Anda di halaman 1dari 43

LIMBAH INDUSTRI

FARMASI

Ferri Widodo
PSSF FKUB 2018
SCOPE

Jenis Limbah Industri


Farmasi

Pengelolaan Limbah
Farmasi
INTRODUCTION
Biokonsentrasi (disebut juga
bioakumulasi atau biomagnifikasi)

BCF mengukur kecenderungan konsentrasi untuk suatu zat tertentu


Mengapa kita peduli
dengan limbah farmasi?
 Untuk melindungi manusia & lingkungan yang meningkatkan
bukti bahaya dari jumlah yang sangat kecil dari beberapa obat-
obatan, terutama dalam perkembangan janin & bayi baru lahir
 Untuk menjadi warga negara yang baik
 Untuk mematuhi Pedoman Perilaku kita & peraturan lain yang
berlaku
 Untuk menghindari denda & hukuman penjara
Limbah Farmasi:
 Dua jenis utama limbah farmasi:
berbahaya & tidak berbahaya.
 Limbah berbahaya seperti yang
didefinisikan oleh EPA RCRA adalah
limbah dengan sifat yang
berbahaya atau berpotensi
membahayakan kesehatan manusia
atau lingkungan, & termasuk bahan
kimia & obat-obatan.
Isi Arus Limbah Farmasi Saat Ini
CHEMO WASTE CHEMO WASTE
SAMPAH KOTA SEWER SYSTEM RED SHARPS
- SHARPS - SOFT

• Packaging • IV’s • Vials • Gowns • Vials


• Empty glass bottles - D5W - Empty (trace) • Gloves - Empty
• Empty plastic bottles - NaCl - Partial (residue) • Goggles - Partial
• Paper - Other? • Syringes/Needles • Tubing • Syringes/Needles
• Plastic • Controlled - Empty • Wipes - Empty
- Unused, partial • Spill clean up? - Unused, partial
• Food waste, etc. substances?
• IV’s • IV’s
• Antibiotics? - Empty - Empty
- Unused, partial - Unused, partial
• Spill clean up?

INSTALATOR WATER AUTOCLAVE/


LANDFILL ATAU MUNICIPAL
MEDICAL WASTE INCINERATOR
TREATMENT PLANT MICROWAVE

Ash Shredded (?)


Dibuang ke air Discharge to
tanah atau emisi surface waters
udara
NON-HAZARDOUS LANDFILL

Leachate
Copyright © 2002 by PharmEcology™ Associates, LLC
Chemo Waste Hazardous
Waste
Residue or bulk chemo
in vials, unused IV’s, P, U. toxic D

Empty vials,
syringes, IVs,
tubing, gowns,
gloves,etc.
KETENTUAN CPOB
Pengolahan Limbah Bahan Beracun
dan Berbahaya (B3)
Sistem pengelolaan limbah B3 dilaksanakan dg
menggunakan suatu pendekatan yg bertujuan
keselamatan terhadap semua tahap & operasi yg
melibatkan keseluruhan tahapan.
Tahapan dasar pengelolaan limbah B3 tergantung:
 Jenis limbah
 Perlakuan pendahuluan

 Pengolahan
 Stabilisasi
 Disposal
Masing-masing tahap harus dengan hati-hati
direncanakan & dilaksanakan, serta pengaruh aktivitas
pengelolaan limbah B3 masa datang, terutama disposal
harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Karakteristik limbah B3
 -Mudah terbakar
 -Korosivitas

 -Reaktivitas

 -Toksisitas
Fasilitas pengolahan komersil untuk limbah B3

1. Pengolahan thermal
 Rotary incenerators
 Liquid injection incinerators
 Plasma incinerators
 Wet air oxidation
 Fluidazed bed combustion
2. Pengolahan kimia
 Netralisasi

 Detoksifikasi

 Presipitasi (Pengendapan)

 Penukar ion
Fasilitas pengolahan komersil untuk limbah B3

3. Pengolahan Fisika
 Filtrasi

 Flokulasi

 Sedimentasi

 Sentrifugasi

4. Disposal
 Langsung ke landfill (penimbunan)
 Perlakuan pendahuluan & kemudian ke landfill
 Pembuangan air limbah
 Pembuangan ke udara
Kegiatan pengelolaan limbah B3 meliputi
pengumpulan limbah, pemindahan, penyimpanan,
pengolahan, pengurangan limbah, daur ulang &
pembakaran.

Operasi Pengelolaan limbah meliputi:


1. Sistem pengangkutan yg aman & dioperasikan staf yg
dilatih khusus.
2. Pemeriksaan awal & pemeriksaan ulang limbah untuk
mengetahui jenis limbahnya & bagaimana mengolahnya.
3. Sistem pencatatan yg akan menyimpan data tentang
pengiriman, pengolahan & proses pembuangan limbah yg
dilakukan.
4. Sistem pengawasan yg akan memastikan bahwa operasinya
tidak merusak lingkungan maupun kesehatan karyawan.
PROSES PENGOLAHAN LIMBAH B3
Jenis teknologi proses yg umum digunakan :
 Secure landfill (lahan penimbunan terkendali)
 Stabilisasi/Solidifikasi

 Destruksi Termal

1. SECURE LANDFILL
 Teknologi secure landfill dilaksanakan dg mengurung limbah
B3 dalam lahan penimbunan (landfill).
 Bagian dasar landfill dilapisi berbagai tingkatan lapisan
pengaman yg berfungsi mengurung limbah B3, agar polutan
tdk terdistribusi ke lingkungan sekitar melalui proses
perembesan ke dalam air tanah.
 Jenis limbah B3 yg dpt langsung ditimbun & landfill sangat
sedikit (misalnya : asbes). Sebagian besar limbah B3
anorganik harus diproses terlebih dahulu dg stabilisasi /
solidifikasi untuk mengurangi /menghilangkan sifat racun
limbah B3.
Sistem pelapisan landfill

Standar Keputusan Kepala BAPEDAL No.04/BAPEDAL/1995:

1. Sistem pelapisan dasar:


 Sub-base landfill : tanah liat yg dipadatkan. Ketebalan >1 m.
 Secondary Geomembrane: lapisan High Density Polyethylene
(HDPE) ketebalan 1,5 mm. Dirancang utk menahan segala
instalasi, operasi & penutupan akhir landfill.
 Primary Soil Liner: terdiri dari lapisan tanah liat geosintesis.
Dalam keadaan basah jika terjadi kebocoran, lempung ini
mengembang & kemudian menyumbat kebocoran lapisan
atasnya.
 Primary Geomembrane: lapisan dg ketebalan 1,5 mm.
Dirancang untuk menahan segala tekanan sewaktu instalasi,
konstruksi, operasi & penutupan akhir landfill.
2. Sistem pelapisan penutup akhir landfill

 Intermediate Soil Cover: diatas timbunan limbah setelah


lapisan terakhir limbah. Terbuat dari tanah setempat
dengan ketebalan >25 cm.
 Cap soil Barrier: lapisan yg terbentuk dari lempung yg
dipadatkan
 Cap geomembrane: lapisan HDPE ketebalan 1,0 mm.
 Cap drainage layer: ditempatkan diatas cap
geomembrane. Terbuat dari HDPE. Komponen paling
atas cap geomembrane adalah geotekstil yg dirancang
untuk meminimisasi penyumbatan.
 Vegetative layer : lapisan tanah setempat dg ketebalan
60 cm yg ditempatkan diatas cap drainege layer.
 Vegetation adalah lapisan penutup landfill
Sistem pengendalian & pemantauan air lindi (leachate)

Lindi  air hujan yg jatuh ke area landfill, yg kontak dg


limbah B3 baik langsung maupun tdk langsung.

Tahap pemeliharaan & pemantauan akhir sd 30 th


kemudian.

2. STABILISASI/SOLIDIFIKASI
Proses stabilisasi utk menjamin sifat kimia & fisika limbah
B3 yg diolah sesuai dg kriteria landfill limbah B3. Jika
terjadi sesuatu hal thd landfill, limbah B3 yg telah
distabilisasi akan menjamin tdk ada serapan komponen
limbah B3 ke lingkungan.
Inti proses stabilisasi: adanya pencampuran antara limbah
B3 dg bahan kimia (stabilization reagents). Proses
stabilisasi menghasilkan suatu campuran yg aman.
3.DESTRUKSI TERMAL

 Destruksi termal/insinerasi: proses penghancuran polutan


organik yg terkandung dlm limbah B3 dg cara pembakaran/
insenerasi pd suhu & waktu tinggal yg tepat. Umumnya
suhu yg aman untuk proses insenerasi > 1250oC & waktu
tinggal gas/uap minimum 2 detik.
 2 tahap destruksi termal: tahap pencampuran (blending) &
tahap insenerasi (pembakaran).

Parameter fisika & kimia yg dikendalikan dlm pencampuran:


-Berat jenis
-viskositas
-nilai kalori
-Kandungan sulfur
-Kandungan senyawa halida (Cl, Br dan F)
-Kandungan abu
-Kandungan logam-logam berat (As, Cd, Cr, Pb, Hg, Tl dan Zn)
Pengertian beberapa istilah
• DO (Dissolved Oxygen) adalah banyaknya oksigen terlarut dalam
air dinyatakan dalam mg/L.
• COD (Chemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen yang
digunakan untuk mengoksidasikan senyawa organik & anorganik
yg bisa teroksidasi dalam air, dinyatakan dalam mg/L.
• BOD (Biological Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen yg
dibutuhkan oleh bakteri aerobic untuk menguraikan &
menstabilkan sejumlah senyawa organik dalam air melalui proses
oksidasi biologis aerobic, dinyatakan dalam mg/L.

39
Contoh Hasil Pengujian

40
Waste Water Treatment Regulation berdasarkan
Kep. 51/MenLH/10/1995 mengenai Baku Mutu
Limbah Cair Industri Farmasi

Parameter Proses Pembuatan Formulasi /


Bahan Formula pencampuran
BOD 100 ppm 75 ppm

COD 300 ppm 150 ppm

TSS 100 ppm 75 ppm

Total N 30 ppm -

Phenol 1,0 ppm -

pH 6,0-9,0 6,0-9,0
Pengelolaan & Pemantauan Pencemaran Udara
Sumber Pencemaran :
- Debu selama proses produksi
- Uap lemari asam di laboratorium
- Uap solvent proses film coating
- Asap Steam boiler, generator listrik dan incenerator

Tolak Ukur Dampak :


SK Men LH No. 13/MENLH/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak

Upaya Pengelolaan Lingkungan


 Lemari asam dilengkapi dgn exhaust fan dan cerobong + 6 m dilengkapi dgn
absorbent
 Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)
 Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector unit
 Asap dari Genset dan Incenerator dibuat cerobong asap + 6 m

Pemantauan
Kualitas udara di dalam dan diluar lingkungan industri, meliputi kadar H2S,
NH3, SO2, CO, NO2, O3, TSP (debu), Pb
42
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai