Anda di halaman 1dari 33

RADIOGRAPH BASED

DISCUSSION
URETEROLITHIASIS

Pembimbing :
dr. Bambang Satoto, Sp.Rad

Ahmad Fauzi Noviantara (30101507361)


I’zas Farrastika D. (30101507476)
Melda Angelin (30101507489)
Nabila fauziah (30101507511)
Anatomi Traktus Urinarius

Ureter adalah struktur tubular bilateral


yang bertanggung jawab untuk
menyalurkan urin dari pelvis ginjal ke
kandung kemih. Ureter umumnya
memiliki panjang 22-30 cm

Terdapat tiga penyempitan pada


ureter yang letaknya di
- persimpangan ureteropelvic
- persilangan dengan vasa iliaka
- persimpangan ureterovesical
Tinjauan pustaka
• Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya
penumpukan batu atau disebut calculi pada ureter.
Pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke
ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke
kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih.
Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil
menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik
dengan hidroureter yang mungkin asimtomatik. Tidak
jarang terjadi hematuria yang didahului oleh
serangan kolik.
 Menurut Pearle dan Lotan dalam buku
Campbell-Walsh Urology Tenth Edition (2012),
klasifikasi batu pada saluran kemih atas
dengan faktor pemicunya antara lain:
Faktor Resiko
 Faktor intrinsik :
1. Herediter : keturunan dari orang tua
2. Umur : paling sering antara usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin : laki-laki 3x lebih banyak
dibandingkan perempuan

 Faktor ekstrinsik
1. Geografi
2. Iklim, temperatur
3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya
kadar mineral kalsium
4. Diet : diet banyak purin, oksalat, dan kalsium
5. Pekerjaan : kurang aktivitas, banyak duduk
Patofisiologi
Manifestasi
 Nyeri
 Gangguan miksi
 Hematuria
 Mual dan muntah
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Polos Abdomen (FPA)
Praktis dan diperlukan untuk semua awal
pemeriksaan
Dapat melihat :
- Bayangan bentuk ginjal
- Besar ukuran ginjal
- Posisi ginjal
- Kalsifikasi (tumor/kista)
- Batu radioopaq
- Perkapuran pada ginjal
2. IVP
Pengambilan foto setelah pemberian
kontras pada traktus urinarius di menit ke 1 / 5
, 15, 30 dan setelah miksi untuk melihat apakah
terdapat gangguan dari fungsi ginjal (misal
terdapat obstruksi).

Persiapan

Dewasa:
Diberi laksatif untuk membersihkan feses yang dapat menutupi
daerah ginjal pada hasil pemeriksaan
Puasa 2-5 jam , tetapi boleh minum air putih

Bayi dan anak-anak:


Minum minuman yang mengandung karbonat untuk mendorong
lambung dengan gas (sehingga usus akan berpindah, dan ginjal
terlihat lebih jelas)
Foto ivp menit 1/5 & 15
3. USG
aman pada ibu hamil
menilai bentuk ginjal dan volume VU
Penatalaksanaan

1. Medikamentosa
Batu kurang dari 5mm diharapkan dapat keluar bersama urin dengan
pemberian diuretikum, dan minum banyak. Terapi

2. ESWL :
Prosesnya tanpa tindakan invasive dan tanpa
pembiusan dengan memecah batu menjadi fragmen
kecil, kemudian keluar bersama urine.

(Telha, Alkohlany, & Alnono, 2016)


3. Endourologi
Tindakan invasive minimal dengan memecah batu dan mengeluarkannya
melalui alat yang dimasukkan langsung ke saluran kemih (melalui uretra atau
insisi perkutan).
Beberapa tindakan endourologi:
•PNL (percutaneous nephron litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu
yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat
endoskopo ke system kalises melalui insisi pada kulit.
•Litotripsi adalah tindakan memasukkan alat pemecah batu ke buli-buli dan
dikeluarkan dengan evakuator Ellik.
•Ureteroskopi adalah memasukkan alat ureteroskopi per-uretrogram guna
melihat keadaan ureter atau system pielokaliks ginjal sekaligus untuk
memecah batu.
•Ekstraksi dormia adalah mengeluarkan batu dengan menjaringnya melalui
alat keranjang dormia.

4. Bedah terbuka
Dilakukan pembedahan terbuka seperti pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk
mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
 Nama : Tn. N
 Usia : 39 tahun
 Jenis kelamin : Laki-Laki
 Alamat : Cempokomulyo gemuh,
Kendal
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Pegawai swasta
 Status : Rawat Inap
 Ruang : Rawat Jalan
 Tanggal masuk : 25 Juni 2019
 No.RM : 1372****
ANAMNESIS
Anamnesis pada pasien dilakukan pada tanggal 25 Juni
2019, pukul 15.00 WIB di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Kota Semarang dan didukung dengan catatan medis.

Keluhan Utama :
Sakit di pinggang kiri terus-menerus sejak 6 bulan yang
lalu

Riwayat penyakit sekarang:


Sejak 6 bulan sebelum dirawat di RS, pasien mengeluh
nyeri pinggang kiri bagian belakang. Nyeri dirasakan
seperti diremas-remas. Nyeri pinggang ini membuat
pasien tidak dapat melakukan pekerjaanya, dan nyeri
berkurang jika istirahat. Pasien mengeluh demam sejak
3 hari yang lalu. Batuk (-), mual (-), muntah (-), tidak ada
riwayat buang air kecil sedikit-sedikit, gangguan BAB (-)
Riwayat penyakit Dahulu:
Riwayat keluhan serupa sebelumnya : diakui 5 bulan yang lalu
Riwayat hipertensi : Disangkal
Riwayat kencing manis : Disangkal
Riwayat sakit jantung : Disangkal
Riwayat sakit ginjal : diakui 5 bulan yang lalu,
1 bulan sebelumnya post
tindakan ESWL
Riwayat trauma : Disangkal
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat keluhan serupa : Disangkal
Riwayat hipertensi : Disangkal
Riwayat kencing manis : Diakui (ayah)
Riwayat sakit jantung : Disangkal
Riwayat sakit ginjal : Disangkal
Riwayat trauma : Disangkal

Riwayat sosioekonomi :
Pasien memiliki 4 orang anak, istirnya bekerja sebagai pedagang
sedangkan pasien bekerja sebagai pegawai swasta, pasien
periksa menggunakan BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Tampak Lemah
 Kesadaran : Compos
mentis
 Status Gizi : Overweight
 Tanda Vital
N : 120x/menit
RR : 22x/menit
t : 37,10C
 BB : 62 kg
 TB : 158 cm
STATUS INTERNUS
 Kepala : Bentuk normocephale, tidak teraba benjolan.
 Rambut : Warna hitam, mudah dicabut, distribusi merata
 Mata :
Bola mata : tidak terdapat eksoftalmus
Konjungtiva : anemis +/+, perdarahan -/-,
Sklera : ikterus -/-
Palpebra : oedema -/-
Pupil : bulat, isokor 3 mm/ 3mm, reflek cahaya +/+
 Hidung :
Deformitas (-)
Nafas cuping hidung (-/-),
Tidak tampak adanya sekret atau perdarahan
 Telinga :
Bentuk : normal
Lubang : normal, discharge (-/-)
Pendengaran : normal
Perdarahan : tidak ada
 Mulut :
Bibir : tidak ada kelainan kongenital, sianosis (-), oedem (-)
Lidah : ukuran normal, tidak kotor, tidak tremor
Gigi : perawatan gigi kurang
Mukosa : hiperemi (-), stomatitis (-)
 Leher :
Deviasi trakea : - (posisi trakea simetris)
Kaku kuduk : - (negatif)
Tiroid : tidak ada pembesaran
JVP : tidak ada peningkatan JVP
KGB : tidak ada pembesaran
PF Thoraks
Paru
Inspeksi : laju nafas 20x/menit, pola nafas regular, simetris,
ketertinggalan gerak (-/-), retraksi (-/-), pergerakan
otot bantu pernafasan (-/-)
Palpasi : fremitus vokal normal, nyeri tekan (-), gerakan dada
simetris, tidak ada ketertinggalan gerak.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi : suara pernafasan vesikuler, ronkhi (-), wheezing(-)

Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tampak kuat angkat
Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V linea mid
clavicularis sinistra
Perkusi : kardiomegali (-)
Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur(-), gallop (-)
PF Abdomen :
• Inspeksi : permukaan perut datar, pelebaran pembuluh darah(-),
sikatrik (-), massa (-), tanda peradangan (-), caput medusa (-),
sikatrik (-), striae (-), hiperpigmentasi (-)
• Auskultasi : bunyi peristaltik usus normal, tidak ada bising usus, tidak
ada bising pembuluh darah.
• Palpasi :
• Superfisial Nyeri tekan abdomen regio epigastrium (-), Massa (-),
defence muscular (-)
• Dalam, Nyeri tekan dalam (-)
• Organ Hepar tidak teraba membesar, tepi tajam, permukaan
halus, konsistensi kenyal, lien schuffner (0), ginjal dextra et sinistra
tak teraba membesar
• Murphy’s Sign (-)
• Tes undulasi (-)
• Perkusi :
• Perkusi 4 regio : timpani
• Hepar : pekak (+), liver span dextra 12 cm, sinistra 6 cm
• Lien : traube space (+)
Ginjal  nyeri ketok ginjal kanan (+)
• Pekak sisi dan pekak ahli (-)
Pemeriksaan Penunjang
Foto Polos Abdomen
Pembacaan hasil FPA

Tanggal 11 juni 2019


Pre peritoneal fat line kanan dan kiri baik
Psoas line kanan kiri baik
Kontur kedua ginjal baik
Tampak opasitas bentuk oval pada paravertebral dextra
setinggi VL 3

Kesan :
Suspek ureterolithiasis dextra

Tanggal 25 juni 2019


Dibanding foto sebelumnya tanggal 11 juni 2019 :
Masih tampak opasitas bentuk oval pada paravertebral
dextra setinggi VL3, dibanding sebelumnya relative sama
 suspek ureterolithiasis dextra
Diagnosis dan Diagnosis Banding

DIAGNOSIS KERJA :
Cholesistolithiasis dan Gagal ginjal Akut

DIAGNOSIS BANDING :
Polyp vesica fellea
Cholesistisis
Choledocholithiasis
KESIMPULAN
Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya
penumpukan batu atau disebut calculi pada
ureter.
Batu pada ureter ini berasal dari ginjal dan
dapat menyebabkan obstruksi.
Keluhan paling banyak adalah nyeri pinggang.
Diagnosa dapat ditegakkan mulai dari
anamnesis, pemeriksaan fisik hingga
pemeriksaan penunjang.
Keluhan utama terletak pada daerah
abdomen, disertai hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik mengarah ke ginjal, maka
dilakukan pemeriksaan penunjang traktus
urinarius.
Foto polos abdomen dilakukan paling awal
untuk pemeriksaan penunjang selanjutnya
seperti IVP.
Daftar Pustaka
 Chen, Michael Y dkk.2011.Basic Radiology
2nd edition. Mc Graw Hill Medical.
 Purnomo, b. B. 2011. Dasar- Dasar Urologi.
Sagung Seto
 Rasad, Sjahriar.2018. Radiologi Diagnostik
FK UI.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai