Chairani
406181038
ABSTRAK
PENGANTAR
Respon terhadap pengobatan, skor disabilitas dan indeks SPADI pada dua
kelompok penurunan signifikan
Kelompok injeksi intraartikular >> kelompok fisioterapi.
Slide Title
Grup 1 Grup 2
• 3 lost to fol up • 4 lost to fol up
• Dominasi laki-laki • Efek samping ( 46,2% )
(51.9% vs. 48.1%) lebih tinggi
Literasi (p = 0,064), status sosial ekonomi (p = 0,22), pekerjaan (p = 0,866),
komorbiditas (p = 0,974), x-ray abnormal (p = 0,34)
semuanya sebanding antara kedua kelompok.
Durasi rata-rata nyeri bahu dan pembatasan gerakan bahu juga sebanding (p> 0,05).
ABSTRAK
KESIMPULAN
Frozen shoulder
• masalah pada bahu yang umum menyerang usia
menengah dan lanjut usia baik pria maupun wanita.
• Periarthritis atau Frozen shoulder sindrom
kekakuan bahu yang umum namun kurang dipahami.
• Duplay (1872) Frozen shoulder
• Neviaser (1945) Adhesive Capsulitis
PENDAHULUAN
Modalitas pengobatan : Tujuan penelitian :
• pengabaian, membandingkan dan mengevaluasi hasil
• kortikosteroid oral, fisioterapi (deep heat therapy dan latihan
• injeksi kortikosteroid, ROM) v/s injeksi steroid intra-artikular dan
• hyaluronate, latihan ROM pada periarthritis shoulder.
• terapi fisik,
• deep heat modalities,
• manipulation under anaesthesia,
• arthroscopic
• Pelepasan kontraktur terbuka
METODE
• Grup 1 (fisioterapi)
Para pasien dari kelompok ini diterapi dengan
fisioterapi + ROM exercise
• Grup 2 (injeksi intra-artikular)
Pasien dari kelompok ini menerima injeksi intra-
articular dengan pendekatan posterior pada titik paling
nyeri bersama dengan ROM exercise.
METODE
Fisioterapi
Metode berikut digunakan:
• Latihan mobilisasi bahu aktif dan pasif.
• Latihan bahu dan katrol.
• Short wave diathermy
• Terapi interferensial (IFT).
METODE
Injeksi intraartikular
Bahan-bahan yang digunakan:
• Lignocaine polos 2% dan 2 ml + triamcinolone 40mg/ml
TEKNIK INJEKSI
Pemeriksaan rutin :
TLC, DLC, Hb, gula
darah (puasa dan Post
prandial, HbA1c), TSH,
T3, T4, X-ray shoulder
tampilan antero-
posterior; USG
shoulder, CT dan MRI
shoulder (dalam kasus-
kasus ketika
dibutuhkan).
METODE
ANALISIS STATISTIK
• Kuisioner khusus digunakan untuk mengumpulkan data.
• Perbandingan rata-rata antara kedua kelompok uji Mann
Whitney U,
• perbandingan rata-rata > dua kelompok ANOVA (statistik F)
dan nilai p dihitung.
• p <0,05 = signifikan secara statistik.
• Analisis dilakukan menggunakan SPSS versi 21 untuk
Windows.
HASIL
-Kelompok fisioterapi sedikit laki-laki lebih dominan (51,9% vs 48,1%),
-kelompok injeksi intraartikular jumlah pria dan wanita sama (50% vs 50%).
-Jenis kelamin ditemukan sebanding antara kedua kelompok (p = 0,89).
-Parameter lain seperti literasi (p = 0,064), status sosial ekonomi (p = 0,22),
pekerjaan (p = 0,866), komorbiditas (p = 0,974), X-ray abnormal (p = 0,34)
semuanya sebanding antara kedua kelompok.
-Durasi rata-rata nyeri bahu pada kedua kelompok: sebanding (p = 0,823).
-Durasi rata-rata pembatasan gerak bahu pada kedua kelompok: sebanding (p =
0,399).
-Kedua kelompok terdapat perbaikan ROM pada 24 minggu dibandingkan
dengan kunjungan awal (p = 0,001),
- Flexion range pada kelompok injeksi intraartikular secara signifikan > kelompok
fisioterapi (p = 0,05).
-Respon terhadap pengobatan terlihat pada kedua kelompok.
-Penurunan signifikan dalam skor nyeri dari kunjungan awal (P0) samai follow up
pada 24 minggu (D6M) pada kedua kelompok (p = 0,001)
-Tetapi pasien dalam kelompok injeksi intra-artikular menunjukkan penurunan
yang signifikan dalam skor nyeri pada dibandingkan dengan kelompok fisioterapi
pada 24 minggu (p = 0,05).
HASIL
• Perbandingan deep heat therapy (short wave diathermy dan IFT dengan latihan
ROM) selama 4 minggu, serta
• Injeksi 3x setiap 3 minggu + latihan ROM dalam penelitian injeksi steroid
intra-artikular jauh lebih baik.
• Kedua kelompok Hasil dalam hal peningkatan flexion range, passive flexion,
active extension range, passive extension range, active abduction range, passive
abduction score, active external rotation score, passive external rotation pada 24
minggu dibandingkan dengan kunjungan awal (p = 0,001),
• Flexion range pada kelompok injeksi intraartikular secara signifikan > kelompok
fisioterapi (p = 0,05).
• Hasil pengobatan keseluruhan pada kelompok injeksi intraartikular jauh lebih baik
dibandingkan kelompok fisioterapi, tetapi efek samping lebih tinggi.