Sejarah Perek. Indonesia
Sejarah Perek. Indonesia
INDONESIA
Disusun oleh :
Sriyanto., SE., MM
Sejarah Perekonomian Indonesia
PELITA I
Pelita I dimulai 1 April 1969 – 31 Maret 1947
Pelita ini menekan pada rehabilitas ekonomi, khususnya
mengangkat hasil pertanian dan penyempurnaan system irigasi dan
transportasi. Hampir seluruh target di sektor produksi berhasil
dicapai, bahkan produksi beras meningkat 25%. Tujuan pelita I
adalah menaikkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan
dasar-dasar yang kuat bagi pembangunan nasional.
Lanjutan
• PELITA II
Pelita II berlangsung pada tanggal 1 April 1974 – 31 Maret 1979.
Pelita II menekan pada peningkatan standar hidup bangsa Indonesia.
Tujuan tersebut di wujudkan dengan menyediakan pangan, sandang,
dan papan yang lebih baik, meningkatkan pemerataan
kesejahteraan; dan menyediakan lapangan kerja.
PELITA III
Pelita III dimulai tanggal 1 April 1979 – 31 Maret 1989.
Pelita ini menekankan pada sektor pertanian untuk mencapai
swasemada pangan dan pemantapan industri yang mengolah bahan
dasar atau bahan baku menjadi bahan jadi. Pelita II meningkat
27,4% di banding pelita sebelumnya. Penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan tinggal 26,9% dari jumlah penduduk tahun
1980.
Lanjutan
• PELITA IV
Pelita IV dimulai 1 April 1984 – 31 Maret 1989.
Pelita ini menekankan pada sektor pertanian untuk mempertahankan swasembada pangan
sekaligus meningkatkan industri yang dapat memproduksi mesin – mesin untuk industri
ringan maupun berat. Penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan tinggal 16,4% dari
jumlah penduduk tahun 1987.
•
PELITA V
Pelita dimulai tanggal 1 April 1989 – 31 Maret 1994.
Pelita ini menekankan pada sektor industri yang didukung oleh pertumbuhan yang mantap
di sektor pertanian.
PELITA VI
Pelita VI dimulai 1 April 1994 – 31 Maret 1999.
Pelita VI merupakan awal pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (PJPT II). Pada
tahap ini bangsa Indonesia memasuki proses Tinggal Landas menuju terwujudnya
masyarakat maju, adil dan mandiri. Pelita VI menitik beratkan pada bidang ekonomi dengan
keterkaitan antara industri dan pertanian serta bidang pembangunan lainnya guna
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Masa Pemerintahan Transisi
Periode I (2004-2009)
-Kebijakan kontroversial yaitu mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata
lain menaikkan harga BBM.
-Kebijikan kontroversial, Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat
miskin.
-Diadakan Indonesian Infrastructure Summit pada November 2006 yang
mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
-Pertengahan Oktober 2006, Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada
IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS.
-Birokrasi pemerintah terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya
realisasi belanja Negara dan daya serap, karena inefisiensi pengelolaan
anggaran .
-Namun, masa pemerintahan SBY, perekonomian Indonesia memang
berada pada masa keemasannya. Indikator yang cukup menyita perhatian
adalah inflasi.
Lanjutan
Periode II (2009-2014)
Pada periode ini, pemerintah khususnya melalui Bank Indonesia menetapkan
empat kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional negara
yaitu:
1. BI rate
2. Nilai tukar
3. Operasi moneter
4. Kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan
makroprudensial lalu lintas modal.