VASKULAR
DEFINISI
Trauma tumpul :
Benturan langsung, pada fraktur pembuluh darah
dapat terjepit atau
tertarik melampaui daya elastisitasnya.
Arteriografi dilakukan bila terdapat keraguan diagnosis pada reeksplorasi atau pasca
operasi. Arteriografi juga dianjurkan pada trauma luas untuk mengetahui lesi vaskular yang
multiple dan kondisi kolateral yang ada.
Angiografi berguna untuk mengevaluasi luasnya trauma, sirkulasi distal, dan perencanaan
operasi. Akurasi angiografi cukup tinggi, yakni 92-98%. Alat ini terutama berguna untuk
mendiagnosis trauma arteri minimal yang dapat luput dari pengamatan karena minimalnya
gejala klinis yang ditampilkan. Indikasi untuk melakukan angiografi di antaranya trauma
tumpul yang signifikan pada ekstremitas yang berhubungan dengan dislokasi dan fraktur,
tanda-tanda iskemia atau ABI < 1, atau trauma penetrasi multipel pada ekstremitas, dan
adanya tanda defisit neurologis.
USG Doppler dapat merekam pantulan gelombang suara
yang ditimbulkan oleh sel darah merah sehingga dapat
menilai aliran darah, dapat menilai hasil sesudah
anastomosis arteri.
(Penanganan definitif)
Reparasi cedera pembuluh darah dapat dilakukan dengan:
1. Lateral suture patch angioplasty,
2. End-to-end anastomosis,
3. Interposition graft, dan
4. Bypass graft.
Extra-anatomic bypass graft berguna pada pasien dengan cedera
KOMPLIKASI
16
PEMERIKSAAN FISIK
Sensorium : Compos mentis
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
HR : 101 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Temperatur : 36,6C
VAS : 4
BB : 75 kg
Kepala
- Wajah : Dalam batas normal
- Mata : Pupil isokor, refleks cahaya +/+, konj. palp anemis (+)
- Telinga, hidung & mulut : Dalam batas normal
Thoraks
- Inspeksi : Simetris fusiformis, sela iga tampak jelas, retraksi suprasternal dan epigastrial tidak dijumpai
HR: 101 x/i; reguler, desah tidak dijumpai
- Jantung : RR: 20 x /i; SP: vesikuler; ST: tidak dijumpai
- Paru :
Abdomen
- Inspeksi : Simetris fusiformis
- Palpasi : Soepel, hepar dan lien dalam batas normal.
17
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Dextra dan Sinistra
- Inspeksi : Akral hangat, CRT < 2”, jejas (-)
- Feel : Akral dingin dan kering, a. dorsalis pedis (+) teraba lemah, a. tibialis posterior (+) teraba kuat.
Saturasi Pedis Dextra
- Phalang I : 88%
- Phalang II : 89%
- Phalang III : 90%
- Phalang IV: 90%
- Phalang V :91%
Nyeri tekan (+), Krepitasi (+), CRT>2 detik
Hematokrit 20% 39 – 54 %
PT 14.8 mg/dl -
19
Diagnosis
20
Rencana dan Terapi
‐ Debridement di KBE
‐ Pemasangan backslab
‐ Inj Cefazolin 1 gr 1 jam sebelum operasi
‐ Transfusi PRC 4 bag
‐ Ligasi Arteri tibialis anterior
‐ IVFD RL 0.9% 20 gtt/ menit
‐ Inj. Ceftriakson 1 gr/12 jam
‐ Inj. Gentamisin 80mg/8 jam
‐ Inj. Metronidazole 500mg/8 jam
‐ Inj. Ranitidine 50 mg/ 12 jam
‐ Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
‐ Inj. Tetagram 1 amp
‐ Rencana check lab post operasi
‐ Rencana observasi dan bila diperlukan dapat dilakukan tindakan eksplorasi kembali
21
KESIMPULAN
‐ Tn. DS, usia 22 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada tungkai sebelah kiri yang sudah
dialami sejak 8 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien sebelumnnya sedang
memotong rumput dengan menggunakan mesin pemotong rumput lalu dengan tidak
sengaja tungkai kiri bawah pasien terkena mesin pemotong rumput tersebut yang
menyebabkan luka pada paha kiri os. Keluhan lainnya adalah pucat dan lemas yang telah
dialami pasien dalam 1 hari ini. Selanjutnya pasien dibawa ke RS luar oleh keluarga dan
dilakukan penjahitan situasional sebelum dirujuk ke RS HAM. Pasien di diagnosis dengan
Lacerated wound o/t (L) anterior cruris + Open (L) tibial fibula fracture gustillo anderson tipe
II + Vascular Injury o/t arteri tibialis anterior. Pasien di tatalaksana dengan Debridement dan
Pemasangan backslab dengan terapi IVFD NaCl 0,9% 20gtt/I, Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam, Inj.
Ranitidin 50 mg/12 jam, Inj. Ceftriakson 1 gr/12 jam, Inj. Gentamisin 80mg/8 jam, Inj.
Metronidazole 500mg/8 jam, dan Inj.Tetagram.
22