Anda di halaman 1dari 29

Effects of Repeated Testicular Biopsies in Adult Warmblood

Stallions and Their Diagnostic Potential

Efek pengulangan biopsi testikel pada warmblood stallion dan


potensi diagnostiknya

Kelompok 4

Ade Ismanadia – 1602101010026


Gusriwanda – 1602101010029
Fettiarifiani – 1602101010030
Loly Amalia – 1602101010033
Windy Budi Setiawandi – 1602101010039
Dhia Rafid Marpaung – 1602101010036
Kiki Febrianti – 1602101010040
Raniah Dahlan – 1602101010041
Cynthia Putrima Zakirman – 1602101010042
Dessy Yuliani – 1602101010045
M. Khalil Albisyri – 1602101010053
Fajri Rahmasari – 1602101010058
Abstrak

• Biopsi testikel masih belum umum digunakan


untuk diagnosa andrologikal pada kuda meskipun
telah diketahui hal ini merupakan prosedur yang
aman.
Introduction/Pendahuluan
• Cara mendapatkan sampel untuk evaluasi histologi
testis atau untuk melihat kelainan testis (mis:
Neoplasia, azoospermia, oligospermia) tanpa
menghilangkan seluruh organ dapat dilakukan
dengan biopsi testikel.
• Metode lainnya yang dapat digunakan pada kuda,
termasuk:
▫ open method (sangat invasive),
▫ Needle puncture menggunakan type needle yang
berbeda
▫ aspirasi jarum (paling tidak invasive)
• Biopsi testikel tidak umum digunakan untuk
mendiagnosa kasus subfertil atau infertilitas
pada kuda jantan.
• Efek samping yang dicurigai dapat terjadi:
▫ Hemoragi,
▫ Adhesi,
▫ Degenerasi pada tubulus
▫ Nekrosis koagulasi,
▫ Fibrosis interstitial
▫ Orchitis
▫ Inflamasi lokal,
▫ Hypospermatogenesis,
▫ Peningkatan kelainan morfologi spermatozoa
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
• Untuk menentukan efek yang timbul dari
perlakuan biopsi pada testis secara berulang
• Melihat manfaat untuk mendiagnosa dari
spesimen yang diperoleh (penelitian histologi,
biologi sel, dan biologi molekuler)
Material dan metode
A. BIOPSI TESTIS
• HEWAN
▫ 4 kuda jantan Hanoverian yang sehat dan
spermatogenesis normal
▫ Usia : 4 -19 tahun
• Prosedur Biopsi dan Perawatan Medis
▫ Sampel biopsi dari keempat kuda jantan diambil setiap
bulannya selama setahun, sampel diambil bergantian
kedua testes.
▫ Menggunakan instrumen biopsi yang terdiri dari kanul
13-G dengan trocar dan instrumen biopsi spring 14 G
▫ persiapan prosedur : kuda jantan diberi flunixin
meglumine (1,1 mg / kg BB), trimethoprim- sulfadiazine
(20 mg / kg BB), dan Sangostyptal (dua ampul per kuda
jantan)
▫ Sedasi : kombinasi butorphanol (0,1 mg / kg BB) dan
detomidin (0,015-0,03 mg / kg BB)
▫ Dua hari setelah biopsi, hewan tersebut diberi flunixin
meglumin (1,1 mg / kg BB) dan trimethoprim-
sulfadiazine (20 mg / kg BB)
▫ Persiapan skrotum : kulit skrotum dicuci dengan air
hangat dan sabun chlorhexidine diikuti oleh desinfeksi
dengan etanol 70%
• Prosedur biopsy
▫ Satu tangan memegang spermatic cord dan menekan
testis ke dalam skrotum untuk meregangkan kulit
skrotum.
▫ Tangan yang lain menusukkan kanul dengan trocar ke
dalam jaringan testis. Tusukan dilakukan di daerah
craniolateral testis dengan kanul mengarah ke
kaudomedial
▫ Tarik trocar dan masukkan instrumen biopsi melalui
kanul
▫ Dengan menekan tombol plunger instrumen biopsi,
spesimen jaringan dipotong
▫ Tarik instrumen biopsi tanpa menarik kanul
▫ Pindahkan jaringan ke saline fisiologis dingin steril
▫ Atau dalam nitrogen cair untuk RNA dan analisis protein
▫ Cabut kanul
• Pemeriksaan Klinis dan Ukuran Testis
▫ pemeriksaan klinis dilakukan sebelum biopsy dan selama 3
hari setelah biopsi (hari 1-3)
▫ penilaian : kondisi umum, suhu tubuh (C), inspeksi dan
palpasi skrotum dan isinya, dan pengukuran diameter masing-
masing testis menggunakan pita pengukur.

• Sonografi
▫ Sonografi B-mode dilakukan sebelum biopsy (hari 0) dan 3
hari setelah biopsi (hari 1-3)
▫ bertujuan untuk melihat perubahan echogenisitas pada
jaringan testis.

• Termografi Infra Merah


▫ Untuk memvisualisasikan kemungkinan terjadinya perubahan
pada suhu kulit skrotum

• Analisis statistik
▫ menggunakan perangkat lunak SPSS. Tingkat signifikansi : 5%.
B. Potensi Diagnostik
• Evaluasi histologis Sampel Biopsi
▫ 3-mm bagian dari biopsi spesimen yang
dipasang pada object glass diwarnai
dengan hematoxylin - eosin (HE)
menggunakan protokol standar
• Imunohistokimia
▫ Untuk menunjukkan manfaat dari
pengambilan sampel biopsi untuk
diagnosis yang lebih rinci(mis: melihat
antibodi spesifik yang di gunakan untuk
mengidentifikasi proliferasi sel)
• Analisis Western Blot
▫ analisa WB Claudin 11 dan Cx43 digunakan untuk tujuan
analisa diagnostik lebih lanjut

• PCR
▫ untuk mengetahui fungsi biopsi testis kuda untuk
pemeriksaan ekspresi gen

• Pemeriksaan Komparatif Testis Setelah Kastrasi


▫ Setelah 1 tahun, enam biopsi per testis, tiga di antara kuda
jantan (kuda jantan 2-4) dikastrasi secara pembedahan
untuk mengevaluasi efek biopsi testis berulang.
Hasil
Biopsi testis
• Pemeriksaan Klinis dan Ukuran Testis
▫ Pemeriksaan klinis tidak menunjukkan penurunan kondisi umum dan
suhu tubuh setelah biopsi berulang di semua kuda jantan.

▫ Tidak ada tanda-tanda peradangan (seperti panas lokal, rasa sakit, atau
pembengkakan) setelah biopsy pada 3 dari 4 kuda jantan.

▫ Namun, kuda 3 menunjukkan pembengkakan skrotum setelah di biopsi


tetapi panas atau nyeri tidak dapat dipastikan. Namun pembengkakan
menghilang setelah lima hari setelah biopsi.

▫ Data untuk semua kuda jantan dan semua biopsi mengungkapkan tidak
terjadi variasi yang signifikan (P> .05) dalam volume testis sebelum (hari
0) dan setelah biopsi (hari 1-3).
• Sonografi
▫ Tidak ada tanda-tanda yang memperlihatkan
adanya cedera (seperti pendarahan, edema, atau
bekas tusukan) dari jaringan testis yang dapat
terlihat dari echogenisitas parenkim testis sebelum
biopsy dan setelah biopsi testis.

▫ Gelombang Doppler dari arteri testis tidak


menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap
aliran darah testis.
• Termografi Infra Merah
▫ Pada kedua skrotum menunjukkan gradien suhu
nilai yang lebih tinggi di bagian dorsal (dekat
dengan dinding abdominal) dan nilai yang lebih
rendah di bagian abdominal

▫ Tidak ada perubahan suhu kulit skrotum (sebelum


dan sesudah biopsy)

▫ Selain itu, tidak ada perbedaan dalam pola suhu


testis yang dibiopsi (kiri) dibandingkan dengan
yang tidak dibiopsi (kanan).
Potensi Diagnostik
• Evaluasi histologis Sampel Biopsi

• Dua sampel biopsi Haflinger stallion


digunakan untuk HE (patho) pemeriksaan
histologis.
• Sampel terdapat total 47 dan 74 tubulus per
sampel.
• Berkurangnya jumlah tubulus dengan
spermatid yang memanjang (Gambar 6A
dan 6B), yaitu tiga dari 47 (6,4%) dan
empat dari 74 (5,4%), masing-masing
terdapat spermatid yang memanjang.
• Kedua sampel jaringan kuda Haflinger
menunjukkan beberapa tubulus dengan
spermatogenesis di tingkat spermatosit
(Gbr. 6C).
• Pada kuda jantan Haflinger menunjukkan
penyimpangan morfologi tubulus (Gambar.
6A dan 6B).
• Hal ini menunjukkan terjadi perubahan
secara kuantitatif dan kualitatif pada
spermatogenesis.
Imunohistokimia
• Untuk menunjukkan bahwa biopsi testis bermanfaat untuk aplikasi biologi
sel yang khas, imunoreaktivitas spesifik untuk claudin 11 dan Cx43 (Gambar
7A dan 7C) terdeteksi di daerah basal epitel seminiferus.

• Identifikasi sel-sel yang berkembang biak di testis sampel biopsi berhasil


menggunakan antibodi Ki-67. Itu jenis sel yang berproliferasi dalam epitel
seminiferus terutama spermatogonia di kompartemen basal (Gbr. 7E)

• Dalam tubulus seminiferus, imunoreaktivitas spesifik untuk vimentin


terdeteksi dalam sitoplasma sel Sertoli, sel peritubularmyoid, dan sel Leydig
di kompartemen interstitial (Gbr. 7G). Vimentin hanya disintesis oleh sel
mesenkim.
Analisis Western Blot
▫ biopsi testis memerlukan pita
spesifik sekitar 22 kDa untuk
claudin 11 (Gbr. 8, panel atas).

▫ sekitar 39 hingga 43 kDa untuk Cx43


(Gbr. 8, panel bawah) di semua kuda
jantan (Gambar 8, jalur a) serta di
jaringan kontrol (testis tikus dewasa,
Gambar 8, jalur b). Kontrol negatif
untuk homogenat equine (jalur c)
dan murine (jalur d) testis tidak
menunjukkan perlekatan.
• PCR
▫ PCR representatif dari
PLCz1 menggunakan
sampel biopsi testis kuda
menunjukkankan adanya
pita di sekitar 467 bp di
keempat kuda jantan
(Gbr. 9, jalur a – d).
▫ Kontrol negatif tidak
menunjukkan pita
• Pemeriksaan testis setelah
kastrasi
▫ Secara makroskopis untuk seluruh testis setelah
pengangkatan testis dengan pembedahan
menunjukkan tidak adanya adhesi pada skrotum
dan tunika vaginalis.
▫ Dalam dua kasus, pada area tusukan dikelilingi oleh
pendarahan kecil (Gbr. A) dengan diameter sekitar
10 mm.
▫ Secara mikroskopis terdapat struktur longgar yang
dangkal (Gbr. B) dan sedikit infiltrasi oleh limfosit
(Gbr. C) dan eritrosit (Gbr. D) pada tunica
albuginea.
Pembahasan
• Biopsi testis berulang tidak memiliki efek buruk pada perkembangan testis
selama pubertas pada domba jantan dan pada anjing, dan tidak
menyebabkannya perubahan yang signifikan dalam spermatogenesis dan berat
testis. Sesuai dengan itu, tidak ada perubahan signifikan dalam ukuran testis
setelah biopsi testis di penelitian ini.

• Efek samping yang diduga dari biopsi testis seperti perdarahan yang
berlebihan, adhesi, degenerasi tubulus, nekrosis koagulasi, fibrosis interstitial,
orkitis atau peradangan lokal, hipospermatogenesis, dan peningkatan
penyimpangan dalam morfologi sperma, tidak terjadi dalam penelitian saat ini.
Pembengkakan skrotum pada satu kuda jantan (kuda jantan) tidak melibatkan
tanda-tanda peradangan lain seperti panas atau sakit.

• Di penelitian ini, tidak ada variasi signifikan dari aliran darah testis atau
perubahan pola suhu permukaan skrotum yang terdeteksi dengan
ultrasonografi Doppler warna dan terapi IR.

• Dapat disimpulkan pengulangan biopsi testis memiliki risiko yang sangat


rendah untuk testis kuda jantan terhadap kesehatan dan kesuburan.
Kesimpulan
• Pengulangan pengambilan biopsi testis memiliki efek samping minimal
yang berkaitan dengan kesehatan, ukuran testis, libido, aliran darah
testis, histologi testis dan suhu pada permukaan skrotum. Selama
prosedur biopsi, hewan-hewan tidak menunjukkan atau hanya sedikit
tanda-tanda rasa sakit ketika jarum disuntikkan melalui kulit skrotum.

• Sampel biopsi yang diperoleh dengan teknik ini menyediakan jaringan


yang cukup untuk tujuan diagnostik (mis., pewarnaan HE, IHC, WB,
dan PCR).

• Pengulangan pengambilan sampel biopsi testis juga memberikan


manfaat bagi karya ilmiah. Dengan mengambil sampel biopsi selama
periode waktu yang lebih lama, dimungkinkan untuk dilakukannya
pemantauan efek aplikasi tertentu (mis; obat-obatan) pada fungsi testis
dan spermatogenesis.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai