabkan
oleh kesehatan terkait berlebihan dalam pencarian online
menyebabkan hypochondriasis.
 Cyberchondria disebabkan oleh informasi yang berlebihan; pasien
mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa ia menderita penyakit,
menyebabkan kecemasan dan depresi.(9 terakhir)

Anda mungkin juga menyukai