Oleh:
Wahyu Adi Prabowo 1312030014
Maya Larasati 1312030028
Nazmatuz Zahiroh 1312030066
Efrida Lailatul F 1312030072
Definisi Keseimbangan Firm
Keseimbangan dalam bahasa ekonomi memiliki arti
suatu keadaan seimbang, dimana tiada ada tekanan –tekanan
endogen, tekanan-tekanan dalam yang dapat mendatangkan
perubahan.
Suatu firm dikatakan mencapai keseimbangan jika firm
yang bersangkutan itu berhasil mencapai atau memperoleh laba
maksimal. Pada hakikatnya suatu keadaan keseimbangan
bagi firm adalah suatu keadaan yang sebaik-sebaiknya baginya.
Laba maksimal adalah selisih sebesar-besarnya dari
penerimaan atas biaya.
Rugi minimal : selisih sekecil-kecilnya dari biayaatas
penerimaan .
Konsepsi Laba
Laba : suatu kelebihan penerimaan atas biaya
Rugi : kelebihan biaya atas penerimaan
Laba dapat mempunyai 3 pengertian :
1. Rugi
Rugi adalah suatu keadaan dimana penerimaan lebih kecil daripada
biaya.
2. Laba normal
Laba normal : suatu keadaan yang berada diantara rugi dengan
laba,di mana tidak ada laba dan pula rugi. Jelasnya laba normal
adalah suatu keadaan dimana revenue sama dengan cost.
3. Laba supernormal
Laba supernormal memiliki pengertian sebagai laba positif.
Dihubungkan dengan asumsi keadaan keseimbangan (equilibrium
position) maka supernormal profit itu berarti laba supernormal
maksimal.
Laba supernormal mengandung 3 pengertian :
1. Laba rerata (average profit atau unit profit): laba yang
diperoleh untuk setiap satuan output yang dihasilkan/dijual.
Average profit = AR-AC
2. Laba marginal (marginal profit): besarnya tambahan laba
yang diperoleh pada saat jumlah output yang dihasilkan/dijual
diperbesar.posisi keseimbangan dicapai ketika besarnya laba
marginal =0 atau MR-MC=0 atau MR=MC
3. Laba total (total profit): keseluruhan jumlah laba yang
diterima oleh karena dijualnya sejumlah satuan output tertentu.
Kesimpulannya,posisi keseimbangan dicapai ketika :
a. Laba marginal=0
b. Laba total adalah maksimal
Besarnya laba total didapat melalui 3 cara :
1. TR-TC
total revenue dikurangi total cost sama dengan total
profit.
2. (AR-AC)Q
laba total dicapai dari rumus (AR-AC)Q. dapat ditulis pula
(ARxQ)-(ACxQ). Dapat diketahui bahwa ARxQ=TR
dan ACxQ=TC.
Rumus tersebut dapat dituliskan TR-TC.
3. ∑MR-∑MC
laba total didapat dengan ∑MR-∑MC, laba total yang
didapat melalui rumus ini tidak lain adalah penjumlahan
laba marginal.
Keseimbangan Firm
Persaingan sempurna
AR
0 output
Total revenue dan marginal revenue
Total revenue (TR) adalah penerimaan total yang
didapatkan dari hasil penjualan seluruh barang atau output
yang bersangkutan.
TR = P x Q
Marginal revenue (MR) adalah penerimaan marginal
yang dapat ditemukan dengan rumus ∆TR/∆Q. Cara lain
untuk melihat kurva marginal revenue adalah dengan
mempergunakan elastisitas permintaan. Dapat dinyatakan
sebagai berikut :
MR=AR- AR/e
MR=AR- AR/∞
MR = AR - 0
MR = AR
Keseimbangan dalam Persaingan Sempurna
Output Harga Total Marginal Total Average Marginal Average Marginal Total
Revenue Revenue Cost Cost Cost Profit Profit Profit
(Q) (P) (TR) (MR) (TC) (AC) (MC)
Ton Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
{1} {2} {3} {4} {5} {6} {7} {8} {9} {10}
0 5 0 - 1 - - - - -1
1 5 5 5 4 4 3 1 2 1
2 5 10 5 6 3 2 2 3 4
3 5 15 5 9 3 3 2 2 6
4 5 20 5 14 3,5 5 1,5 0 6
5 5 25 5 21 4,20 7 0,75 -2 4
6 5 30 5 30 5 9 0 -4 0
7 5 35 5 49 7 19 -2 -7 -149
Rumus perhitungan:
Penerimaan total(TR) = Q x P
Penerimaan marginal(MR) = ∆TR/∆Q
Biaya total(TC) = FC + VC
Biaya rerata(AC) = TC/Q
Biaya marginal(MC)= ∆TC/∆Q
Baik marginal revenue maupun marginal cost, kedua-duanya
menunjukkan koefisien arah daripada masing-masing kurva
totalnya. Marginal revenue merupakan koefisien arah kurva
total revenue, sedangkan marginal cost juga merupakan
koefisien arah kurva total cost.
Kurva Laba total dalam industri persaingan sempurna
a. Biaya Rerata
1. Increasing Cost
Apabila firm bekerja dengan biaya rerata yang
meningkat(Increasing Cost), maka firm pasti akan
bekerja pula dengan biaya marginal meningkat
(Increasing Marginal Cost).
2. Constant Cost
Apabila firm bekerja dengan biaya rerata yang konstan
(Constant Average ), maka biaya marginalnya akan
meningkat (Increasing Marginal Cost).
3. Decreasing Cost
Apabila firm bekerja dengan biaya rerata menurun
(Decreasing Cost), maka banyak kemungkinan yang
bisa terjadi dengan biaya marginalnya (Marginal Cost).
Kemungkinan-kemungkinan Firm Yang
Bekerja Saat Decreasing Cost
a. Decreasing Cost pada saat diperoleh laba
Supernormal
Kemungkinan Pertama untuk firmn yang bekerja
dengan Decreasing Cost pada saat firm memperoleh
laba supernormal adalah biaya marginal (Marginal
Cost) nya akan meningkat. Dalam industri persaingan
monopolistik, firm akan mendapatkan laba
supernormal dengan biaya rerata menurun
(Decreasing Cost), sedangkan biaya marginalnya
meningkat.
Kemungkinan kedua untuk firm yang bekerja dengan
Decreasing Cost pada saat ia memperoleh laba
supernormal adalah bahwa biaya Marginal (Marginal
Cost) nya berada pada posisi konstan. Firm yang
bekerja pada industri persaingan monopolistik,
mendapatkan laba supernormal pada saat
keseimbangan dengan biaya rerata menurun
(Decreasing Cost), maka biaya marginalnya adalah
Konstant (Constant Marginal Cost).
Kemungkinan ketiga untuk firm yang bekerja dengan
Decreasing Cost adalah bahwa biaya Marginal (Marginal
Cost) nya juga akan menurun. Tetapi kemungkinan ini tidak
mungkin terjadi, karena kurva biaya Marginal (MC) menurun
dan memotong kurva permintaan marginal (MR). Artinya
kurva biaya Marginal (MC) lebih landai daripada kurva
permintaan Marginal (MR). Dalam keadaan ini, firm justru
akan menderita kerugian maksimum. Untuk memperoleh
laba maksimum, kurva permintaan marginal (MR) memiliki
koefisien kecondongan yang lbih kecil daripada kurva biaya
marginal (MC). Dengan demikian equilibrium of firm atau
keseimbangan firm untuk mendapatkan laba supernormal
maksimum hanya dapat terjadi jika firm bekerja pada biaya
marginal yang constant atau meningkat (Constant atau
Increasing Marginal Cost).
b. Decreasing Cost pada saat diterima laba
normal atau diderita rugi
Jika suatu firm didalam persaingan monopolistik hanya mendapatkan
laba normal saja, maka biaya rerata pasti menurun (Decreasing Cost).
Pada saat kurva biaya rerata (AC) bersinggungan dengan kurva
penerimaan rerata (AR), penerimaan rerata sama dengan biaya rerata
(AR=AC) dan firm nya hanya akan mendapatkan laba normal saja.
Jika suatu firm didalam persaingan monopolostik mendrita kerugian,
maka biaya reratanya pasti akan menurun (Decreasing Cost). Apabila
biaya rerata lebih besar daripada biaya penerimaan , maka secara
tersendirinya firm tersebut sdang menderita kerugian, yakni rugi
rerata (Average Lost) dan rugi total (Total Lost). Kesimpulannya,
sebuah firm dalam dalam persaingan tidak sempurna yang menderita
kerugian, maka biaya reratanya pasti akan menurun (Decreasing
Cost).
b. Biaya Marginal
1. Increasing Marginal Cost
Apabia firm dalam industri persaingan monopolistik
bekerja dengan biaya marginal yang meningkat, maka ada 3
kemungkinan yang dapat terjadi :