Anda di halaman 1dari 26

International Journal of Research in Orthopaedics

Jain RK et al. Int J Res Orthop. 2019 May;5(3):382-387


http://www.ijoro.org

Evaluation of results of physical therapy


v/s intra articular steroid injection in
periarthritis of shoulder: a comparative
prospective study
Ravi Kant Jain, Jagdish Nagar, Abhijeet Jayaswal

Chairani
406181038
ABSTRAK
PENGANTAR

• Frozen shoulder or adhesive capsulitis  kekakuan dan nyeri


pada persendian bahu
• etiologinya tidak diketahui
• Mempengaruhi usia menengah – tua
• Sebuah studi komparatif prospektif untuk mengevaluasi
efek fisioterapi dibandingkan dengan injeksi steroid intra-
artikular pada penderita periarthritis shoulder
ABSTRAK
METODE
• 30 pasien masing-masing dengan frozen shoulder
yang diterapi dengan :
Grup 1  fisioterapi
Grup 2  injeksi steroid intra-artikular
• Data dikumpulkan pada awal dan pada periode
tindak lanjut yang berbeda dan dianalisis.
ABSTRAK
HASIL
Grup 1 (fisioterapi): Literasi (p = 0,064),
status sosial ekonomi (p = 0,22),
-3 orang  lost to fol up
pekerjaan (p = 0,866),
-Dominasi laki-laki (51.9% vs. 48.1%) komorbiditas (p = 0,974),
Grup 2 (injeksi steroid intraartikular): x-ray abnormal (p = 0,34)
semuanya sebanding antara kedua
-4 orang lost to fol up
kelompok.
Durasi rata-rata nyeri bahu dan
pembatasan gerakan bahu juga
sebanding (p> 0,05).

Respon terhadap pengobatan, skor disabilitas dan indeks SPADI pada dua
kelompok  penurunan signifikan
Kelompok injeksi intraartikular >> kelompok fisioterapi.
Slide Title

Grup 1 Grup 2
• 3  lost to fol up • 4  lost to fol up
• Dominasi laki-laki • Efek samping ( 46,2% )
(51.9% vs. 48.1%) lebih tinggi
Literasi (p = 0,064), status sosial ekonomi (p = 0,22), pekerjaan (p = 0,866),
komorbiditas (p = 0,974), x-ray abnormal (p = 0,34)
semuanya sebanding antara kedua kelompok.
Durasi rata-rata nyeri bahu dan pembatasan gerakan bahu juga sebanding (p> 0,05).
ABSTRAK
KESIMPULAN

Hasil pengobatan keseluruhan pada kelompok injeksi


intraartikular jauh lebih baik dibandingkan dengan kelompok
fisioterapi,
kelompok injeksi intraartikular  efek samping >>. Setelah
penatalaksanaan efek samping yang efektif injeksi steroid
intra-artikular terbukti bermanfaat

Kata kunci: fisioterapi, injeksi intra-artikular, adhesive capsulitis, frozen shoulder,


SPADI
PENDAHULUAN

Frozen shoulder
• masalah pada bahu yang umum  menyerang usia
menengah dan lanjut usia baik pria maupun wanita.
• Periarthritis atau Frozen shoulder  sindrom
kekakuan bahu yang umum namun kurang dipahami.
• Duplay (1872)  Frozen shoulder
• Neviaser (1945)  Adhesive Capsulitis
PENDAHULUAN
Modalitas pengobatan : Tujuan penelitian :
• pengabaian, membandingkan dan mengevaluasi hasil
• kortikosteroid oral, fisioterapi (deep heat therapy dan latihan
• injeksi kortikosteroid, ROM) v/s injeksi steroid intra-artikular dan
• hyaluronate, latihan ROM pada periarthritis shoulder.
• terapi fisik,
• deep heat modalities,
• manipulation under anaesthesia,
• arthroscopic
• Pelepasan kontraktur terbuka
METODE

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

• Semua pasien usia >18 tahun  • Pasien dengan kelainan bahu


keluhan nyeri pada ekstremitas (TBC, keganasan, arthritis
untuk semua gerakan bersamaan glenohumeral);
dengan hilangnya gerakan bahu • riwayat operasi, dislokasi, fraktur
aktif dan pasif di area bahu;
• penderita diabetes yang tidak
terkontrol atau patologi servikal
METODE

• 60 pasien secara acak dialokasikan dua kelompok


masing-masing 30 pasien.
• Setelah memulai pengobatan  ditindaklanjuti pada
3 minggu, 6 minggu, 12 minggu dan 24 minggu.
• Penilaian menggunakan Skor SPADI (nyeri bahu dan
indeks disabilitas).
METODE

• Grup 1 (fisioterapi)
Para pasien dari kelompok ini diterapi dengan
fisioterapi + ROM exercise
• Grup 2 (injeksi intra-artikular)
Pasien dari kelompok ini menerima injeksi intra-
articular dengan pendekatan posterior pada titik paling
nyeri bersama dengan ROM exercise.
METODE

• Pasien dari kelompok ini menerima injeksi intrarticular


dengan pendekatan posterior pada tempat yang paling
nyeri bersamaan dilakukan ROM
• Informasi demografis  usia, jenis kelamin, agama,
negara domisili, status sosial ekonomi, pekerjaan,
komorbiditas yang relevan, durasi nyeri bahu dan
pembatasan bahu dievaluasi.
• Rentang gerak aktif dan pasif (ROM) bahu diukur 
goniometer.
METODE

• Pasien dilarang untuk mengonsumsi mengambil NSAID


• Para pasien dievaluasi kembali pada 3 minggu, 6
minggu, 12 minggu dan 24 minggu setelah kunjungan
awal.
• Pada setiap kunjungan skor SPADI diukur, ROM aktif
dan pasif diukur dan mencatat setiap reaksi yang
merugikan.
METODE

Fisioterapi
Metode berikut digunakan:
• Latihan mobilisasi bahu aktif dan pasif.
• Latihan bahu dan katrol.
• Short wave diathermy
• Terapi interferensial (IFT).
METODE

Injeksi intraartikular
Bahan-bahan yang digunakan:
• Lignocaine polos 2% dan 2 ml + triamcinolone 40mg/ml
TEKNIK INJEKSI
Pemeriksaan rutin :
TLC, DLC, Hb, gula
darah (puasa dan Post
prandial, HbA1c), TSH,
T3, T4, X-ray shoulder
tampilan antero-
posterior; USG
shoulder, CT dan MRI
shoulder (dalam kasus-
kasus ketika
dibutuhkan).
METODE
ANALISIS STATISTIK
• Kuisioner khusus digunakan untuk mengumpulkan data.
• Perbandingan rata-rata antara kedua kelompok  uji Mann
Whitney U,
• perbandingan rata-rata > dua kelompok  ANOVA (statistik F)
dan nilai p dihitung.
• p <0,05 = signifikan secara statistik.
• Analisis dilakukan menggunakan SPSS versi 21 untuk
Windows.
HASIL
-Kelompok fisioterapi  sedikit laki-laki lebih dominan (51,9% vs 48,1%),
-kelompok injeksi intraartikular  jumlah pria dan wanita sama (50% vs 50%).
-Jenis kelamin ditemukan sebanding antara kedua kelompok (p = 0,89).
-Parameter lain seperti literasi (p = 0,064), status sosial ekonomi (p = 0,22),
pekerjaan (p = 0,866), komorbiditas (p = 0,974), X-ray abnormal (p = 0,34)
semuanya sebanding antara kedua kelompok.
-Durasi rata-rata nyeri bahu pada kedua kelompok: sebanding (p = 0,823).
-Durasi rata-rata pembatasan gerak bahu pada kedua kelompok: sebanding (p =
0,399).
-Kedua kelompok  terdapat perbaikan ROM pada 24 minggu dibandingkan
dengan kunjungan awal (p = 0,001),
- Flexion range pada kelompok injeksi intraartikular secara signifikan > kelompok
fisioterapi (p = 0,05).
-Respon terhadap pengobatan terlihat pada kedua kelompok.
-Penurunan signifikan dalam skor nyeri dari kunjungan awal (P0) samai follow up
pada 24 minggu (D6M) pada kedua kelompok (p = 0,001)
-Tetapi pasien dalam kelompok injeksi intra-artikular menunjukkan penurunan
yang signifikan dalam skor nyeri pada dibandingkan dengan kelompok fisioterapi
pada 24 minggu (p = 0,05).
HASIL

Pada minggu ke 24, kelompok injeksi intra-artikular menunjukkan :


pengurangan skor nyeri yang signifikan (p = 0,05),
pengurangan skor disabilitas yang signifikan (p = 0,05)
pengurangan skor SPADI yang signifikan (p = 0,05)
dibandingkan dengan kelompok fisioterapi.
DISKUSI

• Van der Windt et al  efek injeksi kortikosteroid


pada bahu yang nyeri dan kaku lebih unggul daripada
efek fisioterapi.
• Eustace et al  melaporkan hasil yang sukses pada
88,8% pasien di mana penempatan steroid dilakukan
pada saat arthrography, menggunakan kanula yang
terisi kontras dan dimasukkan ke dalam sendi.
DISKUSI

• Banyak isu masih belum jelas tentang injeksi steroid -


mengenai berapa banyak injeksi yang dibutuhkan,
tahap penyakit di mana injeksi harus diberikan,
kortikosteroid yang paling efektif dan dosis paling
efektif
• Meski sembuh sendiri  meninggalkan kekakuan di
bahu.
KESIMPULAN

• Perbandingan deep heat therapy (short wave diathermy dan IFT dengan latihan
ROM) selama 4 minggu, serta
• Injeksi  3x setiap 3 minggu + latihan ROM dalam penelitian injeksi steroid
intra-artikular jauh lebih baik.
• Kedua kelompok  Hasil dalam hal peningkatan flexion range, passive flexion,
active extension range, passive extension range, active abduction range, passive
abduction score, active external rotation score, passive external rotation pada 24
minggu dibandingkan dengan kunjungan awal (p = 0,001),
• Flexion range pada kelompok injeksi intraartikular secara signifikan > kelompok
fisioterapi (p = 0,05).
• Hasil pengobatan keseluruhan pada kelompok injeksi intraartikular jauh lebih baik
dibandingkan kelompok fisioterapi, tetapi efek samping lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai