Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH PERKEMBANGAN

AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM


TERHADAP KEHIDUPAN
MASYARAKAT INDONESIA
 Masuk & Berkembangnya Agama &
Kebudayaan Islam di Indonesia
Beberapa pendapat tentang masuknya
Islam di Indonesia

Teori Gujarat (India): W. F. Stutterheim


Eviden: peninggalan nisan Sultan Malik al-Saleh
yang reliefnya menunjukkan kesamaan
dengan nisan-nisan yang terdapat di
Gujarat, India
Teori Mekah (Arab): Hamka
Eviden: (1). Dianutnya mazhab Syafii oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia.
Mazhab Syafii sendiri merupakan
mazhab besar dan istimewa di Mekah.
(2). Adanya perkampungan orang-orang
Arab di pantai Barat Sumatera
Teori Persia: Hoesein Djajadiningrat
Eviden: Adanya kesamaan budaya. Antara lain
dalam hal peringatan 10 Muharam atau
Syura sebagai peringatan kaum Syiah
atas kematian Husain, putra Ali
Kondisi Politik di Beberapa Wilayah
Nusantara Masa Kedatangan Pengaruh
Islam

Sumatra: Pada abad ke-13, Kerajaan Sriwijaya mulai


mengalami kemunduran

Jawa: Surutnya pengaruh Majapahit akibat terjadinya


konflik politik internal kerajaan yaitu perebutan
kekuasaan di antara keturunan raja. Dampaknya,
banyak daerah-daerah vassal Majapahit yang
kemudian melepaskan diri
Kalimantan Selatan: Sebelum kedatangan Islam di
daerah ini sudah berkembang kerajaan yang
bercorak Indonesia-Hindu, dengan pusatnya
berada di Nagara Daha

Kalimantan Timur: Sebelum kedatangan Islam,


corak Indonesia-Hindu lebih dominan dalam
kehidupan kerajaan2 di Kalimantan Timur,
seperti kerajaan Kutai, yang merupakan
Kerajaan Hindu tertua di nusantara
Proses Penyebaran Islam di Indonesia

Berlangsung secara damai (pacific penetration)

Pertama, penduduk Indonesia “berhubungan” dengan


agama Islam dan kemudian menganutnya
Kedua, orang2 asing (Arab, India, Cina, dll) yang telah
memeluk Islam & menetap di Indonesia, kemudian
melakukan perkawinan campuran, & mengikuti gaya
hidup lokal. Pengetahuan agama Islam & aktivitas
keagamaannya itu yang kemudian secara perlahan mulai
diikuti oleh masyarakat setempat
Persebaran Islam di Indonesia abad XIII-XVI M
Sumber: Indonesian Heritage: Religion and Ritual, 2002
Kota-kota Islam masa awal kedatangan Islam
Sumber: Indonesian Heritage: Religion and Ritual, 2002
 Bukti2 masuknya Islam di Indonesia
Makam Fatimah binti Maimun

Ditemukan di Leran, Gresik. Pada batu nisannya tertulis


nama Fatimah binti Maimun & angka tahun 1082 (475
H). Artinya, bahwa pada akhir abad XI Islam telah
masuk ke Indonesia
Makam Sultan Malik Al-Saleh

Di Aceh, berangka tahun 1297. Mengingat Malik Al-


Saleh adalah seorang sultan, maka dapat diperkirakan
bahwa Islam telah masuk ke daerah Aceh jauh sebelum
Malik Al-Saleh mendirikan Kesultanan Samudera Pasai
Sumber Berita Ma-Huan

Pada abad ke-13 Islam telah berkembang di Indonesia.


Dibuktikan dengan penemuan puluhan batu nisan
muslim di Troloyo, Trowulan Gresik yang berasal dari
abad ke-13
Sumber Berita Marco Polo
(musafir dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di
Perlak dan beberapa tempat di Aceh bagian Utara dalam
perjalanananya ke Cina)
Bahwa pada abad XIII Islam telah berkembang di
Sumatera bagian Utara. Di Perlak, pada tahun 1292 telah
banyak masyarakatnya yang memeluk Islam.
Ceritera Ibnu Battuta
(Pada tahun 1345, Ibn Battuta mengunjungi Samudera Pasai. Ia
seorang pengembara yang termashur dari Taugier (Marroko) yang
hidup pada tahun 1304-1378)

Tahun 1345 Islam telah berkembang di Aceh. Sultan


Samudera Pasai sangat baik terhadap ulama dan
rakyatnya. Samudera Pasai merupakan kesultanan
dagang yang sangat maju
Sumber Dinasti Tang

Islam masuk ke Nusantara sejak abad ke-7 dan 8 M.


Hal itu dibuktikan, dengan ramainya selat Malaka
dari aktivitas pedagang-pedagang Muslim

Sumber berita Tome Pires

Dalam Suma Orienta, Pires menyebutkan bahwa


daerah-daerah sekitar pesisir Utara Sumatra telah
banyak masyarakat dan kerajaan Islam
Saluran-saluran Penyebaran Islam
di Indonesia

Perdagangan
Suasana Kegiatan Perdagangan
di Pasar Banten Abad XVI. Pasar
merupakan salah satu pusat
kegiatan manusia. Di tempat itu,
setiap orang melakukan interaksi
dengan semua orang yang dijumpai
tanpa membedakan asal &
agamanya. Bahkan, setiap orang
dapat memperoleh pengalaman &
pengetahuan baru, termasuk
pengetahuan tentang Islam
Perkawinan

Orang2 asing (Arab, India, Cina, dll) yang


telah memeluk Islam & menetap di Indonesia,
kemudian melakukan perkawinan campuran,
& mengikuti gaya hidup lokal. Pengetahuan
agama Islam & aktivitas keagamaannya itu
yang kemudian secara perlahan mulai diikuti
oleh masyarakat setempat
Pendidikan

Pengenalan & penyebaran ajaran serta nilai-


nilai Islam melalui pendidikan dilakukan
setelah masyarakat muslim di nusantara
terbentuk. Pendidikan agama Islam itu
dilakukan oleh guru2 agama, kyai & ulama.
Untuk terselenggaranya pendidikan, mereka
mendirikan pondok2 pesantren
Politik

Proses penyebaran Islam secara politik


dilakukan oleh para penguasa pribumi.
Sebagai orang yang memiliki pengaruh besar
dalam masyarakat, apa yang dilakukan
penguasa sering dijadikan panutan. Itulah
sebabnya tindakan penguasa yang masuk
Islam segera diikuti oleh rakyatnya
Kesenian

Melalui media seni tertentu. Diantaranya


adalah seperti yang dilakukan oleh Sunan
Kalijaga, yang memanfaatkan media wayang
yang merupakan kesenian asli Jawa sebagai
media penyebaran agama dan nilai-nilai
Islam
Personifikasi wayang Islam dengan nama-nama wali
masa awal perkembangan Islam sebagai metode
penyebaran ajaran Islam.
Sumber: Indonesian Heritage: Agama dan Upacara, 2002
Aktor-aktor yang Berperan Dalam
Proses Persebaran Islam di Nusantara

Peranan Kaum Sufilah


Proses Islamisasi di Indonesia bersamaan
waktunya dengan kurun waktu ketika paham Sufi
mulai mendominasi dunia Islam, yaitu setelah
jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Mongol
(1258). Kaum Sufi dari berbagai kebangsaan
diantaranya banyak yang melakukan perjalanan ke
Indonesia dengan menggunakan kapal2 dagang
Peranan Ulama & Mubalig
o Dato’ri Bandang , Dato Sulaeman yang
menyebarkan agama Islam di daerah Sulawesi

o Dato’ri Bandang bersama Tuan Tunggang’ri


Parangan yang melanjutkan penyebaran agama
Islam ke Kutai, Kalimantan Timur
Peranan Wali
Contoh: “Wali Sanga” (Maulana Malik Ibrahim,
Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan
Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria,
Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati)
Wali Sanga
(dari kiri ke kanan):

Maulana Malik Ibrahim,


Sunan Ampel, Sunan
Bonang, Sunan Kalijaga,
Sunan Giri, Sunan Drajat,
Sunan Kudus, Sunan
Muria, dan Sunan
Gunung Jati
Peranan para pemikir islam

Melalui karya-karya tulisnya, para pemikir Islam


Nusantara memberi pengetahuan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran agama
Islam. Diantara para pemikir Islam tersebut yang
terkenal adalah Hamzah Fansuri (pengembang
ajaran tasawuf Qodariyah, menetap di Aceh);
Nuruddin ar-Raniri (menyusun kitab Bustanus
Salatin, tinggal di Aceh); dan Bukhari al-Jauhari
(menyusun kitab Tajus Salatin, tinggal di Aceh).
Peranan Pedagang
(Baik Lokal Nusantara Maupun Asing)

Jalur perdagangan dan persebaran Islam di


Indonesia
 Perkembangan Tradisi Islam di
Berbagai Daerah
Tradisi Ziarah
(kebiasaan mengunjungi makam tokoh 2 Islam yang telah
meninggal, seperti makam para wali, raja-raja kerajaan Islam dll)

Ziarah Kubur
Para peziarah sedang
berdoa di depan pintu
masuk makam sunan
gunung Jati, di Cirebon
Jawa Barat.
Sumber: Indonesian Heritage: Religion
and Ritual, 2002
Tradisi Maulud
(Merupakan tradisi perayaan keagamaan dalam masyarakat Islam atau
di negara2 Islam untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad
s.a.w yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal bulan Khomariah ketiga)

Perayaan Maulud dalam bentuk upacra Sekaten di Yogjakarta


Sumber: Indonesian Heritage: Religion and Ritual, 2002
Tradisi Tajdid
(Tajdid atau pembaharuan merupakan tradisi menyangkut upaya
melakukan pemurnian kepercayaan & praktik keagamaan Islam dalam
untuk mengarahkan kehidupan umat Islam ke jalan yang didasarkan
pada ajaran Al-Quran dan Sunah Rasul. Tradisi tajdid mengambil
bentuk gerakan modernisasi & pembaharuan seperti Muhammadiyah,
Persis, al-Irsyad, Jamiat ul-Khair, & SDI atau SI)

Tradisi Daur Kehidupan:


Masa Kelahiran
(Orang tua melakukan kurban hewan untuk setiap anak. Dalam istilah
Arab-Indonesia disebut dengan aqiqa. Jumlah hewan kurban untuk
kelahiran anak laki2 adalah dua ekor, anak perempuan satu ekor. Dalam
tradisi umat Islam di Jawa, upacara dilakukan pada hari kelima sejak
kelahiran. Dalam upacara tersebut, beberapa helai rambut anak dipotong.
Dimaksudkan sebagai upaya membebaskan anak dari darah kotor)
Tradisi aqiqah dan
upacara selamatan
Sumber: Indonesian
Heritage: Religion and
Ritual, 2002
Memasuki Dewasa: Sunatan

Tradisi upacara menjelang sunatan masyarakat Islam Sul. Tenggara


Sumber: Indonesian Heritage: Religion and Ritual, 2002
Tradisi Perkawinan

Salah satu bagian dari tradisi upacara perkawinan di Sumatra


Sumber: Indonesian Heritage: Religion and Ritual, 2002
Tradisi Upacara Kematian

(Upacara kematian dalam Islam terkait dengan


upacara pemakaman, yaitu kewajiban pada yang
ditingal untuk memenuhi serangkaian kewajiban yang
ada dalam kitab suci mulai dari mamandikan mayat,
mengkhafankan, mensholatkan, menguburkan hingga
berdoa memohon kalapangan kubur bagi yang
meninggal)
 Perkembangan Pendidikan, Kesenian
& Kesusastraan Bercorak Islam di
Indonesia
Perkembangan Pendidikan Islam
(Dimulai sejak munculnya pengaruh agama & budaya Islam di Indonesia,
sekitar abad ke-13 M. Pendidikan Islam di Indonesia semakin mengalami
peningkatan seiring dengan berdirinya berbagai kerajaan Islam di Indonesia.
Tujuan awalnya adalah untuk memberi pemahaman & menyebarluaskan
ajaran Islam (ketauhidan). Kemudian meluas ke berbagai hal yang berkaitan
dengan kebudayaan Islam. Perkembangan awal pendidikan Islam di
Indonesia, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan aktivitas
perdagangan internasional pada waktu itu. Dalam perkembangannya
kemudian muncullah institusi2 yang secara khusus mengabdikan pada
kegiatan pendidikan Islam, seperti pesantren, madrasah, masjid, dan partai-
partai Islam)
Kondisi pesantren pada masa awal berkembangnya Islam di Indonesia.
Sumber: Indonesian Heritage: Sejarah Modern Awal, 2002
Masjid Ternate. Masjid sebagai tempat ibadah dan fungsi
aktivitas sosial.
Sumber: Indonesian Heritage: Religion and Ritual, 2002
Perkembangan Kesenian Islam

Seni Pertunjukan

Contoh: tari seudati (Aceh)

Tari Seudati
Sumber: Indonesian Heritage: Seni Pertunjukan, 2002
Contoh: Pertunjukan debus (Banten, Aceh & Minangkabau):
merupakan pertunjukan kekebalan tubuh
Contoh: gamelan pengiring upacara sekaten:
upacara yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan
terhadap kelahiran Rasulullah

Perangkat alat
gamelan yang biasa
dipakai dalam upacara
sekaten memperingati
Maulud nabi

Sumber: Indonesian Heritage:


Seni Pertunjukan, 2002
Bidang Seni Rupa

Contoh: kaligrafi, yaitu seni tulis indah dengan


menggunakan huruf Arab; pembuatan nisan
sebagai tanda kubur

Penggalan
Kaligrafi surat
Yasin dan ayat
Kursi pada batu
nisan di Pasai

Sumber: Indonesian
Heritage: Modern
Historis, 2002
Bidang Seni Bangunan

Contoh: Bangunan masjid dan bangunan keraton

Masjid Yogyakarta abad pertengahan dikaitkan


dengan latar belakang kehidupan Istana/kraton
Sumber: Indonesian Heritage: Sejarah Modern Awal, 2002
Kraton
Yogyakarta
Sumber:
http://kraton.yogya.i
ndo.net.id
Kraton Surakarta
Sumber: http://kraton.yogya.indo.net.id
Keraton Sultan Kutai pada masa Sultan A.M. Alimuddin
Sumber: www.kutaikartanegara.com
Seni Sastra Islam
(Kesusastraan Islam yang berkembang di Indonesia antara
lain berupa hikayat, syair bernuansa Islam, dan suluk)

Pusat Kegiatan Sastra Islam Awal


Sumber: Indonesian Heritage, 2002
o Sastra Islam Berbentuk Hikayat

Contoh: Babad tanah Jawi , Babad Cirebon,


Hikayat Pasai, Bustanus Salatin, Taj-us
Salatin

Hikayat dari Pasai

Sumber: Indonesian Heritage:


Sejarah Modern Awal, 2002
Hikayat Bustanus Salatin Hikayat Taj-us Salatin
karya Bukhari (Aceh, 1603)
Sumber: Indonesian Heritage: Sejarah Sumber: Indonesian Heritage: Sejarah Modern
Modern Awal, 2002
Awal, 2002
o Sastra Islam Berbentuk Syair
Contoh: Syair karya Abdul Muluk (berisi kisah hidup Raja
Abdul Muluk), syair karya Ali Haji (berisi nasehat
bagi para pemimpin, pegawai & rakyat biasa agar
dihormati & disegani orang lain)
o Sastra Islam Berbentuk Suluk (Suluk berasal dari kata dalam
bahasa Arab yang mengacu pada hidup dengan cara sufi atau
mengikuti aturan sufi).

Di Indonesia ajaran yang terkandung dalam suluk


berkaitan dengan ajaran spiritual Islam-Jawa, yaitu
perpaduan antara paham mistik Islam dengan budaya
Jawa tradisional
Contoh karya Suluk Seorang juru tulis Islam
abad ke-19 M
Sumber: Indonesian Heritage: Sejarah
Sumber: Indonesian Heritage:
Modern Awal, 2002
Sejarah Modern Awal, 2002
 Sistem & Struktur Sosial Masyarakat
Bercorak Islam di Indonesia

•Golongan raja dan keluarganya


•Golongan elite atau kelompok terkemuka
•Golongan non-elite (rakyat kebanyakan
atau wong cilik), dan
•Golongan budak atau hamba sahaya

Anda mungkin juga menyukai