Anda di halaman 1dari 50

Pemeriksaan Fisik Pada Anak

Pemeriksaan Status Kesadaran Pada Anak

• Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai status


kesadaran anak. Pemeriksaan status kesadaran ini
dilakukan dengan dua penilaian, yaitu penilaian
secara kualitatif dan penilaian secara kuantitatif.
• Penilaian Kesadaran Kualitatif
– Prosedur
• Lakukan pengamatan pada anak tentang status kesadaran
(kualitatif) (lihat Tabel)
• Beri rangsangan seperti mengajak bicara, menyalakan
sumber cahaya, dan lain-lain
Pemeriksaan Status Kesadaran Pada Anak

• Penilaian Kesadaran Kuantitatif


• Prosedur
– Lakukan pengamatan status kesadaran (kuantitatif)
pada anak usia > 2 tahun
– Beri rangsangan untuk respon membuka mata, verbal
dan motorik.
– Lakukan penilaian status kesadran pada masing-
masing aspek (Lihat Tabel)
– Lakukan penjumlahan ketiga respons dari aspek
membuka mata + respons verbal + respons motorik
Tingkat Kesadaran
Tingkat Kesadaran Kriteria
Compos Mentis Jika kesadaran anak penuh, anak akan memberi respon
yang cukup terhadap stimulus yang diberikan.
Apatis Anak bersikap acuh tak acuh terhadap keadaan di
sekitarnya.
Somnolen
Anak memiliki kesadaran yag lebih rendah ditandai dengan
anak tampak mengatuk, selalu ingin tidur, dan tidak
responsif terhadap rangsangan ringan dan masih
Sopor memberikan respon terhadap rangsangan yang kuat
Anak tidak memberi respons terhadap stimulus ringan atau
sedang tetapi masih memberikan sedikin respons terhadap
Koma rangsangan yang kuat, ditandai dengan refleks pupil
terhadap cahaya yang masih positif
Anak tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau
Delirium
rangsangan apapun, refleks pupil terhadap cahaya pun
tidak ada.
Disorientasi sangat iritatif, kacau dan salah persepsi
terhadap rangsangan sensorik.
Pemeriksaan Tanda Vital
• Pemeriksaan Nadi
– Persiapan Alat
• Jam atau Stopwatch
• Pena
• Buku catatn nadi
– Prosedur
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi dengan tidur terlentang
• Lakukan pengukuran denyut nadi (frekuensi), pola nadi, dan kekuatan nadi.
Pengukuran daerah apikal pada anak usia <3 tahun atau radialis apada anak usia >2
tahun selama 1 menit jika teratur, atau selama 15-30 detik dikalikan 4 atau 2,
dengan cara mengguanakn ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari mais
• Catat hasilnya
• Cuci tangan
Frekuensi Nadi
Umur Frekuensi Nadi Rata-Rata
Lahir 140
1 bulan 130
1-6 bulan 130
6-12 bulan 115
1-2 tahun 110
2-4 tahun 105
Pola Nadi
Pola Nadi Deskripsi

Bradikardia Frekuensi nadi lambat


Takikardia Frekuensi nadi meingkat, dalam keadaan tidak
ketakutan, menangis, aktivitas meningkat, atau
demam yang menunjukan penyakit jantung.
Sinus aritmia Frekuensi nadi meningkat selama inspirasi,
menurun selama ekspirasi, sinus aritmia merupakan
variasi normal pada anak khususnya selama tidur
Pulsus alternans Denyut nadi yang silih berganti kuat lemah dan
kemungkinan menunjukan gagal jantung
Pulsus brigeminus Denyutan yang berpasangan berhubungan dengan
denyutan prematur
Pulsus paradoksus Kekuatan nadi menurun dengan inspirasi
Thready pulse Denyut nadi cepat dan lemah menunjukan adanya
tanda syok, nadi sukar dipalpasi, tampak muncul
Pulsus corrigan dan menghilang
Denyut nadi kuat dan berdetak-detak disebabkan
variasi yang luas pada tekanan nadi
Tingkatan Nadi
Tingkatan Nadi Deskripsi
Tingkat 0 Tidak dapat diraba
Tingkat + 1 Sulit diraba, lemah, halus, mudah
hilang dengan tekanan
Tingkat + 2 Sulit diraba, dapat hilng dengan
tekanan
Tingkat + 3 Mudah diraba, tidak mudah hilang
dengan tekanan (normal)
Tingkat + 4 Kuat, berdenyut, tidak hilang dengan
tekanan
Pemeriksaan Tanda Vital
• Pemeriksaan Tekanan Darah
– Persiapan Alat
• Sfigmomanometer
• Manset sesuai dengan ukuran anak
• Stetoskop
• Buku catatan
– Prosedur
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi klien berbaring atau duduk
• Pasang maset di daerah pengukuran tekanan darah
• Kembungkan/pompa manset dengan kecepatan rata-rata 20 mmHg di atas titik nadi
menghilang
• Lepaskan tekanan manset dengan kecepatan kira-kira 2-3 mmHg per detik
• Baca hasil dengan auskultasi: denyutan pertama atau koronkoff I menunjukan tekanan
sistolik; dan denyutan atau korotkoff IV/V menunjuka tekanan diastolik
• Catat hasil
• Cuci tangan
Tekanan Darah Normal Pada Anak
Usia Tekanan Sistolik/Diastolik
(mHg)
1 bulan 86/54
6 bulan 90/60
1 tahun 96/65
2 tahun 99/65
4 tahun 99/65
Pemeriksaan Tanda Vital
• Pemeriksaan Respirasi
– Persiapan Alat
• Jam atau Stopwtach
• Buku catatan
– Prosedur
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Lakukan pengukuran dengan mengamati gerakan abdomen
pada bayi dan anak kecil atau gerakan torak pada anak yang
lebih besar
• Hitung frekuensi, irama, pola nafas selama 1 menit penuh
• Catat hasil
• Cuci tangan
Pola Pernafasan
Pola Pernafasan Deskripsi

Dispnea Susah nafas yang ditunjukan adanya retraksi


Bradipnea Frekuensi pernafasan lambat yang abnormal, irama teratur
Takipnea Frekuensi pernafasan cepat yang abnormal
Hiperpnea Pernafasan cepat dan dalam
Apnea Tidak ada pernafasan
Cheyne stokes Periode pernafasan cepat dalam yang bergantian dengan periode
apnea, umumya pada bayi dan anak selama tidur nyenyak,
depresi, dan kerusakan otak
Kussmaul Nafas dalam yang abnormal bisa cepat, normal atau lambat
umumnya pada asidosis metabolik
Biot Tidak teratur terlihat pada kerusakan otak bagian bawah dan
depresi pernafasan
Pemeriksaan Tanda Vital
• Pemeriksaan Suhu
– Persiapan Alat
• Termometer
• Buku catatan
– Prosedur
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi dengan dimiringkan, terlentang atau telungkup (dipangku orang
tua)
• Lakukan pengukuran sebagai berikut:
• Untuk suhu oral, letakan di bawah lidah di bawah kantong sublingual posterior
kanan atau kiri, minta anak untuk mengatupkan mulutnya (bukan menggigit
termometer) selama 1 menit
• Untuk suhu aksila, tempatkan termometer di bawah lengan dengan ujungnya
di bagian tengah aksila dan dekatkan dengan kulit, minta tangan anak untuk
menjepit termometer selama 3 menit
Pemeriksaan Tanda Vital
• Untuk suhu rektum, masukan ujung yang diberi
pelumas dalam rektum dan pegang termometer
dengan hati-hati, baringkan anak selama 3 menit
• Lihat hasil pengukuran
• Bersihkan termometer dengan kertas tissue, kemudian
cuci dengan air sabun, desinfektan, air bersih dan
keringkan
• Catat hasil
• Cuci tangan
Suhu Normal Tubuh

Usia Suhu (0C)


3 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37,0
Pemeriksaan Kulit, Kuku, Rambut, dan Kelenjar
Getah Bening

• Pemeriksaan Kulit
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Atur posisi klien berbaring atau duduk
– Lakukan pemeriksaan kulit (warna, kelembapan,
suhu, tekstur, turgor, edema, dan lesi) sesuai
dengan aspek yang dijelaskan pada Tabel
– Catat hasil pemeriksaan
– Cuci tangan
Pemeriksaan Warna Kulit
Warna Kulit Deskripsi

Cokelat Menunjukan adanya penyakit Addison atau tumor


Biru kemerahan hipofisis
Merah Menunjukan Polisitemia
Alergi dingin, hipertermia, reaksi psikologis, alkohol
atau inflamasi lokal
Biru (sianosis) pada kuku Sianosis perifer karena cemas atau kedinginan atau
sianosis sentral karena penurunan kapasitas darah
dalam membawa oksigen, kebiruan terlihat di bibir,
Kuning jmulut dan badan
Ikterus yang menyertai penyakit hati, hemolisis sel
darah merah, obstruksi saluran empedu atau infeksi
berat yang dapat dilihat pada sklera, membran
Pucat (kurang merah muda pada orang kulit mukosa dan abdomen
putih) atau warna abu-abu pada kulit hitam Jika terdapat di telapak tangan, kaki serta muka bukan
sklera, menunjukan adanya akibat memakan wortel,
Kekurangan pigmen secara umum kentang yang terlalu banyak
Jika di area kulit terbuka bukan pada sklera dan
membran mukosa menunjukan adanya penyakit ginjal
kronis
Menunjukan adanya sinkop, demam, syok, anemia
Albinisme
Pemeriksaan Kelembapan Kulit
Cara Patologi
Amati kelembapan daerah kulit Kulit kering di daerah bibir, tangan atau
Normal : Agak kering genital menunjukan adanya dermatitis
kontak
Amati kelembapan area membran Kekeringan yang meyeluruh termasuk di
mukosa area lipatan dan membran mukosa yang
Normal : Membran mukosa lembab lembab menunjukan terpajan sinar
matahari yang terlalu lama dan sering
mandi atau kurang gizi. Kering di
membran mukosa menunjukan adanya
dehidrasi, kedinginan menunjukan syok
dan perspirasi
Pemeriksaan Suhu Kulit
Cara Patologi
Lakukan palpasi daerah kulit dengan Hipertermia menunjukan demam,
punggung tangan pada ekstremitas terbakar sinar matahari, gangguan
dan bagian tubuh lain otak
Hipertermia lokal menunjukan adanya
luka bakar atau infeksi
Hipotermia menunjukan adanya syok
Hipotermia lokal menunjukan
terpajan dingin
Pemeriksaan Tekstur Kulit
Cara Patologi
Lakukan inspeksi dan palpasi terhadap tekstur Kulit kasar dan kering menunjukan terlalu sering
kulit mandi, kurang gizi, terpajan cuaca, gangguan
Normal : kulit bayi dan anak adalah lembut endokrin
Kulit mengelupas atau bersisik pada jari-jari
tangan atau kaki menunjukan adanya ezkema,
dermatitis atau infeksi jamur
Sisik berminyak pada kulit kepala menunjukan
adanya dermatitis seboroika
Bercak-bercak hipopigmentasi dan bersisik pada
muka serta tubuh bagian atas menunjukan
ezkema
Pemeriksaan Turgor Kulit
Cara Patologi
Lakukan palpasi di derah kulit Kembalinya lipatan kulit lambat
dengan mencubit lengan atau dan ada tanda-tanda yang
abdomen dan melepaskannya menunjukan dehidrasi atau
dengan cepat malnutrisi, penyakit kronis, atau
Normal : kulit cepat kembali gangguan otot
seperti semula tanpa
meninggalkan tanda atau
bekas
Pemeriksaan Edema Kulit
Cara Patologi
Lakukan palpasi pada daerah kulit Lekukan telunjuk yang menetap
dengan menekan daerah kulit yang setelah telunjuk dangkat
kelihatan membengkak dengan jari menunjukan adanya pitting edema
telunjuk Edema area periorbital menunjukan
anak banyak mrenangis, alergi, baru
bangun tdur, atau penyakit ginjal
Edema di ekstremitas bawah dan
bokong menunjukan kelainan pada
ginjal dan jantung
Pemeriksaan Adanya Lesi Kulit
Cara Patologi
Lakukan inspeksi dan palpasi di daerah kulit dengan Hampir semua lesi menunjukkan adanya urtikaria,
memperhatikan distribusi, bentuk, warna, ukuran, dan ezkema, dermatitis kontak, atau reaksi alergi
konsistensi seperti : Bentol kecil atau besar yang berkelompok dapat
Makula, massa rata berukuran kecil < 1 cm berbeda menunjukan adanya urtikaria
dengan kulit sekitar Adanya eritema, vesikel, krusta , ruam yang gatal pada
Papula, massa padat meinjol berukuran kecil < 1 cm pipi dan kulit kepala menunjukkan adanya dermatitis
Nodul, massa padat dan menonjol sedikit lebih besar atopik (ezkema)
(1-2 cm) dan lebih dalam dari papula Adanya pembengkakkan merah dan gatal menunjukan
Tumor, massa padat dan menjol lebih besar dari nodul, adanya dermatitis kontak
dapat keras atau lunak Pembengkakkan pada kelenjar parotis yang sangat
Bentol, area edema kulit sementara dengan bentuk nyeri dapat menunjukan gondongan (parotitis
tidak teratur epidemikal)
Vesikel, massa berisi cairan, < 1 cm, dan menonjol
Pemeriksaan Adanya Lesi Kulit

Bula, massa yang berisi cairan, meionjol, lebih besar dari


veikel
Pustula, vesikel berisi eksudat purulen
Sisik, serpih tipis epidermis ysng merngelupas
Krusta, eksudat purulen yang mengering
Erosi, lesi basa akibat epidermis superfisial yag menghilang
Ulkus, kehilangan permukaan kulit yang dalam dapat
mengelupas sampai ke dermis dan jaringan subkutan
Fisura, retak lurus dan dalam pada kulit
Striae, garis-garis tipis ungu atau putih pada abdomen
Petekia, massa rata, bulat, merah tua atau keunguan < 3 mm
Pemeriksaan Kulit, Kuku, Rambut, dan
Kelenjar Getah Bening

• Pemeriksaan Kuku
– Prosedur
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi klien berbaring atau duduk
• Lakukan inspeksi pada kuku, kemudian lakukan
penilaian terhadap warna, tekstur, kualitas,
distribusi, elastisitas, dan higiene
• Catat hasil
• Cuci tangan
Pemeriksaan Kulit, Kuku, Rambut, dan
Kelenjar Getah Bening

• Pemeriksaan Rambut
– Prosedur
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi klien berbaring atau duduk
• Lakukan inspeksi pada rambut, kemudian lakukan
penilaian terhadap warna, tekstur, kualitas,
distribusi, elastisitas, dan higiene rambut
• Catat hasil
• Cuci tangan
Pemeriksaan Kulit, Kuku, Rambut, dan
Kelenjar Getah Bening

• Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening


• Prosedur
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi klien berbaring atau duduk
• Lakukan palpasi dengan menggunakan bagian distal jari, kemudian tekan
perlahan tapi tegas menggunakan gerakan melingkar pada:
– Daerah submaksilaris dengan sedikit menundukan kepala ke bawah
– Servikal dengan menengadah kepala sedikit ke atas
– Aksila dengan merilekskan lengan ke samping
– Inguinalis dengan cara menempatkan anak pada posisi terlentang
• Lakukan penilaian kelenjar limfe antara lain ukuran, mobilitas, sushu,
kekerasan
• Catat hasil
• Cuci tangan
Pemeriksaan Kepala dan Leher
• Pemeriksaan Kepala
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Atur posisi klien anak berbaring atau duduk di
pangkuan
– Lakukan inspeksi dan pengukuran lingkar kepala,
keadaan ubun-ubun atau fontanel
– Catat hasil
– Cuci tangan
Pemeriksaan Kepala dan Leher
• Pemeriksaan Wajah
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Atur posisi klien anak berbaring atau duduk di
pangkuan
– Lakukan inspeksi daerah wajah untuk menilai
kesimetrisan, adanya paralis fasialis serta adanya
pembengkakan wajah
– Catat hasil
– Cuci tangan
Pemeriksaan Kepala dan Leher
• Pemeriksaan Mata
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Atur posisi klien anak berbaring atau duduk di pangkuan
– Lakukan inspeksi pada mata untuk :
– Kemiringan palpebra dengan cara tarik garis imajiner melalui dua titik median (bagian
dalam) kantus
– Lipatan epikantus dengan melakukan pengamatan adanya kelebihan dari atas hidung
sampai ujung dalam alis mata
– Kelopak mata dengan mengamati posisi, gerakan dan warna
– Konjungtiva palpebra dengan cara menarik kelopak mata ke bawah dan anjurkan anak
melihat ke atas
– Bulu dan alis mata dengan cara mengamati pertumbuhan dan distribusi
– Sklera dengan mengamati warna
– Kornea dengan cara memberi sinar yang terang pada mata
– Pupil dengan membandingkan ukuran, bentuk, dan gerakan. Untuk menguji reaksi, beri
sinar yang menjauh dari mata dan pemeriksaan akomondasi dengan cara membiarkan
anak untuk fokus pada objek dari jarak jauh kemudian membawa objek ke fokus terdekat
Pemeriksaan Kepala dan Leher
– Iris dengan cara mengamati bentuk, warna, ukuran, dan
kejelasan
– Lensa dengan cara inspeksi
– Fundus dengan cara menggunakan oftalmoskopi
– Pemeriksaan penglihatan lain seperti uji refleks kornea
dengan cara mengarahkan cahaya langsung ke dalam mata
dari jarak kurang lebih 40,5 cm
– Cover test dengan meminta anak untuk mendekati objek
kurang lebih 33 cm atau menjauh 50 cm, kemudian tutup
salah satu mata dan kemudian amati gerakan mata yang tidak
ditutup
– Penglihatan warna dengan mmeggunakan test Ishihara
• Catat hasil
• Cuci tangan
Pemeriksaan Kepala dan Leher
• Pemeriksaan Telinga
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Lakukan pemeriksaan telinga :
– Inspeksi daun telinga dan liang telinga atau gunakan otoskop
untuk menilai struktur telinga tengah (membran timpani):
• Anak dibawah usia 3 tahun dengan cara mendundukkan anak dalam
posisi miring di atas pangkuan orang tua dan minta orang tua untuk
memeluknya, masukan spekulum di antara posisi jam 3 dan 9 miring
ke bawah dan ke depan, tarik pina ke bawah dan ke belakang dengan
posisi retang jam 6 sampai 9
• Anak usia lebih dari 3 tahun, posisi duduk dengan kepala sedikit
miring, tarik pinna ke atas dan ke belakang pada posisi jam 10,
masukkan spwkulum 0,6-1,25 cm
Pemeriksaan Kepala dan Leher
– Uji pendengaran antara lain :
• Uji Rinne dengan meletakkan batang vibrasi dan garpu
tala pada tulang mastoid sampai anak tidak mendengar
dan pindahkan garpu tala ke dekat liang telinga
• Uji Weber dengan cara pegang garpu tala pada garis
tengah kepala atau dahi, kemudin lakukan penilaian
lateralisasi
– Catat hasil
– Cuci tangan
Pemeriksaan Kepala dan Leher
• Pemeriksaan Hidung
– Prosedur
• Cuci tangan
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Lakukan pemeriksaan hidung :
– Tengadahkan kepala ke belakang
– Dorong ujung telinga ke atas dan arahkan sinar ke arah lubang
hidung
– Lakukan penilaian adaya perforasi septum
– Kemudian arahkan sinar ke salah satu lubang hidung dan
observasi adanya perforasi atau peradangan
• Catat hasil
• Cuci tangan
Pemeriksaan Kepala dan Leher
• Pemeriksaan Mulut dan Tenggorok
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Lakukan pemeriksaan mulut dan tenggorok dengan cara :
• Atur posisi telentang, kedua tangan di angkat di sisi kepala dan anjurkan orang tua untuk
mempertahankannya
• Gunakan spatel lidah dan hindari refleks muntah dengan menekan bagian samping lidah dan gunakan
lampu senter untuk melihat kondisi mulut dan tenggorok
• Lakukan pemeriksaan di daerah laring dengan menggunakan laringoskop dan bagian leher untuk
menilai tekanan vena jugularis, dengan cara mengatur posisi anak telentang dengan dada dan kepala
elevasi 15-30 derajat, untuk menemukan ada tidaknya distensi pada vea jugularis
– Pemeriksaan yang lain adalah ada tidaknya massa leher. Pada bayi dengan posisi telentang,
palapasi kelenjar tiroid dari kedua sisi dengan jari-jari telunjuk dan tengah, dan perhatikan
adanya pergerakan tiroid ke atas saat anak menelan
– Catat hasil
– Cuci tangan
Pemeriksaan Dada
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Lakukan pemeriksaan dada :
• Inspeksi bentuk dada, besar dada, kesimetrisan, gerakan dada, adanya
deformitas atau tidak, adanya penonjolan, pembengkakan
• Palpasi adanya kesimetrisan, fremitus suara dan krepitasi
• Perkusi dengan cara dengan mengetukkan ujung jari atau jari telunjuk
langsung ke dinding dada, sedangkan cara tidak langsung dengan meletakkan
satu jari di dinding dada dan mengetuknya dengan jari tangan lainnya yang
dimulai dari atas ke bawah dan kanan atau ke kiri dengan membandingkannya.
• Auskultasi untuk menilai bunyi nafas dasar dan bunyi nafas tambahan, yang
dapat dilakukan di seluruh dada dan punggung. Bandingkan dari kanan atau ke
kiri, kemudian dari bagian atas ke bawah dan menekan stetoskop agak kuat.
Khusus pada bayi, bunyi nafas akan lebih keras karena dinding dada masih tipis
– Catat hasil
– Cuci tangan
Bentuk Dada
Bentuk Dada Deskripsi
Funnel Chest (dada bentuk corong) Sternum bagian bawah dan iga masuk
Pigeon Chest (dada burung) ke dalam terutama saat inspirasi
Barrel Chest (dada bentuk tong) Bagian sternum menonjol ke arah luar
Dada berbentuk bulat seperti tong,
sternum terdorong ke arah depan
dengan iga-iganya horizontal
Bunyi Nafas
Bunyi Karakteristik Lokasi
Vesikuler Inspirasi > ekspirasi Normal : semua lapang
Bronkovesikuler Inspirasi = ekspirasi paru
Bronkotubular Inspirasi < ekspirasi Abnormal : tidak ada
Normal : ruang interkosta
satu atau dua
Abnormal : perifer paru
Normal : di atas trakea
Abnormal : di area paru
Bunyi Nafas Tambahan
Bunyi Karakteristik Penyebab
Rales
 Halus Intermitten, nada tinggi, bunyi gemesir Pneumonia, gagal jantung kongestif
 Sedang halus terdengar di akhir inspirasi Edema paru
 Kasar menunjukan adanya cairan di alveoli Pneumonia dengan gejala paru
Ronki (mengi) Intermitten, basah, keras, nada sedang, yang mereda, bronkitis
 Sonor terdengar di awal atau tengah inspirasi Bronkitis
 Sibilant (bunyi berdesis) hilang dengan batuk menunjukan cairan Asma
Mengi yang terdengar: dalam bronkiolus dan brokus Obstruksi tinggi
 Inspirasi Keras, bergelembung, nada rendah, Obstruksi rendah
 Ekspirasi terdengar saat ekspirasi hilang dengan Permukaan pleura yang meradang
Pleural friction rub batuk, menunjukan adanya cairan dalam
bronkiolus dan bronkus
Bunyi Nafas Tambahan

Kontinu, mendengkur, nada rendah, terdengar di


seluruh siklus pernapasan hilang dengan batuk
meunjukan keterlibatan bronkus besar dan
trakea
Kontinu, musikal, nada tinggi, terdengar di tengah
sampai akhir ekspirasi, menunjukan edema dan
obstruksi jalan nafas yang lebih kecil, mungkin
terdengar dengan stetoskop
Sonor, musikal terdengar saat inspirasi
Bunyi bersiul, bunyi seperti menggosok, keras,
nada tinggi, terdengar selama ekspirasi
Seperti memarut, menggosok keras, nada tinggi
mungkin terdengar selama ispirasi atau ekspirasi
Pemeriksaan Jantung
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Atur posisi anak telentang dengan kaki dan lutut fleksi
– Lakukan pemeriksaan jantung dimulai dengan:
• Inspeksi dan palpasi di daerah apeks, getaran bising
• Perkusi untuk menilai pembesaran jantung
• Auskultasi mulai dari epeks, parasternum kiri bawah, iga ke-2 tepi kiri
sternum dan di sela iga ke-2 tepi kanan sternum atau tepi kiri sternum
bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kiri sternum, tepi
kanan sternum daerah infra dan supraklavikula kanan/kiri, lekuk
suprasternum daerah karotis di leher kanan atau kiri dan seluruh sisa
dada
– Catat hasil
– Cuci tangan
Suara Bising Jantung
Derajat Bising Kriterioa
Derajat 1/6 Bising lemah hanya terdengar oleh praktisi
berpengalamn
Derajat 2/6 Bising lemah mudah terdengar dengan penjalaran
minimal
Derajat 3/6 Bising keras, tidak disertai dengan getaran bising,
penjalaran sedang
Derajat 4/6 Bising keras disertai getaran bising dengan penjalaran
luas
Derajat 5/6 Bising sangat keras, tetapi keras jika stetoskop
ditempelkan saja, penjalaran luas
Derajat 6/6 Bising paling keras, meskipun stetoskop diangkat dari
dinding dada dengan panjalaran yag luas
Pemeriksaan Abdomen
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Atur posisi anak telentang dengan kaki dan lutut fleksi
– Lakukan pemeriksaan abdomen:
• Inspeksi untuk menilai ukuran dan bentuk abdomen
• Auskultasi untuk mendengarkan bising usus
• Perkusi lapang abdomen dari epigastrium
• Palpasi daerah organ abdomen
– Catat hasil
– Cuci tangan
Pemeriksaan Genetalia
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Lakukan pemeriksaan alat kelamin laki-laki:
• Inspeksi ukuran penis
• Inspeksi adanya pembengkakan, lesi kulit, inflamasi pada glands dan batang
• Inspeksi lokasi meatus uretra
• Inspeksi ukuran, lokasi, kulit dan distribusi rambut pada skrotum
• Palpasi kantong skrotum dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk menilai testis
– Lakukan pemeriksaan alat kelamin perempuan:
• Inspeksi struktur genetalia eksterna
• Palpasi adanya massa di labia
• Inspeksi lokasi dengan meregangkan ke arah bawah dari klitoris ke perineum pada daerah
meatus uretra
• Palpasi atau inspeksi kelenjar Skene
• Palpasi dan inspeksi kelenjar Bartholini
– Catat hasil
– Cuci tangan
Pemeriksaan Tulang Belakang dan
Ekstremitas
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Lakukan pemeriksaan adanya skoliosis:
• Biarkan anak berdiri tegak
• Observasi dari belakang ketidaksimetrisan bahu dan paggul
• Minta anak membugkuk ke depan (fleksi panggul)
• Observasi dari samping dan perhatikan ketidaksimetrisan atau penonjolan tulang rangka
– Lakukan pemeriksaan uji kekuatan pada:
• Lengan, minta anak mengangkat tangan sambil melawan tekanan dari tangan Anda
• Kaki, minta anak duduk dengan kaki menggantung
• Telapak tangan, minta anak meremas jari tangan Anda sekuat mungkin
• Telapak kaki, minta anak untuk memfleksikan plantar (mendorog telapak kaki ke arah
lantai) saat Anda menekan telapak kaki
– Catat hasil
– Cuci tangan
Pemeriksaan Neurologi
• Prosedur
– Cuci tangan
– Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
– Atur posisi sesuai dengan jenis pemeriksaan
– Lakukan inspeksi kelainan umum neurologis seperti kejang, tremor, korea,
parese, paralisis,hemiparese,diplegia, paraplegia, tetraplegia, dan lain-lain
– Lakukan pemeriksaan refleks antara lain refleks superfisial, tendon, dan
patologis dengan cara::
• Refleks superfisial, menggores kulit abdomen dengan empat goresan yang membentuk
segi empat di bawah sifoideus (di atas simfisis)
• Refleks tendon dalam (profunda) dengan mengetuk menggunakan martil di tendon
biseps, trisep, patela, dan Achilles dengan penilaian pada bisep (terjadi fleksi sendi siku),
trisep (terjadi ekstensi sendi siku), patela (terjadi ekstensi sendi lutut), dan pada Achilles
(terjadi fleksi plantar kaki), jika hiperfleksia berarti ada kalainan pada persarafan motorik
bagian bawah
• Refleks patologis dapat menilai adanya refleks Babinsky dengan cara menggores
permukaan plantar kaki menggunakan benda agak runcing, hasilnya terjadi reaksi
ekstensi ibu jari.
Pemeriksaan Neurologi
– Lakukan pemeriksaan tanda meningeal seperti kaku kuduk, Brudzinki, dengan
cara:
• Kaku kuduk dengan mengatur posisi pasien telentang, kemudian leher ditekuk, jika
terdapat tahanan dagu dan tidak menempel atau mengenai bagian dada maka kaku
kuduk positif
• Brudzinki I dengan mengatur posisi klien telentang, letakkan satu tangan di bawah kepala
pasien, kemudian tangan lain di letakkan di dada mencegah badan terangkat, kemudian
kepala difleksikan ke dada. Hasil positif jika dengan rangsangan meningeal kedua tungkai
bawah fleksi (terangkat) pada sendi panggul dan lutut.
• Brudzinki II dengan mengatur posisi pasien telentang, fleksikan secara pasif tungkai atas
pada sendi panggul, ikuti fleksi tungkai lainnya, jika sendi lutut lainnya dalam keadaan
ekstensi maka tanda menigeal positif.
• Tanda Kernig, dengan mengatur posisi pasien telentang, fleksikan tungkai atas tegak lurus
kemudian luruskan tungkai bawah pada sendi lutut. Dasar penilaianya, dalam keadaan
normal tungkai bawah dapat membentuk sudut 1350 terhadap tungkai atas.
– Lakukan pemeriksaan kekuatan dan tonus otot dengan cara memberi tahanan
atau mengangkat atau menggerakan bagian otot yang akan dinilai dengan
ketentuan..
– Catat hasil
– Cuci tangan
Tingkatan Refleks
Derajat Tanda Keterangan
0 0 Tidak ada
1 + Berkurang
2 ++ Normal
3 +++ Lebih cepat dari
normal
4 ++++ Hiperaktif (klonus)
Nilai Kekuatan (Tonus) Otot
Nilai Kekuatan (Tonus) Otot Keterangan

0 (10 %) Paralisis,tidak ada kontraksi otot sama sekali


1 (10 %) Terlihat atau teraba getaran kontraksi otot tetapi tidak
ada gerakan anggota gerak sama sekali
2 (25 %) Dapat menggerakan anggota gerak tetapi tidak kuat
menahan berat dan tidak dapat melawan tekanan
pemeriksa
3 (50 %) Dapat menggerakan anggota gerak untuk menahan
berat, tetapi dapat menggerakan anggota badan untuk
melawan tekanan pemeriksa
4 (75 %) Dapat menggerakan sendi dengan aktif untuk
menahan berat dan melawan tekanan secara stimultan
5 (100 %) Normal
That’s all guys…
• Any question ??

Anda mungkin juga menyukai