E+S ES E+P
• Keterangan: E : Enzim, S: Substrat (reaktan), ES: ikatan
sementara, P: Hasil reaksi
STRUKTUR ENZIM
• Oxidoreductases (EC1)
• Transferases (EC2)
• Hydrolases (EC3)
• Lyases (EC4)
• Isomerases (EC5)
• Ligases (EC6)
A. Oksidoreduktase
• Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang
merupakan pemindahan elektron, hidrogen atau
oksigen.
– Sebagai contoh adalah enzim elektron transfer oksidase dan
hidrogen peroksidase (katalase).
• Ada beberapa macam enzim elektron transfer oksidase,
yaitu enzim oksidase, oksigenase, hidroksilase dan
dehidrogenase.
• Enzim- enzim tersebut mengkatalisis reaksi-reaksi
sebagai berikut:
• Oksidase mengkatalisis 2 macam reaksi:
• O2 + (4e- + 4 H+) 2 H 2O
• O2 + (2e- + 4 H+) H 2 O2
• Oksigenase (transferase oksigen):
• O2 + 2 substrat 2 substrat-O
• Hidroksilase : substrat + ½ O2 substrat-O
• 2 koenzim-H + ½ O2 2 koenzim + H2O
• Dehidrogenase:
– NaNO3 + (e-+ H+) NaNO2
– Na2SO4 + (e-+ H+) H 2S
– Na2CO3 + (e-+ H+) CH4
• Hidrogen peroksidase:
• 2 H 2 O2 2 H 2 O + O2
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya
katalisis
b. Transferase
• Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan
molekul dari suatu molekul ke molekul yang lain.
• Sebagai contoh adalah beberapa enzim sebagai
berikut:
– Transaminase adalah transferase yang memindahkan
gugusan amina.
– Transfosforilase adalah transferase yang
memindahkan gugusan fosfat.
– Transasilase adalah transferase yang memindahkan
gugusan asil.
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya
katalisis
c. Hidrolase
• Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis,
dengan contoh enzim adalah:
– Karboksilesterase adalah hidrolase yang
menghidrolisis gugusan ester karboksil.
– Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak
(ester lipida).
– Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis
protein dan polipeptida.
Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan
substratnya yaitu :
1. Karbohidrase, yaitu enzim-enzim yang menguraikan
golongan karbohidrat.
Kelompok karbohidrase masih dipecah lagi menurut
karbohidrat yang diuraikannya :
a. Amilase, yaitu enzim yang menguraikan amilum (suatu
polisakarida) menjadi maltosa (suatu disakarida).
b. Maltase, yaitu enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosa
c. Sukrase, yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi
glukosa dan fruktosa.
d. Laktase, yaitu enzim yang mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
e. Selulase, emzim yang menguraikan selulosa (suatu polisakarida)
menjadi selobiosa (suatu disakarida)
f. Pektinase, yaitu enzim yang menguraikan pektin menjadi asam-
pektin.
2. Esterase, yaitu enzim-enzim yang memecah golongan
ester.
Contoh-contohnya :
a. Lipase, yaitu enzim yang menguraikan
lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
b. Fosfatase, yaitu enzim yang menguraikan suatu
ester hingga terlepas asam fosfat.
3. Proteinase atau Protease, yaitu enzim enzim yang
menguraikan golongan protein.
Contoh-contohnya:
a. Peptidase, yaitu enzim yang menguraikan
peptida menjadi asam amino.
b. Gelatinase, yaitu enzim yang menguraikan
gelatin.
c. Renin, yaitu enzim yang menguraikan kasein dari
susu.
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya
katalisis
d. Liase
• Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis
pengambilan atau penambahan gugusan dari
suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis,
sebagai contoh adalah:
– L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang
mengkatalisis reaksi pengambilan air dari malat
sehingga dihasilkan fumarat.
– Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang
mengkatalisis reaksi pengambilan gugus karboksil.
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya
katalisis
e. Isomerase
• Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis
reaksi isomerisasi, yaitu:
– Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
– Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-
5-fosfat
– Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
– Intramolekul ketol isomerase,
merubah D-gliseraldehid-3-fosfat dihidroksi
aseton fosfat
– Intramolekul transferase atau mutase,
merubah metilmalonil-CoA suksinil-CoA
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya
katalisis
f. Ligase
• Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2
molekul dengan dibebaskannya molekul
pirofosfat dari nukleosida trifosfat,
– sebagai contoh adalah enzim asetat=CoASHligase
yang mengkatalisis rekasi sebagai berikut:
A.Benefits?
1) Because of a pre-gastric fermentation, can use feeds too
fibrous for nonruminants.
2) Can use cellulose, the most abundant carbohydrate present, as
a major nutrient.
3) Can synthesize high-quality microbial protein from low-quality
protein, nonproteinN, and recycled nitrogenous end products.
4) Can provide all components of vitamin B complex, provided the
presence ofadequate Co for vitamin B12 synthesis.
☛Thus, ruminants can compete successfully with
nonruminant grass eaters, and also occupy niches where
the grass quality would be too low to support nonruminants
B.Disadvantages?
1. Spend a large part of its day chewing, i.e., chewing food
4-7hr/day or chewing the cud about 8 hours a day.
2. Need complicated mechanisms to keep the
fermentation vat working efficiently, e.g.:
a) Regular addition of large quantities of alkaline saliva.
b) Powerful mixing movements in the fore stomach.
c) Mechanisms for the elimination of the gases of
fermentation (eructation) for:
1. the regurgitation of the cud (rumination),
2. absorption of end products, and
3. onward passage of portions of the ferment to the omasum.
MINERAL
MINERAL
Mineral untuk ruminansia
• Mineral : bahan anorganik dalam bahan pakan atau
jaringan tubuh.
• Fungsi : membantu proses metabolisme.
• Mineral esensial : 15 macam, dibagi 2 kategori:
– mineral makro : mineral yang diperlukan dalam jumlah
banyak dan dinyatakan dalam persen dari pakan.
– mineral mikro (esensial atau trace) : mineral yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut dan dinyatakan
dalam ppm (part per million) atau milligram per kilogram.
• Mineral diduga esensial bagi ternak, misalnya : flour
(F), silikon (Si), titanium (Ti), vanadium (V), chromium
(Cr), nickel (Ni), arsenic (As), bromine (Br), strontium
(Sr), Cadmium (Cd) dan Tin (Sn).
• Ternak memiliki kebutuhan yang spesifik terhadap mineral.
• Ketidakseimbangan mineral atau defisiensi mineral bisa
mengakibatkan penuruan performance, penurunan ketahanan
terhadap penyakit dan kegagalan reproduksi yang akhirnya
mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar.
• Defisiensi atau ketidakseimbangaan mineral terjadi ketika
kebutuhan tidak terpenuhi karena kandungan mineral dalam
bahan pakan yang rendah, ketersediaan mineral dialam yang
rendah, atau adanya gangguan mineral lain atau substansi lain
terhadap penyerapan mineral oleh tubuh ternak.
Kebutuhan Mineral oleh Mikroba Rumen
Mikroba rumen memiliki kebutuhan spesifik terhadap mineral makro dan mikro
untuk memenuhi kebutuhan komponen struktural sel dan untuk komponen enzim
dan ko-faktor lainnya.
Kebutuhan mineral untuk ternak ruminansia dapat dibagi kedalam dua kelompok:
• mineral makro (Ca, Na, Cl, K, P, S, Mg) dan
• mineral mikro (Cu, I, Fe, Zn,Co, Se,Mn).
Fungsi utama mineral makro Na, Cl, dan K adalah sebagai agent elektro-kimia
yang berperan dalam proses menjaga keseimbangan asam-basa dan mengontrol
tekanan osmotik air sehingga didistribusikan ke seluruh tubuh.
Sedangkan mineral lain mungkin memiliki fungsi struktural, misalnya Ca dan P
adalah komponen esensial pada tulang dan gigi.
Mineral S berperan dalam proses sintesis protein mikroba di dalam rumen
sangatlah penting
Kebutuhan Mineral oleh Mikroba Rumen
• Defisiensi mineral pada mikroba rumen pertama sekali
menyebabkan penurunan efisiensi pertumbuhan mikroba
(rendahnya ratio sel terhadap VFA yang dihasilkan) dengan
adanya atau tanpa penurunan terhadap kecernaan.
• Defisiensi mineral yang semakin meningkat akan menurunkan
kecernaan hijauan bersama dengan berkurangkan jumlah
mikroba dan kemudian intake akan menurun.
• Feed intake akan turun dengan menurunnya P/E ratio bila
ternak mengalami cekaman panas.
• Perbaikan terhadap defisiensi mineral ini akan memberikan
pengaruh sebaliknya.
Peran Mineral Organik dalam Sintesis Protein Mikroba
Rickets, Gejala rickets di jumpai pada sapi muda yaitu tulang hewan muda
terganggu.
• Tanda tanda klinis yang nampak adalah:
– tulang menjadi lemah, lembek (kurang padat), sendi sendi
membengkak, pembesaran ujung tulang, kaki kaku, tulang punggung
melengkung, bungkul pada tulang rusuk.
• Jika rickets dibiarkan maka akan terjadi kelainan pada kaki yang
melengkung hal ini disebabkan oleh tensi urat daging dan bobot badan
yang di pikul oleh tulang kaki yang lemah.
Osteomalasia, Kekurangan Ca pada ternak dewasa akan menyebabkan
osteomalasia, yaitu akibat demineralisasi dari tulang hewan yang sudah
dewasa.
• Kandungan Ca (dan P) dalam tulang sifatnya dinamis, artinya pada
saat produksi ternak tinggi akan mengambil Ca dari tulang.
• Gejala klinis : kelemahan tulang dan gampang rusak kalau kena
tekanan.
• Kadar Ca bahan pakan sangat bervariasi yang disebabkan oleh jenis
tanaman, bagian dari tanaman dan umur tanaman.
• Hijauan pakan ternak yang lebih tua kadar Ca nya akan menurun.
• Leguminosa atau kacang-kacangan lebih banyak mengandung Ca
dari pada rumput.
• Biji-bijian untuk konsentrat kadar Ca nya rendah.
• Sumber Ca adalah kalsium karbonat, batu kapur giling, tepung
tulang, dikalsium forpat, kalsium sulfat, tepung ikan, tepung kerang,
tepung tulang.
Beberapa enzim yang mengandung ion logam sebagai kofaktornya
Dietary cation-anion
balance or DCAD
Dry cows <-100 meq/kg
Lactating cows > 250 meq/kg
Table 1. Minerals and Vitamins in Forage and Required by Sheep
Class of Sheep and Their Requirements
(in diet Dry Matter)
Mature Ewe Young Lamb
Nutrient Good Forage Early Pregnancy Nursing Twins Fast Gain
Calcium, % 0.45 0.25 0.4 0.55
Phosphorous, % 0.40 0.2 0.3 0.25
Potassium, % 2.0 0.5 0.8 0.6
Magnesium, % 0.25 0.12 0.18 0.12
Sulfur, % 0.25 0.15 0.25 0.15
Sodium, % 0.0005 0.10 0.15 0.10
Iron, PPM 100 40 40 40
Copper, PPM 8 10 10 10
Manganese, PPM 70 40 40 40
Zinc, PPM 30 30 30 30
Selenium, PPM 0.15 0.3 0.3 0.3
Vit A, IU/lb DM 50,000 1000 1200 500
Vit D, IU/lb DM 500 100 100 100
Vit E, IU/lb DM 10 7 7 7
Methods of Supplementation
• Free choice feeding of minerals is probably the easiest and most wide-
spread practice of supplying minerals, however with this method of
supplementation, wide variation of intake can exist.
• Free choice intake is dependent on several factors: palatability of the
mineral preparation, water quality and hardness, mineral content of the
feeds, types of feeds, physical location of the mineral and individual animal
preferences.
• Mixing salt with the cattle mineral supplement will generally encourage
consumption and tends to prevent excessive intakes.
• However, where a high salt content exists in the feed or water this practice
may not hold true.
• A common mix is one part loose fortified salt to one part mineral.
• This mixture is fed in a mineral feeder.
• Remove all salt blocks.
• After the cows are accustom to this mix, you could use one part loose
fortified salt to two parts mineral to encourage higher intakes of mineral.
Thumb rules for cattle free choice mineral intakes
1. Mineral intakes should normally be about 60 gm (2 oz.) per head
per day.
2. Salt intakes should normally be about 45 gm to 60 gm (1.5 oz. to 2
oz.) per head per day.
3. When feeding dry hay or silage, voluntary intakes generally drop.
4. Cereal greenfeed and cereal silage can contain very high levels of
Sodium which reduces salt intakes.
5. With hard water (total dissolved solids of greater than 2000 mg/l)
mineral intakes are usually lower.
6. Location of salt will affect intakes. Higher intakes will occur if salt
is placed in an active alley way or near the water source.