Anda di halaman 1dari 37

ANTIVIRUS

Klasifikasi Obat Antivirus


1. Antinonretrovirus

• Antivirus untuk herpes


• Antivirus untuk influenza
• Antivirus untuk HBV dan HCV

2. Antiretrovirus

• Nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( NRTI )


• Nucleotide reverse transcriptase inhibitor ( NtRTI )
• Non –nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NNRTI)
• Protease inhibitor (PI)
Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)
Non- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
Protease inhibitor (PI)
ANTI NONRETROVIRUS
A.Antivirus untuk herpes
Obat – obat yang aktif terhadap virus herpes umumnya
merupakan antimetabolit yang mengalami bioaktivasi
melalui enzim kinase sel hospes atau virus untuk
membentuk senyawa yang dapat menghambat DNA
polimerase virus .
.
1.Asiklovir
Mekanisme Kerja
dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat melalui 3 tahap
fosforilase, yang akan menghambat DNA polimerase virus.

Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada gen timidin kinase virus atau
pada gen DNA polimerase.
Dosis
5 x 200 mg untuk 10 hari -------- untuk HSV
Indikasi
Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun sistemik ( termasuk
keratitis herpetik , herpetik ensefalitis, herpes genitalia,herpes
neonataldan herpes labialis ) dan infeksi VZV ( varisela dan herpes
zoster ).

Efek samping
Mual, muntah dan pusing , namunAsiklovir pada umumnya dapat
ditoleransi dengan baik.
Pemberian selama kehamilan tidak dianjurkan
2. VALASIKLOVIR

Mekanisme Kerja

sama dengan asiklovir

Resistensi

sama dengan asiklovir

Indikasi

Efekif utk terapi infeksi yang disebabkan oleh HSV, VZV dan sebagai profilaksis terhadap penyakit yang
disebabkan CMV.

Efek samping

sama dengan asiklovir


ICT-Unand, Raker 22-23.12.2006 8/15
B. Antivirus Untuk Influenza
Contoh: Amantadin dan Rimantadin

Mekanisme Kerja

Merupakan antivirus yang bekerja pada protein M2 virus , suatu kanal ion transmembran yang
diaktivasi oleh pH

Absorbsi saluran cerna baik, tidak dimetabolisme dihati dan ekskresi dalam bentuk utuh, t ½ 16
jam

Resistensi

Terjadi nya mutasi pada domain transmembran protein M2 virus .


Indikasi

Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A .

Juga diindikasikan untuk terapi penyakit parkinson

Dosis: 2 x 100 mg

Efek samping

Yang tersering adalah gangguan GI ringan yang tergantung dosis .

Efek samping pada SSP seperti kegelisahan , kesulitan berkonsentrasi,


insomnia, hilang nafsu makan, kejang bahkan koma.
ICT-Unand, Raker 22-23.12.2006 11/15
C. Antivirus untuk HBV dan HCV

1.Lamivudin
Lamivudin merupakan L-enantiomer analog deoksisitidin . Lamivudin
bekerja dengan cara menghentikan sintesis DNA , secara kompetitif
menghambat polimerase virus ( reverse transcriptase , RT ) .
Resistensi
Resistensi terhadap lamivudin disebabkan oleh mutasi pada DNA polimerase virus

Indikasi
Infeksi HBV ( wild –type dan precore variants )

Efek samping
Umumnya dapat ditoleransi dengan baik .
Efek samping yang terjadi : fatigue, sakit kepala dan mual.
2. ADEFOVIR

Mekanisme kerja dan resistensi

Adefovir merupakan analog nukleotida asiklik. merupakan penghambat


replikasi HBV sangat kuat yang bekerja tidak hanya sebagai DNA chain
terminator , namun juga meningkatkan aktivitas sel NK dan menginduksi
produksi interferon endogen.

Indikasi

Efektif dalam terapi infeksi HBV yang resisten tehadap lamivudin.

Efek Samping
ANTIRETROVIRUS
A. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI )
Antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV , dengan
menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan , tapi hanya sedikit
berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV.

Untuk dapat bekerja , semua obat golongan NRTI harus mengalami


fosforilasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma .Karena NRTI tidak memiliki
gugus 3`-hidroksil , inkorporasi NRTI ke DNA akan menghentikan
perpanjangan rantai.
1. ZIDOVUDIN
Mekanisme Kerja
Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase ( RT ) HIV. Bekerja dengan
menghambat enzim RT virus , setelah ggs azidotimidin(AZT)pada zidovudin
mengalami fosforilasi.
Resistensi
Resistensi disebabkan oleh mutasi pada enzim RT.
Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti lamivudin dan
abakavir
Efek Samping
Granulositopenia dan Anemia setelah 2-6 minggu terapi
(periksa darah lengkap setelah 1-2 minggu pemakaian)
sakit kepala, mual, insomnia.
2. DIDANOSIN

Mekanisme Kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan rantai DNA
virus
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada RT.
Indikasi
Infeksi HIV , terutama infeksi HIV tingkat lanjut , dalam kombinasi dengan anti-HIV
lainnya .
Efek samping
Diare, pankreatitis, neuropati perifer.
B. NUCLEOTIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR (
NtRTI )
Tenofovir disoproksil fumarat merupakan NtRTI pertama untuk terapi
infeksi HIV -1 .
Obat ini digunakan dalam kombinasi dengan obat anti retrovirus
lainnya.

Tidak seperti NRTI yang harus melalui 3 tahap fosforilase intraseluler


untuk menjadi bentuk aktif , NtRTI hanya butuh 2 tahap fosforilasi saja
.

Dengan berkurangnya satu tahap fosforilasi , obat dapat bekerja lebih


cepat dan konversinya menjadi bentuk aktif lebih sempurna .
1. TENOFOVIR DISOPROKSIL

Mekanisme Kerja

bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara menghentikan


pembentukan rantai DNA virus.

Resistensi

Disebabkan oleh mutasi RT kodon 65

Indikasi

Infeksi HIV dalam kombinasi dengan evafirenz , tidak boleh dikombinasikan


dengan lamivudin dan abakavir

Efek Samping
C. NON –NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE
INHIBITOR ( NNRTI )

NNRTI merupakan kelas obat yang menghambat aktivitas


enzim RT dengan cara berikatan di tempat yang dekat dengan
tempat aktif enzim dan menginduksi perubahan konformasi
pada situs aktif ini.
1. NEVIRAPIN

Mekanisme kerja
bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non – subtrat HIV -1 RT
Resistensi
resistensi disebabkan oleh mutasi pada RT
Indikasi
infeksi HIV -1 , dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya , terutama
NRTI
Efek Samping
ruam, demam, fatigue, sakit kepala,somnolens, mual, dan peningkatan
enzim hati.
2. DELAVIRDIN

Mekanisme kerja

sama dengan nevirapin

Resistensi

Disebabkan oleh mutasi pada RT

Indikasi

infeksi HIV -1 , dikombinasikan dengan anti HIV lainnya terutama NRTI

Efek Samping

ruam, peningkatan tes fungsi hati .


D. PROTEASE INHIBITOR ( PI )
Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversibel
dengan situs aktif HIV- protease.
HIV-protease sangat penting untuk infektifitas virus dan
penglepasan poliprotein virus .Ini menyebabkan terhambatnya
penglepasan polipeptida prekusor virus oleh enzim protease
sehingga menghambat maturasi virus , maka sel akan
menghasilkan partikel virus yang imatur dan tidak virulen.

Resistensi terhadap PI secara umum berlangsung lewat


akumulasi mutasi gen protease
1. SAKUINAVIR
Mekanisme Kerja
Sakuinavir bekerja pada tahap transisi , merupakan HIV protease
peptidomimetic inhibitor
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada enzim protease .terjadi resistensi silang
dengan PI lainnya
Indikasi
infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lain ( NRTI dan
beberapa PI seperti ritonavir )
Efek Samping
Diare, mual, nyeri abdomen .
2. INDINAVIR

Mekanisme Kerja
sama dengan sakuinavir
Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti
NRTI
Efek Samping
Mual, hiperbilirubinemia, batu ginjal
E. VIRAL ENTRY INHIBITOR

Enfuvirtid merupakan obat pertama golongan viral entry inhibitor .


Obat golongan ini bekerja dengan menghambat fusi virus ke sel.
Selain enfurtid bisikla saat ini sedang dalam study klinis , dimana
obat ini bekerja dengan cara menghambat masukan HIV ke sel
melalui reseptor CXCR4
1.ENFUVIRTID
Mekanisme Kerja
Enfuvirtid menghambat masuknya HIV-1 ke dalam sel dengan
cara menghambat fusi virus ke membran sel. Enfuvirtid berikatan
dengan bagian HR-1 ( first heptad-reat)pada sub unit gp41
envelope glikoprotein virus serta menghambat terjadinya
perubahan konformasi yang dibutuhkan untuk fusi virus ke
membran sel

Resistensi
perubahan genotip pada gp41 asam amino 36-45 menyebabkan
resistensi terhadap enfuvirtid
Indikasi
terapi infeksi HIV -1 dalam kombinasi dengan anti - HIV lainnya.

Efek Samping
efek samping yang tersering adalah reaksi lokal seperti nyeri,
eritema, pruntus, iritasi, dan nodul atau kista
PENGGUNAAN KLINIS OBAT ANTIVIRUS

Tujuan utama terapi antivirus pada pasien imunokompeten adalah


menurunkan tingkat keparahan penyakit dan komplikasinya ,
serta menurunkan kecepatan transmisi virus .

Sedangkan pada pasien dengan infeksi virus kronik , tujuan terapi


antivirus adalah mencegah kerusakan oleh virus ke organ viseral
, terutama hati , paru, saluran cerna dan sistem saraf pusat.
Beberapa hal yang perlu di pertimbangkan dalam
penggunaan obat antivirus:

 Lama terapi
 Pemberian terapi tunggal atau kombinasi
 Interaksi obat
 Kemungkinan terjadinya resistensi
Pemilihan obat anti virus
1. Infeksi HIV atau AIDS

Pengobatan anti-virus pada dasarnya menyerang virus HIV di salah satu dari dua tempat
berikut :
i. menjaga virus tetap berada di luar sel-T yang sehat;
ii. mencegah sel-T yang terinfeksi untuk melepaskan sel virus baru.

Perawatan lain termasuk meningkatkan sistem kekebalan alami, supaya bisa melawan HIV.
Ini disebut 'modulasi kekebalan.

Gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun, karena sistem kekebalan alami tubuh
melawan HIV. Obat-obat anti-virus terutama diperuntukkan bagi mereka yang sistem
kekebalannya sudah kurang terhadap virus.
Obat anti virus untuk HIV atau AIDS terbagi 4
 Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide

 Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase seperti Didanosine,


Lamivudine, Stavudine, Zidovudine

 Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir

 Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase seperti


Nevirapine
2. Infeksi virus Herpes
1. Infeksi HSV 1 : Asiklovir memberikan hasil yang baik untuk
infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis, pemberi an asiklovir iv
dapat meningkatkan survival rate.
Untuk HSV 1 yang menimbulkan kerato-konjungtivitis, dapat
diberikan anti virus lokal pada mata seperti idoksuridin 0.1%.

2. Infeksi HSV 2 ; tipe ini biasanya menimbulkan herpes genitalis.


Bentuk primer dari herpse genitalis dapat diobati dengan asiklovir
yang menghasilkan penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri lebih
cepat.
Bentuk herpes genitalis rekuren tidak dapat dihambat oleh obat
asilkovir. Pemberian oral memberikan efek sedang. Topikal tidak
efektif
3. Infeksi virus Varicella-zoster (VZV)
Gejala pada anak-anak biasanya ringan dan tidak
membutuhkan obat anti virus. Ada kalanya penyakit
memberat, tertutama pada pasien yang disertai defisiensi
imunologis. Untuk ini diberikan asiklovir atau vidarabin
secara I v selama 5-7 hari.

4. Infeksi Cytomegalovirus (CMV)


Retinitis karena CMV pada pasien AIDS diberi gansiklovir,
tetapi obat ini menimbulkan banyak efek samping .
5.Hepatitis
Untuk infeksi hepatitis B kronis dapat digunakan anti
virus Entecavir

Untuk infeksi kronis aktif hepatitis C dapat diterapi


dengan interferon-a. .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai