Anda di halaman 1dari 20

Seksi Yandas dan Rujukan

Dinas Kesehatan
Kabupaten Tasikmalaya
5 – 6 Oktober 2016
ad/ suatu sistem penyelenggaraan
kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik
terhadap satu kasus penyakit dan
masalah kesehatan secara vertikal atau
secara horizontal
Terciptanya pelayanan
kesehatan yang
konprehenship, terpadu
untuk meningkatkan mutu,
cakupan dan efisiensi
pelayanan kesehatan yang
berkualitas
Adalah suatu pelimpahan
tanggung jawab timbal balik
atas kasus atau masalah
kebidanan yang timbul
baik secara vertical
maupun horizontal
Surat Obat
rujukan yg dperlukan

Kendaraan Keluarga
mengantar
mendampingi

Alat Uang
yg diperlukan persiapan
administrasi

Bidan Persiapan Rujukan


Pendamping
Do’a
KEBIDANAN
 Pengiriman org sakit dari unit kesehatn
kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap
 Rujukan patologis pada kehamilan,persalinan,
dan nifas
 Pengiriman kasus masalah reproduksi
 Pengiriman bahan laboratorium
 Jika penderita telah sembuh dan hasil lab
telah selesai kembalikan dan kirimkan
kembali ke unit sebelumnya disertai dengan
keterangan yang lengkap
 Puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan
serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk
memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin
dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir
dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau
atas rujukan kader di masyarakat, Bidan di Desa,
Puskesmas.

 Melakukan rujukan ke RS/RS PONEK pada kasus


yang tidak mampu ditangani.
 Puskesmas non-PONED harus mampu
melakukan stabilisasi pasien dengan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
sebelum melakukan rujukan
 Puskesmas PONED mampu memberikan
pelayanan langsung terhadap ibu hamil / ibu
bersalin dan ibu nifas dengan komplikasi
tertentu sesuai dengan tingkat kewenangan dan
kemampuannya atau melakukan rujukan pada
RS PONEK.
 RS PONEK 24 Jam mampu memberikan
pelayanan PONEK langsung terhadap ibu
hamil / ibu bersalin dan ibu nifas baik yang
datang sendiri atau atas rujukan.

 Pemerintah Propinsi/Kabupaten memberikan


dukungan secara manajemen, administratif
maupun kebijakan anggaran terhadap
kelancaran pelayanan kegawatdaruratan
obstetrik dan neonatal.
 Pokja/SatgasGSI merupakan bentuk nyata
kerjasama lintas sektoral di tingkat Propinsi dan
Kabupaten untuk menyampaikan pesan peningkatan
kewaspadaan masyarakat terhadap komplikasi
kehamilan dan persalinan serta kegawatdaruratan
yang mungkin timbul

 RS Swasta dan Dokter/Bidan Praktek Swasta


melaksanakan peran yang sama dengan RS Ponek
24 Jam, Puskesmas PONED dan Bidan dalam
jajaran pelayanan rujukan.
PEMERINTAH RUMAH SAKIT DINAS
PROPINSI PROPINSI KESEHATAN
POKJA PUSAT PROPINSI
/TIM GSI

RUMAH SAKIT DINAS


PEMDA PONEK 24 JAM KESEHATAN
KAB./KOTA KABUPATEN
TIM POKJA GSI

PUSKESMAS
KECAMATAN PONED RS SWASTA
SATGAS GSI Dan RS Khusus

PUSKESMAS
NON PONED DPM
BPM

POLINDES
POSKESDES

KADER / DUKUN

MASYARAKAT
/ BUMIL
1. Peran Dinas Kesehatan
 Menetapkan level pelayanan dan jenis pelayanan pada setiap level
(PPK I, PPK II, dan PPK III )
 Penetapan peran dan tanggungjawab stakeholder kunci terkoordinasi
dalam sebuah tim.
 Penetapan pedoman rujukan antar level rujukan
 Penetapan kebijakan pedoman administratif rujukan untuk mendukung
sistem rujukan
 Menetapkan implementasi, sistem monitoring, supervisi dan evaluasi
kualitas pelayanan, sistem rujukan serta mekanisme pendukungnya
 Menyiapkan sarana dan SDM yang mampu dalam implementasi sistem
rujukan
 Memfasilitasi pemenuhan standar sarana, prasarana dan alat kesehatan
menetapkan akreditasi serta sertifikasi bagi RS dan PUSKESMAS.
 Pembinaan RS dalam rujukan berdasarkan
wilayah administrasi pemerintahan dan
PKM
 Mengintegrasi dalam e Medical Record
 Pengaturan Rujuk Balik dengan supervisi
Dokter Spesialis ke PKM setempat
 Berkoordinasi dengan Provider
pembiayaan kesehatan secara
berkesinambungan
 Sebagai Faskes Tingkat Pertama
 Sebagai pelayanan kesehatan di
daerah
 Promotif dan Prepentif
 Rujukan PPK Tingkat pertama.
Ketersediaan tenaga kesehatan
di daerah remote area /kurang peminatan
untuk menjamin portabilitas pelayanan. →
regulasi dan dukungan Pemerintah Daerah
Standarisasi kompetensi tenaga
kesehatan untuk memberikan pelayanan
kesehatan bermutu.
Standarisasi fasilitas kesehatan
belum tersedia
Standar pelayanan medik yang berlaku
di seluruh Indonesia
Standarisasi pembiayaan belum tersedia → tarif
yang rasional
Peningkatan upaya promotif dan preventif di
Dokter pelayanan primer.
Perbaikan pola koordinasi
1. Antara Dokter pelayanan primer dengan Dokter
Spesialis dalam sistem rujukan timbal-balik.
2. Pimpinan RS dengan kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota
3. Antar Wilayah/Regional Rujukan
Penggunaan SIM di Faskes Tingkat Pertama yang
terhubung dengan Faskes Tingkat Lanjutan
Perbaikan sistem pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal tidak cukup dengan hanya
melakukan standardisasi pelayanan dan
peningkatan kemampuan sumber daya manusia,

Tetapi juga perbaikan sistem rujukan maternal


dan neonatal yang akan menjadi bagian dari
tulang punggung sistem pelayanan secara
keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai