Anda di halaman 1dari 25

MODUL

KULIT MELEPUH
KELOMPOK 3
Uways Al-Qarni Bayan
Muh. Agung Halilurrahman
Yusril Amien
Nurul Wahida
Vivi Christin
Shakila Idrus
Injela Halil
Putri Assayidatina F Abas
Nurul Amirah R
Ummuhani Abubakar
Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dibawa orang tuanya ke klinik
dokter umum dengan keluhan kulit lepuh diwajah dan kaki kiri sejak 1 minggu
yang lalu. Keluhan disertai dengan luka akibat pecahnya lepuhan tersebut dan
sekitarnya terdapat koreng berwarna kuning. Pemeriksaan fisik didapatkan
vesikel dan krusta di region fasialis dan cruris sinistra, Riwayat ISPA 2 minggu

SKENARIO
01 02 03
Anak perempuan kulit lepuh diwajah disertai dengan luka ak
usia 5 tahun dan kaki kiri sejak 1 pecahnya lepuhan terse
minggu yang lalu dan sekitarnya terdap
KALIMAT koreng berwarna kunin

KUNCI

04 05
Pemeriksaan fisik
Riwayat ISPA 2 minggu
didapatkan vesikel dan
krusta di region fasialis
dan cruris sinistra
PERTANYAAN
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi kulit?
2. Jelaskan definisi, klasifikasi dan etiologi pioderma?
3. Jelaskan hubungan keluhan penyerta dan keluhan utama?
4. Apa diferential diagnosa ?
5. Jelaskan definisi dari diferential diagnosa ?
6. Jelaskan epidemiologi dari diferential diagnosa ?
7. Jelaskan etiologi dan faktor resiko dari diferential diagnosa ?
8. Jelaskan patomekanisme dari diferential diagnosa ?
9. Jelaskan manifestasi klinis dari diferential diagnosa ?
10. Jelaskan langkah-langkah diagnosa dari diferential diagnosa ?
11. Jelaskan penatalaksanaan dari diferential diagnosa ?
12. Jelaskan komplikasi dari diferential diagnosa ?
13. Jelaskan prognosis dari diferential diagnosa ?
14. Jelaskan pencegahan dari diferential diagnosa ?
ANATOMI KULIT
FISIOLOGI
KULIT
• Fungsi Proteksi
• Fungsi Absorpsi
• Fungsi Ekskresi
• Fungsi Persepsi
• Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh
(Termoregulasi)
• Fungsi Pembentukan Pigmen
• Fungsi Keratinisasi
• Fungsi Pembentukan Vitamin D
PIODERMA
Definisi Pioderma
• penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau
oleh kedua-duanya.
Klasifikasi
• Pioderma primer
• Pioderma sekunder
Etiologi
• Penyebab utama ialah Staphylococcus aureus dan Streptococcus B
hemolyticus, sedangkan Staphylococcus epidermis merupakan penghuni
normal di kulit dan jarang menyebabkan infeksi.
PATOMEKANISME GEJALA
Luka, Gigitan
Serangga, Trauma

Invasi Mikroorganisme

Streptococcus &
Staphylococcus
Eksotoxin A Inflamasi

Merusak desmosom Vasodilatasi pembuluh


darah

Taut antar sel hilang Permeabilitas kapiler

Vesikel Cairan ke ruang antar sel

Pecah

Serum mengering

Krusta bewarna kuning


01
IMPETIGO
KRUSTOSA
Pioderma superfisialis, dimana kelainan
terbatas padaepidermis dengan gambaran
yang dominan adalah krusta yang khas,
berwarna kuning kecoklatan seperti madu
yang berlapis-lapis.
ETIOLOGI :
Streptococcus betahemolyticus group A
Staphylococcus aureus

FAKTOR RESIKO :
● Hygiene yang buruk
● Kontak dengan penderita
● malnutrisi
• Kebersihan yang kurang dan hygiene yang buruk
(anemia dan malnutrisi)
• Terutama pada anak-anak
• Frekuensinya sama pada pria dan wanita
• Lebih sering didaerah tropis, musim panas atau cuaca
EPIDEMIOLOGI panas dan lembab

IMPETIGO KRUSTOSA

Data epidemiologi impetigo secara


nasional di Indonesia belum diketahui. Sebuah
studi yang dilakukan di Manado melaporkan
bahwa 0,77% dari seluruh pasien anak di
poliklinik kulit dan kelamin pada tahun 2013-
2015 menderita impetigo.
MANIFESTASI KLINIK
Tidak disertai gejala umum, hanya terdapat pada anak.
Tempat predileksi di wajah, yakni di sekitar lubang
hidung dan mulut.

kelainan kulit berupa eritema dan vesikel


yang cepat memecah sehingga jika
penderita datang berobat yang terlihat ialah
krusta tebal berwarna kuning seperti madu.
Jika dilepaskan tampak erosi di bawahnya.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pada umur penderita, yang biasanya anak-anak, dan krusta yang melekat ke
dasarnya, bewarna kuning, dengan erupsi vesikula yang mengeluarkan sekret, serta distribusi di muka, lengan, dan
tungkai.
Pemeriksaan Kulit :
- Lokalisasi : Wajah (sekitar hidung & mulut), tangan, leher, dan
ekstremitas
- Efloresensi : Makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular,
sirsinar, vesikel dan bula lentikular difus; pustula miliar samapai lentikular;
krusta kuning kecoklatan, berlapis-lapis, mudah diangkat.

Pemeriksaan Penunjang :
• Laboratorium
- Biakan bakteriologis eksudat lesi
- Biakan secret dalam media agar darah dilanjutkan dengan tes resistensi

• Histopatologi
- Berupa peradangan superfisial folikel pilosebasea bagian atas.
- Terbentuk bula atau vesikopustula subkornea yang berisi kokus serta debris
berupa lekosit dan sel epidermis.
- Pada lapisan dermis didapatkan reaksi peradangan ringan berupa dilatasi
pembuluh darah, edema dan infiltrat PMN.
PENATALAKSANAAN

- jika krusta sedikit  dilepas & diberi


salap antibiotik
- jika banyak  beri pula antibiotik
sistemik
KOMPLIKASI
Glomerulonefritis (2-5%)

PROGNOSIS
prognosis umumnya baik. Bila mendapatkan
tatalaksana yang sesuai
PENCEGAHAN

• Menjaga kebersihan kulit dengan


mandi memakai sabun 2 kali sehari
• Menjaga kebersihan lingkungan
• Mencegah kontak langsung maupun
tidak langsung dengan penderita
• Menghilangkan faktor-faktor
predisposisi
02
02
EKTIMA
EKTIMA
Pioderma yang menyerang
Ulkus superficial
epidermis dengan
dankrusta diatasnya
dermis,
disebabkan oleh infeksi Streptococcus.
membentuk ulkus dangkal
yang ditutupi oleh krusta
berlapis.
ETIOLOGI :
Streptococcus B hemolyticus

FAKTOR RESIKO
• Tingkat kebersihan dari pasien dan kehidupan
sehari-hari yang buruk
• Daerah yang panas dan lembap
• Malnutrisi
• Penyakit DM
Di Eropa, kebanyakan kasus terjadi pada
EPIDEMIOLOGI anak-anak, tetapi pada daerah tropis, di mana
penyakit ini merupakan yang paling umum

EKTIMA
terjadi, penyakit ini bisa mengenai semua
umur. Higien yang buruk dan malnutrisi
menjadi faktor predisposisi, serta luka-luka
kecil atau beberapa kondisi kulit lainnya,
khususnya skabies, bisa mempengaruhi
secara langsung pada lokasi di mana lesi
berada. Pada daerah urban, lesi-lesi muncul
karena S. aureus dan terlihat pada pemakai
obat-obatan melalui intravena dan pasien HIV.
MANIFESTASI KLINIK
Tempat predileksi di tungkai bawah

- Lesi awal berupa pustule atau bula yang cepat


membesar dan menjadi ulkus.
- Lesi berbentuk oval atau bulat dengan
diameter 1-3cm, dikelilingi oleh halo eritem
dan edema.
- Ulkus ditutupi krusta tebal yang melekat dan
bewarna kuning sampai coklat tua.
- Jika krusta diangkat terdapat ulkus purulen,
seperti cangkir dengan pinggir manimbul.
- Autoinokulasi menyebabkan lesi kronik dan
lesi bertambah banyak.
- Sakit dan nyeri pada perabaan di lesi
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pada umur penderita, dengan atau beberapa lesi pada tungkai,
yang ditutupi oleh krusta yang disertai halo edematous merah.

Pemeriksaan Kulit :
- Lokalisasi : ekstremitas bawah
- Efloresensi : Makula eritematosa lentikular hingga nummular,
vesikel dan pustula miliar hingga numular, difus, simestris, serta
krusta kehijauan yang sukar dilepas

Pemeriksaan Penunjang :
• Laboratorium
- Mencari etiologi dari secret/kerokan kulit
• Histopatologi
- Berupa peradangan dalam yang diinfeksi kokus, dengan infiltrasi
PMN dan pembentukan abses mulai dari folikel pilosebasea.
- Pada dermis, ujung pembuluh darah melebar dan terdapat
sebukan sel PMN
PENATALAKSANAAN

- jika krusta sedikit  dilepas & diberi


salap antibiotik
- jika banyak  beri pula antibiotik
sistemik
KOMPLIKASI
-

PROGNOSIS
prognosis umumnya baik. Bila mendapatkan tatalaksana
yang sesuai
PENCEGAHAN

• Menjaga kebersihan kulit dengan


mandi memakai sabun 2 kali sehari
• Menjaga kebersihan lingkungan
• Mencegah kontak langsung maupun
tidak langsung dengan penderita
• Menghilangkan faktor-faktor
predisposisi
TERIMA
KASIH
SALAM SAYANG DARI
KELOMPOK 3

Anda mungkin juga menyukai