Anda di halaman 1dari 37

TRANSFORMER

Kelompok 4
Tomi Alamsyah D1021171025
Jamalul Layl D1021171057
Muhammad Reky A D1021171103
Yusuf Aslan D1021171037

Universitas Tanjungpura
Fakultas Teknik
Teknik Elektro
Pokok Pembahasan:
 Introduksi Transformer
 Transformer Praktis
 Transformer 3 (Tiga) Fasa
Introduksi Transformer
• Pengertian
• Sejarah
• Bentuk dan Kontruksi
• Tipe Transformer
• Simbol
• Prinsip Kerja
Pengertian Transformer
Transformer adalah suatu alat listrik yang
dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain, melalui suatu gandengan magnet
dan berdasarkan prinsip induksi-
elektromagnet.

ENERGY
MEKANIK

TRANSFORMER
ENERGY ENERGY
LISTRIK TRANSFORMER LISTRIK
MENGAPA TRANSFORMER
Beberapa alasan digunakannya transformer,
antara lain:
1. Tegangan yang dihasilkan sumber tidak
sesuai dengan tegangan pemakai
2. Biasanya sumber jauh dari pemakai sehingga perlu
tegangan tinggi (Pada jaringan transmisi)
3. Kebutuhan pemakai / beban memerlukan tegangan
yang bervariasi
Sejarah Transformator
 1831, Michael Faraday mendemonstrasikan sebuah koil dapat
menghasilkan tegangan dari koil lain.
 1832, Joseph Henry menemukan bahwa perubahan flux yang
cepat dapat menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi
 1836, Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan
dua koil.
 1850 – 1884, era penemuan generator AC dan penggunaan
listrik AC

 1885, Georges Westinghouse & William Stanley


mengembangkan transformer berdasarkan generator AC.
 1889, Mikhail Dolivo-Dobrovolski mengembangkan transformer
3 fasa pertama
Tipe Transformer

Berdasarkan cara
melilitkan kumparan
pada inti, dikenal dua
macam transformator,
yaitu tipe inti dan tipe
cangkang.
Tipe Inti (Core Type)

Tipe konstruksi pertama terdiri dari


lapisan lempengan baja segi
empat sederhana dengn
kumparan transformator melit di
kedua sisi persegi empat.
Tipe Cangkang (Shell Type)

Tipe ini terdiri dari


sebuah inti yang mempunyai
lapisan tiga-kaki dengan
kumparan melilit disekitar kaki
bagian tengah (gambar
dibawah ini). Pada kasus
yang lain, inti dibuat berlapis-
lapis yang diberi
lapisan isolasi listrik disetiap
lapisannya untuk mengurangi
timbulnya arus eddy
Simbol Transformer

 Transformer 1 fasa

 Transformer 3 fasa

Yd
Simbol Transformer (2)
 Transformer Pengukuran
 Current Transformer

 Potential Transformer
Prinsip Kerja
Prinsip dasar suatu transformator adalah induksi bersama
(mutual induction) antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh
fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana, transformator terdiri dari
dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah tetapi secara
magnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai relaktansi
yang rendah. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual
induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti
besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan
atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan
induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak balik
mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl) .
Prinsip Kerja
Trafo dihubungkan dengan sumber tegangan V1.
Mengalir arus a(iex / -90o )
Iex membangkitkan arus gaya maknit (ф / sefasa dengan iex )
ф Membangkitkan tegangan tentang (e1 / -90o terhadap ф)
PRIMER SEKUNDER Ф Membangkitkan tegangan
Iex
Ф Sekunder (e2 / -90o terhadap ф)
Karena trafo tersebut tidak
~ V1 E1 E2 V2 berbeban, maka v2 = e2

INTI BESI V1
Ф

Iex
O 2
V1 , E1 E2 /2  (3/2)
Iex

Ф E1

E2
Ideal Transformer
Daya pada rangkaian primer = daya pada rangkaian sekunder

I1 I2
P1 = P2 I2 : I1 = V1 : V2
V1 V2 I1.V1 = I2.V2 =a
= Ratio Trafo
I1.N1 = I2.N2
N1 : N2 = I2 : I1
P1 = Daya Primer V1 = Tegangan Primer
P2 = Daya Sekunder V2 = Tegangan Sekunder = V1 : V2
I1 = Arus Primer N1 = Jumlah Lilitan Primer
I2 = Arus Sekunder N2 = Jumlah Lilitan
=a
Sekunder
= Ratio Trafo
RANGKAIAN EQUIVALENT
TRAFO
Untuk mempermudah analisis dalam pengujian, rangkaian primer dan
sekunder dibuat menjadi sebuah rangkaian yang disebut rangkaian
Equivalent.

RANGKAIAN RANGKAIAN
Rugi tembaga sekunder dilihat PRIMER SEKUNDER

dari primer = I22 x R2


I1 R1 X1 X2 R2 I2
= I12 (I22/I12) x R2

= I12 (I2/I1)2 x R2 V1 E1 E2 V2

= I12 x a2 x R2

Dari sini maka resistan sekunder


I1 R1 X1 X2’ R2’
dilihat dari primer (R2’) = a2 R2

Dan reaktan sekunder dilihat


V1
dari primer (X2’) = a2 X2
Contoh Soal
 Sebuah trafo ideal mempunyai 90 lilitan disisi primer dan 2250
lilitan di sisi sekunder terhubung pada sumber tegangan 120V
60Hz

 Hitung:
 Tegangan efektif yang melalui terminal sekunder
 Tegangan peak yang melalui terminal sekunder
 Tegangan sesaat yang melalui sisi sekunder ketika tegangan sesaat yang melalui sisi primer adalah 37 V

 Jawab:
 A. E1/E2 = N1/N2  C. Ketika e1 = 37 V maka
120/E2 = 90/2250  N2/N1 = 2250/90
E2 = 3000 V
= 25 (rasio)
 B. E2peak = √2 E2
= 1,414 x 3000  e2 = 25 x 37
= 4242 V = 925 V
Transformer Praktis
Kerugian pada Transformer
Rangkaian Ekuivalen
Kerugian pada Transformer

 Rugi-rugi inti:
 Rugi-rugi arus pusar / eddy current
 Rugi-rugi hysterisis

 Rugi-rugi tembaga
Rugi Arus Pusar
 Rugi arus eddy adalah terjadinya arus pusar yang arahnya ber-putar
didalam inti trafo. Arus ini menimbulkan panas didalam inti trafo.

EDDY CURRENT

INTI BERLAPIS
DAN DISEKAT

 Untuk mengurangi rugi arus eddy, inti trafo


dibuat berlapis-lapis masing-masing
lapisan disekat, sehingga arah pusaran
arus dipependek.
Rugi Hysterisis

Iex
 Rugi hysterisis memperbesar Iex

 Untuk mengurangi rugi hysterisis,


inti trafo dibuat dari besi lunak

 Rugi hysterisis dan arus pusar tetap,


tidak tergantung besar beban
RUGI HYSTERISIS
Rugi-rugi tembaga

 l
R
A
R = Tahanan (Ohm)
ρ = Tahanan jenis (Ohm.m)
l = Panjang (m)
A = Luas penampang (m2)
Rugi-rugi tembaga(2)
Rugi tembaga adalah rugi-rugi lilitan primer dan sekunder lilitan primer
dan sekunder terdiri dari kawat tembaga yang mempunyai panjang dan
penampang

 RUGI TEMBAGA PRIMER = IP2.RP (Watt)

 RUGI TEMBAGA SEKUNDER = IS2.RS (Watt)

RP & RS = Tahanan Primer & Sekunder ()


IP & IS = Arus Primer & Sekunder (Ampere)

Karena rugi tembaga tergantung dari arus primer dan sekunder, maka
rugi tembaga bersifat tidak tetap tergantung beban trafo
RANGKAIAN EQUIVALENT
TRAFO

R1 Xf1 I1 Xf2 R2 I2

E1 V2
V1 E2
Xm Rm

Pada rangkaian praktis, terdapat rugi inti yang dinyatakan dengan Xm


dan Rm
Contoh Soal

 Kumparan sekunder dari sebuah transformer


mempunyai 180 lilitan. Ketika trafo dalam kondisi
terbebani arus sekundernya mempunyai nilai efektif
18 A 60 Hz. Flux mutual mempunyai nilai peak 20
mWb, flux bocor disisi sekunder mempunyai nilai
peak 3 mWb.

 Hitung :
A. Tegangan induksi di kumparan sekunder yang
disebabkan oleh flux bocor.
B. Nilai reaktansi bocor disisi sekunder.
C. Nilai dari E2 induksi yang disebabkan oleh flux
mutual.
Contoh Soal (2)
Jawab :
A.
Ef2 = 4,44 f N2Φf2
= 4,44 x 60 x 180 x 0,003
= 143,9 V

B.
Xf2 = Ef2 / I2
= 143,9 / 18
=8Ω

C.
E2 = 4,44 f N2Φm
= 4,44 x 60 x 180 x 0,02
= 959 V
Transformator Tiga Phasa
Konstruksi
Perhitungan
Jenis-jenis Pendinginan
Sistem Proteksi
Transformator Tiga Phasa
Konstruksi trafo tiga fasa terdiri dari rangaian tiga buah trafo satu
fasa

R S T

r s t
FORMULASI TRANSFORMATOR
TIGA FASA
Bila rangkaian primer atau sekunder trafo terhubung bintang

ILine
R
R ILine = IFasa
IFasa VRS = VLL = Voltage line to line
VLL
N VRS = VR – VS VR = VS = VT = VLN
N
T = VR.√3. = Voltage line to netral
VLN T S
S P3 Fasa = Daya Trafo Tiga Fasa

Vrs
VLL = VLN. 3 Maka VLN = VLL / 3
VR P3 Fasa = 3.I.VLN
Vrs
-VS
= 3.I.(VLL/ 3)
N
VT VS = I.VLL. 3
Bila rangkaian primer atau sekunder trafo terhubung
delta IR = IS = IT = ILine = Arus Line
VLine = VFasa
Ir = Is = It = IFasa = Arus Fasa
T IR = I r – It
Is It VRS = VST = VTR
VLine = VFasa = Ir.√3.
S = Tegangan Line
Ir
R P3 Fasa = Daya Trafo Tiga Fasa
IR

It
ILine = IFasa. 3 Maka IFasa = ILine / 3
P3 Fasa = 3.IFasa.V = 3.(Iline / 3).V
Is
= ILine.V. 3
Ir

- It

IR
Penentuan Parameter Transformator

Terdapat enam parameter transformator yang harus ditentukan,


diantaranya : R1, X1, R’2,X’2,Rc dan Xφ
.
Untuk menentukan besarannya kita memerlukan metoda Uji :

Uji Tak Berbeban ( Uji Beban nol )


Uji Hubung Singkat
Uji Tak Berbeban

 Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan


primer dihubungkan dengan sumber tegangan
V1, maka hanya Io yang mengalir (rangkaian
ekivalen). Dari pengukuran daya yang masuk(P1),
arus Io dan tegangan V1 akan diperoleh harga :
Uji Hubung Singkat

 Hubung singkat berarti Impedansi Zl


diperkecil menjadi nol, sehingga
impedansi Zeq = Req + jXeq Yang
membatasi arus. Karena harga Req
dan Xeq ini relative kecil, harus dijaga
tegangan yang masuk (Vhs) cukup
kecil sehingga arus yang dihasilkan
tidak melebihi arus normal, sehingga
pada pengukuran ini dapat diabaikan
Pengaturan Tegangan

 Pengaturan tegangan suatu transformator ialah


perubahan tegangan sekunder antara beban nol
dan beban penuh pada suatu faktor kerja tertentu,
dengan tenganan primer konstan
 Pengaturan = V2 tanpa beban - V2 beban penuh

V2 beban penuh

Dengan mengingat model rangkaian yang telah


ada (dalam hal ini harga sekunder di transformasikan ke
harga primer)
Pengaturan = aV2 tanpa beban - aV2 beban penuh
a V 2 beban penuh
 Dari rangkaian diatas ternyata :
a V2 Tanpa beban = V1
a V2 beban penuh = harga tegangan nominal (dalam hal ini
tegangan nominal primer)
AREVA,Power Transformer Fundamental
(2008)
AREVA,Power Transformer Fundamental
(2008)
Referensi

 Utomo, Heri Budi.(2002).Overhaul Trafo


Tenaga Tegangan Tinggi & Extra Tinggi.

 AREVA T&D. (2008). Power Transformers


(Vol. 1 Fundamentals). Paris: Areva T&D.

Anda mungkin juga menyukai