Anda di halaman 1dari 20

P

P e
e m Disusun oleh :
r b Adzania Nur Farojandari (1613020037)
e e
Siti Khoirunnisa (1613020028)
n l
n I Muhammad Said Ali Qubain (1613020130)
c a
a j
n a
a r
a a
n Dosen Pembimbing :
Muhammad Alwi,M.Pd
1. Apakah model pembelajaran
berbasis masalah ?

2. Apakah model
pembelajaran projek ?

3. Apakah model
pembelajaran penemuan ?
Definisi :
Pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar

Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan


adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah
yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh
peserta didik yang diharapkan dapat menambah
keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi
pembelajaran.
Masalah sebagai
Peserta Didik sebagai
Guru sebagai Pelatih Awal Tantangan dan
Problem Solver
Motivasi
o Asking about thinking o Peserta yang aktif. o Menarik untuk
(bertanya tentang pemikiran). o Terlibat langsung dipecahkan.
o Memonitorpembelajaran. dalam pembelajaran. o Menyediakan
o Probbing ( menantang o Membangunpembel kebutuhan yang ada
peserta didik untuk berpikir ). ajaran. hubungannya dengan
o Menjagaagar peserta didik pelajaran yang
terlibat. dipelajari.
o Mengaturdinamika
kelompok.
o Menjaga berlangsungnya
proses.
1.Kurikulum:
2.Responsibility:
3.Realisme:
4.Active-learning :
5.Umpan Balik:
6.Keterampilan Umum
7.Driving Questions
8.Constructive Investigations
9.Autonomy
1. Melalui PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.
2. Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja,
motivasi internal untuk belajar, dan mengembangkan
hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1 Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi siswa kepada masalah. logistik yg dibutuhkan.
Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
Fase 2 Membantu siswa mendefinisikan
Mengorganisasikan siswa. danmengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
Membimbing penyelidikan individu yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
dan kelompok. mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Fase 4 Membantu siswa dalam merencanakan dan


Mengembangkan dan menyajikan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
hasil karya. model dan berbagi tugas dengan teman.

Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang


Menganalisis dan mengevaluasi telah dipelajari /meminta kelompok presentasi
proses pemecahan masalah. hasil kerja.
Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara
evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.
1. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh peserta
didik itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil
pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin
dicapai (standard) oleh peserta didik itu sendiri dalam
belajar.
2. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi
untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil
penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya
sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
1.Penilaian kinerja peserta didik.
2.Penilaian portofolio peserta didik.
3.Penilaian potensi belajar
4.Penilaian usaha kelompok
Konsep/Definisi
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)
adalah model pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka
kerja.
2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada
peserta didik.
3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan.
4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk
mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan
permasalahan.
5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas
yang sudah dijalankan.
7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan
perubahan.
1. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu
yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan
yang komplek.
2. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan,
karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
3. Banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional,
dimana guru memegang peran utama di kelas. Ini
merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru
yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga
kebutuhan listrik bertambah.
KELEBIHAN KELEMAHAN
1. Memerlukan banyak waktu untuk
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta
menyelesaikan masalah.
didik untuk belajar dan mendorong
2. Membutuhkan biaya yang cukup
kemampuan mereka untuk melakukan
banyak.
pekerjaan penting.
3. Banyak guru yang merasa nyaman
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan
dengan kelas tradisional di mana
masalah.
guru memegang peran utama di
3. Membuat peserta didik menjadi lebih
kelas.
aktif dan berhasil memecahkan
4. Banyaknya peralatan yang harus
problem-problem yang kompleks.
disediakan.
4. Meningkatkan kolaborasi.
5. Peserta didik yang memiliki
5. Mendorong peserta didik untuk
kelemahan dalam percobaan dan
mengembangkan dan mempraktikkan
pengumpulan informasi akan
keterampilan berkomunikasi.
mengalami kesulitan.
6. Meningkatkan keterampilan peserta
6. Ada kemungkinan peserta didik yang
didikdalam mengelola sumber.
kurang aktif dalam kerja kelompok.
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential
Question)
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the
Project)
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor
the Students and the Progress of the Project)
5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
2) Penilaian Produk
a) Pengertian
1) Penilaian Proyek Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
a) Pengertian pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian proyek merupakan Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan
kegiatan penilaian terhadap suatu setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
tugas yang harus diselesaikan dalam 1. (Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan
periode/waktu tertentu. peserta didik dan merencanakan, menggali, dan
Pada penilaian proyek setidaknya mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. (Tahap pembuatan produk (proses), meliputi:
ada 3 hal yang perlu
penilaian kemampuan peserta didik dalam
dipertimbangkan yaitu: menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan
1. Kemampuan pengelolaan teknik.
2. Relevansi 3. (Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi:
3. Keaslian penilaian produk yang dihasilkan peserta didik
b) Teknik Penilaian Proyek sesuai kriteria yang ditetapkan.
Penilaian proyek dilakukan mulai
dari perencanaan, proses b) Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik
pengerjaan, sampai hasil akhir
atau analitik.
proyek. (1) Cara holistik,
(2) Cara analitik,
Definisi/Konsep
Model Discovery Learningadalah didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi
sendiri
KELEBIHAN KELEMAHAN
1. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan
1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan
pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang
meningkatkan keterampilan-keterampilan
kurang pandai, akan mengalami kesulitan
dan proses proses kognitif. Usaha
abstrak atau berpikir atau mengungkapkan
penemuan merupakan kunci dalam proses
hubungan antara konsep-konsep, yang
ini, seseorang tergantung bagaimana cara
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
belajarnya.
akan menimbulkan frustasi.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui
2. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa
model ini sangat pribadi dan ampuh
yang banyak, karena membutuhkan waktu
karena menguatkan pengertian, ingatan
yang lama untuk membantu mereka
dan transfer.
menemukan teori atau pemecahan masalah
3. Menimbulkan rasa senang pada siswa,
lainnya.
karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
3. Harapan-harapan yang terkandung dalam
berhasil.
model ini dapat buyar berhadapan dengan
4. Model ini memungkinkan siswa
siswa dan guru yang telah terbiasa dengan
berkembang dengan cepat dan sesuai
cara-cara belajar yang lama.
dengan kecepatannyasendiri.
4. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA
5. Menyebabkan siswa mengarahkan
kurang fasilitas untuk mengukur gagasan
kegiatan belajarnya sendiri dengan
yang dikemukakan oleh para siswa
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan
Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur yang
harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar
secara umum sebagai berikut.
1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
2. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
4. Data Processing (Pengolahan Data)
5. Verification (Pembuktian)
6. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian
dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun nontes,
sedangkan penilaian yang digunakan dapat berupa
penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
siswa. Jika bentuk penilaiannya berupa penilaian kognitif,
maka dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk
penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau
penilaian hasil kerja siswa dapat menggunakan nontes.

Anda mungkin juga menyukai