Anda di halaman 1dari 32

Menyi

mak
(18108241013)
Disusun Oleh:

1. Irmamila Harum Puspaningtyas

2. Alfrian Shohibul Gilmana (18108241125)


3. Afifah Novi Hapsari (18108244021)
01 Pengertian Menyimak

02 Tujuan Menyimak

03 Jenis-jenis Menyimak

04 Langkah-langkah
Menyimak
Russel & Russel 1959
Pendapat Para
Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan
Ahli
H. G. Tarigan
dengan penuh pemahaman dan perhatian serta
apresiasi.

Menyimak ialah suatu proses kegiatan


mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta Anderson
interpretasi untuk memperoleh infomasi, menangkap
isi atau pesan serta memahami makna komunikasi Menyimak sebagai proses besar mendengarkan,
yang telah disampaikan oleh pembicara melalui mengenak serta menginterpretasikan lambang-
ujaran atau bahasa lisan. lambang lisan.

Djago Tarigan
Djiwandono
Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas
yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi Kemampuan menyimak terutama terkait dengan
bahasa, mengidentifikasi, menilik dan mereaksi atas kemampuan memahami makna suatu bentuk
makna yang terkandung dalam bahan yang disimak. penggunaan bahasa yang diungkapan secara lisan.
Pengertian Subyantoro dan Hartono (2003:1–2)
menyatakan bahwa:
Menyimak Mendengar adalah peristiwa
Menyimak merupakan kegiatan meresepsi, megolah serta
tertangkapnya rangsangan bunyi oleh
menginterpretasi suatu permasalahan dengan melibatkan panca indera pendengaran yang terjadi
panca indera seseorang. Menyimak berhubungan dengan pada waktu kita dalam keadaan sadar
akan adanya rangsangan tersebut.
mendengar dan mendengarkan.
̶̶̶ Mendengarkan adalah kegiatan
mendengar yang dilakukan dengan
Hakikat dari menyimak yaitu untuk mendengarkan dan sengaja, penuh perhatian terhadap apa
memahami isi dari bahan yang disimak, oleh karena itu yang didengar.

bisa disimpulkan bahwa tujuan utama dari menyimak Sementara itu, menyimak
adalah untuk menangkap, memahami ataupun pengertiannya sama dengan
mendengarkan, tetapi dalam menyimak
menghayati pesa, ide, gagasan, yang tersirat dalam intensitas perhatian terhadap apa yang
bahan simakan. disimak lebih ditekankan lagi.
Tujuan
Menyimak
Menurut H.G. Tarigan adalah sebagai berikut:
 Menyimak untuk mendapatkan informasi.
 Menyimak untuk dapat menangkap isi.
 Menyimak untuk memahami makna komunikasi yang ingin
disampaikan oleh seorang pembicara melalui ujaran.
 Menyimak untuk mengevaluasi.
 Menyimak untuk memecahkan masalah.

Menurut Bunga Ayesha adalah:


 Mendapatkan fakta
 Mengevaluasi fakta
 Menganalisis fakta
 Mendapatkan inspirasi
 Menghibur diri
 Meningkatkan kemampuan berbicara
Jenis-jenis
Menyimak
Tarigan (1983:22) membagi jenis menyimak itu
menjadi dua kategori, yaitu menyimak ekstensif dan
menyimak intensif. Kedua jenis menyimak itu sangat
berbeda. Perbedaan itu tampak dalam cara melakukan
Ekstensif Intensif
kegiatan menyimak.

Menyimak ekstensif merupakan jenis kegiatan


menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum
1. Menyimak Kritis
dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di 1. Menyimak Sosial 2. Menyimak
bawah bimbingan langsung seorang guru. Menyimak 2. Menyimak Konsentratif
ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan Sekunder 3. Menyimak
dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menyimak Eksploratif
Estetika 4. Menyimak Kreatif
Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak 4. Menyimak Pasif 5. Menyimak
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan Interogatif
tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menangkap
6. Menyimak
makna yang dikehendaki. Kegiatan menyimak intensif
diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi
Selektif
atau dikontrol terhadap suatu hal tertentu.
Menyimak
Ekstensif
Jenis menyimak ini dapat digunakan bagi dua jenis
tujuan yang berbeda:

a. Untuk menangkap atau mengingat kembali bahan


yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu
lingkungan baru dengan cara yang baru.
b. Memberi kesempatan bagi para penyimak untuk
mendengar dan menyimak butir-butir kosa kata dan
struktur-struktur yang masih asing atau baru baginya
yang berada di dalam jangkauan dan kapasitasnya
untuk memahaminya.
Menyimak Sosial
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun
, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, uns
ur sopan santun, dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak keturunan suku Jawa me
nyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun.
Menyimak sosial ini juga mencakup dua hal:
1.Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan d
alam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud.
2.Menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dan penyimak dalam proses komunikasi t
ersebut. (Anderson:1972:69)

Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di
kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran radio, suara televisi, dan
sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu
oleh suara tersebut.
Menyimak Estetika atau Apresia
tif
Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyi
mak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih
menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah kegiatan pe
mbacaan puisi, pementasan drama, pembacaan cerita, pelantunan syair lagu, dan sebagainya. Dalam h
al ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul respon berupa perasaan terhadap hal yang disima
k tersebut.

Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam
kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau
tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir
pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut
dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan
bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada
umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
Menyimak
Intensif
Kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi
untuk menangkap makna yang dikehendaki. Kegiatan
menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang
jauh lebih diawasi atau dikontrol terhadap suatu hal
tertentu.
Hal-hal yang berkaitan dengan menyimak
intensif
a. Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan
proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak
intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik.
Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang
lebih menekankan hiburan, kontak sosial, ketidaksengajaan, dan lain sebagainya.

b. Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi


Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan,
perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan
pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat
melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain:
1.Menjaga agar pikiran tidak terpecah,
2.Menjaga perasaan agar tetap tenang dan tidak bergejolak,
3.Menjaga perhatian agar terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu
menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun
ekstenal.
Hal-hal yang berkaitan dengan menyimak
intensif
c. Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan
situasi formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat,
temu ilmiah, dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah,
atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.

d. Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan


Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami. Untuk
membuat reproduksi dapat dilakukan secara lisan (berbicara) dan tertulis (menulis,
mengarang). Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain:
1.Mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara.
2.Mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang.
3.Mengetahui kemampuan daya serap seseorang.
4.Mengetahui tingkat pemahaman seseorang tentang bahan yang telah disimak.
Menyimak Kritis
Usaha menyimak kritis:
1.Memperhatikan ketepatan bahasa
ujaran
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan d 2.Menentukan alasan-alasan
engan sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara obj mengapa
ektif, menentukan keaslian, kebenaran dan kelebihan, serta kek 3.Memahami makna petunjuk
urangan-kekurangannya. Menyimak kritis juga bisa diartikan se konteks
bagai jenis kegiatan menyimak yang berupaya untuk mencari k 4.Membedakan fakta dengan fantasi
eslahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan b 5.Menarik kesimpulan
enar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang 6.Membuat keputusan
kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. 7.Menemukan pemecahan masalah
Contoh: Dalam acara debat ilmiah, seorang penilai benar-b 8.Menentukan informasi baru
enar menyimak apa yang diujarkan oleh pihak-pihak yang meng 9.Menginterpretasi ungkapan, idiom,
utarkan pendapatnya untuk menilai tiap peserta. istilah baru
10.Bertindak objektif dan evaluatik
Menyimak Konsentratif

Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan


dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang ba
ik terhadap informasi yang disimak atau kegiatn menyimak yang seje
nis dengan tela’ah. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk: Berikut ini adalah aneka kegiatan
a) Mengikuti petunjuk-petunjuk menyimak konsentratif:
1.Mencari hubungan
b) Mencari hubungan antarunsur dalam menyimak
2.Mencari informasi
c) Mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. 3.Memperoleh pemahaman
d) Mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak, 4.Manghayati ide-ide
e) Mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan
5.Memahami urutan ide-ide
6.Mencatat fakta-fakta
f) Mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak. (Kamidjan
7.Mengikuti petunjuk
, 2001:23).
Contoh: Ketika kita sedang membaca novel, kita akan berusaha mem
ahami setiap bagian novel agar dapat menemukan isi dan maksud da
ri novel tersebut.
Menyimak Eksploratif

Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilak


ukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi
baru dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih ter
arah dan lebih sempit. Kegiatan menyimak eksplorasif ini meli
puti:
1.Menemukan hal baru.
2.Menemukan informasi tambahan.
3.Menemukan isu menarik.
Contoh: Mencari informasi terbaru mengenai suatu kasus
.
Menyimak Kreatif
Kegiatan menyimak kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan
diantaranya:
untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembela
1. Mengasosiasikan makna-makna
jar. Menyimak kreatif mengakibatkan kesenangan rekonstruksi
dengan pengalaman menyimak.
imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan,
2. Merekonstruksi imaji-imaji visual
serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau diran
sementara menyimak.
gsang oleh apa-apa yang disimaknya. (Dawson, 1963:153)
3. Mengadaptasikan imaji dengan
Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara: pikiran imajinatif dalam karya.
1. Menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daera
4. Memecahkan masalah,
h, misalnya Bahasa Inggris, Bahasa Belanda, Bahasa Jerm
memeriksa dan mengujinya.
an, dan sebagainya.
Contoh: Ketika menonton film
2. Mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara, na berbahasa asing, kita berusaha
mun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda. memahami setiap tindakan dalam
3. Merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak. film tersebut melalui bahasa, mimik
wajah, gestur tubuh, daln
4. Menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi y
sebagainya.
ang telah disimak.
Menyimak Interogatif Kegiatan menyimak interogratif
bertujuan untuk:

1. Mendapatkan fakta-fakta dari


pembicara,
2. Mendapatkan gagasan baru yang
dapat dikembangkan menjadi
sebuah wacana yang menarik,
3. Mendapatkan informasi apakah
Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bahan yang telah disimak itu asli
bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajuka atau tidak.
n pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemero
lehan informasi tersebut. Dalam kegiatan menyimak inter Contoh: Ketika sedang mengumpulkan
ogatif ini, sang penyimak mempersempit serta mengarah informasi dalam rangka penyelidikan
kan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan ca suatu perkara, pihak yang berwenang
ra menginterogasi atau menanyai sang pembicara (Daws menginterogasi para saksi.
on, 1963:153)
Menyimak Selektif

Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang Menyimak selektif memiliki ciri tertentu
dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenali: sebagai pembeda dengan kegiatan
menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak
1.Nada suara selektif ialah:
1. Menyimak dengan saksama untuk
2.Bunyi-bunyi asing
menentukan pilihan pada bagian
3.Bunyi-bunyi yang bersamaan tertentu yang diinginkan.
2. Menyimak dengan memperhatikan
4.Kata dan frasa topik-topik tertentu.
3. Menyimak dengan memusatkan pada
5.Bentuk-bentuk ketatabahasaan. tema-tema tertentu.
Menyimak selektif dilakukan dengan menampun
Contoh: Ketika mendapat suatu berita, kita
g aspirasi dari penutur dengan menyeleksi dan memban
mengecek keaslian berita tersebut.
dingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.
Tahap-tahap
Menyimak
a. Tahap mendengar: pada tahap ini kita baru
mendengar segala sesuatu yang dikemukakan
oleh pembicara dalam ujaran atas
pembicaraannya. Jadi di sini masih dalam taham
hearing.
b. Tahap memahami: setelah mendengar, maka ada
keinginan bagi pendengar untuk mengerti atau
memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh pembicara. Sampailah
penyimak dalam tahap understanding.
c. Tahap menginterpretasi: Penyimak yang baik,
yang cermat, dan teliti belum puas kalau hanya
mendengar dan memahami isi ujaran pembaca,
butir-butir pendapat yang tersirat dalam ujaran itu.
Dengan demikian penyimak telah tiba pada tahap
interpreting.
Tahap-tahap
Menyimak
d. Tahap mengevaluasi: Setelah memahami serta
dapat menafsir atau menginterpretasikan isi
pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau
mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara
mengenai keunggulan dan kelemahan, serta
kebaikan dan kekurangan pembicara. Dengan
demikian penyimak telah sampai pada tahap
evaluating.
e. Tahap menanggapi: Tahap ini merupakan tahap
terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak
menyambut, mengecamkan dan menerapkan
serta menerima gagasan atau ide yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau
pembicaraannya. Lalu penyimak sampailah pada
tahap menanggapi/ responding. (Logan dalam
Tarigan, 2008: 61)
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan menyimak pada siswa, Ruth G. Strickland (dalam Tarigan, 20
08: 31) menyimpulkan ada sembilan tahapan dalam menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada ya
ng amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahapan itu adalah sebagai berikut,
1. Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraa
n mengenai dirinya.
2. Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan per
hatian kepada hal- hal di luar pembicaraan.
3. Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati se
rta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak.
4. Menyimak serapan, karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, ha
l ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.
5. Menyimak sekali–sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak.
6. Menyimak assosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan.
7. Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar atau pun mengajukan pertan
yaan.
8. Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara.
9. Menyimak secara aktif, untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat dan gagasan sang pembicara.
Teknik
Menyimak
Teknik atau cara pengajaran menyimak di Sekolah
Dasar dapat dilakukan secara variatif untuk menghindari
kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru di
Sekolah Dasar. Selain itu, melalui penggunaan teknik
menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran
lebih menarik bagi siswa. Adapun teknik menyimak yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar di
Sekolah Dasar antara kelas rendah dan kelas tinggi
berbeda. Kelas rendah lebih pada menyimak secara
sederhana dan dengan cara dibimbing.
Kelas Rendah Kelas Tinggi
Teknik Ulang-Ucap Teknik Ulang-Ucap
Teknik Informasi Beranting Teknik Informasi Beranting
Teknik Satu Rekaman Satu Kelas Teknik Satu Rekaman Satu Kelas
Teknik Satu Mulut Satu Kelas
Teknik Grup Close
Teknik Parafrase
Teknik Simak Libat Cakap
Teknik Simak Bebas Libat Cakap
Teknik Ulang-Ucap (Menirukan)
Teknik ini biasa digunakan guru pada siswa yang belajar bahasa permulaan, baik b
elajar bahasa ibu maupun bahasa asing. Teknik ini digunakan untuk memperkenalk
an bunyi bahasa dengan dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas oleh g
uru.
Dengan teknik ini, pertama-tama guru mengucapkan kata-kata yang sederhana, se
perti “mata”, misalnya, kemudian guru memperjelas kata tersebut dengan cara men
demonstrasikannya; guru menggunakan jari tangannya untuk menunjuk salah satu
bagian wajahnya, yaitu mata. Langkah kedua, guru mengucapkan kata “mata” den
gan jelas dan keras, siswa diminta menyimaknya dengan baik, kemudian meniruka
n apa yang diucapkan guru. Langkah ketiga, guru memberikan latihan ekstensif de
ngan mengulang kata-kata yang sudah dikenalkan, kemudian menambah kosa kat
a serta mengenalkan struktur kalimat kepada siswa sampai siswa dapat mengucap
kan kata-kata dengan tepat, dan akhirnya menggunakan kata itu dalam struktur ya
ng sederhana.
Teknik Informasi Beranting

Guru memberi informasi kepada salah seorang siswa kemudian informasi tersebut
disampaikan kepada siswa di dekatnya; begitu seterusnya, informasi disampaikan
secara beranting. Siswa yang menerima informasi terakhir, mengucapkan keras-ke
ras informasi tersebut di hadapan teman-temannya. Dengan demikian, kita tahu ap
akah informasi itu tetap sama dengan sumber pertama atau tidak. Jika tetap sama,
berarti daya simak siswa sudah cukup baik, akan tetapi, bila informasi pertama ber
ubah setelah beranting, ini berarti daya simak siswa masih kurang.
Contoh:
Informasi: Andi membeli mie bersama Rani tadi pagi.
Teknik Satu Mulut Satu Kelas
Guru membacakan sebuah wacana yang dapat berupa artikel atau cerita di hadap
an siswa, dan siswa diminta menyimak baik-baik. Sebelum siswa menyimak, guru
memberi penjelasan tentang apa-apa yang akan disimak. Setelah guru selesai me
mbacakan, guru dapat meminta siswa, misalnya:
a)menceritakan kembali isi materi yang disimaknya;
b)menyebutkan urutan ide pokok dari apa yang disimak;
c)menyebutkan tokoh atau pelaku cerita dari apa yang disimaknya;
d)menemukan makna yang tersurat dari apa yang disimaknya;
e)menemukan makna yang tersirat dari apa yang disimaknya;
f)menemukan ciri-ciri atau gaya bahasa yang digunakan dalam wacana yang dibac
akan;
g)menilai isi dari apa yang disimaknya.
Teknik Satu Rekaman Satu Kelas
Guru terlebih dahulu menyiapkan rekaman melalui kaset (tape recorder), CD, ataup
un laptop yang berisi ceramah, pembacaan puisi, pidato, cerita/dongeng, drama, d
an sebagainya. Kemudian guru memberi petunjuk-petunjuk sebelum kaset di putar
tentang hal-hal yang perlu disimak. Setelah itu guru memutar rekaman yang telah d
isiapkan sebelumnya (dongeng, misalnya). Siswa diminta menyimak baik-baik. Rek
aman dapat diputar ulang bila siswa belum dapat mengikuti tentang apa yang diput
ar. Kemudian siswa diberikan tugas menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk meng
uji pemahamannya terhadap rekaman yang disimaknya, seperti:
a)apa tema dari dongeng yang anak-anak simak?
b)siapa yang menjadi tokoh dalam dongeng tersebut?
c)bagaimana watak dari tokoh tersebut?
d)sebutkan amanat yang terdapat dalam dongeng tersebut!
e)dan lain-lain.
Teknik Group Close

Dalam penggunaan teknik ini, guru membacakan sebuah wacana sekali, siswa dim
inta menyimak baik-baik. Kemudian, guru membacakan lagi wacana tersebut deng
an cara membaca paragraf awal penuh, sedangkan paragraf berikutnya ada beber
apa kata atau kelompok kata yang dihilangkan. Setelah itu, tugas siswa adalah me
mikirkan konteks wacana dan mengisi tempat yang kosong dengan kata-kata atau
peristilahan atau kelompok kata yang asli dari wacana yang dibacakan sebelumnya
.
Teknik Parafrase

Dalam penggunaan teknik ini, guru terlebih dahulu menyiapkan sebuah puisi untuk
disimak oleh siswa. Setelah itu, guru membacakan puisi yang telah disiapkan deng
an jelas. Kemudian setelah siswa selesai menyimak, siswa secara bergiliran disuru
h menceritakan kembali isi puisi yang telah disimaknya dengan kata-kata sendiri.
Dalam menerapkan teknik ini, guru harus menyesuaikan dengan perkembangan ke
bahasaan siswa, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai tujuan.
Teknik Simak Libat Cakap

Sesuai dengan nama teknik ini, penyimak terlibat dalam pembicaraan. Dalam pelak
sanaan teknik ini guru dapat menugaskan siswa mengadakan wawancara, misalny
a dengan guru wali, guru pengajar bahasa Bali, budayawan. Sebelum mengadakan
wawancara, siswa diminta menyiapkan apa yang perlu ditanyakan kepada orang y
ang diwawancarai. Tugas selanjutnya siswa menyusun hasil wawancara yang kem
udian diserahkan kepada guru untuk teliti.
Teknik Simak Bebas Libat Cakap

Teknik ini senada dengan teknik simak libat cakap yang mementingkan keterlibatan
penyimak dalam pembicaraan. Penyimak di sini hanya berlaku sebagai pemerhati
yang penuh minat, tekun menyimak apa yang disampaikan oleh pembicara sehing
ga penyimak dapat memahami isi pembicaraan, tujuan pembicaraan, menganalisis
apa yang dibicarakan, serta akhirnya menilai isi pembicaraan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai