Keterampilan Menyimak
Keterampilan Menyimak
mak
(18108241013)
Disusun Oleh:
02 Tujuan Menyimak
03 Jenis-jenis Menyimak
04 Langkah-langkah
Menyimak
Russel & Russel 1959
Pendapat Para
Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan
Ahli
H. G. Tarigan
dengan penuh pemahaman dan perhatian serta
apresiasi.
Djago Tarigan
Djiwandono
Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas
yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi Kemampuan menyimak terutama terkait dengan
bahasa, mengidentifikasi, menilik dan mereaksi atas kemampuan memahami makna suatu bentuk
makna yang terkandung dalam bahan yang disimak. penggunaan bahasa yang diungkapan secara lisan.
Pengertian Subyantoro dan Hartono (2003:1–2)
menyatakan bahwa:
Menyimak Mendengar adalah peristiwa
Menyimak merupakan kegiatan meresepsi, megolah serta
tertangkapnya rangsangan bunyi oleh
menginterpretasi suatu permasalahan dengan melibatkan panca indera pendengaran yang terjadi
panca indera seseorang. Menyimak berhubungan dengan pada waktu kita dalam keadaan sadar
akan adanya rangsangan tersebut.
mendengar dan mendengarkan.
̶̶̶ Mendengarkan adalah kegiatan
mendengar yang dilakukan dengan
Hakikat dari menyimak yaitu untuk mendengarkan dan sengaja, penuh perhatian terhadap apa
memahami isi dari bahan yang disimak, oleh karena itu yang didengar.
bisa disimpulkan bahwa tujuan utama dari menyimak Sementara itu, menyimak
adalah untuk menangkap, memahami ataupun pengertiannya sama dengan
mendengarkan, tetapi dalam menyimak
menghayati pesa, ide, gagasan, yang tersirat dalam intensitas perhatian terhadap apa yang
bahan simakan. disimak lebih ditekankan lagi.
Tujuan
Menyimak
Menurut H.G. Tarigan adalah sebagai berikut:
Menyimak untuk mendapatkan informasi.
Menyimak untuk dapat menangkap isi.
Menyimak untuk memahami makna komunikasi yang ingin
disampaikan oleh seorang pembicara melalui ujaran.
Menyimak untuk mengevaluasi.
Menyimak untuk memecahkan masalah.
Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di
kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran radio, suara televisi, dan
sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu
oleh suara tersebut.
Menyimak Estetika atau Apresia
tif
Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyi
mak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih
menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah kegiatan pe
mbacaan puisi, pementasan drama, pembacaan cerita, pelantunan syair lagu, dan sebagainya. Dalam h
al ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul respon berupa perasaan terhadap hal yang disima
k tersebut.
Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam
kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau
tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir
pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut
dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan
bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada
umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
Menyimak
Intensif
Kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi
untuk menangkap makna yang dikehendaki. Kegiatan
menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang
jauh lebih diawasi atau dikontrol terhadap suatu hal
tertentu.
Hal-hal yang berkaitan dengan menyimak
intensif
a. Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan
proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak
intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik.
Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang
lebih menekankan hiburan, kontak sosial, ketidaksengajaan, dan lain sebagainya.
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang Menyimak selektif memiliki ciri tertentu
dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenali: sebagai pembeda dengan kegiatan
menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak
1.Nada suara selektif ialah:
1. Menyimak dengan saksama untuk
2.Bunyi-bunyi asing
menentukan pilihan pada bagian
3.Bunyi-bunyi yang bersamaan tertentu yang diinginkan.
2. Menyimak dengan memperhatikan
4.Kata dan frasa topik-topik tertentu.
3. Menyimak dengan memusatkan pada
5.Bentuk-bentuk ketatabahasaan. tema-tema tertentu.
Menyimak selektif dilakukan dengan menampun
Contoh: Ketika mendapat suatu berita, kita
g aspirasi dari penutur dengan menyeleksi dan memban
mengecek keaslian berita tersebut.
dingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.
Tahap-tahap
Menyimak
a. Tahap mendengar: pada tahap ini kita baru
mendengar segala sesuatu yang dikemukakan
oleh pembicara dalam ujaran atas
pembicaraannya. Jadi di sini masih dalam taham
hearing.
b. Tahap memahami: setelah mendengar, maka ada
keinginan bagi pendengar untuk mengerti atau
memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh pembicara. Sampailah
penyimak dalam tahap understanding.
c. Tahap menginterpretasi: Penyimak yang baik,
yang cermat, dan teliti belum puas kalau hanya
mendengar dan memahami isi ujaran pembaca,
butir-butir pendapat yang tersirat dalam ujaran itu.
Dengan demikian penyimak telah tiba pada tahap
interpreting.
Tahap-tahap
Menyimak
d. Tahap mengevaluasi: Setelah memahami serta
dapat menafsir atau menginterpretasikan isi
pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau
mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara
mengenai keunggulan dan kelemahan, serta
kebaikan dan kekurangan pembicara. Dengan
demikian penyimak telah sampai pada tahap
evaluating.
e. Tahap menanggapi: Tahap ini merupakan tahap
terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak
menyambut, mengecamkan dan menerapkan
serta menerima gagasan atau ide yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau
pembicaraannya. Lalu penyimak sampailah pada
tahap menanggapi/ responding. (Logan dalam
Tarigan, 2008: 61)
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan menyimak pada siswa, Ruth G. Strickland (dalam Tarigan, 20
08: 31) menyimpulkan ada sembilan tahapan dalam menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada ya
ng amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahapan itu adalah sebagai berikut,
1. Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraa
n mengenai dirinya.
2. Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan per
hatian kepada hal- hal di luar pembicaraan.
3. Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati se
rta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak.
4. Menyimak serapan, karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, ha
l ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.
5. Menyimak sekali–sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak.
6. Menyimak assosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan.
7. Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar atau pun mengajukan pertan
yaan.
8. Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara.
9. Menyimak secara aktif, untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat dan gagasan sang pembicara.
Teknik
Menyimak
Teknik atau cara pengajaran menyimak di Sekolah
Dasar dapat dilakukan secara variatif untuk menghindari
kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru di
Sekolah Dasar. Selain itu, melalui penggunaan teknik
menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran
lebih menarik bagi siswa. Adapun teknik menyimak yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar di
Sekolah Dasar antara kelas rendah dan kelas tinggi
berbeda. Kelas rendah lebih pada menyimak secara
sederhana dan dengan cara dibimbing.
Kelas Rendah Kelas Tinggi
Teknik Ulang-Ucap Teknik Ulang-Ucap
Teknik Informasi Beranting Teknik Informasi Beranting
Teknik Satu Rekaman Satu Kelas Teknik Satu Rekaman Satu Kelas
Teknik Satu Mulut Satu Kelas
Teknik Grup Close
Teknik Parafrase
Teknik Simak Libat Cakap
Teknik Simak Bebas Libat Cakap
Teknik Ulang-Ucap (Menirukan)
Teknik ini biasa digunakan guru pada siswa yang belajar bahasa permulaan, baik b
elajar bahasa ibu maupun bahasa asing. Teknik ini digunakan untuk memperkenalk
an bunyi bahasa dengan dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas oleh g
uru.
Dengan teknik ini, pertama-tama guru mengucapkan kata-kata yang sederhana, se
perti “mata”, misalnya, kemudian guru memperjelas kata tersebut dengan cara men
demonstrasikannya; guru menggunakan jari tangannya untuk menunjuk salah satu
bagian wajahnya, yaitu mata. Langkah kedua, guru mengucapkan kata “mata” den
gan jelas dan keras, siswa diminta menyimaknya dengan baik, kemudian meniruka
n apa yang diucapkan guru. Langkah ketiga, guru memberikan latihan ekstensif de
ngan mengulang kata-kata yang sudah dikenalkan, kemudian menambah kosa kat
a serta mengenalkan struktur kalimat kepada siswa sampai siswa dapat mengucap
kan kata-kata dengan tepat, dan akhirnya menggunakan kata itu dalam struktur ya
ng sederhana.
Teknik Informasi Beranting
Guru memberi informasi kepada salah seorang siswa kemudian informasi tersebut
disampaikan kepada siswa di dekatnya; begitu seterusnya, informasi disampaikan
secara beranting. Siswa yang menerima informasi terakhir, mengucapkan keras-ke
ras informasi tersebut di hadapan teman-temannya. Dengan demikian, kita tahu ap
akah informasi itu tetap sama dengan sumber pertama atau tidak. Jika tetap sama,
berarti daya simak siswa sudah cukup baik, akan tetapi, bila informasi pertama ber
ubah setelah beranting, ini berarti daya simak siswa masih kurang.
Contoh:
Informasi: Andi membeli mie bersama Rani tadi pagi.
Teknik Satu Mulut Satu Kelas
Guru membacakan sebuah wacana yang dapat berupa artikel atau cerita di hadap
an siswa, dan siswa diminta menyimak baik-baik. Sebelum siswa menyimak, guru
memberi penjelasan tentang apa-apa yang akan disimak. Setelah guru selesai me
mbacakan, guru dapat meminta siswa, misalnya:
a)menceritakan kembali isi materi yang disimaknya;
b)menyebutkan urutan ide pokok dari apa yang disimak;
c)menyebutkan tokoh atau pelaku cerita dari apa yang disimaknya;
d)menemukan makna yang tersurat dari apa yang disimaknya;
e)menemukan makna yang tersirat dari apa yang disimaknya;
f)menemukan ciri-ciri atau gaya bahasa yang digunakan dalam wacana yang dibac
akan;
g)menilai isi dari apa yang disimaknya.
Teknik Satu Rekaman Satu Kelas
Guru terlebih dahulu menyiapkan rekaman melalui kaset (tape recorder), CD, ataup
un laptop yang berisi ceramah, pembacaan puisi, pidato, cerita/dongeng, drama, d
an sebagainya. Kemudian guru memberi petunjuk-petunjuk sebelum kaset di putar
tentang hal-hal yang perlu disimak. Setelah itu guru memutar rekaman yang telah d
isiapkan sebelumnya (dongeng, misalnya). Siswa diminta menyimak baik-baik. Rek
aman dapat diputar ulang bila siswa belum dapat mengikuti tentang apa yang diput
ar. Kemudian siswa diberikan tugas menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk meng
uji pemahamannya terhadap rekaman yang disimaknya, seperti:
a)apa tema dari dongeng yang anak-anak simak?
b)siapa yang menjadi tokoh dalam dongeng tersebut?
c)bagaimana watak dari tokoh tersebut?
d)sebutkan amanat yang terdapat dalam dongeng tersebut!
e)dan lain-lain.
Teknik Group Close
Dalam penggunaan teknik ini, guru membacakan sebuah wacana sekali, siswa dim
inta menyimak baik-baik. Kemudian, guru membacakan lagi wacana tersebut deng
an cara membaca paragraf awal penuh, sedangkan paragraf berikutnya ada beber
apa kata atau kelompok kata yang dihilangkan. Setelah itu, tugas siswa adalah me
mikirkan konteks wacana dan mengisi tempat yang kosong dengan kata-kata atau
peristilahan atau kelompok kata yang asli dari wacana yang dibacakan sebelumnya
.
Teknik Parafrase
Dalam penggunaan teknik ini, guru terlebih dahulu menyiapkan sebuah puisi untuk
disimak oleh siswa. Setelah itu, guru membacakan puisi yang telah disiapkan deng
an jelas. Kemudian setelah siswa selesai menyimak, siswa secara bergiliran disuru
h menceritakan kembali isi puisi yang telah disimaknya dengan kata-kata sendiri.
Dalam menerapkan teknik ini, guru harus menyesuaikan dengan perkembangan ke
bahasaan siswa, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai tujuan.
Teknik Simak Libat Cakap
Sesuai dengan nama teknik ini, penyimak terlibat dalam pembicaraan. Dalam pelak
sanaan teknik ini guru dapat menugaskan siswa mengadakan wawancara, misalny
a dengan guru wali, guru pengajar bahasa Bali, budayawan. Sebelum mengadakan
wawancara, siswa diminta menyiapkan apa yang perlu ditanyakan kepada orang y
ang diwawancarai. Tugas selanjutnya siswa menyusun hasil wawancara yang kem
udian diserahkan kepada guru untuk teliti.
Teknik Simak Bebas Libat Cakap
Teknik ini senada dengan teknik simak libat cakap yang mementingkan keterlibatan
penyimak dalam pembicaraan. Penyimak di sini hanya berlaku sebagai pemerhati
yang penuh minat, tekun menyimak apa yang disampaikan oleh pembicara sehing
ga penyimak dapat memahami isi pembicaraan, tujuan pembicaraan, menganalisis
apa yang dibicarakan, serta akhirnya menilai isi pembicaraan.
TERIMA
KASIH