Disusun Oleh:
Diva Zahra Parnanda
41171096000032
Pembimbing:
dr. Ambarsari L, Sp.A
PICO
Problem
01 Bayi dengan bronkiolitis RSV
Intervention
02 Terapi antibodi monoklonal Palivizumab intravena, dosis tunggal (15mg/KgBB)
Comparison
03 Plasebo
Outcome
Primer : Kebutuhan rawat inap kembali setelah tiga minggu pasien
dipulangkan
Sekunder :
04 - Waktu rawat inap yang dibutuhkan pasien sampai dinyatakan boleh pulang
- Kebutuhan ruang PICU pada perawatan awal
- Kedatangan kembali pasien ke rumah sakit tanpa penyakit yang sama setelah
tiga minggu
Latar Belakang
Terapi antibodi monoklonal untuk respiratory syncytial virus (RSV)
direkomendasikan sebagai terapi profilaksis pada bayi berisiko tinggi
selama musim bronkiolitis namun tidak sebagai terapi bronkiolitis RSV.
Palivizumab
Merupakan antibodi monoklonal imunoglobulin G1 rekombinan yang memiliki
kemampuan yang tinggi dalam berikatan dengan protein fusi RSV dan menghentikan
replikasi virus dengan menetralisir dan menghambat aktivitas virus
Tujuan Penelitian
Palivizumab dapat ditoleransi dengan baik, aman ketika diberikan secara intravena, dan
menghasilkan kadar antibodi serum yang memadai untuk setidaknya 3 minggu bila
2 diberikan dengan dosis 15 mg/KgBB. Namun, tidak ada manfaat kebertahanan hidup
walaupun terbukti adanya penurunan kadar RSV dari sekresi trakea
Penelitian ini tidak mendukung penggunaan rutin antibodi monoklonal RSV untuk
3 mengobati bronkiolitis RSV akut pada bayi, memikirkan biaya pengobatan yang
dibutuhkan
Diskusi
Dari penelitian ini, diduga respon inflamasi penjamu merupakan faktor yang
4
lebih penting mempengaruhi derajat keparahan penyakit dan kesembuhan
pasien
Kesimpulan
Ya, Pada tabel karakteristik (Tabel 1) diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara kedua kelompok penelitian
d. Apakah kelompok-kelompok yang diteliti diperlakukan secara seimbang?
Ya, Pasien-pasien dengan RSV bronkiolitis positif menjalani rontgen thorax, pemasangan
jalur intravena, dan dipasangkan monitor kardiorespiratori, setelah dilakukan intervensi
dengan Palivizumab atau plasebo.
e. Apakah semua pasien dalam kelompok yang diacak, dianalisis?
Ya, pada gambar 1 terdapat analisis mengenai pasien, mengapa pasien dapat diinklusi da
n dieksklusi
f. Apakah pasien, klinisi, dan personil penelitian dibutakan terhadap terapi yang
diberikan?
Ya, penelitian dilakukan secara uji acak buta ganda sehingga pasien dan klinisi serta
personil penelitian sama-sama dibutakan
a. Apakah pasien kita berbeda dengan pasien pada penelitian ini sehingga hasil
penelitian tidak dapat diterapkan?
Tidak, pasien kita sama dengan pasien pada penelitian ini
Ya, bisa
Tidak, karena berdasarkkan penelitian ini pemberian palivizumab tidak membantu dan
juga tidak membahayakan pasien namun harga palivizumab di Indonesia mahal
d. Apakah dengan hasil penelitian ini akan mengubah manajemen kita dalam terapi?
Tidak, Palivizumab tidak merugikan dan juga tidak memberikan keuntungan bagi pasien