Anda di halaman 1dari 62

KEGAWATDARURATAN

UROLOGI
PRESENTAN :
RICKY RAHMAWAN
YUNI NUR AROFAH

PRESEPTOR :
TOMY M. SENO UTOMO, DR., SP.U

SMF ILMU BEDAH


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER (P3D)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD AL IHSAN BANDUNG
2018
KEGAWATDARURATAN
UROLOGI

NON TRAUMA TRAUMA


NON TRAUMA
ACUTE URINARY RETENTION
Ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan
urin yang terkumpul didalam buli-buli sehingga
kapasitas maksimal dari buli-buli terlampaui

Diabetic Urethral
BPH
neuropathy stricture

Multiple Parkinson’s
sclerosis disease
Kelemahan detrusor
• Diabetes melitus
• Detrusor yang mengalami peregangan/dilatasi yang
berlebihan untuk waktu yang lama.
Gangguan koordinasi detrusor-sfingter
• Cedera/gangguan sumsum tulang belakang di
daerah cauda equina.
Hambatan/obstruksi uretra
• Kelainan kelenjar prostat
• Striktura uretra
• Batu uretra
• Trauma
Selain itu tampak
Pasien mengeluh
benjolan pada perut
tertahan kencing atau
sebelah bawah
kencing keluar sedikit-
dengan disertai rasa
sedikit
nyeri yang hebat

catheterization
FOURNIER’S GANGRENE
Necrotizing fasciitis pada pada genitalia pria
dan perineum dapat memburuk dengan cepat serta fatal jika tidak
segera diobati

Faktor Risiko
• Urethral strictures
• Perirectal abscesses
• Poor perineal hygiene diabetes
• Cancer
• Human Immunodeficiency Virus
TANDA DAN GEJALA

Perineal and Indurated


Fevers
scrotal pain tissue

Cellulitis Necrosis
PRIAPISM
Ereksi persisten dari penis lebih dari 4 jam yang tidak berkaitan
dengan stimulasi seksual

Primer
• Idiopatik

Sekunder
• Kelainan pembekuan darah
• Trauma perineum/genitalia
• Neurological
• Keganasan
• Drugs
TIPE

ischaemic (low flow)


• Gangguan mekanisme veno-oklusi (“outflow”)
sehingga darah tak dapat keluar dari jaringan erektil
• Terasa sakit

nonischaemic (high flow)


• Terjadi karena trauma penis atau perineal yang
menyebabkan artery–corporal body fistula.
• Tidak terasa sakit
DIAGNOSIS
Riwayat sebelumnya Pemeriksaan

• Durasi ereksi lebih dari 4 jam ? • Ereksi, nyeri tekan (in low-flow
• Sakit atau tidak ? priapism)
• Riwayat priapism sebelumnya • Di karakteristikkan dengan corpus
atau pengobatan priapism ? cavernosum yang rigid namun
glans flaccid
• Kemungkinan adanya malignant
disease di sekitar abdomen

Investigations:
• Hematologi rutin
• Hemoglobin electrophoresis untuk test sicle cell
• Blood gase diambil dari sekitar corpora cavernosa,
• low-flow : dark blood, hipoksia, asidosis
• high-flow : bright red blood
TERAPI
Konservatif,
dilakukan pada
Aspirasi dan irigasi
priapismus sekunder
intrakavernosa
sambil mengobati
penyakit primernya.

Jalan pintas
(shunting) dari
kavernosa
PARAPHIMOSIS

Parafimosis adalah kondisi saat kulup penis tidak dapat ditarik


kembali ke kepala penis

Penanganan

Manual reduction

Surgical intervention
EMPHYSEMATOUS
PYELONEPHRITIS

Infeksi pada parenkim ginjal yang → akumulasi gas

Epidemiologi Etiologi
• Escherichia coli
• >> Wanita • Klebsiella
species
• Pada pasien Diabetes • Candida species
TANDA DAN GEJALA

Abdominal atau flank Crepitus pada flank


Fever
pain area

Subcutaneous
Pneumaturia emphysema and
pneumomediastinum
TRAUMA UROLOGI
PENDAHULUAN
Trauma urogenital terjadi sekitar 10% dari kasus penetrasi trauma abdomen dan dari kasus
trauma tumpul abdomen.

• Pada tahun 2002, World Health Organization and the Sociate International d’ Urologie
melakukan literatur review & analisis pada trauma urogenital dan membagi dalam 5
subkomita pada organ yang terkena, antara lain organ ginjal, ureter, kandung kemih,
uretra, dan genitalia eksterna.
Trauma pada
Traktus
Genitourinarius

Trauma tumpul Trauma tajam


TRAUMA GINJAL
Cedera ginjal  paling sering
Trauma langsung ke perut, Etiologi

pinggang, atau punggung

Trauma tumpul
Trauma tajam
(langsung/tidak)

Contoh :
Contoh : luka
kecelakaan tembak,
lalu lintas atau luka tusuk
kerja, pisau
olahraga,
perkelahian
dan jatuh dari
ketinggian
MEKANISME TRAUMA GINJAL

Jatuh terduduk dari ketinggian


Trauma langsung ke bagian Abdomen (contrecoup of kidney)
Kekuatan pukulan/tekanan akan menjalar Tekanan yang dihasilkan dari atas menyebabkan
dari renal hilum ke seluruh ginjal. robeknya renal pelvis.
KLASIFIKASI

Early Pathologic
Findings (Grade)
Berdasarkan
keadaan patologi
ginjal
Late Pathologic
Findings
EARLY PATHOLOGIC FINDINGS
American Association for Surgery of Trauma membagi trauma ginjal menjadi
5 grade :

Grade 1 (Kontusio Ginjal) : terdapat perdarahan di ginjal tanpa adanya


kerusakan jaringan, kematian jaringan, maupun kerusakan kaliks. Hematuria
dapat terjadi secara mikro atau makroskopik.
Grade 2 : terdapat perirenal hematom yang tidak meluas atau hematom
subkapsular, tanpa adanya kelainan parenkim.
Grade 3 : laserasi ginjal tidak melebihi 1 cm dan tidak mengenai pelviokaliks
dan tidak terjadi ekstravasasi urin.
Grade 4 : laserasi lebih dari 1 cm, mengenai pelviokaliks atau ekstravasasi
urin, medulla dan korteks.
• Dapat terjadi cedera pada renal artery/segmental renal vein atau keduanya
Grade 5 : laserasi multipel atau avulsi renal pelvis atau keduanya, terdapat
cedera pembuluh darah utama, avulsi pembuluh darah yang mengakibatkan
gangguan perdarahan ginjal.
Late Pathologic Findings
1. Urinoma—Laserasi dalam yang tidak diperbaiki ekstravasasi
urin yang terus-menerus  komplikasi akhir terdapat massa
besar pada perinefron  pembentukan hidronefrosis dan abses
2. Hidronefrosis—Hematoma besar pada retroperitoneum dan
berhubungan degan ekstravasasi urin dapat menyebabkan
fibrosis perinefron  menggerakkan ureteropelvic junction 
menyebabkan hidronefrosis
3. Fistula Arteriovenous (jarang)—Terjadi pada trauma tajam
(penetrating trauma)
4. Hipertensi Renal vascular—Fibrosis akibat trauma
menyempitkan arteri ginjal  hipertensi ginjal.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala

Nyeri disertai jejas Nyeri abdomen pada


daerah kostovertebra daerah pinggang atau Perdarahan
 tersering perut bagian atas retroperitoneal 
abdominal distention
Tanda

Lower rib Massa


Syok atau Nyeri tekan Ecchymosis fractures terpalpasi
tanda dan pada sering Hematuria (Retroperito
kehilangan ketegangan pinggang menyertai makroskopi neal
darah yang otot atau cedera k atau hematoma /
banyak  pinggang kuadran ginjal mikroskopik urinary
Retroperiton saat palpasi atas extravasatio
eal bleeding abdomen n)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratory
Findings
• Microscopic /
gross hematuria
• Hematocrit
(normal/↓)

2. CT scan 3. IVP

Adanya trauma ginjal akan terlihat


pada IVP berupa ekskresi kontras
yang berkurang, garis psoas,
kontur ginjal yang menghilang
karena tertutup oleh ekstravasasi
urin atau hematom.
ALGORITMA DIAGNOSIS TRAUMA TUMPUL
ALGORITMA DIAGNOSIS TRAUMA
TAJAM
KOMPLIKASI
Komplikasi dini (4 minggu pasca trauma) :
-Perdarahan
-Ekstravasasi urin
-Abses, sepsis
Komplikasi lanjut :
-Hipertensi
-Fistel arteriovena
-Hidronefrosis
-Urolitiasis
-Pielonefritis kronik
TREATMENT
A. Emergency
• Atasi Shock dan perdarahan
• Complete resuscitation

B. Surgical Measures
• Trauma tumpul— minor renal injury  TIDAK PERLU OPERASI 
Perdarahan berhenti spontan Bed rest & hidrasi, analgesik, observasi
status ginjal dengan pemeriksaan kondisi lokal, hb, ht, serta urin.
• Indikasi operasi : persistent retroperitoneal bleeding, urinary
extravasation, dan renal pedicle injuries
• Trauma Tajam—operasi eksplorasi
PROGNOSIS

Follow up yang baik  excellent


prognosis dengan penyembuhan spontan
dan fungsi yang kembali
TRAUMA URETER
• Cedera ureter jarang ditemukan karena ureter merupakan struktur yang
fleksible di daerah retroperitoneal dengan ukuran kecil dan terlindung
oleh otot.
• Trauma ureter disebabkan oleh trauma tumpul, tajam, ataupun iatrogenik
seperti pembedahan uterus, atau tindakan endoskopi.
• Cedera ureter umumnya tidak berdiri sendiri, sering disertai cedera organ
lain seperti duodenum, kolon atau organ intraabdomen lainnya
Luka tusuk/luka tembak
• Merobek ureterterpisah dari renal pelvis

Large pelvic masses (benign or malignant)


Etiologi
Inflammatory pelvic disorders

Extensive carcinoma of the colon may invade areas outside the colon
wall and directly involve the ureter
Endoscopic manipulation of a ureteral calculus with a stone basket or
ureteroscope may result in ureteral perforation or avulsion.
MANIFESTASI KLINIS
Umumnya tanda dan gejala klinis tidak spesifik. Hematuria menunjukkan cedera
pada saluran kemih
Bila terjadi ekstravasasi urin dapat timbul urinoma pada pinggang atau abdomen,
fistel ureterokutan melalui luka atau tanda rangsang peritoneum bila urin masuk
ke rongga intraperitoneal.
Cedera ureter bilateral ditemukan anuria, peningkatan kadar kretini dan ureum.
PENUNJANG
Ultrasonography

IVP

CT scan
Pemeriksaan IVP dapat menunjukkan ekstravasasi kontras serta lokasi cedera
ureter.
KOMPLIKASI
Stricture formation  hydronephrosis

Chronic urinary extravasation  large


retroperitoneal urinoma
TREATMENT
Cedera ureter Cedera ureter
Rekonstruksi ureter bergantung bagian atas bagian tengah
pada jenis, luas dan letak cedera.

Uretero - Uretero –
ureterostomi ureterostomi

Transuretero –
Nefrostomi
ureterostomi

Uretero -
kutaneostomi

autotransplantasi
PROGNOSIS

Excellent  jika cepat didiagnosis dan dilakukan operasi koreksi

Terlambat diagnosis  prognosis jelek  infection,


hydronephrosis, abscess, and fistula formation
TRAUMA URINARY BLADDER
Trauma bladder
• External force
• 15% Disertai dengan fraktur pelvis
Pathogenesis and Pathology
Fragmen tulang
Tulang pelvis
Terjadi trauma (mungkin)
melindungi urinary Fraktur pelvis
tumpul merobek urinary
bladder
bladder

bladder terisi
Deep pelvic
hampir mencapai
abscess dan
extraperitoneal urine terinfeksi kapasitasnya,
severe pelvic
dorongan ke perut
inflammation
bagian bawah

Bladder bocor ke
Peritonitis/acute
intraperitoneal
Riwayat trauma lower
abdomen (taruma tumpul)

Tidak bisa BAK, tetapi ketika


Gejala BAK spontan  gross
hematuria

Nyeri pelvis / lower


abdomen

MANIFESTASI KLINIS
Perdarahan ↑↑
(frakturtulang
pelvis)
Anemia atau Syok
hemoragik (robeknya
vena pelvis
Tanda Terdapat jejas dan nyeri tekan di daerah
suprapubik atau lower abdomen

Acute abdomen
PENUNJANG
Plain abdominal film
• pelvic fractures. Berkabut diatas abdomen
bagian bawah (darah dan ekstravasasi urin)
CT cystography : Bladder disruption
• Extraperitoneal bladder rupture. Terlihat
Extravasation diluar bladder dalam pelvis
KOMPLIKASI

Intraperitoneal bladder
Extraperitoneal bladder rupture dengan ekstravasasi
rupture  pelvic abscess urin ke abdominal caviti 
peritonitis.
A. Atasi Syok & perdarahan
Emergency Drainase dengan urethral
catheter

1. Extraperitoneal bladder
Bekuan darah yang besar
di bladder atau trauma di
neck bladder  operasi

TREATMENT 2. Intraperitoneal rupture Cystostomy suprapubic

B. Surgical
Stabil  Rawat jalan

3. Pelvic fracture

Tidak stabil  fiksasi


eksternal

exploration and bladder


4. Pelvic hematoma repair, packing the pelvis
with laparotomy tapes
INJURIES TO THE URETHRA
INJURIES TO THE URETHRA
Akibat jatuh terduduk,
terkena benturan
Anterior
yang keras, batu,
kayu, palang sepeda

Uretra
Hampir selalu disertai
fraktur tulang pelvis

Posterior

Dapat terjadi secara


total atau inkomplit
INJURIES TO
THE ANTERIOR
URETHRA

Contusion
• Adanya crush injury

Lacerating
• Memungkinkan terjadinya ekstravasasi
dari Urine ke skrotum, sepanjang
batang penis, dan dinding abdomen
Tanda dan Gejala

• Bila terjadi ruptur total penderita mengeluh tidak


bisa BAK
• Tender dan teraba benjolan di suprapubik
• Darah keluar dari urethral meatus
• Hematoma pada daerah yang mengalami
rupture
• Pembengkakan pada penis dan skrotum
• Rectal examination : normal prostate
MANAJEMEN
Ruptur parsial
Dilakukan sistostomi dan pemasangan kateter
foley di uretra selama 7 – 10 hari, sampai
terjadi epitelisasi uretra.

Ruptur total
langsung dilakukan pemulihan uretra
dengan anastomosis ujung ke ujung melalui
sayatan perineal. Dipasang kateter silikon
selama 3 minggu
INJURIES TO THE POSTERIOR
URETHRA

Membranous urethra melewati pelvic floor


dan voluntary urinary sphincter → likely to be
Etiologi injured

>> pada pelvic fractures


TANDA DAN GEJALA

Tanda Gejala

• Lower abdominal pain • Keluar darah dari urethral meatus


• Ketidakmapuan untuk urinasi → urethrography segera
• Riwayat crushing injury pada • Periporstatic dan perivesical
pelvis hematoma
• Suprapubic tenderness
• Perineal or suprapubic contusions
• Rectal examination : large pelvic
hematoma dengan Prostat yang
tidak dapat dicapai atau teraba
seperti mengapung karena tidak
terfiksasi lagi pada diafrgma
urogenital
MANAJEMEN

Bila ruptur uretra posterior tidak disertai cedera organ intraabdomen atau organ
lain, cukup dilakukan sistostomi.
Reparasi uretra dilakukan 2 – 3 hari kemudian dengan melakukan anastomosis
ujung ke ujung dan pemasangan kateter silikon selama tiga minggu.
Bila disertai cedera organ lain sehingga tidak memungkinkan dilakukan reparasi 2
– 3 hari kemudian, sebaiknya dipasang kateter secara rail roading.
KOMPLIKASI
Komplikasi dini setelah rekonstruksi uretra
-Infeksi
-Hematom
-Abses periuretral
-Fistel uretrokutan
Komplikasi lanjut paling sering adalah striktur uretra
TRAUMA PENIS TRAUMA TESTIS
TRAUMA SCROTUM
• Gangguan pada penis (fraktur • Laserasi skrotum superfisial • Ruptur testis jarang terjadi,
penis) dapat terjadi akibat dapat dibersihkan dan ditutup. namun dapat terjadi disebabkan
benda tajam, dan cedera • Gejala : hematoma lokal dan oleh trauma tajam atau tumpul
hubungan seksual ecchymosis, (terjatuh/terbentur)
• Gejala • Avulsi total dari kulit skrotum • Trauma tumpul pada testis
• rasa sakit dan hematoma dapat disebabkan oleh menyebabkan rasa nyeri, mual
penis kecelakaan mesin/luka dan muntah. Sakit perut bagian
• Perdarahan/amputasi penis bakar/gangren skin graft bawah.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai