Disusun oleh :
Kelompok 2
Bilie F. Yaas
Andini F. Wijayanti
Eni Nurjanah
Firstnanda Arya Z
Rahmatun A. C. N. Basik-basik
Yohana Simbiak
Kelas Xa
SMAN 2 KAIMANA
Tahun Ajaran 2017/2018
Pengertian peradaban lembah sungai kuning
Peradaban Lembah Sungai Kuning adalah peradaban bangsa Cina yang muncul di lembah
Sungai Kuning (Hwang Ho atau yang sekarang disebut Huang He). Sungai Hwang Ho disebut
sebagai Sungai Kuning karena membawa lumpur kuning sepanjang alirannya. Sungai ini
bersumber dari Pegunungan Kwen-Lun di Tibet dan mengalir melalui daerah Pegunungan Cina
Utara hingga membentuk dataran rendah dan bermuara di Teluk Tsii-Li, Laut Kuning. Pada
daerah lembah sungai yang subur inilah kebudayaan bangsa Cina berawal.
Tumbuh dan berkembangnya kebudayaan Cina di Lembah Sungai Hwang-Ho didukung oleh
beberapafaktor sebagai berikut :
Air Sungai Hwang-Ho membeku pada musim dingin, sehingga sulit bagi masyarakat Cina
melaksanakan aktivitas kehidupannya.
Ketika musim semi tiba, salju-salju mencair dan menimbulkan air bah serta menggenangi
dataran rendah yang amat luas. Keadaan tersebut dihadapi oleh masyarakat Cina dengan
membuat tanggul raksasa. Sungai Hwang-Ho disebut Sungai Kuning, karena air yang
mengalir berwarna kuning.
LETAK GEOGRAFIS PERADABAN LEMBAH SUNGAI KUNING
(HWANG HO)
Secara garis besar, letak geografis Cina dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Lembah Sungai Hwang Ho (Sungai Kuning)
Sungai Hwang Ho dianggap berkah bagi bangsa Cina, lahan-lahan di sekitar sungai
menjadi subur setelah terjadi banjir yang membawa lumpur-lumpur. Aliran Sungai
Huang Ho dari hulu yang berada di Kwen Lun (Tibet) sampai muara Teluk Tsi-Li.
Lembah Sungai Yang Tse
Lembah Sungai Yang Tse merupakan pusat pertanian sehingga banyak ditemui kota-
kota di sekitarnya. Sungai Yang Tse memiliki sumber di Pegunungan Kwen Lun (Tibet)
dan bermuara di Laut Cina Timur.
Cina Selatan
Di daerah ini banyak ditemukan bahan timah. Daerah ini sebagai bukti bahwa bangsa
Cina di masa prasejarah sudah mampu membuat perkakas dari bahan-bahan logam.
Kedua sungai yang telah disebutkan merupakan cikal bakal tumbuhnya peradaban di
Cina, namun walau demikian kebudayaan yang timbul ditemukan berada di Lembah
Sungai Hwang Ho.
FILSAFAT
Filsafat Cina berkembang pada masa pemerintahan Dinasti Chou. Pada masa itu lahir tiga
ahli filsafat Cina, yakni Lao Tse, Kong Fu Tse Zi (Kong Hu Cu), dan Meng Tse.
Ajaran Lao Tse tercantum dalam bukunya yang berjudul Tao Te Cing. Lao Tse percaya
bahawa ada semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal dan abadi, yaitu bernama Tao.
Ajaran Lao Tse bernama Taoisme dan mengajarkan manusia untuk menerima nasib..
Ajaran Kong Fu Tse berdasarkan Tao juga. Menurut ajaran Kong Fu Tse, Tao adalah sesuatu
kekuatan yang mengatur segala-galanya dalam alam semesta ini, sehingga tercapai
keselarasan. Ajaran Kong Fu Zi yang mencakup bidang pemerintahan dan keluarga telah
memberikan pengaruh yang begitu besar bagi masyarakat Tionghoa karena memengaruhi
cara berpikir dan sikap hidup sebagian besar bangsa Cina.
Meng Tse (372-280 SM) adalah seorang murid Kong Fu Tse yang melanjutkan ajaran
gurunya. Kong Fu Zi mengajarkan pengetahuan kepada rakyat jelata dan menurut ajarannya,
rakyatlah yang terpenting dalam suatu negara.
Ajaran Lao Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse mulai dibukukan, baik oleh filsuf itu sendiri
maupun oleh para pengikutnya. Li Tai Po dan Tu Fu merupakan dua orang pujangga terkenal
yang hidup di zaman Dinasti T’ang (abad ke-118 M).
KEBUDAYAAN
Pada awalnya huruf Cina yang dibuat sangat sederhana, yaitu satu lambang untuk satu pengertian. Pada
masa pemerintahan Dinasti Han, seni sastra Cina kuno berkembang pesat seiring dengan ditemukannya
kertas. Ajaran Lao Zi, Kong Fu Zi, dan Meng Zi banyak dibukukan baik oleh filsuf itu sendiri maupun para
pengikutnya.
Selain berupa sastra, kebudayaan Cina yang muncul dan berkembang di lembah Sungai Kuning adalah seni lukis,
keramik, kuil, dan istana. Perkembangan seni lukis terlihat dari banyaknya lukisan hasil karya tokoh ternama
yang menghiasi istana dan kuil.
Seni bangunan Cina Kuno :
Tembok Besar Cina (The Great Wall of China)
Tembok Besar Cina dibangun pada masa Dinasti Qin untuk menangkal serangan dari musuh di
bagian utara Cina, terutama suku
bangsa Syung Nu dan Tartar. Tembok besar cina mempunya ukuran
panjang sekitar 7000 km, lebar 8 m, dan tinggi 16 m.
Kuil Dewa Langit
Kuil adalah bangunan suci untuk tempat pemujaan Para Dewa. Salah satu kuil yang terkenal adalah kuil
pemujaan terhadap dewa langit yang dibangun di kota Beijing. Bangunan ini terbuat dari batu pualam yang
indah
Istana Kaisar
Bangunan megah yang dibangun di Cina selain kuil adalah istana Kaisar. Hal itu dikarenakan pandangan bahwa
Kaisar adalah penjelmaan para Dewa yang memerintah di cina.
KEPERCAYAAN
Sebelum ajaran Kong Fu Zi dan Meng Zi, bangsa Cina menganut kepercayaan
kepada dewa-dewa yang dianggap memiliki kekuatan alam. Dewa-dewa yang
menerima pemujaan tertinggi dari mereka adalah Feng-Pa (dewa angin), Lei-
Shih (dewan angin taufan yang digambarkan sebagai naga besar), T'sai-Shan
(dewa penguasa bukit suci), dan Ho-Po.
Daerah di luar T'ien-hsia dianggap sebagai daerah kosong tempat tinggal para
hantu dan Dewi Pa (penguasa musim semi).
KEHIDUPAN EKONOMI
Pada masa Dinasti Shang, mata pencaharian penduduk Cina Kuno sebagai
petani. Para petani saat itu sudah menggunakan bajak untuk mengolah
tanah. Selain itu, ada juga yang beternak, berburu dan menangkap ikan.
Pada masa Dinasti Chin, mata pencaharian utama penduduk adalah petani
dan penenun.
PERTANIAN
Lembah Sungai Kuning merupakan daerah yang sangat subur dan dapat
dikatakan sebagai urat nadi kehidupan bangsa Cina. Pada daerah yang subur
itu masyarakat Cina hidup bercocok tanam, seperti menanam gandum, padi,
teh, jagung, dan kedelai.
Bangsa Cina Kuno telah mengenal sistem pertanian sejak zaman Neolithikum
yakni sekitar tahun 5000 SM. Tanaman pangan utama yang diusahakan
adalah padi, buah-buahan, kacang-kacangan, sayur-mayur, dan lain-lain. Pada
zaman perunggu tanaman pertanian yang diprioritaskan, antara lain, padi,
teh, kacang, kedelai, rami, dan lain-lain.
Pada masa pemerintahan Dinasti Chin (221-206 SM) terjadi kemajuan yang
sangat pesat dalam sistem pertanian. Pada masa ini pertanian sudah
diusahakan secara intensif. Pada masa itu telah dikenal pupuk untuk
menyuburkan tanah, irigasi yang baik, dan perluasan lahan gandum.
KEHIDUPAN SOSIAL
Dalam kehidupan sosial masyarakat Cina Kuno diatur dalam aturan feodalisme.
Kelompok bangsawan berkuasa atas rakyat. Rakyat wajib membayar upeti/pajak
kepada bangsawan.
Masyarakat Cina Kuno menghormati beberapa kekuatan gaib. Penghormatan itu
ditujukan kepada :
1. Dewa Langit (Syangit) sebagai dewa tertinggi.
2. Kekuatan alam.
3. Arwah leluhur.
Sistem pemerintahan yang lazim digunakan di Cina ketika itu adalah sistem dinasti.
Sistem ini menganut pergantian kekuasaan secara turun-temurun.
· Dinasti Shang
· Dinasti Chou
· Dinasti Chin
· Dinasti Han
· Dinasti Tang
· Dinasti Shung
PEMERINTAHAN
Tulisan mereka terdiri dari huruf Pectograf, yaitu huruf yang merupakan
gambar dan setiap gambar merupakan satu kata.
Masyarakat Tiongkok kuno memiliki banyak ahli astronomi (ilmu perbintangan) yang
dapat membantu masyarakat dalam pembuatan sistem penanggalan.
Cina kaya akan barang tambang seperti batu bara, besi, timah, emas, wolfram, dan
tembaga.
TATA KOTA
Sungai Kuning berhulu di pegunungan Kwen Lun di Tibet dan bermuara di Teluk Tsii-Li di
Laut Kuning. Sungai yang sangat panjang ini membawa lumpur kuning yang sangat subur.
Daerah-daerah yang dilalui aliran Sungai ini memilikki tanah pertanian yang cukup luas,
daerah ini di diami oleh bangsa Cina Kuno.
Bangsa-bangsa kelana (nomaden) seperti bangsa Syung-Nu, Tibet, dan Mongol selalu
berusaha menyerbu daerah-daerah subur dilembah sungai kuning, sehingga sering kali
terjadi peperangan.
Untuk menghindari penyerbuan bangsa Kelana, dibangunlah sebuah tembok besar (The
Great Wall Of Cina) yang panjangnya mencapai 3.000 Km dengan tinggi rata-rata
mencapai 16 m. Bangunan kolosal ini dirintis pada masa pemerintahan Dinasti Chin ( 221-
206 SM ) penyelesaiannya dilakukan pada masa pemerintahan Raja-Raja Dinasti Ming
(1368-1644 M).
Dengan adanya tembok besar Cina ini, pusat pemerintahan dan pemukiman bangsa Cina
kuno dikelilingi tembok raksasa tersebut.Pusat pemerintahan dan rumah-rumah penduduk
telah dibangun secara teratur dengan menggunakan batu bata. jalan-jalan raya juga di
bangun untuk mempelancar hubungan antar daerah.