Anda di halaman 1dari 18

SURFAKTAN

KELOMPOK 2
Jeri Rinawati (1808010065)
Rista Oktaviani (1808010066)
Ade Erna Sari (1808010067)
Khairunnisa Nanda Aulia (1808010068)
Siti Halimatus Sakdiyah (1808010069)
Silvi Sri Nuraini (1808010070)
Rizki Destia Sari (1808010071)
Febriantari Milenia Suharyatno (1808010072)
Fathoni Ahmad (1808010073)
Surfaktan (Surface active agent) adalah zat yang dapat mengaktifkan
permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar
muka.
Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai
lurus. Sabun merupa kan salah satu contoh dari Surfaktan. Molekul surfaktan
mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofijik) dan ujung non
polar
(hidrofobik)
Karna itu Surfaktan memiliki kemampuan beradaptasi pada lingkungan dimana
dia berada seperti memiliki sifat anti air atau minyak atau dua-duanya tetapi bisa
sebaliknya
Surfaktan menurunkan
tegangan permukaan air
dengan mematahkan ikatan-
ikatan hidrogen pada
permukaan. Hal ini dilakukan
dengan menaruh kepala -
kepala hidrofiliknya pada
permukaan air dengan ekor-
ekor hidrofobiknya terentang
menjauhi permukaan air.
Sabun dapat membentuk misel (micelles), suatu molekul sabun mengandung
suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian
hidrokarbon dari molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non
polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya
rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara
keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan
tersuspensi di dalam air.
Surfaktan sangat dikenal karena keunggulannya dalam pembersihan atau
pencucian
Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu:

• Surfaktan yang larut dalam minyak


Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai
panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.

• Surfaktan yang larut dalam pelarut air


Golongan ini banya k digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat
pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, Zat flotasi, pencegah korOosi,
dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam gojongan ini, yaitu surfaktan anion
yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang
tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan
positif bergantung pada pH nya
Sumber Bahan Mentah Surfaktan

Surfaktan dapat berasal dari surfaktan oleokimia maupun surfaktan petrokimia. Secara
umum, kebanyakan rantai hidrokarbon dalam sebagian besar surfaktan dan lain-lain
surfaktan istimewa dihasilkan
dari bahan mentah berikut:
• Lemak dan minyak biasa
• Petroleum
• Etilena
• Propilena
Natural Fats and Oils

Dari minyak nabati dan hewani, trigliserida dipisahkan dan dikonversikan menjadi
pokok surfaktan intermediet
Coconut oil dan palm kernel oil menghasilkan rantai C12 C14 sedangkan lemak hewan
dan palm oil menghasilkan rantai C16- C18.
Keunggulan:
• Berasal dari SDA yang dapat diperbaharui
• Limbah yang relatif kecil
• Mudah terdegradasi
Fatty AIconol dari C12 – C18 diproduksi dari hidrogenasi fatty methyl esters
dan fatty acids.
Fatty alcohoI sangat penting dalam dasar oleokimia untuk surfaktan
intermediet.
Saat ini telah diproduksi komersial di india produk alpha olefins dari
dehidrasi natural fatty alcohol
Bahan Surfaktan dari Petroleum

Rantai hidrokarbon linear atau n-parafin dapat


diekstrak dari fraksi petroleum
Kerosen adalah fraksi petroleum yang mengandung
hidrokarbon C10 – C16+

Kelemahan:
• Pencemaran terhadap lingkungan
• Surfaktan yang dihasilkan sukar terdegradasi
• Bahan mentah berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
• Surfaktan Anionik (negatif)
Surfaktan ini memiliki bagian hidrofobik yang memilikion negatif. Dalam medium air berpisah dengan kation
positif menjadi ion negatif.
Contoh : AlkyI Benzene Sulfonate (ABS)
ABS merupakan surfaktan yang lebih efektif karena memberikan busa yang banyak, haega murah, dan
kualitas yang baik.
contoh lainnya: Alkohol sulfat dan Ester Sulfonat.

• Surfaktan Kation (positif)


Sama hainya dengan surfaktan anion, surfaktan kation
juga memisahkan diri dalam medium air. Kepala (bagian hidrofilik) sebagai kation yang mana memiliki sifatsurface
active.
Contoh: Senyawa-senyawa Ammonium
Surfaktan Non ionik (tak bermuatan)
Surfaktan non ionik tidak memisahkan diri pada medium air. Surfaktan ini
memiliki kutub polar seperti polygiycol eter atau sebuah polyol

Surfaktan Amfoterik (positif atau negatif)


Surfaktan ini memiliki ion positif dan negatif. Rantai hidrofobik mengikat
rantai hidrofilik sehingga tersusun dari ion positif dan negatif. Perlakuannya
tergantung pada kondisi medium atau nilai pH.
Contoh: Alkil betains.
Pada jurnal, diketahui bahwa
HLB butuh nya ada yang
11,40;9,34;10,37. Tapi, pada
perhitungan ini yang
digunakan adalah 9,34.
Karena, pada kesimpulan
jurnal tersebut bahwa dengan
nilai HLB 9,34 merupakan
HLB paling stabil untuk
sediaan tersebut.
digunakan adalah 5% dengan pelarut aqua dest ad 100. Berarti,
perhitunganya :
Emulgator yang dibutuhkan =
5
𝑥 100 = 5 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
HLB butuh = 9,34
Tween 80 HLB 16
Span 60 HLB 4,7

Misal Tween 80 a gram, Span 60 (5-a) gram


Jadi : (ax16)+[(5-a)] x 4,7] = 5 x 9,4
16a + 23,5-4,7a = 47
11,3a = 23,5
a = 2,07 gram (bobot tween 80)
Bobot span 60 = 5-a
= 5 – 2,07
= 2,93 gram

Anda mungkin juga menyukai