Anda di halaman 1dari 9

ASPEK HUKUM PADA PENGOBATAN

TRADISIONAL
Royli yendra setiawan
Aulia dini Fradila
Anggun meisiyofianti
Aisyah bustamam
Mona puspa permata sari
Cika febrian fanisya
Eka ayuning tiyas
Feggi nurzarti
Nikmah
Meri santi
Defenisi

OBAT TRADISIONAL adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-
bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Aspek legal

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat herbal


dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,
terutama untuk penyakit kronis, dan degeneratif.
KLASIFIKASI OBAT TRADISIONAL

JAMU Dibuat secara empirik berdasarkan pengalaman OBAT HERBAL


TERSTANDAR Bahan bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji farmakologi secara
eksperi mental (pada hewan coba) FITOFARMAKA Sama dengan obat modern bahan
bakunya harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik (pada manusia)
Sumber perolehan OT Dikembangkan
pemerintah dalam bentuk TOGA.
1. OBAT TRADISIONAL BUATAN SENDIRI Dikembangkan pemerintah dalam bentuk
TOGA.
2. OBAT TRADISIONAL BERASAL DARI PEMBUAT JAMU/ HERBALIST Jamu
gendong,Battra, Herbalist dll.
3. OBAT TRADISIONAL BUATAN INDUSTRI. Jamu rematik, jamu singset dll.
Landasan Peraturan terkait obat
tradisional/herbal
UUPK (Undang-undang Perlindungan Konsumen)/UU No 8 tahun 1999 Pasal 4 tentang
hak-hak konsumen Pasal 7 tentang kewajiban pelaku usaha Bab IV Perbuatan yang
dilarang bagi pelaku usaha (pasal 8) Bab VI Tanggung jawab pelaku usaha (pasal 19)
UU Kesehatan (UU No 36 tahun 2009) - Bagian kelima belas (pengamanan sediaan
farmasi dan alat kesehatan) : pasal 98 sampai 108
Pengaturan tentang pengobatan tradisional yang juga dikenal sebagai Battra
ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 angka 16 yang disebutkan bahwa pelayanan pengobatan
tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pada pengalaman dan ketrampilan turun temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat
Hak-hak konsumen
• hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau
jasa;
• hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
• hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa;
• hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
• hak untuk mendapat advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut;
• hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
• hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
• hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
• hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
TERIKAMASIH

Anda mungkin juga menyukai