DEWI RAHMAWATI
OUTLINE
• Definisi STEMI
• Patofisiologi STEMI
• Diagnos STEMI
• Tujuan Penatalaksanaan Terapi
• Penatalaksanaan Terapi STEMI
DEFINISI STEMI
• Oksigen
• Nitrogliserin
• Analgesik
• Aspirin
• Beta-bloker
OKSIGEN
• Tujuan:
a. mengontrol atau mengurangi faktor risiko cardiovascular
pada pasien STEMI untuk terjadi MI,
b. mencegah terjadinya stroke dan kambuhan MI,
c. mencegah terjadi sistolik heart failure,
d. mencegah kematian
• Lipid Management dengan statin
• Mekanisme Kerja Obat
Menghambat 3-hydroxy-3 methylglutaryl coenzym A (HMG-
CoA) sehingga terjadi penurunan sintesis kolesterol. Akibatnya
terjadi kompensasi ekspresi pada reseptor LDL pada membran
hepatosit dan stimulasi katabolisme LDL
• Efektivitas Terapi
• Penelitian RCT, 4S (n=4444) menunjukkan pemberian simvastatin
selama 5,4 tahun pada pasien hiperkolesterolemia sedang dan STEMI
dapat mengurangi kematian akibat CHD 0,70 kali dibandingkan placebo
(RR=0,70; 95%CI 0,58-0,85; p=0,0003), sedangkan pemberian
simvastatin selama 6 tahun mengurangi sebesar 0,58 kali dibandingkan
plasebo (RR=0,58; 95%CI 0,46-0,73) dan secara keseluruhan kematian
dapat berkurang sebesar 30% dengan pemberian simvastatin
dibandingkan dengan plasebo
TERAPI ANTIPLATELET
• Aspirin
• Efektivitas
• Meta-analisis 12 RCT (n=18.788) pada pasien risiko tinggi (penyakit vaskular
akut atau sebelumya atau kondisi predisposisi lain). Pada pemberian antiplatelet
vs kontrol atau antiplatelet vs antiplatelet yang lain. Data yang diambil adalah
hasil penelitian yang tersedia sebelum September 1997 menunjukkan
penurunan 25% kejadian reinfarct (n=18; p<0,0001), stroke (n=5; p =0,002),
kematian vaskular (n=14; pada pasien p =0,0006) pada pasien dengan riwayat
infark yang menerima terapi antiplatelet jangka panjang (36 kejadian vaskular
setiap 1000 pasien yang mendapatkan terapi antiplatelet). 30
CLOPIDOGREL
• Efektivitas
• Caprie (n=19.185) membandingkan aspirin dengan clopidrogel pada
pasien yang memiliki risiko tinggi terjadi kematian vaskular,
menunjukkan pasien yang diobati clopidrogel memiliki risiko 5,32 %
pertahun untuk stroke iskemik, infark miokard dan kematian vaskular
dibandingkan dengan aspirin memiliki risiko 5,83% (p= 0,043),
RR=8,7% (95%Cl 3-165) pada clopidrogel. 31 Dari data menunjukan
bahwa clopidogrel dapat digunakan sebagai alternatif terbaik untuk
pasien alergi aspirin
• Beta-Blocker
• Efektivitas
• Penggunan terapi beta-blocker jangka panjang harus diberikan pada
pasien yang selamat dari STEMI yang menjalani revaskularisasi, karena
ada bukti kemanfaatan terhadap kematian dari penggunaannya baik
revaskularisasi dengan operasi CABG atau PCI. Hasil penelitian RCT
(n=84.457) pada pasien lansia yang tidak kontraindikasi beta-blocker,
dengan CABG (OR=0,44 95%CI 0,41-0,47) atau PCTA (OR=0,89; 95%CI
0,85-0,93) terhadap grup non revaskularisasi.
RENIN–ANGIOTENSIN-ALDOSTERON
SYSTEM BLOCKER
ACEI
• Mekanisme Kerja Obat
• Bersifat kompetitif dengan ACE pada dinding vaskular sehingga
mencegah terjadinya konversi dari angiotensin I menjadi
angiotensin II, akibatnya akitivitas sistem simpatetik dihambat
sehingga mengurangi afterload pada kebutuhan oksigen miokard,
mengurangi aktivasi adrenergik, memperbaiki fungsi endotel dan
bersifat anti-remodelling karena memiliki efek protrombotik
• Efektifitas
• SAVE (n=2231) pasien yang telah menerima captoril rata-
rata 11 hari setelah onset dari infark dimana dihasilkan
kurang lebih 20 % penurunan kematian. 21 % (95% Cl 5-35%
p=0,014) penurunan kematian yang disebabkan
cardiovaskular, 37% (95%CI 20-50% p<0,001) penurunan
severe HF 22 % (95% CI 4-37% p=0,019) penurunan MRS
pada congestive HF dan 25 % (95%CI 5-4% p=0,015)
penurunan kambuhan infark miokard
ARB