Anda di halaman 1dari 19

• DISUSUN OLEH :

• Torry Tandi Wijaya

• PEMBIMBING :

• KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


• RSUD KOJA – JAKARTA UTARA
• Nama : Tn. a
• Umur : 57 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : sungai bambu
• Agama : Islam
• Pekerjaan :-
• Tanggal Pemeriksaan : 15 maret 2019
KU : nyeri pada celah ibu jari kaki kiri sejak 3
SMRS
• RPS : pasien datang dengan keluhan nyeri pada celah ibu jari kaki kiri sejak 3
minggu SMRS, nyeri dirasakan cenat cenut, dan gatal. luka pada celah ibu jari kaki
kiri pasien disebabkan karena pasien terlalu lama pakai sandal jepit, kemudian pasien
merasa baal pada celah ibu jari kaki pasien, kemudian pasien mengopek pada tempat
yang baal tersebut, dan terjadi luka. kemudian selama satu minggu pertama pasien
hanya mengoleskan betadine saja pada luka tersebut. Karena luka pasien tidak
sembuh dan makin membesar pasien memutuskan pergi ke puskesmas, di puskemas
langusng merujuk ke RSUD koja. Pada saat di RSUD koja pasien di berikan terapi
obat. Pada saat sudah diberikan terapi obat sempat membaik, akan tetapi 1 minggu
kemudian pasien datang lagi karena pasien merasa nyeri yang dirasakan bertambah
berat, pasien merasa badan meriang dan ada obat yang habis.
• RPD: pasien memilki riwayat gula darah, maag, dan kolestrol, post op coxae
sinistra( tulang panggul kiri)

• RPK: dikeluarga pasien tidak memiliki riwayat gula darah, kolestrol,


Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Keadaan umum : baik
• Kesadaran : compos mentis
• Kepala : dalam batas normal
• Leher : dalam batas normal
• Thorax : dalam batas normal
• Abdomen : dalam batas normal
• Ekstremitas : kanan dalam batas normal
kiri terdapat luka ukuran 2x3 cm dengan adanya pus, dan
jaringan mati di sekitar luka
Kaki kiri: terdapat ulkus dangkal tertutup pus ukuran noduler
ekskoriasi,berwana kuning keabu abuan dan jaringan mati di
sekitar luka berwana keunguan
Diagnosis Pioderma
prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad funcionam : dubia ad bonam
• Ad sationam : dubia ad bonam
Pioderma
• Infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh bakteri pigenik
• S. aureus
• S. beta hemolitik grub A (S. Pyogenes)
Etiologi
• S. aureus
• S. beta hemolitik grub A (S. Pyogenes)
• S.epidermidis jarang menimbulkan infeksi
Epidemiologi
• Pioderma terjadi pada sekitar 1 dari 100.000 orang setiap tahun di Amerika
Serikat. Meskipun pioderma gangrenosum memengaruhi kedua jenis
kelamin.
• Semua usia dapat terkena penyakit ini, tetapi sebagian besar terjadi pada
dekade keempat dan kelima kehidupan. Anak-anak hanya mencapai 3-4%
dari total jumlah kasus. (
patofisiologi
• Bakteri – ( epidemolin dan eksofoliatin),
• Ginjal - epidemolin dan eksofoliatin
Pioderma dibagi menjadi 2

superfisialis profunda
• Impetigo nonbulosa(krustosa) • Erispales
• Impetigo bulosa • Selulitis
• Ektima • Abses multiple kelenjar keringat
• Folikulitis • hidradenitits
• Furunkel
Pemeriksaan Penunjang
• Perwanaan gram
• Kultur
pentalaksanaan
• NON : mandi 2 kali sehari dengan sabun, mengatasi faktor predisposisi dan
keadaan komorbid, misalnya mengatasi parasite, dermatitis atopic, edema,
obesitas.
• Medika:
• Kompres terbuka( kalikus 1/5000, asam salisilat 0,1%, rivanol 1%, l.Povidon
iodine1% dilakukan sehari 3 kali sehari ½-1 jam selama keaddan akut.
• Salep asam fusidat 2% mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari dalam 7-10
hari
Sistemik minimal 7hari
• Klokasilin/dikloksasilin : dewasa 4x250-500 mg/hari, anak anak 25-50
mg/kgbb/hari dibagi dalam 4 dosis
• Amoksisilin dan asam klavulanat dewasa 3x250-500 mg/hari, anak-anak 25
mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis
• Lini kedua
• Azitromisin : 1x500 mg/hari(1hari), dilanjutkan 1x250mg (2-5hari),
• Klindamisin : 15 mg/kgbb/hari terbagi dalam 3 dosis
• Eritromisin : dewsa 4x250-500 mg/hari, anak anak 20-50 mg/kgbb/hari
Edukasi
• Menjaga hygenitas
Daftar pustaka
• Adhi D. pioderma. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke7.
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2015:
70-2.
• Sandra W, Hardyanto S, Hanny N, Agnes S.S, Danang T, Citra R, Reti
H, Satya W.Y, Sri L.M. panduan praktik klinis. Perhimpunan dokter
spesialis kulit dan kelamin Indonesia. Jakarta 2017:121-5

Anda mungkin juga menyukai